HERBANUS – Yayasan Pelestari Herbal Nusantara

UBI KATES

Ubi kates (Ipomoea cairica) adalah tanaman yang berasal dari Asia Tenggara tropis dan dikenal sebagai tanaman merambat dengan bunga berwarna ungu hingga merah muda. Tanaman ini kadang dibudidayakan sebagai tanaman pergola atau tumbuh liar di hutan pinggir, mulai dari ketinggian 400 sampai 1500 meter di atas permukaan laut.

Klasifikasi ilmiah ubi kates adalah:

Kingdom: Plantae

Famili: Convolvulaceae

Genus: Ipomoea

Spesies: Ipomoea cairica.

Nama daerah ubi kates beragam, tetapi umumnya dikenal sebagai ubi kates atau sri pagi di berbagai wilayah Indonesia. Beberapa wilayah menyebutnya dengan nama lokal sesuai bahasa setempat, tapi istilah ubi kates lebih sering digunakan secara umum.

Kandungan kimia ubi kates meliputi alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, antrakuinon, fenol, arctiin, arctigenin, trachelogenin, matairesinol, umbeliferone, sitosterol, scopoletin, quercetin, glucopyranosil, dan cyanidin-3-(p-coumaryl-caffeoyl). Selain itu, tanaman ini mengandung karbohidrat, protein, asam amino, terpenoid, dan sterol yang memberikan berbagai manfaat kesehatan.

Manfaat kesehatan ubi kates antara lain sebagai peluruh air seni, anti-radang, mengatasi infeksi saluran pernapasan, serta memperkuat sistem imun. Daun muda dan akar tanaman biasanya digunakan dalam bentuk ramuan tradisional untuk mengatasi ruam, demam, serta infeksi pernapasan ringan.

Cara konsumsi ubi kates biasanya dengan merebus seluruh bagian tanaman segar sebanyak 12 gram dalam 200 ml air sampai mendidih hingga air rebusan tinggal setengahnya, kemudian disaring dan diminum sekaligus sebagai obat herbal. Untuk infeksi saluran pernapasan, air rebusan diminum dua kali sehari pagi dan sore.

Dosis anjuran sekitar 12 gram seluruh bagian tanaman per penyajian rebusan, diminum sehari sekali untuk peluruh air seni dan dua kali sehari untuk infeksi saluran pernapasan. Tidak ada dosis baku yang tepat dalam literatur ilmiah, sehingga penggunaan harus sesuai anjuran tradisional dan tidak berlebihan.

Dampak negatif tanaman ubi kates harus diwaspadai karena mengandung hidrogen sianida sehingga umbinya beracun jika dimakan mentah atau kurang olah. Konsumsi bagian tanaman selain sudah dimasak dengan benar relatif aman. Reaksi toksik dapat muncul jika dikonsumsi berlebihan atau tidak diproses dengan baik.

Singkatnya, ubi kates (Ipomoea cairica) berasal dari Asia Tenggara, diklasifikasikan dalam famili Convolvulaceae, mengandung banyak senyawa kimia aktif seperti alkaloid dan flavonoid, bermanfaat sebagai peluruh air seni dan anti-radang, dikonsumsi dengan cara direbus sebagai ramuan herbal, dosis anjuran sekitar 12 gram segar per penyajian, dan berpotensi negatif jika umbinya tidak diolah dengan benar karena kandungan sianida.

YURE (Nerium indicum Mill /sinonim Nerium odorum Ait)

Daun Jure - Nerium Indicum Mill. Leaf (Dried and Powder) – Pusaka Djava

Pohon Yure, yang secara ilmiah dikenal sebagai Nerium indicum Mill atau Nerium odorum Ait, adalah tanaman perdu yang berasal dari Asia Selatan, terutama India, dan tersebar juga di wilayah Asia lain seperti Nepal, Myanmar, dan Cina. Tanaman ini terklasifikasi dalam famili Apocynaceae dan termasuk genus Nerium. Di Indonesia, pohon ini dikenal dengan beberapa nama daerah seperti jure (Jawa), kenyeri (Bali), kembang mentega, bunga mentega, dan oleander.

Klasifikasi

Kingdom: Plantae

Ordo: Apocynales

Famili: Apocynaceae

Genus: Nerium

Spesies: Nerium indicum Mill (sinonim Nerium odorum Ait)

Nama Daerah

Jawa: jure

Bali: kenyeri

Nama lain: kembang mentega, bunga mentega, oleander

Kandungan Kimia

Pohon Yure mengandung senyawa kimia penting seperti triterpen, glikosida jantung (oleandrin), oleanderol, asam kanerat, dan kanerin. Senyawa oleandrin merupakan glikosida kardioaktif yang memberikan efek farmakologis khususnya pada jantung.

Manfaat Kesehatan

Mengandung glikosida jantung yang digunakan dalam dosis kecil sebagai obat jantung.

Memiliki sifat diuretik, antiskabies (melawan kudis), antijamur, antibakteri, dan ekspektoran.

Beberapa penelitian menunjukkan potensinya sebagai antikanker dan imunomodulator.

Cara Konsumsi

Pohon Yure biasanya tidak dikonsumsi langsung karena mengandung racun. Umumnya digunakan dalam bentuk ekstrak yang diolah secara khusus dalam dosis terkendali. Pemanfaatan tradisional sering berupa rebusan atau produk herbal, namun harus hati-hati dan di bawah pengawasan medis ketat.

Dosis Anjuran

Tidak ada dosis standar yang umum karena toksisitasnya yang tinggi. Penggunaan ekstrak harus dengan dosis kecil sesuai anjuran dokter atau ahli herbal yang berpengalaman untuk menghindari keracunan.

Dampak Negatif

Mengandung racun berbahaya terutama pada bagian batang, biji, dan akar.

Konsumsi berlebihan dapat menyebabkan keracunan jantung, gangguan pernapasan, bahkan kematian.

Tidak dianjurkan untuk wanita hamil dan anak-anak.

Efek samping dapat berupa mual, muntah, gangguan irama jantung, dan masalah pencernaan.

Ringkasnya, pohon Yure (Nerium indicum/odorum) adalah tanaman yang memiliki nilai farmakologis tinggi dengan kandungan glikosida jantung beracun, yang bila digunakan dengan benar dapat memberikan manfaat kesehatan terutama untuk penyakit jantung. Namun, karena toksisitasnya, penggunaannya harus sangat hati-hati dan diawasi medis.

WIJAYA KUSUMA (Epiphyllum oxypetalum/Disocactus anguliger)

Bunga Wijaya Kusuma: Tanaman Hias yang Mekar di Malam Hari (2022)

1. Asal-usul dan Habitat
Wijayakusuma (biasa dimaksudkan: Epiphyllum oxypetalum/Disocactus anguliger) adalah tanaman kaktus epifit asli Meksiko dan Amerika Tengah. Dibudidayakan luas di Asia Selatan dan Tenggara sebagai tanaman hias karena bunga besarnya yang harum dan hanya mekar di malam hari (“Queen of the Night”). Ada juga jenis pohon Pisonia grandis (dihormati di keraton Jawa), tapi yang populer dalam terapi dan budaya adalah kaktus bunga malam.

2. Klasifikasi Botani

Kingdom: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Caryophyllales

Famili: Cactaceae

Genus: Epiphyllum/Disocactus

Spesies: Epiphyllum oxypetalum / Disocactus anguliger

3. Nama Daerah

Wijayakusuma, bunga malam, bunga wiku (Jawa)

Queen of the night (Inggris)

4. Kandungan Kimia
Studi menunjukkan bagian bunga dan daun wijayakusuma mengandung:

Flavonoid

Alkaloid

Tanin

Fenolik

Saponin

Sterol/triterpenoid

Glikosida

Protein/asam amino
Kandungan utama yang berperan dalam efek antioksidan dan antiinflamasi adalah fenolik dan flavonoid.

5. Manfaat Kesehatan
Tradisi dan riset menyebutkan manfaat utama bunga/daun wijayakusuma:

Antioksidan

Antiinflamasi

Antibakteri

Dapat membantu menurunkan gula darah dan tekanan darah

Mempercepat penyembuhan luka

Mendukung pemulihan penyakit paru-paru (misal, rebusan bunga/daun untuk penderita TBC )

Membantu merilekskan tubuh dan insomnia jika dikonsumsi dalam dosis herbal tertentu

6. Cara Konsumsi

Air rebusan daun/bunga wijayakusuma: 3-5 kuntum bunga direbus dalam 800 ml air, dapat ditambah lidah buaya dan gula sesuai tradisi. Setelah mendidih, airnya disaring dan diminum.

Daun/bunga juga bisa dikeringkan lalu diseduh seperti teh.

Untuk penggunaan luar: digunakan untuk memercepat penyembuhan luka/luka bakar ringan.

7. Dosis Anjuran

3-5 kuntum bunga per 800 ml air (untuk satu kali rebusan, dapat diminum harian atau sesuai anjuran praktisi herbal)

Tidak ada dosis resmi medis; batasi konsumsi sesuai kebutuhan/minimal, hindari penggunaan berlebihan dalam jangka panjang tanpa pengawasan

8. Dampak Negatif

Efek samping sangat jarang, sebagian besar penggunaan aman secara tradisional

Hentikan penggunaan jika muncul alergi (gatal, ruam, mual)

Laporan toksisitas akut tidak ditemukan, namun konsumsi sangat berlebihan tetap tidak dianjurkan, utamanya untuk anak dan ibu hamil tanpa pengawasan

Hindari penggunaan bagian tanaman yang tidak diketahui manfaatnya (misal, batang dan akar yang belum diuji klinis)

Kesimpulan:
Wijayakusuma (Epiphyllum oxypetalum) adalah kaktus malam asli Amerika Tengah, kaya antioksidan dan senyawa bioaktif, dapat membantu antiinflamasi dan mempercepat penyembuhan, dikonsumsi dalam bentuk air rebusan bunga/daunnya dengan dosis herbal tradisional 3-5 kuntum per 800 ml, dan jarang menyebabkan efek samping bila tidak dikonsumsi berlebihan.

WIDURI (Calotropis gigantea)

1. Asal-usul dan sebaran
Widuri atau biduri adalah perdu besar/pohon kecil dengan nama ilmiah Calotropis gigantea. Tanaman ini tersebar luas di daerah tropis kering Asia: Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, Sri Lanka, India, hingga China, banyak tumbuh liar di pesisir, padang rumput kering, tepi sungai, dan lahan berbatu sampai ±1.000–1.400 m dpl.

2. Klasifikasi botani

Kingdom: Plantae

Ordo: Gentianales

Famili: Apocynaceae

Genus: Calotropis

Spesies: Calotropis gigantea (L.) Dryand.

3. Nama daerah

Indonesia: widuri / biduri, kapuk duri

Aceh: Rubek

Minang: Rumbigo

Jawa: Widuri

Bali: Maduri

4. Kandungan kimia utama
Dari bunga, daun, dan minyak atsiri widuri ditemukan:

Terpenoid: phytol, berbagai asam lemak tak jenuh (PUFA, mis. octadecadienoic, octadecatrienoic), asam lemak jenuh (tetradecanoic, hexadecanoic, dll.)

Fenol & polifenol, flavonoid, flavonol, karotenoid, vitamin C, vitamin E, asam fenolat, fitat, fitoestrogen

Glikosida jantung (cardiac glycosides) yang bersifat toksik seperti digitalis (penyebab efek racun utamanya)
Penelitian menunjukkan minyak atsiri daun mempunyai aktivitas antioksidan sedang, bunga lemah.

5. Manfaat kesehatan (tradisional & riset)
Secara etnomedisin di Asia, bagian tanaman (lateks, kulit batang, daun, akar) digunakan untuk:

Antiseptik, pencahar, vermifuga (mengeluarkan cacing)

Mengatasi disentri, diare, kusta, kaki gajah, epilepsi, asma, batuk berat, kudis, kurap, radang paru, pembesaran limpa, dan untuk merangsang persalinan

Daun dan bunga mengandung antioksidan (fenol, flavonoid, karotenoid, vit C/E) sehingga diteliti sebagai anti‑kanker / sitotoksik; ekstrak daun menunjukkan toksisitas tinggi pada uji BSLT (LC50 sangat kecil) yang menandakan potensi kuat terhadap sel, tapi sekaligus menunjukkan toksisitas tinggi.

Karena ada glikosida jantung dan toksisitas kuat, pemanfaatan medis modern masih sangat hati‑hati dan lebih banyak riset in‑vitro/hewan.

6. Cara konsumsi tradisional (umum)
Dalam praktik jamu tradisional di beberapa daerah (India/Asia) widuri biasanya:

Dipakai luar: lateks untuk obat kulit (kudis, kurap), kulit batang sebagai balur/oles untuk keluhan kulit dan sendi.

Pemakaian dalam (diminum) berupa rebusan kulit batang/daun atau campuran dengan garam untuk pelbagai keluhan pencernaan dan pernapasan dilakukan secara sangat hati‑hati dan biasanya oleh praktisi berpengalaman, karena risiko keracunan cukup besar.

Tidak ada protokol dosis yang aman dan baku untuk konsumsi dalam berdasarkan standar ilmiah modern.

7. Dosis anjuran

Literatur ilmiah modern tidak memberikan dosis konsumsi aman untuk manusia, terutama oral, karena seluruh bagian tanaman mengandung glikosida jantung toksik.

Riset menggunakan ekstrak untuk uji toksisitas (mis. terhadap larva udang) justru menunjukkan toksisitas tinggi (LC50 ekstrak daun < 1000 ppm, bahkan ekstrak kloroform sekitar 3,96 ppm).
Karena itu, dari sudut pandang keamanan, tidak dianjurkan menyusun dosis konsumsi rutin untuk manusia tanpa pengawasan medis/fitofarmaka yang ketat.

8. Dampak negatif & toksisitas
Ini yang sangat penting:

Semua bagian tanaman beracun; lateksnya dahulu dipakai untuk meracuni ujung panah.

Mengandung beberapa glikosida jantung: efek serupa digitalis, dapat mengganggu irama jantung, menyebabkan mual, muntah, diare, pusing, gangguan jantung sampai kematian bila dosis tinggi.

Dapat menyebabkan dermatitis kontak alergi bila getah kena kulit; lateks dapat menyebabkan kerato‑konjungtivitis bila kena mata.

Data uji sitotoksisitas memperkuat bahwa ekstrak daun bersifat sangat toksik terhadap sel (hewan uji).

Kesimpulan praktis untuk pengobatan tradisional

Widuri/biduri memiliki kandungan kimia kuat dengan aktivitas farmakologis (antioksidan, sitotoksik, glikosida jantung).

Namun karena toksisitas tinggi, terutama pada jantung dan kulit/mata, penggunaan sebagai obat dalam (oral) tidak boleh dilakukan sembarangan dan sebaiknya dihindari bila tidak dalam bentuk sediaan standar (fitofarmaka) atau tanpa pengawasan tenaga kesehatan.

Pemakaian luar tradisional untuk kulit pun harus hati‑hati, menghindari luka terbuka luas dan kontak dengan mata, serta segera dihentikan bila ada iritasi.

WARU LANDAK (Hibiscus mutabilis)

Pohon Waru Landak (Hibiscus mutabilis) berasal dari Tiongkok dan kini banyak ditemukan tumbuh liar maupun dibudidayakan di berbagai wilayah tropis, termasuk Indonesia. Pohon ini berbunga sepanjang tahun dengan ciri khas bunga yang berubah warna dari putih di pagi hari menjadi merah di sore hari. Waru landak biasa tumbuh di sekitar pematang, taman, dan halaman rumah sebagai tanaman pagar atau penghias.

Klasifikasi ilmiah Waru Landak adalah:

Kingdom: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Malvales

Famili: Malvaceae

Genus: Hibiscus

Spesies: Hibiscus mutabilis.

Nama daerah Waru Landak di Indonesia antara lain waru laut, dadap laut (Pontianak), dan istilah lokal lainnya sesuai wilayah. Daun dan bunganya dikenal dengan nama waru landak karena bentuk daunnya yang kecil sekitar 5-8 cm dan bunga yang unik.

Kandungan kimia Waru Landak terdapat pada daunnya meliputi tanin, asam amino, fenol, dan gula reduksi. Bunganya mengandung senyawa seperti cyanidin, antosianin, hiperin (hyperin), isoquercitrin, hyperoside, quercetin, rutin, glucoside, quercimetrin, dan spiraeoside yang berperan sebagai antioksidan dan pemberi warna.

Manfaat kesehatan Waru Landak antara lain:

Menurunkan tekanan darah dan kolesterol.

Mengatasi radikal bebas berkat kandungan antioksidan.

Mengurangi peradangan di tubuh.

Membantu penurunan berat badan.

Meningkatkan kesehatan saluran pencernaan dan melapisi dinding tenggorokan sehingga melindungi dari iritasi.

Cara konsumsi Waru Landak dilakukan dengan merebus segenggam daun dalam 2 cawan air hingga tersisa 1 cawan, kemudian diminum sehari sekali sebagai ramuan herbal. Daun juga bisa digunakan sebagai kompres untuk mengobati luka atau radang.

Dosis anjuran umumnya menggunakan 10-15 gram daun segar per penyajian rebusan, diminum sekali sehari. Penggunaan jangka panjang dan dosis harus disesuaikan dengan kondisi tubuh dan pengawasan ahli herbal.

Dampak negatif Waru Landak belum banyak dilaporkan, namun penggunaan yang berlebihan bisa menyebabkan reaksi alergi pada kulit atau gangguan pencernaan ringan pada orang sensitif. Penggunaan sesuai dosis anjuran relatif aman.

Singkatnya, Waru Landak (Hibiscus mutabilis) berasal dari Tiongkok, diklasifikasikan dalam keluarga Malvaceae, memiliki kandungan kimia seperti tanin dan antosianin, bermanfaat menurunkan tekanan darah dan peradangan, dikonsumsi dengan rebusan daun, dosis terbatas sekitar satu cawan rebusan daun per hari, dan dampak negatif minimal jika digunakan sesuai dosis.

WIDOSASRI (Ipomoea digitata L.)

Widosari – Ipomoea digitata L. | Taman Husada Graha Famili

Pohon Widosari (Ipomoea digitata L.) yang juga dikenal sebagai "akar lanar" atau "widosari" di beberapa daerah Jawa Tengah. Tanaman ini adalah tanaman merambat tahunan yang banyak digunakan dalam pengobatan tradisional Indonesia.

Klasifikasi ilmiahnya adalah:

Kingdom: Plantae

Famili: Convolvulaceae

Genus: Ipomoea

Spesies: Ipomoea digitata L..

Nama daerah beragam, tetapi secara spesifik widosari dikenal di Jawa Tengah dan daerah sekitarnya sebagai "akar lanar" atau "widosari" yang menunjuk ke tanaman merambat dengan akar yang memiliki khasiat obat.

Kandungan kimia dari tanaman widosari belum banyak dikaji secara mendalam, namun umumnya tanaman genus Ipomoea memiliki senyawa seperti alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, dan polifenol yang berfungsi sebagai antioksidan dan antiinflamasi.

Manfaat kesehatan widosari antara lain digunakan untuk mengatasi beberapa gangguan pencernaan, mengurangi peradangan, dan sebagai tanaman obat tradisional untuk pelbagai penyakit yang berhubungan dengan sistem pencernaan dan sistem imun.

Cara konsumsi biasanya berupa air rebusan akar atau bagian tanaman lain yang dimakan sebagai ramuan herbal dengan dosis yang diatur sesuai anjuran pengobatan tradisional setempat.

Dosis anjuran spesifik belum tersedia secara baku; penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan dan metode tradisional, biasanya dikonsumsi dalam bentuk rebusan 1-2 kali sehari.

Dampak negatif belum banyak dilaporkan secara ilmiah, tetapi secara umum penggunaan tanaman obat perlu dilakukan secara hati-hati untuk mencegah reaksi alergi atau efek samping lain, terutama jika digunakan dalam dosis tinggi atau tanpa pengawasan ahli.

Singkatnya, widosari (Ipomoea digitata L.) berasal dari wilayah Jawa Tengah sebagai tanaman obat tradisional, memiliki kandungan flavonoid dan antioksidan, bermanfaat untuk gangguan pencernaan dan inflamasi, dikonsumsi sebagai rebusan akar, dosis tidak baku, dan efek samping minimal dengan penggunaan yang tepat.

UMYUNG (Gynura aurantiaca)

Pohon umyung yang juga dikenal sebagai Gynura aurantiaca adalah tanaman berbunga dari keluarga Asteraceae yang asli dari Asia Tenggara. Tanaman ini dikenal sebagai tanaman hias karena daunnya yang berwarna ungu keunguan dan memiliki tekstur seperti beludru. Umyung tumbuh di banyak tempat sebagai tanaman penghias rumah dan kadang juga dimanfaatkan untuk pengobatan tradisional.

Klasifikasi ilmiah umyung adalah:

Kingdom: Plantae

Divisio: Spermatophyta

Subdivisio: Angiospermae

Kelas: Dicotyledonae

Ordo: Asterales

Famili: Asteraceae

Genus: Gynura

Spesies: Gynura aurantiaca.

Nama daerah tanaman ini dapat bervariasi sesuai dengan daerah di Indonesia, meskipun umumnya dikenal dengan nama "umyung" atau "beludru ungu" karena ciri khas daunnya yang berwarna ungu keunguan dan berbulu halus.

Kandungan kimia tanaman umyung meliputi senyawa flavonoid dan senyawa polifenol yang berperan sebagai antioksidan, serta senyawa bioaktif lain yang diperkirakan memiliki efek farmakologis tertentu, seperti efek hipnotik yang diuji dalam penelitian pada hewan. Namun, kandungan kimia spesifik lain dan kandungan toksin belum banyak dikaji secara mendalam.

Manfaat kesehatan umyung yang telah diteliti meliputi potensi efek hipnotik (menenangkan dan membantu tidur), serta sifat antioksidan yang membantu tubuh melawan radikal bebas. Namun penggunaan untuk tujuan pengobatan harus dilakukan dengan pendampingan karena riset yang lebih rinci masih diperlukan.

Cara konsumsi umyung biasanya dalam bentuk ekstrak daun atau simplisia (daun kering) yang digunakan secara tradisional untuk ramuan herbal, seperti diminum dalam bentuk teh atau ekstrak. Penggunaan secara langsung sebagai obat harus sesuai dosis yang dianjurkan ahli herbal atau dokter.

Dosis anjuran pemakaian ekstrak umyung belum ditetapkan secara resmi dalam literatur medis umum, dan penggunaan sembarangan atau berlebihan tidak disarankan karena belum diketahui efektivitas dan toksisitas jangka panjangnya.

Dampak negatif tanaman umyung belum banyak dilaporkan secara luas, namun kemungkinan reaksi alergi atau efek samping lain bisa muncul pada individu sensitif. Oleh karena itu, penggunaan tanaman ini untuk pengobatan harus hati-hati dan diawasi.

Singkatnya, pohon umyung (Gynura aurantiaca) berasal dari Asia Tenggara, diklasifikasikan dalam famili Asteraceae, dikenal sebagai tanaman hias dengan daun ungu beludru, mengandung flavonoid dan antioksidan dengan potensi efek menenangkan, dikonsumsi dalam bentuk ekstrak daun, dosis belum pasti, dan dampak negatif jarang dilaporkan namun perlu kehati-hatian dalam penggunaan.

UBI KATES (Ipomea cairica)

Ubi kates (Ipomoea cairica) adalah tanaman yang berasal dari Asia Tenggara tropis dan dikenal sebagai tanaman merambat dengan bunga berwarna ungu hingga merah muda. Tanaman ini kadang dibudidayakan sebagai tanaman pergola atau tumbuh liar di hutan pinggir, mulai dari ketinggian 400 sampai 1500 meter di atas permukaan laut.

Klasifikasi ilmiah ubi kates adalah:

Kingdom: Plantae

Famili: Convolvulaceae

Genus: Ipomoea

Spesies: Ipomoea cairica.

Nama daerah ubi kates beragam, tetapi umumnya dikenal sebagai ubi kates atau sri pagi di berbagai wilayah Indonesia. Beberapa wilayah menyebutnya dengan nama lokal sesuai bahasa setempat, tapi istilah ubi kates lebih sering digunakan secara umum.

Kandungan kimia ubi kates meliputi alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, antrakuinon, fenol, arctiin, arctigenin, trachelogenin, matairesinol, umbeliferone, sitosterol, scopoletin, quercetin, glucopyranosil, dan cyanidin-3-(p-coumaryl-caffeoyl). Selain itu, tanaman ini mengandung karbohidrat, protein, asam amino, terpenoid, dan sterol yang memberikan berbagai manfaat kesehatan.

Manfaat kesehatan ubi kates antara lain sebagai peluruh air seni, anti-radang, mengatasi infeksi saluran pernapasan, serta memperkuat sistem imun. Daun muda dan akar tanaman biasanya digunakan dalam bentuk ramuan tradisional untuk mengatasi ruam, demam, serta infeksi pernapasan ringan.

Cara konsumsi ubi kates biasanya dengan merebus seluruh bagian tanaman segar sebanyak 12 gram dalam 200 ml air sampai mendidih hingga air rebusan tinggal setengahnya, kemudian disaring dan diminum sekaligus sebagai obat herbal. Untuk infeksi saluran pernapasan, air rebusan diminum dua kali sehari pagi dan sore.

Dosis anjuran sekitar 12 gram seluruh bagian tanaman per penyajian rebusan, diminum sehari sekali untuk peluruh air seni dan dua kali sehari untuk infeksi saluran pernapasan. Tidak ada dosis baku yang tepat dalam literatur ilmiah, sehingga penggunaan harus sesuai anjuran tradisional dan tidak berlebihan.

Dampak negatif tanaman ubi kates harus diwaspadai karena mengandung hidrogen sianida sehingga umbinya beracun jika dimakan mentah atau kurang olah. Konsumsi bagian tanaman selain sudah dimasak dengan benar relatif aman. Reaksi toksik dapat muncul jika dikonsumsi berlebihan atau tidak diproses dengan baik.

Singkatnya, ubi kates (Ipomoea cairica) berasal dari Asia Tenggara, diklasifikasikan dalam famili Convolvulaceae, mengandung banyak senyawa kimia aktif seperti alkaloid dan flavonoid, bermanfaat sebagai peluruh air seni dan anti-radang, dikonsumsi dengan cara direbus sebagai ramuan herbal, dosis anjuran sekitar 12 gram segar per penyajian, dan berpotensi negatif jika umbinya tidak diolah dengan benar karena kandungan sianida.

TUNJUNG (Mimusops elengi)

Pohon Tanjung, Semerbak Wangi Flora Senjata Reboisasi

Pohon tunjung (Mimusops elengi) berasal dari India, Sri Lanka, dan Burma. Pohon ini telah menyebar ke wilayah Asia Tenggara termasuk Indonesia sejak berabad-abad yang lalu. Tunjung dikenal sebagai pohon peneduh, dengan bunga harum dan buah yang juga dimanfaatkan secara tradisional.

Klasifikasi ilmiah pohon tunjung adalah:

Kingdom: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Ericales

Famili: Sapotaceae

Genus: Mimusops

Spesies: Mimusops elengi.

Nama daerah pohon tunjung di Indonesia beragam, misalnya:

Tanjong (Bugis, Makassar)

Tanju (Bima)

Tanjung (Bali)

Keupula canggè (Aceh)

Kahekis, Karikis, Kariskis, Rekes (Sulawesi Utara).

Kandungan kimia pohon tunjung terdapat pada berbagai bagian tanaman. Biji mengandung alkaloid, saponin, tanin, fenolik, flavonoid, triterpenoid, quercitrol, asam ursolic, alkohol triterpen, quercetin, dan sitosterol glycoside. Kulit pohon mengandung glukosida, asam ursolat, taraxone, taraxerol, butilinic acid, dan spinasterol. Senyawa ini memberi banyak manfaat kesehatan dari antioksidan, antiinflamasi, sampai antibakteri.

Manfaat kesehatan pohon tunjung antara lain:

Meredakan demam, sakit gigi, dan bau mulut dengan berkumur air rebusan kulit batang.

Mengatasi sakit tenggorokan dengan air rebusan akar.

Mengurangi sakit kepala dan pusing dengan daun yang ditumbuk dan ditempelkan pada dahi.

Menjaga daya tahan tubuh secara umum melalui konsumsi bagian akar, batang, daun, dan buahnya yang kaya zat aktif.

Cara konsumsi pohon tunjung biasanya berupa air rebusan kulit batang, akar, atau daun yang diminum. Daun juga bisa ditumbuk dan diaplikasikan secara luar untuk mengurangi nyeri atau pusing. Dosis spesifik tidak umum disebut, namun air rebusan diminum 1-2 kali sehari sesuai kebutuhan pengobatan tradisional.

Dosis anjuran belum ada patokan baku, namun konsumen disarankan tidak berlebihan dan mengikuti takaran ramuan tradisional. Penggunaan untuk konsumsi umumnya aman bila tidak berlebihan dan dilakukan secara bertahap.

Dampak negatif pohon tunjung jarang dilaporkan, namun reaksi alergi atau iritasi ringan bisa terjadi pada individu sensitif atau bila digunakan berlebihan. Karena mengandung berbagai senyawa bioaktif, penggunaannya harus bijak agar menghindari efek samping.

Secara singkat, pohon tunjung (Mimusops elengi) berasal dari India dan Asia Tenggara, kaya kandungan kimia seperti alkaloid dan flavonoid, memiliki manfaat kesehatan untuk meredakan demam, sakit gigi, dan pusing, dikonsumsi melalui air rebusan bagian tanaman, dosis wajar sesuai tradisi, dan dampak negatif minimal serta jarang terjadi jika digunakan tepat.

TRENGGULI (Cassia fistula)

Ciri Ciri Pohon Trengguli Wanggang (Cassia javanica ...

Pohon trengguli (Cassia fistula) atau yang juga dikenal sebagai "tengguli," "kayu raja," atau "asam trengguli" di beberapa daerah Indonesia. Pohon ini berasal dari Asia Selatan dan Asia Tenggara, termasuk India, Burma, Indochina, Tiongkok Selatan, Thailand, dan wilayah biogeografi Malesia, yang meliputi Indonesia. Pohon trengguli telah lama dibudidayakan sehingga asal usul persisnya sulit ditelusuri.

Klasifikasi ilmiah trengguli adalah:

Kingdom: Plantae

Famili: Fabaceae

Subfamili: Caesalpinioideae

Genus: Cassia

Spesies: Cassia fistula L..

Nama daerah untuk pohon trengguli di Indonesia sangat beragam, misalnya:

Madura: Kalobur, Klobor

Bali: Tangguli

Sumba: Kunjur (Timur), Ketoka (Laura)

Flores: Klowang (Larentuka)

Alor: Kikili, Ladau

Sulawesi: Kayu raja (Makassar), Pong raja (Bugis)

Nusa Tenggara: Limbalo (Sangi).

Kandungan kimia pada bagian kulit batang trengguli meliputi alkaloid, flavonoid, polifenol, monoterpenoid, dan seskuiterpenoid. Bagian akar juga mengandung senyawa aktif yang berkhasiat untuk kesehatan. Buah, daun, dan akar trengguli mengandung senyawa bioaktif yang bersifat anti-inflamasi, antioksidan, dan antimikroba.

Manfaat kesehatan trengguli yang paling dikenal adalah:

Memperbaiki fungsi pencernaan, membantu mengatasi diare, sembelit, dan perut kembung.

Mengurangi peradangan pada tubuh, termasuk sendi dan otot, serta membantu mengurangi nyeri.

Menurunkan demam dan membantu sistem imun melawan infeksi ringan seperti flu dan batuk.

Menurunkan tekanan darah tinggi dengan memperlancar sirkulasi darah.

Memperkuat sistem kekebalan tubuh secara keseluruhan.

Cara konsumsi trengguli umumnya adalah dengan menggunakan akar atau bahan lain sebagai bahan ramuan tradisional. Akar trengguli biasanya dipotong kecil-kecil lalu direbus dalam air untuk dibuat teh herbal yang diminum untuk mendapatkan manfaat kesehatan. Selain diminum, ramuan akar juga bisa digunakan sebagai obat oles atau kompres untuk mengurangi peradangan di area luar tubuh.

Dosis anjuran penggunaan akar rebusan trengguli tidak tercantum secara pasti dalam sumber, tetapi umumnya penggunaan dalam bentuk teh herbal diminum beberapa kali sehari sesuai kebutuhan pengobatan tradisional. Penggunaan harus dilakukan dengan pengawasan dan tidak berlebihan agar terhindar dari efek samping.

Dampak negatif trengguli jarang dilaporkan, namun kemungkinan efek samping seperti reaksi alergi atau iritasi lambung bisa terjadi jika dikonsumsi berlebihan atau tidak sesuai aturan. Karena mengandung alkaloid, penggunaan secara bijak sangat dianjurkan agar aman bagi tubuh.

Ringkasnya, pohon trengguli (Cassia fistula) berasal dari Asia Selatan dan Tenggara, memiliki nama daerah beragam di Indonesia, kaya akan senyawa kimia bioaktif yang bermanfaat untuk pencernaan, anti-inflamasi, dan penurun demam, dikonsumsi terutama dalam bentuk rebusan akar sebagai teh herbal, dosis harus sesuai agar aman, dan memiliki risiko dampak negatif minimal jika digunakan tepat.

TOMAT (Solanum lycopersicum L.)

Tips Menanam Tomat di Rumah, 3 Bulan Sudah Panen Lho

Tomat berasal dari dataran tinggi Amerika Selatan, khususnya wilayah Andes di Peru, Ekuador, dan Meksiko. Tanaman ini pertama kali dibudidayakan oleh suku Inca dan Aztec, kemudian menyebar ke Eropa dan Asia melalui jalur kolonial Spanyol pada abad ke-16 hingga ke-18. Di Indonesia, tomat sudah dikenal sejak abad ke-18 melalui perantara Filipina dan negara Asia lainnya.

Klasifikasi ilmiah tomat adalah sebagai berikut:

Kingdom: Plantae

Divisio: Spermatophyta

Subdivisio: Magnoliophyta

Ordo: Solanales

Famili: Solanaceae

Genus: Solanum

Spesies: Solanum lycopersicum L.

Nama daerah untuk tomat di Indonesia beragam, contohnya di Sumatera dikenal sebagai "terong kaluwat", "reteng", atau "cung asam"; di Jawa dikenal sebagai "kemir", "leunca komir" (Sunda), "ranti bali", dan "tomat" sendiri; di Sulawesi terdapat nama seperti "kamantes", "samate", "antes", dan "tamati".

Kandungan kimia tomat meliputi alkaloid seperti solanin, saponin, asam folat, bioflavonoid (termasuk likopen, α- dan β-karoten), tanin, vitamin B1, C, E, mineral seperti kalsium, magnesium, sulfur, serta gula. Senyawa likopen adalah antioksidan utama yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh.

Manfaat kesehatan tomat sangat banyak, antara lain:

Menyehatkan mata, mencegah pembekuan darah, dan menurunkan risiko stroke.

Menyehatkan jantung dengan menurunkan kolesterol LDL dan tekanan darah.

Menyehatkan paru-paru dengan melawan inflamasi dan penyakit pernapasan.

Membantu mencegah diabetes dan meningkatkan kesehatan mulut.

Mencegah penuaan dini dan membuat kulit sehat dengan kandungan antioksidan.

Mencegah demensia dan mendukung kesehatan otak.

Mencegah sembelit melalui kandungan serat.

Meningkatkan kekebalan tubuh dan membantu pemulihan setelah olahraga.

Cara konsumsi tomat yang benar meliputi mengonsumsi tomat segar secara langsung (misalnya dalam salad), setelah makan siang untuk meningkatkan penyerapan zat besi, dan sebagai camilan sehat di malam hari karena kandungan melatonin alami yang membantu kualitas tidur. Tomat juga bisa dikonsumsi dalam bentuk jus, saus, atau sup dengan tetap menjaga jumlah konsumsi yang wajar.

Dosis anjuran konsumsi tomat untuk orang dewasa sehat adalah sekitar 1-2 buah tomat ukuran sedang (150-200 gram) per hari atau setara dengan satu gelas jus tomat (250 ml), 2-3 sendok makan saus tomat, atau satu mangkuk sup tomat per hari. Konsumsi dalam jumlah ini sudah cukup untuk mendapatkan manfaat kesehatan optimal.

Dampak negatif tomat biasanya terkait dengan kandungan alkaloid solanin yang bisa menyebabkan reaksi alergi atau gangguan pencernaan pada beberapa individu sensitif, terutama jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan. Pada umumnya, tomat relatif aman bila dikonsumsi dengan takaran wajar dan dalam kondisi segar atau matang.

Singkatnya, tomat berasal dari Amerika Selatan, diklasifikasikan sebagai Solanum lycopersicum, memiliki banyak nama daerah di Indonesia, kaya akan vitamin dan antioksidan seperti likopen, beragam manfaat kesehatan untuk jantung, kulit, dan fungsi kognitif, disarankan dikonsumsi 1-2 buah per hari, dan efek negatifnya minim jika tidak berlebihan.

TERONG SAYUR (Solanum melongena L.)

Terong lalab berasal dari Asia Selatan dan Asia Tenggara, dengan pusat asal usul sama seperti terong pada umumnya, yakni di India dan sekitar Sri Lanka. Terong lalab termasuk dalam spesies Solanum melongena seperti terong ungu yang umum, namun secara khusus dikenal karena biasanya dikonsumsi mentah atau sebagai lalapan. Klasifikasi taksonominya adalah Kingdom Plantae, Famili Solanaceae, Genus Solanum, Spesies melongena L.

Berbagai nama daerah untuk terong lalab mirip dengan nama terong lokal di wilayah Indonesia dan Asia Tenggara. Misalnya di Madura disebut terong perat, di Sumatra dikenal dengan terong asam atau latteoeng, dan di Kalimantan ada yang menyebutnya asam rimbang.

Kandungan kimia terong lalab serupa dengan terong pada umumnya, tinggi akan air, serat, vitamin C, vitamin K, vitamin B6, potassium, magnesium, dan senyawa fitokimia seperti nasunin dan antioksidan lain. Terong lalab terutama dikenal karena kandungannya yang membantu meningkatkan pencernaan dan memberikan antioksidan yang melindungi sel tubuh dari radikal bebas.

Manfaat kesehatan terong lalab termasuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh, membantu melancarkan pencernaan, menjaga kesehatan tulang dengan kandungan vitamin K, menurunkan risiko kanker tertentu, serta mendukung kesehatan jantung dengan mengontrol kolesterol dan tekanan darah. Terong lalab juga cocok untuk penderita diabetes karena indeks glikemiknya rendah.

Cara konsumsi terong lalab paling umum adalah dimakan mentah sebagai lalapan, biasanya disajikan bersama sambal terasi atau bumbu kacang. Terong ini juga dapat diolah dengan direbus, dikukus, atau dipanggang tanpa minyak untuk menjaga kandungannya dan mencegah iritasi lambung.

Dosis anjuran konsumsi tidak tercantum secara khusus, namun terong lalab dapat dikonsumsi secara rutin dalam porsi sayuran harian yang wajar. Efek samping atau dampak negatif biasanya minimal jika tidak dikonsumsi berlebihan. Sebagian orang mungkin mengalami gangguan pencernaan atau alergi ringan terkait alkaloid seperti solanin, namun risiko ini rendah jika terong dikonsumsi segar dan tidak berlebihan.

Ringkasnya, terong lalab adalah varietas terong yang asalnya dari Asia Selatan, diklasifikasikan sebagai Solanum melongena, dikenal dengan beberapa nama daerah di Indonesia, kaya akan vitamin dan antioksidan, bermanfaat untuk pencernaan, sistem imun, dan jantung, biasanya dikonsumsi mentah sebagai lalapan, konsumsi wajar aman, dan dampak negatif jarang terjadi jika tidak berlebihan.

TERONG UNGGU(Solanum melongena)

Manfaat Terong Ungu bagi Kesehatan Tubuh, Apa Saja?

Pohon terong ungu (Solanum melongena) berasal dari Asia bagian selatan dan timur, khususnya India dan Myanmar (Indo-Burma). Terong ini merupakan tanaman purba yang telah dibudidayakan sejak zaman prasejarah dan kemudian menyebar ke berbagai wilayah tropis dan subtropis, termasuk Indonesia. Nama lokalnya berbeda-beda di daerah, misalnya latteung di Tapanuli. Klasifikasi ilmiahnya adalah Kingdom Plantae, Famili Solanaceae, Genus Solanum, dan Spesies melongena L..

Kandungan kimia utama terong ungu meliputi air sekitar 92,7%, karbohidrat 5,7 g per 100 g, abu/mineral, besi, dan zat-zat bioaktif seperti alkaloid solanin dan solasodin. Terong juga kaya akan vitamin, tiamin (B1), potasium, kalsium, dan vitamin K, serta pigmen nasunin yang bertindak sebagai antioksidan kuat.

Manfaat kesehatan terong ungu termasuk melancarkan pencernaan karena kandungan seratnya, memperkuat kesehatan tulang berkat potasium, kalsium, dan vitamin K, serta menurunkan kolesterol melalui nasunin. Nasunin juga berfungsi sebagai antioksidan yang melindungi sel dari radikal bebas. Kandungan alkaloidnya berpotensi sebagai bahan baku kontrasepsi oral dan detoksifikasi. Namun, perlu diwaspadai bagi sebagian orang yang sensitif karena solanin dan senyawa terkait bisa beracun jika dikonsumsi berlebihan.

Cara konsumsi terong ungu umum dilakukan dengan memasak sebagai sayur, digoreng, dipanggang, atau dijadikan bahan selingan masakan yang lain. Dosis anjuran konsumsi tidak tercantum secara spesifik dalam sumber, namun konsumsi wajar dalam jumlah sayur sayuran biasa dianggap aman. Dosis tinggi atau konsumsi berlebihan sebaiknya dihindari untuk mencegah munculnya efek samping akibat kandungan solanin, seperti gangguan pencernaan atau keracunan ringan.

Dampak negatif terong ungu umumnya berkaitan dengan kandungan alkaloid solanin yang berpotensi toksik dalam jumlah besar. Beberapa orang dengan alergi atau sensitivitas dapat mengalami gangguan pencernaan, mual, muntah, atau reaksi alergi. Oleh karena itu, konsumsi terong ungu harus dengan cara dimasak matang agar zat berbahaya berkurang dan terhindar dari risiko kesehatan.

TERONG SUSU (Solanum mammosum L.)

Terong susu (Solanum mammosum L.) adalah tanaman yang berasal dari Amerika Selatan tropika dan kini tersebar luas di daerah tropika, termasuk Asia Tenggara dan Indonesia. Tanaman ini dikenal sebagai tanaman hias karena bentuk buahnya yang unik menyerupai puting susu sapi, namun juga memiliki sejumlah manfaat kesehatan.

Asal Usul dan Klasifikasi

Asal: Amerika Selatan tropika (Meksiko, Amerika Tengah dan Selatan, Karibia)

Kingdom: Plantae

Famili: Solanaceae

Genus: Solanum

Spesies: Solanum mammosum

Nama Daerah

Terong susu (Indonesia)

Nipple fruit, titty fruit (bahasa Inggris)

Dikenal di berbagai daerah di Indonesia dengan nama yang sama atau mirip sesuai bahasa lokal

Kandungan Kimia

Steroidal alkaloid dan saponin seperti solamargine, solasonine, protodioscin, solasodine, diosgenin

Flavonoid

Polifenol

Senyawa racun alkaloid seperti solanina dan solasonin yang berpotensi toksik

Manfaat Kesehatan

Air rebusan buah terong susu dipercaya bermanfaat untuk merawat asma dan selesma

Digunakan dalam pengobatan tradisional untuk mengatasi darah tinggi

Memiliki potensi kandungan antikanker (berdasarkan studi kultur jaringan)

Digunakan tradisional untuk meredakan sakit gigi dan meningkatkan daya tahan tubuh

Mengurangi kadar gula darah secara alami

Cara Konsumsi

Buah terong susu yang sudah dilubangi direbus dan air rebusannya diminum (sekitar 2 gelas sehari)

Biji buah bisa digoreng dan diseduh sebagai ramuan tradisional

Jus buah digunakan sebagai obat oles pada dada untuk mengatasi batuk dan selesma

Dosis Anjuran

Air rebusan buah direkomendasikan diminum 1-2 gelas sehari

Penyajian secara tradisional disesuaikan dengan kondisi penyakit dan petunjuk pengobat herbal

Dampak Negatif

Buahnya beracun jika dikonsumsi mentah karena mengandung alkaloid toksik

Keracunan dapat menyebabkan mual, muntah, diare, nyeri perut, pusing, dan komplikasi serius seperti gagal napas

Penggunaan harus dengan pengawasan dan tidak disarankan untuk dikonsumsi sembarangan

Informasi ini merangkum asal usul, klasifikasi, nama daerah, kandungan kimia, manfaat, cara konsumsi, dosis, dan dampak negatif terong susu (Solanum mammosum) berdasarkan sumber terpercaya.

TERUNG KUNING (Solanum spp.)

Buah Terong Kuning Di Kebun Alam Foto Stok - Unduh Gambar Sekarang - Alam, Buah, Cabang - Bagian tanaman - iStock

Pohon terung kuning adalah jenis terung (Solanum spp.) yang asli berasal dari wilayah Asia Selatan, terutama India dan Sri Lanka. Tanaman ini telah lama dibudidayakan di Asia dan kini tersebar luas di wilayah tropis dan subtropis, termasuk Indonesia.

Asal Usul dan Klasifikasi

Asal: India dan Sri Lanka

Kingdom: Plantae

Famili: Solanaceae

Genus: Solanum

Spesies: Solanum indicum dan varietas lokal terung kuning

Nama Daerah

Terung ngor (Jawa)

Terung pipit puteh (Jawa)

Terung pipit hijau (beberapa daerah Jawa)

Nama lokal lain sesuai daerah di Indonesia

Kandungan Kimia

Alkaloid

Saponin

Flavonoid

Polifenol (daun dan biji)

Tanin (buah)

Manfaat Kesehatan

Meredakan radang dan infeksi ringan

Melarutkan lendir serta menghilangkan gatal di tenggorokan

Mendukung kesehatan saluran pernapasan

Berperan sebagai antioksidan dan anti-inflamasi

Membantu mengendalikan kadar gula darah

Cara Konsumsi

Terung kuning dapat direbus dan air rebusannya diminum sebagai ramuan herbal

Bagian buah dan daun juga bisa diolah menjadi sayur atau konsumsi mentah sebagai lalapan

Bisa dikombinasikan dalam jamu atau minuman tradisional lainnya

Dosis Anjuran

Konsumsi rebusan 10-30 gram bahan kering, diminum 1-3 kali sehari sesuai kebutuhan

Penyesuaian dosis sebaiknya dilakukan sesuai kondisi dan saran ahli herbal

Dampak Negatif

Konsumsi berlebih bisa menyebabkan gangguan lambung seperti mual dan diare

Dapat menimbulkan reaksi alergi pada beberapa orang dengan sensitivitas tertentu

Hindari penggunaan berlebihan pada wanita hamil dan anak-anak tanpa konsultasi medis

Informasi ini berdasarkan sumber terpercaya mengenai terung kuning yang mencakup aspek asal usul, klasifikasi, nama daerah, kandungan kimia, manfaat kesehatan, cara konsumsi, dosis anjuran, dan dampak negatif

TERATAI KERDIL (Nymphaea tetragona George)

Teratai kerdil atau Nymphaea tetragona George adalah tanaman air dari genus Nymphaea yang termasuk dalam famili Nymphaeaceae. Tanaman ini tersebar di benua Asia, Amerika, termasuk wilayah China, Korea, Jepang, dan Indonesia. Teratai kerdil adalah varietas kecil dari teratai yang tumbuh di perairan dangkal dan sering dipelihara sebagai tanaman hias.

Asal Usul dan Klasifikasi

Asal: Asia (termasuk China, Korea, Jepang, Indonesia), juga ditemukan di Amerika

Kingdom: Plantae

Famili: Nymphaeaceae

Genus: Nymphaea

Spesies: Nymphaea tetragona George

Nama Daerah

Tunjung (nama lokal di beberapa daerah Indonesia)

Kandungan Kimia

Akar dan daun teratai kerdil mengandung asam amino dan alkaloid

Mengandung senyawa flavonoid dan tanin yang memiliki aktivitas antioksidan

Senyawa fenol dan asam galat juga ditemukan dalam daun teratai ini

Manfaat Kesehatan

Menurunkan panas tubuh

Mengaktifkan fungsi limpa

Mengatasi hipertensi

Mengobati kejang kronis pada anak

Membantu mengatasi kecanduan alkohol

Memiliki efek antioksidan yang melindungi sel dari kerusakan radikal bebas

Cara Konsumsi

Bunga segar saat mekar dipetik dan dijemur hingga kering, kemudian dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional

Rebus 7-14 kuntum bunga dengan 3 gelas air hingga tersisa 2 gelas, setelah dingin disaring dan diminum

Bagian akar dan daun bisa dikonsumsi dalam bentuk rebusan atau ramuan herbal

Informasi di atas merupakan rangkuman tentang asal usul, klasifikasi, nama daerah, kandungan kimia, dan manfaat kesehatan dari teratai kerdil (Nymphaea tetragona George) berdasarkan berbagai sumber ilmiah dan tradisional

TERATAI ( Nymphaea )

Pohon teratai adalah tanaman air dari famili Nymphaeaceae yang berasal dari Asia Selatan dan Timur, termasuk India, Cina, dan Jepang. Teratai juga ditemukan di daerah tropis hingga subtropis di seluruh dunia. Di Indonesia, teratai dikenal dengan berbagai nama daerah sesuai wilayah.

Asal Usul dan Klasifikasi

Asal: Asia Selatan dan Timur (India, Cina, Jepang)

Kingdom: Plantae

Divisi: Spermatophyta

Kelas: Dicotyledoneae

Ordo: Nymphaeales

Famili: Nymphaeaceae

Genus: Nymphaea (teratai) dan Nelumbo (lotus)

Nama Daerah

Teratai (umum di Indonesia)

Seroja (Jawa)

Lotus (bahasa Inggris)

Nama lokal lain tergantung daerah seperti di Jawa, Sunda, dan daerah lain.

Kandungan Kimia

Flavonoid

Tanin terhidrolisis terutama ellagitannin

Senyawa fenolik

Asam galat

Polisakarida

Alkaloid

Senyawa antioksidan lainnya

Manfaat Kesehatan

Mengandung antioksidan tinggi, melawan radikal bebas

Membantu meredakan stres dan peradangan

Menurunkan kadar gula darah dan kolesterol

Membantu menjaga kesehatan pencernaan dan detoksifikasi tubuh

Mendukung kesehatan jantung dan pembuluh darah

Cara Konsumsi

Daun dan akar teratai dapat direbus dan diminum sebagai ramuan herbal

Bubuk akar teratai dapat diseduh dengan air panas untuk diminum atau dijadikan bubur

Daun teratai juga bisa dimakan mentah sebagai lalapan dalam beberapa budaya

Dosis Anjuran

Rebusan daun atau akar sekitar 10-30 gram, diminum 1-3 kali sehari sesuai kebutuhan

Bubuk akar diseduh dengan takaran sesuai petunjuk produk jika dalam bentuk kemasan

Dampak Negatif

Penggunaan berlebihan dapat menyebabkan gangguan pencernaan ringan

Reaksi alergi pada individu sensitif

Sebaiknya konsultasikan dengan tenaga medis sebelum penggunaan untuk ibu hamil atau kondisi khusus

Ringkasan ini berdasarkan berbagai sumber mengenai pohon teratai dan penggunanya secara tradisional dan modern.

TEMU PUTIH (Curcuma zedoaria)

pohon temu putih-tanaman herbal pohon temu putih(curcuma ...

Inilah Manfaat Temu Putih, Saudara Kunyit Kuning Dengan ... putih (Curcuma zedoaria, juga dikenal sebagai kunyit putih) adalah tanaman obat yang berasal dari Asia Selatan, terutama pegunungan Himalaya di India, dan menyebar hingga Asia Tenggara termasuk Indonesia. Tanaman ini tumbuh liar di hutan dataran tinggi tropis dan telah lama dimanfaatkan dalam tradisi pengobatan herbal.

Asal Usul dan Klasifikasi

Asal: Pegunungan Himalaya (India) dan Asia Tenggara

Kingdom: Plantae

Subkingdom: Viridiplantae

Infra kingdom: Streptophyta

Super divisi: Embryophyta

Divisi: Tracheophyta

Sub divisi: Spermatophytina

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Zingiberales

Famili: Zingiberaceae

Genus: Curcuma

Spesies: Curcuma zedoaria

Nama Daerah

Temu putih, kunyit putih, kunyit rempah, temu pepet (Jawa Tengah), koneng tegal (Sunda), dan beberapa nama lokal lainnya sesuai daerah.

Kandungan Kimia

Zedoarin

Kurkumin (77%)

Demetoksikurkumin (18%)

Bisdemetoksikurkumin (5%)

Minyak atsiri

Pati

Damar

Saponin

Flavonoid

Triterpenoid

Zat pahit

Manfaat Kesehatan

Memiliki efek antikanker dan antiradang

Melindungi hati (hepatoprotektor)

Mengatasi gangguan pencernaan dan nyeri perut

Membantu penyembuhan luka dan mengurangi inflamasi

Memiliki sifat antioksidan yang kuat

Meningkatkan produksi empedu dan kesehatan saluran empedu

Cara Konsumsi

Rimpang yang telah dikupas dan dipotong dapat direbus untuk diminum airnya sebagai jamu herbal.

Bisa juga dikonsumsi dalam bentuk bubuk yang diseduh dengan air panas sebagai teh.

Pada penggunaan topikal, ekstrak rimpang dapat digunakan untuk pengobatan luka dan iritasi kulit.

Dosis Anjuran

Rebusan sekitar 25-50 gram rimpang kering atau segar diminum 1-3 kali sehari.

Jumlah dapat disesuaikan dengan kondisi tubuh dan anjuran ahli herbal.

Dampak Negatif

Konsumsi berlebihan dapat menyebabkan iritasi lambung, mual, dan diare.

Reaksi alergi pada beberapa individu, terutama jika digunakan secara topikal.

Dapat menurunkan tekanan darah sehingga harus berhati-hati bagi penderita hipotensi.

Tidak dianjurkan dalam dosis tinggi pada wanita hamil karena dapat merangsang kontraksi rahim.

Informasi ini merangkum asal usul, klasifikasi, nama daerah, kandungan kimia, manfaat kesehatan, cara konsumsi, dosis anjuran, dan potensi dampak negatif temu putih (Curcuma zedoaria) berdasarkan sumber terpercaya.

TEMU MANGGA (Curcuma mangga Val. van Zip.)

Temu mangga (Curcuma mangga Val. van Zip.) adalah tanaman herba yang termasuk dalam famili Zingiberaceae dan merupakan tanaman asli daerah Indo-Malaysia yang tersebar luas dari Indo-China, Taiwan, Thailand, Pasifik hingga Australia Utara.

Asal Usul dan Klasifikasi

Asal: Indo-Malaysia (termasuk Indonesia), tersebar hingga kawasan Asia Tenggara, Taiwan, Pasifik, dan Australia Utara

Kingdom: Plantae

Famili: Zingiberaceae

Genus: Curcuma

Spesies: Curcuma mangga

Nama Daerah

Beberapa nama daerah untuk tanaman temu mangga adalah:

Temu mangga, kunyit putih, kunir putih, temu bayangan, temu poh (Jawa)

Temmo pao (Madura)

Temu putih (Melayu)

Koneng joho, koneng lalap, konneng pare, koneng bodas (Sunda)

Temu pauh (Malaysia)

Kha min khao (Thailand)

Kandungan Kimia

Temu mangga kaya akan senyawa kimia seperti:

Kurkuminoid (0,18-0,47%)

Tanin

Kurkumin

Gula

Minyak atsiri (komponen utama mirsen, β-osimen, β-pinen, α-pinen, δ-3-karen)

Damar

Flavonoid

Protein toksis yang berpotensi menghambat pertumbuhan sel kanker

Manfaat Kesehatan

Anti-inflamasi membantu mengurangi peradangan

Antioksidan melindungi sel dari radikal bebas dan penuaan dini

Membantu mengatasi masalah pencernaan seperti perut kembung

Menurunkan kadar kolesterol LDL sehingga mengurangi risiko penyakit jantung

Mempercepat penyembuhan batuk, pilek, dan iritasi lambung

Menunjang kesehatan kulit dan mempercepat regenerasi sel

Cara Konsumsi

Rimpang temu mangga dikupas dan diiris, lalu dikeringkan untuk kemudian direbus airnya diminum sebagai jamu

Rimpang segar bisa dimakan sebagai lalapan atau digunakan sebagai campuran manisan, sirup, dan selai

Air rebusan rimpang dapat diminum 1-3 gelas per hari setelah disaring dan diberi madu atau jeruk nipis agar enak

Dosis Anjuran

Rebusan 25-50 gram rimpang kering atau segar dalam 2-3 gelas air, diminum 1-3 kali sehari

Mengonsumsi rimpang segar atau produk olahan sesuai kemampuan dan anjuran herbal

Dampak Negatif

Konsumsi berlebihan dapat menyebabkan gangguan pencernaan ringan seperti mual atau diare

Bisa menimbulkan alergi pada orang dengan sensitivitas tertentu

Disarankan bagi ibu hamil dan menyusui untuk konsultasi dengan tenaga medis sebelum mengonsumsinya

Informasi ini disusun berdasarkan sumber yang membahas asal usul, klasifikasi, nama daerah, kandungan kimia, manfaat kesehatan, cara konsumsi, dosis dan dampak negatif temu mangga (Curcuma mangga).

TEMU LAWAK (Curcuma xanthorrhiza)

Sejarah Temulawak, Banyak Nama Banyak Khasiat

Temu lawak (Curcuma xanthorrhiza) adalah tanaman asli Indonesia yang telah digunakan secara tradisional sebagai obat herbal sejak lama. Tanaman ini banyak ditemukan di lahan teduh dan tempat terlindung dari sinar matahari langsung, seperti di bawah bambu atau jati.

Asal Usul dan Klasifikasi

Asal: Indonesia

Kingdom: Plantae

Divisi: Spermatophyta

Subdivisi: Angiospermae

Kelas: Monocotyledonae

Ordo: Zingiberales

Famili: Zingiberaceae

Genus: Curcuma

Spesies: Curcuma xanthorrhiza

Nama Daerah

Dikenal juga dengan nama temu lawak, kunyit putih, kunir obat, dan di beberapa daerah memiliki nama lokal yang berbeda sesuai kebiasaan masyarakat setempat.

Kandungan Kimia

Temu lawak mengandung:

Kurkuminoid (terutama kurkumin, sekitar 2,29%)

Minyak atsiri (3-12%) dengan xanthorrhizol sebagai salah satu komponen utama

Pati (48-54%)

Protein (1,5%)

Lemak dan selulosa

Mineral seperti kalium, natrium, kalsium, magnesium, zat besi, mangan

Manfaat Kesehatan

Bersifat antioksidan dan antiinflamasi, melindungi sel dari kerusakan

Mendukung kesehatan hati dan membantu proses detoksifikasi

Meningkatkan metabolisme dan membantu pencernaan

Memiliki potensi sebagai agen anti-kanker dan pengelola diabetes

Mengurangi nyeri dan peradangan, berguna untuk arthritis dan masalah persendian

Membantu meredakan batuk dan nyeri tenggorokan

Cara Konsumsi

Rimpang segar direbus sekitar 25-50 gram untuk diminum air rebusannya, biasanya satu gelas diminum 1 jam sebelum makan sebanyak 1-3 kali sehari.

Bisa juga dikonsumsi dalam bentuk bubuk 5-15 gram yang diseduh dengan air panas, diminum selagi hangat.

Campuran temulawak dalam jamu tradisional sering ditambahkan madu atau jeruk nipis untuk rasa.

Dosis Anjuran

Minum rebusan temulawak 1-3 kali sehari dengan dosis ekstrak 25-50 gram rimpang kering atau segar.

Batas konsumsi tidak lebih dari 4 gelas per hari untuk menghindari risiko efek samping.

Dampak Negatif

Konsumsi jangka panjang atau berlebihan dapat menyebabkan diare, mual, ruam kulit, dan sakit kepala.

Sebaiknya tidak dikonsumsi berlebihan dan konsultasi terlebih dahulu bagi ibu hamil, menyusui, atau penderita kondisi kesehatan tertentu.

Ini adalah informasi menyeluruh mengenai asal usul, klasifikasi, nama daerah, kandungan kimia, manfaat, cara konsumsi, dosis, dan dampak negatif tanaman temu lawak (Curcuma xanthorrhiza) berdasarkan sumber terpercaya.

TEMU KUNCI (Gastrochilus panduratum Ridl)

Jual Temu Kunci Terlengkap & Harga Terbaru November 2025 | Shopee Indonesia

Pohon Temu Kunci yang dimaksud dengan nama ilmiah Gastrochilus panduratum Ridl., sering juga disebut dengan Boesenbergia pandurata atau Kaempferia pandurata, merupakan tanaman herba asli Indonesia dan Asia Tenggara. Tanaman ini tergolong dalam family Zingiberaceae dan banyak dikenal di Indonesia dengan berbagai nama daerah.

Asal Usul dan Klasifikasi

Asal: Indonesia dan Asia Tenggara

Kingdom: Plantae

Famili: Zingiberaceae

Genus: Boesenbergia (sinonim Gastrochilus, Kaempferia)

Spesies: pandurata
Tanaman herba rendah dengan batang rizom (umbi bawah tanah) yang panjang 5-30 cm dan tebal 0,5-2 cm.

Nama Daerah

Nama daerah untuk Temu Kunci ini beragam, antara lain:

Tumu konci (Ambon), Teki kunci (Manado), Tamu kunci (Minangkabau), Temu kunci (Sunda), Kunci (Jawa), Témo koncè (Madura), Koncih (Kangean), Tému konci (Bali), Dumu kunci (Bima), Temu konci (Makassar), Rutu kakusi (Seram Timur), Ene sitale (Seram Selatan), Sun (Buru Kayeli), Tamputi (Ternate)

Kandungan Kimia

Rimpang Temu Kunci mengandung:

Minyak atsiri

Zat pahit

Damar

Flavonoid

Saponin

Senyawa fenolik

Fitosterol

Zedoarondiol

Manfaat Kesehatan

Mengobati batuk kering dan sariawan

Meredakan sulit kencing pada anak-anak

Obat cacing gelang (dengan campuran santan kelapa dan belerang)

Mengobati infeksi pada alat kelamin wanita

Anti-inflamasi dan membantu menjaga kesehatan sistem reproduksi

Cara Konsumsi

Rimpang diiris dan bisa dikunyah langsung untuk membantu batuk dan sariawan.

Rimpang juga bisa direbus dan diminum airnya sebagai ramuan obat.

Dalam tradisi, rimpang dicampur dengan bahan lain untuk pengobatan cacing atau infeksi.

Dosis Anjuran

Konsumsi irisannya secukupnya sesuai kebutuhan, biasanya digunakan dengan jumlah kecil yang diolah menjadi air rebusan atau dikunyah.

Sebaiknya digunakan sesuai petunjuk herbal tradisional atau anjuran tenaga kesehatan.

Dampak Negatif

Penggunaan berlebihan bisa memicu iritasi lambung atau alergi pada beberapa orang.

Perlu kehati-hatian bagi ibu hamil dan anak-anak, konsultasi dengan tenaga medis disarankan.

Ringkasan ini berdasarkan sumber terpercaya yang menjelaskan tentang Temu Kunci (Gastrochilus panduratum Ridl.) dengan penjelasan asal usul, klasifikasi, nama daerah, kandungan kimia, manfaat, cara konsumsi, dosis, dan dampak negatif.

TEMU HITAM (Curcuma aeruginosa)

Temu hitam (Curcuma aeruginosa) adalah tanaman obat yang berasal dari wilayah tropis Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Thailand, Malaysia, hingga India. Tanaman ini telah lama dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional di daerah-daerah tersebut.

Asal Usul dan Klasifikasi

Asal: Asia Tenggara (Indonesia, Thailand, Malaysia) dan India

Kingdom: Plantae

Divisi: Spermatophyta

Kelas: Monocotyledonae

Ordo: Zingiberales

Famili: Zingiberaceae

Genus: Curcuma

Spesies: Curcuma aeruginosa

Nama Daerah

Di Indonesia, temu hitam juga dikenal dengan nama temu ireng.

Kandungan Kimia

Rimpang temu hitam mengandung:

Minyak atsiri dengan komponen mayor seperti Boldenone (43,01%), 1,8-cineole (7,49%), Cyclohexene 4-pentyl-1-(4-propylcycic) (5,75%)

Flavonoid

Alkaloid

Terpenoid

Tanin

Polifenol

Manfaat Kesehatan

Bersifat antibakteri efektif menghambat pertumbuhan bakteri patogen seperti Staphylococcus aureus

Anti-inflamasi dan antioksidan yang membantu meredakan peradangan dan infeksi

Membantu meredakan sakit perut dan gangguan pencernaan

Menurunkan risiko penyakit kronis dengan melawan radikal bebas

Mempercepat penyembuhan luka dan mengurangi pembengkakan

Cara Konsumsi

Rimpang temu hitam dikupas, diiris tipis lalu direbus selama 10 hingga 15 menit untuk diminum air rebusannya sebagai teh herbal

Ramuan tradisional juga dibuat dengan mencampurkan temu hitam halus dengan kapur sirih dan air sebagai obat oles untuk mengatasi nyeri perut

Saat ini, ekstrak minyak atsiri temu hitam juga digunakan sebagai obat luar

Dosis Anjuran

Rebusan 10-30 gram rimpang kering atau segar diminum 1-3 kali sehari sesuai kebutuhan

Penggunaan topikal ramuan obat oles bisa digunakan sesuai petunjuk tradisional atau tenaga kesehatan herbal

Dampak Negatif

Efek samping berupa iritasi pada beberapa orang yang sensitif

Konsumsi berlebihan dapat menyebabkan gangguan pencernaan atau reaksi alergi ringan

Wanita hamil dan menyusui disarankan berkonsultasi terlebih dahulu sebelum penggunaan

Informasi ini disusun berdasarkan sumber terpercaya yang membahas asal usul, klasifikasi, nama daerah, kandungan kimia, manfaat, cara konsumsi, dosis dan dampak negatif temu hitam (Curcuma aeruginosa).

TEMU GIRING (Curcuma heyneana)

CURCUMAE HEYNEANAE RHIZOMA (MMI) | SMK Farmasiku

Temu giring (Curcuma heyneana) adalah tanaman obat asli daerah tropis Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Filipina, dan India. Tanaman ini tergolong dalam keluarga Zingiberaceae dan sudah lama digunakan secara tradisional dalam pengobatan dan sebagai bahan jamu.

Asal Usul dan Klasifikasi

Asal: Area tropis Asia Tenggara (Indonesia, Filipina, India)

Kingdom: Plantae

Divisi: Spermatophyta

Kelas: Monocotyledonae

Famili: Zingiberaceae

Genus: Curcuma

Spesies: Curcuma heyneana

Nama Daerah

Di Indonesia, temu giring dikenal juga dengan nama temu ireng.

Kandungan Kimia

Rimpang temu giring mengandung:

Minyak atsiri (0,8-3%)

Amilum (pati)

Damar

Lemak

Tanin

Zat pahit

Zat warna kuning (kurkumin)

Saponin

Flavonoid

Senyawa fenolik

Fitosterol

Zedoarondiol

Manfaat Kesehatan

Bersifat anti-inflamasi dan antioksidan, membantu meredakan radang dan infeksi

Melindungi dan memperbaiki fungsi hati (hepatoprotektif)

Membantu menurunkan risiko kanker dan penyakit kronis akibat radikal bebas

Mempercepat penyembuhan luka dan mengurangi pembengkakan

Membantu melangsingkan tubuh dengan meningkatkan metabolisme dan fungsi hati

Cara Konsumsi

Rimpang temu giring dikupas, dicuci, dan kemudian direbus untuk diambil air rebusannya sebagai jamu diminum

Bisa juga diparut dan diperas untuk diminum hasil perasannya, dengan tambahan madu atau gula jika ingin

Dalam bentuk bubuk, bisa digunakan sebagai campuran minuman herbal atau masker untuk perawatan kulit

Dosis Anjuran

Umumnya direbus menggunakan 10-30 gram rimpang kering atau segar dalam 1 gelas air untuk diminum 1-3 kali sehari

Dosis dapat disesuaikan dengan kondisi tubuh dan anjuran tenaga kesehatan herbal

Dampak Negatif

Konsumsi berlebihan dapat meningkatkan risiko batu ginjal karena kandungan oksalat

Bisa menimbulkan mual atau rasa tidak nyaman di perut, terutama pada orang sensitif

Wanita hamil dan menyusui sebaiknya konsultasi dengan dokter sebelum konsumsi

Penjelasan di atas merangkum asal usul, klasifikasi, nama daerah, kandungan kimia, manfaat kesehatan, cara konsumsi, dosis anjuran, dan dampak negatif pohon temu giring (Curcuma heyneana) berdasarkan sumber terpercaya.

TEMPUYUNG (Sonchus arvensis)

Tempuyung, Tanaman Liar Peluruh Batu Ginjal

Pohon tempuyung atau Sonchus arvensis berasal dari Eropa Selatan, Afrika Utara, dan Timur Tengah, dan kini tumbuh luas di berbagai wilayah Indonesia dan dunia tropis terutama di daerah dengan ketinggian antara 50-1600 meter di atas permukaan laut.

Asal Usul dan Klasifikasi

Asal: Eropa Selatan, Afrika Utara, dan Timur Tengah

Kingdom: Plantae

Divisi: Spermatophyta

Subdivisi: Magnoliophyta

Kelas: Asteridae

Ordo: Asterales

Famili: Asteraceae

Genus: Sonchus

Spesies: Sonchus arvensis

Nama Daerah

Di Indonesia, tempuyung dikenal juga dengan nama lalakina, galibud, lemping, tayana (Sunda), dan tempuyung (Jawa).

Kandungan Kimia

Tempuyung mengandung berbagai senyawa aktif seperti:

Flavonoid (kaemferol, luteolin, apigenin)

Steroid

Saponin

Fenolik (termasuk taraksasterol, asam fenolat sinusamat, kumarat, vanilat)

Alkaloid

Triterpenoid

Minyak atsiri

Tanin

Mineral: kalsium, magnesium, natrium

Manfaat Kesehatan

Menurunkan tekanan darah tinggi (hipertensi)

Peluruh air seni (diuretik)

Antioksidan dan anti-inflamasi yang membantu meredakan radang dan nyeri sendi

Membantu menurunkan kadar kolesterol LDL (jahat)

Mempercepat penyembuhan luka kecil dan mencegah infeksi

Membantu mengurangi pembengkakan dan wasir

Cara Konsumsi

Daun tempuyung direbus selama 5-15 menit, air rebusannya diminum.

Daun juga dapat dikukus, dimakan mentah sebagai lalapan, atau diolah menjadi jus atau campuran masakan.

Untuk pemakaian luar, daun bisa ditumbuk halus dan dioleskan pada area yang sakit atau digunakan sebagai kompres.

Dosis Anjuran

Konsumsi daun tempuyung segar atau rebus sekitar 15-60 gram per hari tergantung kondisi tubuh dan usia.

Konsultasi dengan tenaga medis atau herbal disarankan untuk dosis personal agar aman dan efektif.

Dampak Negatif

Penggunaan berlebihan dapat menyebabkan gangguan pencernaan atau reaksi alergi.

Hati-hati pada penderita dengan kondisi ginjal dan hati, serta wanita hamil dan menyusui harus konsultasi dulu sebelum konsumsi.

Informasi ini memberikan penjelasan lengkap tentang asal usul, klasifikasi, nama daerah, kandungan kimia, manfaat kesehatan, cara konsumsi, dosis anjuran, dan dampak negatif pohon tempuyung (Sonchus arvensis) berdasarkan berbagai sumber terpercaya

TEMBELEKAN (Lantana camara)

Khasiat Tanaman Tembelekan Atau Puyengan Sebagai Obat ...

Pohon tembelekan atau yang dalam bahasa ilmiahnya bernama Lantana camara berasal dari wilayah tropis Amerika dan kini telah menyebar luas di daerah tropis hampir di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Asal Usul dan Klasifikasi

Asal: Wilayah tropis Amerika

Kingdom: Plantae

Famili: Verbenaceae

Genus: Lantana

Spesies: Lantana camara

Nama Daerah

Tembelekan juga disebut tahi ayam di beberapa daerah di Indonesia, misalnya di Kuningan dikenal dengan sebutan Saliara atau Reba.

Kandungan Kimia

Pohon tembelekan mengandung senyawa kimia seperti:

Minyak atsiri

Fenol

Flavonoid

Karbohidrat

Protein

Alkaloid

Glikosida dan glikosida iridoid

Etanoid fenil

Oligosakarida

Quinin

Saponin

Steroid

Triterpin

Sesquiterpenoid

Tanin

Manfaat Kesehatan

Tembelekan memiliki berbagai manfaat kesehatan, antara lain:

Mengobati penyakit kulit seperti luka, eksim, dan bengkak

Mengobati pegal linu, nyeri rematik, nyeri otot, dan keseleo

Meningkatkan nafsu makan

Mengobati masalah sistem pencernaan

Membantu meredakan flu dan penyakit TBC kelenjar

Cara Konsumsi

Daun atau buah tembelekan dapat dimakan mentah sebagai ramuan untuk sakit perut.

Daun tembelekan sering direbus dan air rebusannya digunakan untuk obat luar seperti mencuci luka atau eksim.

Rebusan akar tembelekan juga dipakai untuk mengatasi flu dan TBC kelenjar dengan minum airnya beberapa kali sehari.

Dosis Anjuran

Makan 9 butir buah segar tiga kali sehari untuk mengatasi sakit perut.

Minum rebusan akar kering sekitar 10 gram tiga kali sehari untuk flu dan TBC kelenjar.

Untuk penggunaan luar, pakai air rebusan daun hangat untuk mencuci luka atau eksim sesuai kebutuhan.

Dampak Negatif

Tembelekan memiliki batang berduri yang bisa menyebabkan luka jika tidak hati-hati.

Penggunaan yang berlebihan atau tidak tepat bisa menyebabkan iritasi kulit.

Diperlukan kehati-hatian terutama bagi yang memiliki alergi terhadap tanaman ini.

Informasi ini didasarkan pada berbagai sumber yang mendeskripsikan tembelekan (Lantana camara) dan kegunaannya dalam pengobatan tradisional serta kandungan kimianya.

TEMBAKAU (Magnoliopsida)

Pohon tembakau berasal dari Amerika, khususnya kawasan Amerika Tengah dan Selatan, dan mulai dikenal dunia sejak penemuan oleh Christopher Columbus di abad ke-15. Tembakau menyebar ke Asia, termasuk Indonesia, pada abad ke-16 melalui jalur perdagangan dan kolonialisme, dibawa oleh bangsa Eropa seperti Portugis dan Spanyol.

Asal Usul dan Klasifikasi

Tembakau (Nicotiana tabacum) adalah tanaman yang berasal dari Amerika Tengah dan Selatan. Klasifikasinya secara ilmiah adalah sebagai berikut:

Kingdom: Plantae

Sub Kingdom: Viridiplantae

Infra Kingdom: Streptophyta

Super Divisi: Embryophyta

Divisi: Tracheophyta

Sub Divisi: Spermatophytina

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Solanales

Famili: Solanaceae

Genus: Nicotiana

Spesies: Nicotiana tabacum

Nama Daerah

Di Indonesia, tembakau dikenal dengan sebutan "tembakau" atau "tembak" dan dikenal pula di daerah-daerah penghasil utama seperti Temanggung, Deli, Madura, Lombok, dan Jember.

Kandungan Kimia

Tembakau mengandung berbagai bahan kimia, antara lain:

Nikotin (zat adiktif utama)

Protein

Trigliserida

Scopoletin

Nornikotin

Polifenol

Anabasin dan anatabin

Abu termasuk kalsium dan kalium

Manfaat Kesehatan

Meskipun tembakau lebih dikenal dengan efek negatifnya, secara tradisional terdapat beberapa manfaat yang dipakai dalam pengobatan seperti:

Mengurangi sakit tenggorokan dan luka

Mengobati demam

Sebagai pengusir serangga

Meredakan nyeri dan sakit kepala

Cara Konsumsi

Tembakau umumnya dikonsumsi dengan cara dimasukkan dalam rokok, cerutu, atau digulung dalam daun untuk dibakar dan dihisap. Ada juga penggunaan tradisional berupa kunyahan atau bentuk olahan lain untuk obat tradisional.

Dosis Anjuran

Tidak ada dosis resmi untuk konsumsi tembakau sebagai obat karena sifatnya yang berbahaya dan adiktif. Penggunaan tembakau dalam jumlah berlebih sangat tidak dianjurkan dari aspek kesehatan.

Dampak Negatif

Tembakau memiliki dampak negatif yang serius, antara lain:

Adiksi nikotin yang kuat

Menyebabkan berbagai penyakit kronis, seperti kanker paru-paru, penyakit jantung, dan gangguan pernapasan

Efek toksik pada sistem saraf dan organ tubuh lainnya

Informasi ini memberikan gambaran lengkap mengenai asal usul, klasifikasi, nama daerah, kandungan kimia, manfaat, cara konsumsi, dosis anjuran, dan dampak negatif pohon tembakau (Nicotiana tabacum) berdasarkan sumber terpercaya

TEKI (Cyperus rotundus)

Sering Dianggap Tanaman Hama, Rumput Teki Ternyata Memiliki ...

Asal Usul dan Klasifikasi

Pohon teki atau rumput teki (Cyperus rotundus) dikenal berasal dari wilayah Afrika, Asia Selatan, serta Eropa Tengah dan Selatan. Klasifikasinya adalah sebagai berikut:

Kingdom: Plantae

Subkingdom: Tracheobionta

Superdivision: Spermatophyta

Division: Magnoliophyta

Class: Liliopsida / Monocotyledoneae

Order: Cyperales

Family: Cyperaceae

Genus: Cyperus

Species: Cyperus rotundus

Nama Daerah

Di berbagai daerah, teki dikenal juga sebagai suket teki atau nutgrass dalam bahasa Inggris.

Kandungan Kimia

Rumput teki mengandung beberapa senyawa kimia penting seperti:

Saponin

Flavonoid

Terpenoid

Minyak atsiri

Minyak aromatik

Alkaloid

Mineral (termasuk kalsium, fosfor, natrium)

Vitamin dan karbonat

Manfaat Kesehatan

Rumput teki memiliki banyak manfaat kesehatan, antara lain:

Mengobati gangguan saluran kemih seperti kencing batu

Mengurangi peradangan dan nyeri, termasuk nyeri otot dan radang sendi

Mengatasi gangguan pencernaan seperti diare

Mengatur siklus menstruasi

Menurunkan demam dan peradangan

Membantu penurunan berat badan dengan meningkatkan metabolisme dan menghambat akumulasi lemak

Cara Konsumsi

Rumput teki biasanya digunakan dengan cara merebus umbinya untuk diambil air rebusannya sebagai ramuan minuman. Ekstrak rumput teki juga bisa digunakan sebagai suplemen dalam bentuk kapsul atau serbuk.

Dosis Anjuran

Tidak ada dosis baku yang umum, namun penggunaan ramuan air rebusan umbi satu hingga dua gelas per hari sering dianjurkan dalam pengobatan tradisional. Dosis harus disesuaikan dengan kondisi kesehatan dan petunjuk tenaga medis herbal.

Dampak Negatif

Penggunaan rumput teki secara berlebihan atau tanpa pengawasan dapat menyebabkan efek samping seperti reaksi alergi atau gangguan pencernaan. Selain itu, karena sifatnya yang kuat, perlu berhati-hati dalam penggunaannya terutama pada ibu hamil dan anak-anak.

Informasi ini memberikan gambaran lengkap tentang asal usul, klasifikasi, kandungan kimia, manfaat, cara konsumsi, dosis anjuran, dan dampak negatif pohon teki (Cyperus rotundus) berdasarkan sumber terpercaya

TEH (Camellia sinensis

Asal Usul

Teh berasal dari barat daya Tiongkok, khususnya provinsi Yunnan, yang memiliki iklim tropis dan subtropis yang cocok untuk pertumbuhannya. Penggunaan teh sudah tercatat sejak masa Dinasti Shang (sekitar 1500-1045 SM) sebagai minuman obat. Cerita legendaris mencatat Kaisar Shennong menemukan teh sekitar tahun 2732 SM setelah secara tidak sengaja daun teh jatuh ke rebusan airnya. Sejak itu, teh menyebar ke berbagai budaya dan negara di Asia dan dunia.

Klasifikasi

Kingdom: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Ericales

Famili: Theaceae

Genus: Camellia

Spesies: Camellia sinensis.

Nama Daerah

Di Indonesia dan berbagai daerah dikenal dengan nama:

Teh (umum)

Camellia (nama latin genus)
Nama lain bervariasi sesuai bahasa lokal, seperti "cha" (Cina), "tea" (Inggris), "té" (Spanyol), dll.

Kandungan Kimia

Daun teh mengandung berbagai senyawa aktif penting:

Kafein (alkaloid utama)

Theobromin dan theofillin (alkaloid terkait)

Polifenol seperti katekin dan flavonoid (antioksidan kuat)

Tanin

Asam amino, karbohidrat, protein

Mineral seperti magnesium, kalium, fluor, kalsium, seng, mangan, tembaga
Kandungan ini memberi teh karakteristik rasa, aroma, dan manfaat kesehatan.

Manfaat Kesehatan

Manfaat konsumsi teh antara lain:

Sumber antioksidan yang melindungi tubuh dari radikal bebas dan menurunkan risiko penyakit kronis seperti kanker dan penyakit jantung

Meningkatkan fungsi otak, kewaspadaan, fokus, dan daya ingat berkat kandungan kafein dan L-theanine

Membantu menurunkan berat badan dengan meningkatkan metabolisme dan pembakaran lemak

Menjaga kesehatan jantung dengan menurunkan kolesterol jahat dan tekanan darah

Meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan meredakan stres melalui efek antiinflamasi dan antibakteri.

Cara Konsumsi

Daun teh biasanya diseduh dengan air panas untuk dijadikan minuman teh. Teknik pengolahan dapat menghasilkan berbagai jenis teh: teh hijau, hitam, putih, oolong, dan lain-lain sesuai proses fermentasi dan pengeringannya. Teh juga bisa dikonsumsi sebagai ekstrak atau suplemen. Selain itu, ada teh dari bunga telang yang dibuat dari bunga dan diseduh mirip teh daun.

Dosis Anjuran

Konsumsi teh dalam takaran wajar adalah 2-3 cangkir per hari atau sesuai toleransi kafein tubuh.

Hindari konsumsi berlebihan yang dapat menyebabkan kegelisahan atau gangguan tidur.

Dosis pada penggunaan ekstrak atau suplemen disesuaikan dengan anjuran produk kesehatan.

Dampak Negatif

Kafein dalam teh dapat menyebabkan efek samping seperti jantung berdebar, cemas, gangguan tidur jika dikonsumsi berlebihan.

Pada beberapa orang, tannin dapat mengganggu penyerapan zat besi dari makanan.

Ibu hamil dan penderita gangguan tertentu disarankan konsultasi sebelum konsumsi dalam jumlah besar.

Informasi ini memberikan gambaran menyeluruh tentang pohon Teh (Camellia sinensis), kandungan kimia, manfaat, cara konsumsi yang tepat, dosis, dan potensi dampak negatifnya. Semoga membantu.

TARUM (Indigofera tinctoria)

Asal Usul

Pohon Tarum, atau Indigofera tinctoria, berasal dari wilayah Asia Selatan dan Asia Tenggara. Tanaman ini dikenal sejak ribuan tahun yang lalu, bahkan penggunaannya sebagai sumber pewarna biru alami telah tercatat dalam peradaban kuno seperti Mesir, India, dan Tiongkok kuno. Di Indonesia, khususnya di Tatar Sunda, pohon ini sangat terkenal dan menjadi bagian dari budaya serta sejarah, seperti nama sungai Ci Tarum dan kerajaan Tarumanagara yang diambil dari nama pohon ini.

Klasifikasi

Kingdom: Plantae

Divisi: Spermatophyta

Subdivisi: Angiospermae

Kelas: Dicotyledonae

Ordo: Fabales

Famili: Fabaceae

Genus: Indigofera

Spesies: Indigofera tinctoria Linn.

Nama Daerah

Beberapa nama daerah dan sinonim untuk pohon Tarum meliputi:

Tarum (umum)

Indigo (dari nama senyawa warna biru yang dihasilkan)

Tarum areuy (akar tarum)

Khaam (Laos)

Khraam (Thailand)

Cham, cham Nhuom (Vietnam)
Di Indonesia nama "Tarum" sendiri sudah melekat sebagai nama tradisional.

Kandungan Kimia

Tarum mengandung berbagai senyawa bioaktif dan zat warna alami, diantaranya:

Indigotin (pigmen warna biru indigo)

Alkaloid seperti glikosida sianogenik dan guanidin alkaloid

Asam fenolik dan fenolik glikosida

Flavonoid, isoflavonoid

Senyawa derivate rotenoid dengan aktivitas insektisida

Protein kasar, lemak kasar, dan mineral seperti Ca, P, dan Mg.

Manfaat Kesehatan

Dalam pengobatan tradisional, daun dan akar Tarum digunakan untuk:

Mengatasi penyakit ayan (epilepsi) dan gangguan saraf

Menyembuhkan luka dan borok

Sebagai sumber pewarna alami untuk produk tekstil dan kosmetik
Beberapa penelitian juga menunjukkan potensi aktivitas biologis Tarum sebagai antioksidan dan antiinflamasi.

Cara Konsumsi

Daun direbus untuk diambil airnya sebagai obat herbal diminum.

Akar sering digunakan sebagai bahan obat dalam bentuk rebusan atau ekstrak.

Selain untuk konsumsi, Tarum juga banyak dimanfaatkan sebagai bahan pewarna alami dari ekstrak daun yang direbus dan dijemur menjadi bubuk pewarna biru.

Dosis Anjuran

Dosis spesifik untuk konsumsi pengobatan tradisional belum baku dan harus disesuaikan dengan kondisi serta anjuran tenaga kesehatan.

Umumnya, rebusan daun tarum sebanyak 10-30 gram dalam 300-400 ml air dapat diminum 2-3 kali sehari.

Dampak Negatif

Meskipun Tarum secara umum aman, penggunaan berlebihan atau tidak sesuai dosis bisa menimbulkan efek samping seperti iritasi pencernaan atau alergi.

Perlu hati-hati bagi ibu hamil dan anak-anak untuk penggunaan obat tradisional ini tanpa pengawasan medis.

Senyawa toksik minor mungkin ditemukan pada bagian tertentu tanaman, sehingga pemakaian harus terkontrol.

Informasi ini mencakup asal usul, klasifikasi, nama daerah, kandungan kimia, manfaat kesehatan, cara konsumsi, dosis anjuran, dan potensi dampak negatif pohon Tarum (Indigofera tinctoria). Semoga membantu.

TAPAK LIMAN (Elephantopus scaber.)

Asal Usul

Tapak Liman berasal dari wilayah Amerika tropis dan kini tersebar luas di Afrika tropis, Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Australia. Di Indonesia, tumbuhan ini tumbuh liar di ladang, pinggir jalan, dan hutan terbuka.

Klasifikasi

Kingdom: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Asterales

Famili: Asteraceae (Compositae)

Genus: Elephantopus

Spesies: Elephantopus scaber.

Nama Daerah

Tapak Liman dikenal dengan berbagai nama daerah seperti:

Tapak Liman (umum di Indonesia)

Tutup Bumi (Sumatera)

Balagaduk, Jukut Cancang (Sunda)

Tapak Tangan, Talpak Tana (Madura)

Ku Di Dan (China)
Nama-nama ini bervariasi menurut daerah.

Kandungan Kimia

Daun Tapak Liman mengandung berbagai senyawa bioaktif, antara lain:

Epifriedelinol

Lupeol dan Lupeol asetat

Stigmasterol

Triakontan-1-ol, Dotriakontan-1-ol

Deoksielefantopin dan Isodeoksielefantopin

Luteolin-7-glucoside (ditemukan pada bunga)
Senyawa-senyawa ini berkontribusi pada aktivitas antipiretik, antibiotik, antiradang, dan hepatoprotektif.

Manfaat Kesehatan

Tapak Liman digunakan secara tradisional untuk:

Menurunkan demam (antipiretik)

Mengobati infeksi dan peradangan (antibiotik dan antiinflamasi)

Menjaga kesehatan hati dan mengobati hepatitis (hepatoprotektif)

Mengatasi sakit tenggorokan, radang mata, keputihan, diare

Membantu pengobatan diabetes dengan menurunkan kadar gula darah

Mempercepat penyembuhan luka dan bisul

Mengatasi gangguan pencernaan dan masalah kulit seperti jerawat dan iritasi.

Cara Konsumsi

Daun segar atau kering dapat direbus untuk diminum sebagai teh herbal.

Daun yang ditumbuk bisa dibuat salep untuk mengobati luka dan radang kulit.

Air rebusan daun juga dipakai sebagai kompres untuk luka dan peradangan..

Dosis Anjuran

Dosis standar belum baku, namun rebusan daun sekitar 10-30 gram dalam 300-400 ml air, diminum 2-3 kali sehari secara tradisional.

Penggunaan harus disesuaikan dengan kondisi kesehatan dan dikonsultasikan dengan tenaga medis jika digunakan untuk pengobatan serius.

Dampak Negatif

Penggunaan berlebihan dapat menyebabkan reaksi alergi atau iritasi kulit, terutama jika dibuat salep topikal.

Efek samping lain seperti gangguan pencernaan ringan mungkin terjadi.

Perlu berhati-hati dalam penggunaannya terutama pada ibu hamil dan anak-anak..

Informasi ini mencakup aspek botani, kandungan kimia, manfaat, serta cara penggunaan yang aman dari pohon Tapak Liman (Elephantopus scaber). Semoga bermanfaat.

TAPAK KUDA (Ipomoea pes-caprae)

Asal Usul

Ipomoea pes-caprae, dikenal sebagai Katang-katang atau Tapak Kuda, adalah tanaman menjalar yang tumbuh di sepanjang pantai-pantai berpasir tropis dan subtropis di seluruh dunia, termasuk Amerika, Afrika, India, Australia, dan Indonesia. Tanaman ini tahan terhadap lingkungan pesisir yang keras dan memainkan peranan penting dalam menstabilkan pasir pantai.

Klasifikasi

Kingdom: Plantae

Subkingdom: Tracheobionta

Superdivisi: Spermatophyta

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Solanales

Famili: Convolvulaceae

Genus: Ipomoea

Spesies: Ipomoea pes-caprae (L.) R.Br.

Nama Daerah

Beberapa nama daerah untuk Ipomoea pes-caprae di Indonesia antara lain:

Katang-katang (umum)

Batata pantai (Manado)

Tangkatang (Madura)

Tapak kuda (umum di pesisir)

Kandungan Kimia

Tanaman ini mengandung senyawa aktif seperti:

Flavonoid

Tanin

Steroid

Terpenoid

Alkaloid
Kandungan ini memberikan aktivitas antiinflamasi, analgesik, dan antioksidan. Senyawa flavonoid, tanin, dan steroid diuji secara fitokimia pada ekstrak batang dan daun.

Manfaat Kesehatan

Tapak Kuda bermanfaat sebagai:

Obat tradisional untuk nyeri rematik dan pegal-pegal

Mengobati luka dan eksim

Meredakan radang sendi dan sengatan ubur-ubur

Mengobati sakit perut dan kram

Mengurangi kelelahan

Sebagai antiinflamasi dan analgesik alami

Cara Konsumsi

Daun dan batang segar ditumbuk untuk ditempelkan pada bagian yang sakit sebagai tapal.

Akar direbus untuk diminum sebagai obat sakit gigi dan eksim.

Daun muda direbus dan airnya diminum untuk meredakan nyeri dan radang.

Dosis Anjuran

Rebus sekitar 30-45 gram akar atau daun dalam 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas, diminum setiap hari sesuai kebutuhan.

Penggunaan dosis tepat sangat dianjurkan untuk menghindari efek samping.

Dampak Negatif

Daun Tapak Kuda dalam jumlah besar dapat menimbulkan efek pencahar.

Penggunaan yang tidak tepat dapat menyebabkan iritasi kulit atau alergi.

Akan lebih aman digunakan dengan dosis dan cara yang benar, terutama jika untuk pengobatan tradisional.

Informasi ini memberikan gambaran menyeluruh tentang pohon Tapak Kuda (Ipomoea pes-caprae) dari berbagai aspek penting, termasuk habitat, kandungan kimia, serta penggunaan tradisional yang bermanfaat dan aman. Semoga membantu.

TAPAK DARA

Tapak Dara, Ciri ciri Tanaman Serta Khasiat dan Manfaatnya ...

Asal Usul Pohon Tapak Dara

Tapak Dara (Catharanthus roseus) berasal dari Madagaskar dan telah menyebar ke berbagai daerah tropis dan subtropis di seluruh dunia, termasuk Asia, Afrika, dan Eropa. Tanaman ini awalnya tumbuh liar di Madagaskar dan kini banyak dibudidayakan sebagai tanaman hias dan obat tradisional.

Klasifikasi

Kingdom: Plantae

Subkingdom: Tracheobionta (tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi: Spermatophyta (menghasilkan biji)

Divisi: Magnoliophyta (tumbuhan berbunga)

Kelas: Magnoliopsida (dikotil)

Ordo: Gentianales

Famili: Apocynaceae

Genus: Catharanthus

Spesies: Catharanthus roseus (L.) Don.

Nama Daerah

Di Indonesia dikenal dengan berbagai nama, seperti:

Sindapor (Sulawesi)

Kembang tembaga (Sunda)

Kembang sari cina, Tai lantuan (Jawa)

Tapak lima (Bali)

Usia (Maluku)

Rutu-rutu, Rumput jalang (Sumatra)
Sementara di negara lain dikenal dengan nama seperti Rose Periwinkle (Inggris), Kemunting Cina (Malaysia), Tsitsirika (Filipina).

Kandungan Kimia

Tapak Dara mengandung berbagai senyawa kimia penting, terutama alkaloid dimerik aktif yang bersifat onkolitik seperti vinblastin dan vinkristin. Selain itu terdapat vindolin, karbometoksivelbanamida, flavonoid, saponin, steroid, terpenoid, fenol, tanin, dan quinine. Senyawa alkaloid ini memiliki potensi dalam pengobatan kanker dan diabetes.

Manfaat Kesehatan

Beberapa manfaat kesehatan Tapak Dara antara lain:

Pengobatan kanker (vinblastin dan vinkristin digunakan sebagai obat kanker)

Mengontrol diabetes tipe-2 secara alami

Menurunkan tekanan darah atau hipertensi

Menghentikan pendarahan

Mengobati batuk, sakit tenggorokan, gigitan serangga

Mengatasi penyakit lain seperti asma dan beberapa kondisi medis lainnya.

Cara Konsumsi dan Dosis Anjuran

Untuk asma: Rebus 15-20 gram akar dengan 2-3 gelas air sampai mendidih, minum 1 gelas per hari.

Untuk diabetes: Rebus 3 lembar daun dan 15 kuntum bunga dengan 4 gelas air sampai tersisa 1,5 gelas, dinginkan dan saring, minum 2 kali sehari (pagi dan sore).
Dosis penggunaan harus sesuai anjuran dan tidak berlebihan untuk menghindari keracunan.

Dampak Negatif

Tapak Dara mengandung zat yang beracun jika dikonsumsi berlebihan. Efek keracunan meliputi demam, loyo, muntah, neuropati, hilangnya refleks tendon, halusinasi, koma, bahkan kematian dalam 24 jam jika overdosis. Oleh karena itu, penggunaannya harus hati-hati dan di bawah pengawasan medis jika untuk tujuan pengobatan

TAMPAL BESI ( Phylanthus reticultus)

Manfaat Tumbuhan Tampal Besi, Pewarna Alami yang Berkhasiat ...

Pohon tampal besi, dengan nama ilmiah Phyllanthus reticulatus Poir., adalah tanaman semak yang dapat tumbuh hingga tinggi sekitar 5 meter. Tanaman ini memiliki batang kayu yang beralur dan biasanya tumbuh di daerah tropis, menyebar luas di berbagai wilayah Indonesia dan Asia Tenggara.

Klasifikasi Tampal Besi:

Kingdom: Plantae

Famili: Euphorbiaceae

Genus: Phyllanthus

Spesies: P. reticulatus

Nama Daerah:

Tanaman ini dikenal dengan beragam nama daerah seperti cocorenan, wawulutan, trem-bilu, congcongbelut, euling-eulingan, mahasu mambei, wori in talun, tergantung komunitas lokal.

Kandungan Kimia:

Tampal besi mengandung senyawa seperti flavonoid, tanin, saponin, polifenol, serta zat-zat bioaktif lain yang memiliki sifat antioksidan dan antiinflamasi.

Manfaat Kesehatan:

Melancarkan peredaran darah dan mengobati radang

Mengatasi asma, disentri, dan radang tenggorokan

Membantu meredakan radang usus, hati (liver), dan ginjal

Digunakan sebagai obat rematik, luka ringan, dan penyakit inflamasi lainnya

Cara Konsumsi:

Umumnya digunakan sebagai obat luar dan dalam, seperti direbus untuk diminum air rebusannya

Rebusan batang, daun, atau akar diminum untuk mengobati berbagai penyakit

Secara tradisional juga digunakan sebagai pewarna alami

Dosis Anjuran:

Dosis tidak spesifik tercatat secara rinci, namun penggunaan dilakukan sesuai resep tradisional dan kewajaran konsumsi oleh masyarakat lokal

Dosis harus disesuaikan dengan kondisi dan anjuran tenaga kesehatan

Dampak Negatif:

Umumnya aman digunakan jika sesuai dosis tradisional

Risiko efek samping termasuk sensitivitas atau alergi, terutama bila dikonsumsi berlebihan

Penggunaan tanpa pengawasan dapat menimbulkan efek tidak diinginkan

Ringkasan tabel:

Aspek	Detail
Asal Usul	Daerah tropis Asia Tenggara termasuk Indonesia
Klasifikasi	Kingdom Plantae; Famili Euphorbiaceae; Genus Phyllanthus; Spesies P. reticulatus
Nama Daerah	Cocorenan, wawulutan, trem-bilu, congcongbelut, euling-eulingan, mahasu mambei, dan lainnya
Kandungan Kimia	Flavonoid, tanin, saponin, polifenol, zat antioksidan dan antiinflamasi
Manfaat Kesehatan	Melancarkan peredaran darah, obat radang, asma, disentri, rematik, radang tenggorokan dan organ lainnya
Cara Konsumsi	Rebusan batang/daun/akar diminum, obat luar, pewarna alami
Dosis Anjuran	Sesuai resep tradisional dan anjuran tenaga kesehatan
Dampak Negatif	Aman bila sesuai dosis, risiko alergi atau efek samping jika berlebihan

Tampal besi adalah tanaman obat tradisional dengan berbagai peranan dalam pengobatan dan kebutuhan lokal di wilayah tropis Asia Tenggara

TALI PUTRI (Cassytha filformis)

Manfaat Tumbuhan Tali Putri - Cassytha filiformisL

Pohon tali putri, dengan nama ilmiah Cassytha filiformis, adalah tumbuhan parasit dan setengah parasit yang tersebar luas di daerah tropis, termasuk Indonesia. Tanaman ini hidup dengan melekat pada tanaman inang dan mengambil nutrisi serta air darinya. Tali putri tumbuh pada berbagai tempat seperti semak belukar, lahan terbuka, dan daerah pertanian.

Klasifikasi Tali Putri:

Kingdom: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Laurales

Famili: Lauraceae

Genus: Cassytha

Spesies: C. filiformis

Nama Daerah:

Tali putri (Jawa)

Sangga langit (Sunda)

Rambut putri (Melayu)

Emas-emasan (beberapa komunitas anak-anak di Jawa)

Kandungan Kimia:

Tali putri mengandung berbagai senyawa kimia seperti flavonoid, tanin, polifenol, alkaloid, serta logam polivalen seperti kalsium dan zat besi. Senyawa ini berperan dalam aktivitas antioksidan, antiperadangan, dan potensi melarutkan batu ginjal.

Manfaat Kesehatan:

Mempercepat penyembuhan luka dan mengurangi jaringan parut

Meningkatkan daya ingat dan fungsi kognitif

Mengurangi peradangan di berbagai bagian tubuh

Membantu melawan infeksi bakteri dan virus

Menjaga kesehatan kulit dan mengurangi kerutan

Memiliki sifat antikanker dan membantu menghambat penyebaran sel kanker

Membantu mengontrol gula darah dan mencegah komplikasi diabetes

Mengurangi stres, kecemasan, dan depresi

Cara Konsumsi:

Daun dan batang dikeringkan dan dijadikan teh atau ramuan rebusan

Ekstrak tali putri juga tersedia dalam bentuk suplemen cair

Biasanya dikonsumsi secara teratur sesuai dosis yang dianjurkan

Dosis Anjuran:

Konsumsi dosis bervariasi tergantung bentuk sediaan dan kondisi yang diobati

Umumnya, ekstrak atau rebusan diminum 1-2 kali sehari sesuai instruksi produk atau anjuran ahli herbal

Dampak Negatif:

Penggunaan umumnya aman jika sesuai dosis

Potensi iritasi pencernaan jika digunakan berlebihan

Harus dikonsultasikan dengan tenaga medis terutama jika sedang dalam pengobatan lain atau kondisi kesehatan khusus

Ringkasan tabel:

Aspek	Detail
Asal Usul	Daerah tropis, tersebar luas di Asia termasuk Indonesia
Klasifikasi	Kingdom Plantae; Famili Lauraceae; Genus Cassytha; Spesies C. filiformis
Nama Daerah	Tali putri, Sangga langit, Rambut putri, Emas-emasan
Kandungan Kimia	Flavonoid, tanin, polifenol, alkaloid, logam polivalen seperti kalsium dan zat besi
Manfaat Kesehatan	Penyembuhan luka, fungsi otak, antiperadangan, antibakteri, kesehatan kulit, antikanker, kontrol gula darah, antistres
Cara Konsumsi	Teh, rebusan, ekstrak suplemen
Dosis Anjuran	1-2 kali sehari sesuai sediaan dan anjuran
Dampak Negatif	Aman jika dosis tepat, potensi iritasi pencernaan, konsultasi medis diperlukan

Tali putri adalah tanaman parasit yang kaya manfaat kesehatan dan telah digunakan dalam pengobatan tradisional dengan aneka bentuk konsumsi

TAKOKAK (Solanum torvun)

Mengenal Takokak, Sering Dianggap Tanaman Liar, Namun ...

takokak, yang secara ilmiah dikenal sebagaiSolanum torvum, berasal dari wilayah tropis Amerika, khususnya Amerika Tengah dan Selatan. Tanaman ini kemudian menyebar dan dibudidayakan secara luas di kawasan tropis termasuk Indonesia, menghadirkan banyak manfaat kesehatan dan kegunaan dalam kuliner maupun pengobatan tradisional.

Klasifikasi Takokak:

Kingdom: Plantae

Subkingdom: Tracheobionta

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Solanales

Famili: Solanaceae

Genus: Solanum

Spesies: S. torvum

Nama Daerah:

Terung pipit (umum)

Cepokak (Jawa)

Takokak (Sunda)

Rimbang (Minangkabau)

Trung cawing (Aceh)

Kandungan Kimia:

Takokak mengandung berbagai metabolit sekunder bermanfaat seperti alkaloid, flavonoid, saponin, serta vitamin A dan C. Pada buah kering ditemukan solasonin (0,1%), sementara daun mengandung neochlorogenine dan panicolugenin serta akar mengandung jurubine. Senyawa ini memberikan sifat antioksidan yang tinggi dan aktivitas farmakologis lain.

Manfaat Kesehatan:

Bersifat antioksidan, membantu melindungi jaringan tubuh dari radikal bebas

Antibakteri dan antikanker

Antidiabetes dan hepatoprotektif (melindungi hati)

Mengatasi hipertensi, meningkatkan kesehatan jantung

Membantu mengendalikan kadar gula darah

Membantu memperbaiki gangguan penglihatan dan gangguan mata ringan

Cara Konsumsi:

Buah dan daun takokak dapat dimakan langsung setelah dicuci bersih, biasanya 5-10 butir atau lembar setiap hari

Bisa juga dikonsumsi dalam bentuk teh herbal dari daun atau buah yang dikeringkan

Rebusan daun dan buah juga digunakan sebagai ramuan obat tradisional

Dosis Anjuran:

Konsumsi 5-10 butir buah atau lembar daun segar per hari

Untuk teh atau rebusan, disarankan tak lebih dari 200 mg/kg sebagai dosis kontrasepsi, dosis umum sebagai ramuan obat tradisional harus sesuai anjuran herbal tradisional

Dampak Negatif:

Takokak mengandung senyawa solanin yang merupakan glikoalkaloid beracun jika dikonsumsi berlebihan

Gejala keracunan dapat meliputi hipertensi, kebingungan, pernapasan terganggu, dan ataksia (gangguan keseimbangan) muncul sekitar 14 jam setelah konsumsi berlebih

Penggunaan berlebihan untuk kontrasepsi dapat menurunkan kesuburan dan produksi sperma

Harus berhati-hati dalam mengonsumsi takokak mentah atau berlebihan, konsultasikan dengan tenaga kesehatan

Ringkasan tabel:

Aspek	Detail
Asal Usul	Amerika Tengah dan Selatan, menyebar ke daerah tropis termasuk Indonesia
Klasifikasi	Kingdom Plantae; Famili Solanaceae; Genus Solanum; Spesies S. torvum
Nama Daerah	Terung pipit, Cepokak, Takokak, Rimbang, Trung cawing
Kandungan Kimia	Alkaloid, flavonoid, saponin, vitamin A & C, solasonin
Manfaat Kesehatan	Antioksidan, antibakteri, antikanker, antidiabetes, hepatoprotektif, pengendali hipertensi
Cara Konsumsi	Makan langsung 5-10 butir/lembar, teh herbal, rebusan
Dosis Anjuran	5-10 butir/lembar segar setiap hari, dosis max 200 mg/kg untuk kontrasepsi
Dampak Negatif	Keracunan oleh solanin jika berlebih, risiko gangguan saraf dan pernapasan, efek kontrasepsi

Takokak adalah tanaman multiguna yang kaya manfaat namun perlu konsumsi dengan hati-hati karena kandungan senyawa beracunnya.

TAHI KOTOK (Tagetes arecta)

Pohon tahi kotok, yang dikenal juga dengan nama bunga tahi ayam atau marigold, secara ilmiah bernama Tagetes erecta, berasal dari Meksiko dan menyebar ke Amerika dan Karibia. Tanaman ini merupakan herba tahunan yang tumbuh tegak dengan tinggi sekitar 60-70 cm dan bercabang, dan populer sebagai tanaman hias dengan bunga yang bisa berwarna kuning hingga merah.

Klasifikasi Tahi Kotok:

Kingdom: Plantae

Divisi: Spermatophyta

Kelas: Dicotyledoneae

Ordo: Asterales

Famili: Asteraceae

Genus: Tagetes

Spesies: T. erecta

Nama Daerah:

Tahi kotok (Sunda)

Bunga tahi ayam (umum)

Juga dikenal dengan berbagai nama lokal lain sesuai daerah

Kandungan Kimia:

Bunga tahi kotok mengandung senyawa aktif seperti:

Tagetiin

Terthienyl

Helenian

Flavoxanthin

Asam syringic, asam palmitat, asam steric, asam dodecanoic, asam miristat, lutein

Manfaat Kesehatan:

Meningkatkan imunitas tubuh

Mengobati masalah pencernaan seperti diare dan sakit perut

Menjaga kesehatan mata

Mengatasi demam dan sakit tenggorokan

Meredakan masalah menstruasi

Menangkal racun dan bakteri

Mengatasi luka dan radang pada kulit

Cara Konsumsi:

Bunga atau daun dapat direbus dan airnya diminum sebagai ramuan herbal

Bisa juga digunakan sebagai bahan salep atau kompres untuk luka dan peradangan

Dosis Anjuran:

Dosis tidak spesifik, biasanya sesuai dengan resep tradisional

Untuk rebusan, gunakan sekitar 7 gram bunga kering yang diseduh dengan segelas air panas, diminum 1-2 kali sehari

Dampak Negatif:

Penggunaan secara umum aman dengan risiko efek samping rendah

Penggunaan yang berlebihan atau alergi terhadap tanaman ini mungkin menyebabkan iritasi kulit atau gangguan pencernaan ringan

Disarankan konsultasi dengan tenaga medis bila digunakan untuk pengobatan serius

Ringkasan tabel:

Aspek	Detail
Asal Usul	Meksiko, menyebar ke Amerika, Karibia, dan negara tropis lainnya
Klasifikasi	Kingdom Plantae; Famili Asteraceae; Genus Tagetes; Spesies T. erecta
Nama Daerah	Tahi kotok (Sunda), bunga tahi ayam dan nama lokal lain
Kandungan Kimia	Tagetiin, terthienyl, helenian, flavoxanthin, asam syringic, asam palmitat, lutein
Manfaat Kesehatan	Meningkatkan imun, mengatasi pencernaan, demam, sakit tenggorokan, luka, radang
Cara Konsumsi	Rebusan bunga/daun diminum, salep/kompres untuk luka
Dosis Anjuran	7 gram bunga kering seduh per gelas, diminum 1-2 kali sehari
Dampak Negatif	Risiko iritasi atau gangguan pencernaan ringan, umumnya aman

Tahi kotok adalah tanaman obat tradisional yang populer dengan berbagai manfaat kesehatan, terutama di daerah tropis dan subtropis.

SUWEG(Amorphophallus variabilis atau Amorphophallus paenifolius)

Mengenal Suweg dan Iles-Iles yang banyak khasiat & sangat ...

Tanaman Suweg (Amorphophallus variabilis atau Amorphophallus paenifolius) adalah umbi-umbian yang berasal dari Asia Tenggara, khususnya tumbuh liar di hutan-hutan kawasan Malesia, Filipina, dan bagian tropik India Selatan. Di Indonesia, suweg dikenal luas sebagai bahan pangan tradisional dan banyak ditemukan di daerah seperti Yogyakarta, Madura, dan pulau-pulau lain di Nusantara.

Klasifikasi Botani

Kingdom: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Liliopsida

Ordo: Alismatales

Famili: Araceae

Genus: Amorphophallus

Spesies: Amorphophallus paenifolius (atau Amorphophallus variabilis)

Nama Daerah

Suweg (umum di Jawa dan wilayah lain di Indonesia)

Sobek (Madura)

Bawu (Timor Timur)

Juga disebut porang liar karena mirip dengan tanaman porang

Kandungan Kimia

Suweg mengandung serat pangan tinggi, protein, karbohidrat, kalsium, besi, thiamin, asam askorbat, serta senyawa bioaktif seperti oksalat yang harus diolah untuk menghilangkannya agar aman dikonsumsi.

Manfaat Kesehatan

Menjaga fungsi pencernaan dengan meningkatkan serat sehingga mencegah sembelit dan gangguan usus besar.

Berpotensi menurunkan kadar kolesterol dan gula darah sehingga bermanfaat bagi penderita diabetes dan risiko kardiovaskular.

Memiliki sifat hipoglikemik dan hipokolesterolemik yang menjaga kesehatan metabolik tubuh.

Sumber energi dengan kadar karbohidrat yang cukup tinggi namun rendah lemak.

Cara Konsumsi

Suweg diolah dengan cara direbus atau dikukus setelah direndam dan dicuci bersih untuk menghilangkan kandungan oksalat yang berbahaya.

Dapat dijadikan tepung sebagai bahan pengganti terigu dalam membuat berbagai makanan seperti kue, mie, dan makanan tradisional.

Kadang suweg juga digunakan dalam resep urap, prekedel, dan makanan lain.

Dosis Anjuran

Konsumsi dalam bentuk olahan secara moderat, misalnya sebagai bagian dari menu makanan sehari-hari, disesuaikan dengan kebutuhan kalori.

Pastikan proses pengolahan cukup agar oksalat terbuang dan aman dikonsumsi.

Dampak Negatif

Kandungan asam oksalat yang tinggi dapat menyebabkan iritasi dan kristalisasi ginjal jika dikonsumsi mentah atau tidak diolah dengan benar.

Dapat menyebabkan alergi ringan atau iritasi pada kulit jika kontak langsung dengan umbi mentah.

Perlu pengolahan yang tepat, termasuk perendaman dan perebusan untuk menghilangkan toksisitas.

Secara keseluruhan, suweg adalah umbi tradisional penting dengan nilai gizi baik dan manfaat kesehatan yang luas, namun memerlukan pengolahan khusus agar aman dan nyaman dikonsumsi.

SUKUN (Artocarpus communis)

5 Fakta Sukun, Buah Tropis Indonesia yang Jadi Incaran di Eropa

Pohon Sukun (Artocarpus communis atau Artocarpus altilis) diperkirakan berasal dari kepulauan Nusantara hingga Papua, yang kemudian menyebar mengikuti migrasi suku Austronesia sekitar 2000 tahun SM. Pada masa perdagangan rempah di akhir Kerajaan Majapahit, pohon ini menyebar ke Jawa dari Maluku. Sukun juga dibawa oleh bangsa Eropa ke berbagai wilayah tropis di dunia, termasuk Malaysia, India, Sri Lanka, dan Afrika.

Klasifikasi Botani

Kingdom: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Urticales

Famili: Moraceae

Genus: Artocarpus

Spesies: Artocarpus communis (sukun)

Nama Daerah

Bahasa sehari-hari: Sukun

Kalimantan dan Sumatra: disebut Sarikaya

Beberapa daerah di Nusa Tenggara dan Sulawesi memiliki variasi nama lokal seperti Srikaya, Atis, Garoso

Kandungan Kimia

Buah sukun mengandung:

Karbohidrat kompleks tinggi

Protein

Serat pangan

Mineral penting seperti kalium, magnesium, zat besi, kalsium, zinc, fosfor

Vitamin B, C, beta-karoten, riboflavin, niasin

Senyawa antioksidan, flavonoid, dan polifenol

Manfaat Kesehatan

Menjaga kesehatan jantung dengan meningkatkan kolesterol baik dan menurunkan kolesterol jahat

Meredakan peradangan dan mengurangi gula darah, bermanfaat bagi penderita diabetes

Mengatasi masalah pencernaan dan mencegah sembelit

Membantu mengurangi risiko kanker usus besar

Mengatasi kerusakan rambut dan ketombe

Mendukung kesehatan ginjal dan hati

Cara Konsumsi

Buah sukun biasanya dikukus, direbus, atau dipanggang setelah direndam untuk mengurangi getah yang pahit.

Disarankan dimakan bersama sumber protein atau lemak sehat agar keseimbangan nutrisi terjaga.

Untuk penderita diabetes, hindari tambahan gula dan pemanis buatan.

Dosis Anjuran

Konsumsi buah segar dalam porsi kecil sesuai kemampuan tubuh, biasanya satu buah ukuran sedang per hari.

Pengolahan dengan cara direbus atau dipanggang dianjurkan untuk mempertahankan nutrisi.

Dampak Negatif

Getah sukun berpotensi menyebabkan iritasi kulit bila terkena langsung.

Konsumsi berlebihan dapat menyebabkan gangguan pencernaan seperti diare.

Hindari pengolahan dengan menggoreng yang dapat menambah kalori dan lemak tidak sehat.

Secara keseluruhan, sukun adalah buah tropis asli Nusantara yang kaya nutrisi dan memiliki manfaat kesehatan luas, yang telah lama digunakan sebagai bahan pangan dan obat tradisional di Indonesia dan wilayah tropis lainnya.

SRIKAYA (Annona squamosa)

Ternyata Selai Srikaya Bukan dari Buah Srikaya Loh! - Nibble

Pohon Srikaya (Annona squamosa) berasal dari daerah tropis di Amerika Tengah dan Selatan, terutama Meksiko, Karibia, dan wilayah Amerika Selatan. Tanaman ini kemudian menyebar ke Asia Tenggara, termasuk Indonesia, melalui jalur perdagangan oleh bangsa Spanyol dan Portugis pada abad ke-16. Nama "Srikaya" sendiri berasal dari bahasa Sanskerta, gabungan kata "Sri" yang berarti kemakmuran atau keberuntungan, dan "Kaya" yang berarti kaya akan.

Klasifikasi Botani

Divisi: Tracheophyta

Upadivisi: Spermatophytina

Klasifikasi Tinggi: Angiosperms (berbunga)

Ordo: Magnoliales

Famili: Annonaceae

Genus: Annona

Spesies: Annona squamosa

Nama Daerah

Kalimantan: Sarikaya

Nusa Tenggara: Srikaya, Sirkaya, Garoso, Ata

Sulawesi: Atis soe walanda, Sirikaya, Sirikaja, Perse, Atis, Delima Srikaya

Maluku: Atisi, Hirikaya, Atis

Kandungan Kimia

Srikaya mengandung metabolit sekunder seperti glikosida, alkaloid, saponin, flavonoid, tanin, karbohidrat, protein, fenolik, pitosterol, asam amino, dan berbagai senyawa bioaktif yang berperan sebagai antioksidan, antidiabetik, hepatoprotektif, dan antitumor.

Manfaat Kesehatan

Menjaga kesehatan sistem pencernaan berkat serat yang tinggi

Mencegah hipertensi dan menjaga kesehatan jantung karena kandungan kalium, magnesium, dan antioksidan

Mengontrol gula darah sehingga bermanfaat bagi penderita diabetes

Memiliki efek antioksidan dan antitumor yang membantu melindungi tubuh dari kerusakan sel

Membantu menurunkan kadar peradangan dalam tubuh

Cara Konsumsi

Buah srikaya bisa dimakan langsung dengan cara dikupas dan diambil daging manisnya.

Daun dan bagian tanaman lain juga digunakan dalam bentuk ekstrak atau rebusan sebagai obat herbal untuk berbagai kondisi kesehatan.

Dosis Anjuran

Konsumsi buah segar dapat disesuaikan kebutuhan, umumnya satu buah ukuran sedang per hari sudah cukup.

Untuk penggunaan herbal dari daun atau ekstrak, dosis harus mengikuti petunjuk produk atau anjuran ahli herbal, karena sifat aktif senyawa bisa kuat.

Dampak Negatif

Konsumsi berlebihan dapat menyebabkan gangguan pencernaan seperti diare.

Biji srikaya mengandung senyawa toksik, sehingga sebaiknya tidak dikonsumsi.

Penggunaan herbal harus hati-hati terutama untuk ibu hamil dan anak kecil agar tidak menimbulkan efek samping.

Srikaya adalah tanaman buah tropis kecil yang kaya manfaat dan banyak digunakan dalam pengobatan tradisional maupun konsumsi segar di berbagai daerah di Indonesia dan dunia.

SRIGADING (Nyctanthes arbor-tristis)

Tanaman Hias Srigading, Berkhasiat dan Punya Wangi Khas

Pohon Srigading, dengan nama ilmiah Nyctanthes arbor-tristis, merupakan tanaman hias dan obat yang berasal dari Asia Selatan, terutama India dan Himalaya, dan kini tersebar di Indonesia dan Asia Tenggara. Tanaman ini dikenal karena bunga dan daunnya yang kaya khasiat kesehatan.

Klasifikasi Botani

Kingdom: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Lamiales

Famili: Oleaceae

Genus: Nyctanthes

Spesies: Nyctanthes arbor-tristis

Nama Daerah

Di Indonesia, tanaman ini dikenal sebagai Srigading (Jawa), serta memiliki nama lain di berbagai daerah sesuai bahasa lokal, namun nama Srigading paling umum dipakai.

Kandungan Kimia

Daun dan bunga Srigading mengandung flavonoid, glikosida, asam oleanik, minyak esensial, tanin, karoten, lupeol, metil salisilat, gula, dan asam benzoat. Senyawa ini memiliki sifat antioksidan, antimikroba, antipiretik (penurun demam), antiinflamasi, dan sedatif.

Manfaat Kesehatan

Menyembuhkan infeksi jamur pada kulit dan rambut, menghilangkan ketombe dan kutu.

Mengobati batuk kering, bronkitis, dan radang tenggorokan.

Mengatasi sembelit pada anak-anak dan masalah pencernaan.

Meredakan asam urat dan nyeri sendi.

Meredakan kecemasan, kegelisahan, sakit kepala, gastritis, hepatitis, diare, vertigo, dan dismenorea.

Kulit kayunya berfungsi sebagai antimikroba, dan batangnya memiliki efek antipiretik serta antioksidan.

Cara Konsumsi

Daun atau bunga segar dapat direbus, air rebusannya diminum 1-3 kali sehari sebanyak ½ gelas.

Daun juga dapat digunakan untuk pengobatan luar seperti mencuci kulit atau kulit kepala untuk menghilangkan ketombe dan kutu.

Rebusan biji digunakan sebagai tonik rambut untuk mencegah kebotakan dan mengatasi penyakit kulit kepala.

Dosis Anjuran

Rebusan daun/bunga sebanyak sekitar 10-15 gram, diminum 1-3 kali sehari, masing-masing ½ gelas.

Untuk penggunaan topikal disesuaikan kebutuhan dan pengulangan sesuai kondisi.

Dampak Negatif

Srigading relatif aman bila digunakan sesuai dosis. Potensi efek samping ringan bisa berupa iritasi kulit atau reaksi alergi pada pemakai dengan kulit sensitif. Penggunaan dalam jangka panjang harus dengan pengawasan, terutama bagi ibu hamil dan penderita penyakit kronis.

Singkatnya, Srigading adalah tanaman obat tradisional dengan manfaat kesehatan luas dari Asia Selatan yang telah dikenal dan digunakan di Indonesia, dengan kandungan senyawa bioaktif yang mendukung fungsi antioksidan, antimikroba, dan antiinflamasi.

SOSOR BEBEK (Kalanchoe pinnata)

Manfaat Cocor Bebek untuk Mengobati Berbagai Penyakit, Demam ...

Tanaman Sosor Bebek atau Cocor Bebek (Kalanchoe pinnata) berasal dari Madagaskar dan kini tersebar luas di daerah tropis, termasuk Indonesia. Tanaman ini dikenal sebagai tanaman hias sekaligus obat tradisional karena kaya manfaat kesehatan.

Klasifikasi Botani

Kingdom: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Saxifragales

Famili: Crassulaceae

Genus: Kalanchoe

Spesies: Kalanchoe pinnata

Nama Daerah

Beberapa nama daerah sosor bebek antara lain:

Sosor Bebek, Suru Bebek, Teres (Jawa)

Buntiris, Jampe, Jukut Kawasa (Sunda)

Didingin Beueu (Aceh)

Mamala (Halmahera)

Rau Kufiri (Ternate)

Kabi-kabi (Tidore)

Daun Ghemet (Madura)

Kandungan Kimia

Daun sosor bebek mengandung senyawa seperti asam malat, damar, zat lendir, magnesium malat, kalsium oksalat, asam formiat, tanin, alkaloid, flavonoid, quercetin-3-diarabinoside, dan kaempferol-3-glucoside. Senyawa ini memberikan tanaman efek antitumor, antiradang, antimikroba, dan mampu mempercepat penyembuhan luka.

Manfaat Kesehatan

Meredakan sakit kepala, batuk, dan sakit dada

Menyembuhkan bisul dan borok

Mempercepat penyembuhan luka dan memperlancar haid yang tidak teratur

Mengobati demam dan penyakit kulit lainnya

Mempercepat penyembuhan radang dan inflamasi

Cara Konsumsi

Untuk pengobatan luar: daun dicuci, diparut atau ditumbuk, lalu ditempelkan pada bagian yang luka atau sakit.

Untuk pengobatan dalam: 5 lembar daun direbus dengan 2 gelas air hingga tersisa 1 gelas, disaring, dan diminum hangat 1 kali sehari.

Dosis Anjuran

Dosis umum berupa rebusan 5 lembar daun per 2 gelas air, diminum satu kali sehari. Penggunaan topikal sesuaikan dengan kebutuhan dan ganti baju luka setiap beberapa jam.

Dampak Negatif

Penggunaan sosor bebek umumnya aman dalam dosis tradisional. Namun, penggunaan berlebihan terutama tanpa pengawasan dapat menyebabkan iritasi kulit atau reaksi alergi ringan pada beberapa individu. Bila digunakan sebagai obat, disarankan konsultasi terlebih dahulu terutama untuk ibu hamil dan anak-anak.

Sosor bebek adalah tanaman herbal berkhasiat dengan kandungan kimia yang beragam dan manfaat kesehatan luas, serta digunakan secara tradisional di berbagai daerah tropis termasuk Indonesia.

SON JAWA (Talinum paniculatum)

Pohon Som Jawa (Talinum paniculatum) adalah tanaman herbal yang diduga berasal dari Amerika Tropis dan diperkenalkan ke Indonesia, khususnya Jawa. Tanaman ini juga dikenal sebagai ginseng Jawa karena khasiatnya yang meningkatkan stamina dan kesehatan tubuh.

Klasifikasi Botani

Kingdom: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Caryophyllales

Famili: Portulacaceae

Genus: Talinum

Spesies: Talinum paniculatum

Nama Daerah

Beberapa nama daerah untuk Som Jawa antara lain:

Som Jawa (Indonesia umum)

Ginseng Jawa (karena khasiatnya)

Daun Ginseng (istilah lokal yang populer)

Kandungan Kimia

Som Jawa mengandung senyawa kimia bioaktif seperti:

Saponin

Flavonoid

Tannin

Isoflavonoid
Senyawa ini memberikan efek antibakteri, antiinflamasi, antialergi, antimutagenik, antiviral, antineoplastik, serta vasodilator.

Manfaat Kesehatan

Melancarkan peredaran darah dan sistem saraf pusat.

Mengatasi kelelahan, meningkatkan stamina dan kebugaran tubuh.

Memperlancar ASI bagi ibu menyusui.

Mengatasi batuk berdahak, diare, dan bisul.

Memperbaiki nafsu makan dan meningkatkan daya seksual.

Cara Konsumsi

Akar som jawa dicuci bersih, dikukus selama 10 menit, diiris, dan direbus airnya untuk diminum. Dosis rebusan biasanya 30-60 gram akar per sekali rebus diminum selagi hangat.

Daun som jawa segar dapat ditumis atau dibuat sayur sebagai terapi tambahan.

Daun segar juga digunakan secara luar dengan ditumbuk dan ditempelkan pada bagian yang sakit atau bisul.

Dosis Anjuran

Rebusan akar sebanyak 30-60 gram diminum 1-2 kali sehari sesuai kebutuhan.

Penggunaan akar segar harus dikukus dahulu untuk menghindari efek samping seperti diare.

Dampak Negatif

Penggunaan akar som jawa segar secara langsung tanpa pengolahan dapat menyebabkan diare.

Belum ada laporan toksisitas berat, tetapi pemakaian harus sesuai dosis agar tidak menimbulkan iritasi atau gangguan pencernaan.

Singkatnya, Som Jawa adalah tanaman herbal dengan akar dan daun berkhasiat luas, aman digunakan jika sesuai dosis dan diolah dengan benar, dan populer dalam pengobatan tradisional di Indonesia.

SISIK NAGA(Drymoglossum piloselloides)

PUSKESMAS MENINTING - Manfaat Daun Sisik Naga untuk Kesehatan

Pohon sisik naga (Drymoglossum piloselloides atau Pyrrosia piloselloides) adalah tanaman paku-pakuan epifit yang tumbuh melekat pada pohon lain tanpa merugikan inangnya. Tanaman ini berasal dari Asia Tropis, tersebar di Indonesia, India, Papua Nugini, dan Australia Utara. Sisik naga dikenal dengan daun lonjong yang bersisik halus seperti sisik naga, sehingga namanya.

Asal Usul

Sisik naga asli Asia Tropis dengan penyebaran luas di Asia Tenggara, termasuk berbagai pulau di Indonesia seperti Jawa, Sumatera, dan Bali, serta wilayah Asia Selatan dan Australia Utara.

Klasifikasi Botani

Kingdom: Plantae

Divisi: Pteridophyta

Kelas: Pteridopsida

Ordo: Polypodiales

Famili: Polypodiaceae

Genus: Drymoglossum / Pyrrosia

Spesies: Drymoglossum piloselloides

Nama Daerah

Picisan (Sumatera)

Sisik naga (Semenanjung Melayu)

Sakat ribu-ribu (Sumatera Barat)

Daun picisan (Jawa)

Duduitan/paku duduwitan (Sunda)

Pispisan (Bali)

Kandungan Kimia

Daun sisik naga mengandung saponin, polifenol, minyak atsiri, triterpen/sterol, fenol, flavonoid, tanin, dan gula. Senyawa ini berkontribusi pada aktivitas antioksidan, antiinflamasi, dan antimikroba tanaman.

Manfaat Kesehatan

Antioksidan: Melindungi sel dari radikal bebas dan mencegah penuaan serta penyakit kronis.

Antiinflamasi: Mengurangi peradangan, membantu arthritis dan sakit dalam.

Antimikroba: Melawan infeksi bakteri dan jamur.

Menurunkan demam dan mempercepat penyembuhan penyakit.

Meredakan nyeri dan mempercepat penyembuhan luka saat digunakan secara topikal.

Memperbaiki sirkulasi darah dan menjaga kesehatan jantung.

Cara Konsumsi

Daun sisik naga biasanya dikonsumsi dengan cara direbus. Rebusan ini diminum sebagai jamu untuk berbagai manfaat kesehatan. Daun juga dapat digunakan secara topikal dengan cara ditumbuk dan ditempelkan pada bagian tubuh yang sakit atau terluka.

Dosis Anjuran

Dosis tradisional rebusan daun sisik naga sekitar 3-5 lembar daun yang direbus dalam 1 gelas air, diminum 1-2 kali sehari. Untuk penggunaan topikal, daun tumbuk diaplikasikan sesuai kebutuhan.

Dampak Negatif

Pemakaian sisik naga umumnya aman dalam dosis tradisional, tetapi konsumsi berlebihan atau penggunaan topikal pada kulit sensitif dapat menyebabkan iritasi atau reaksi alergi ringan. Belum ada laporan toksisitas serius, namun disarankan penggunaan dengan kewaspadaan terutama pada ibu hamil atau penderita penyakit kronis.

Kesimpulannya, sisik naga adalah tanaman paku tropis dengan beragam manfaat kesehatan, aman digunakan secara tradisional dalam dosis tepat, dan dikenal luas dengan nama lokal yang berbeda-beda di Indonesia

SIRSAK (Annona muricata L.)

Pohon sirsak (Annona muricata L.) berasal dari kawasan tropis Amerika Tengah dan Amerika Selatan, khususnya daerah hutan Amazon. Tanaman ini bukan asli Indonesia, tetapi dibawa ke Nusantara oleh pemerintah kolonial Belanda pada abad ke-19. Nama "sirsak" sendiri berasal dari bahasa Belanda "zuurzak" yang berarti "kantong yang asam," merujuk pada rasa buahnya yang khas. Di berbagai daerah Indonesia, sirsak dikenal dengan nama alternatif seperti nangka belanda, nongko sabrang (Jawa), dan nangka seberang (Melayu).

Klasifikasi Botani

Kingdom: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Magnoliales

Famili: Annonaceae

Genus: Annona

Spesies: Annona muricata L.

Nama Daerah

Sirsak (Umum)

Nangka Belanda (Melayu)

Nongko Sabrang / Nangka Seberang (Jawa)

Belanda nangka, nangka betawi (variasi di Indonesia)

Kandungan Kimia

Daun dan buah sirsak mengandung senyawa bioaktif penting, antara lain:

Acetogenin (annonaceous acetogenin)

Flavonoid

Tanin

Alkaloid

Minyak atsiri

Vitamin C
Senayawa ini memberi khasiat antikanker, antioksidan, antimikroba, serta menurunkan peradangan.

Manfaat Kesehatan

Membantu membunuh sel kanker secara alami lewat acetogenin yang bersifat sitotoksik terhadap sel tumor.

Memperkuat sistem imun dan melawan infeksi berkat sifat antioksidan dan antimikrobanya.

Menurunkan tekanan darah dan mengatur kadar gula darah sehingga membantu penderita hipertensi dan diabetes.

Meredakan peradangan dan nyeri dengan sifat antiinflamasi.

Menjaga kesehatan pencernaan dan sistem saraf.

Pohon sirsak adalah tanaman buah tropis dengan manfaat kesehatan luas yang didukung oleh kandungan kimia bioaktifnya, serta memiliki sejarah penting sebagai tanaman yang dibawa dari Amerika Selatan ke Asia, termasuk Indonesia, oleh pemerintah kolonial Belanda pada abad ke-19.

SIRIH MERAH (Piper crocatum)

Saatnya Menguak Rahasia Di Balik Manfaat Daun Sirih Merah

Pohon sirih merah (Piper crocatum) berasal dari Peru dan termasuk dalam famili Piperaceae. Awalnya, sirih merah dikenal sebagai tanaman hias karena daun merahnya yang cantik dengan guratan putih, tetapi kemudian dikenal juga sebagai tanaman herbal dengan berbagai khasiat kesehatan. Sirih merah menyebar ke berbagai wilayah dunia termasuk Indonesia, terutama di Sulawesi sejak awal 2000-an.

Klasifikasi Botani Sirih Merah

Kingdom: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Piperales

Famili: Piperaceae

Genus: Piper

Spesies: Piper crocatum Ruiz and Pav.

Nama Daerah

Beberapa nama daerah sirih merah yang dikenal adalah suruh (Jawa), sedah (Jawa), seureuh (Sunda), ranub (Aceh), cambai (Lampung), base (Bali), nahi (Bima), mata (Flores), gapura, donlite, gamjeng, dan perigi (Sulawesi).

Kandungan Kimia

Daun sirih merah mengandung metabolit aktif seperti alkaloid, flavonoid, minyak atsiri, saponin, fenol, dan berbagai senyawa bioaktif lainnya. Senyawa ini bertanggung jawab atas efek antiseptik, antiinflamasi, dan antioksidan dari sirih merah.

Manfaat Kesehatan

Mempercepat penyembuhan luka terbuka karena kandungan antiseptik dan saponinnya.

Mencegah infeksi bakteri dengan sifat antimikroba.

Meredakan peradangan, termasuk pada rheumatoid arthritis, lewat efek antiinflamasinya.

Melawan radikal bebas, sehingga membantu mencegah penyakit kronis seperti penyakit jantung dan kanker.

Mengelola diabetes dengan menurunkan kadar gula darah secara signifikan hingga 10-38% menurut penelitian.

Dengan khasiat tersebut, daun sirih merah sering dikonsumsi dengan cara dikunyah langsung atau dibuat rebusan untuk diminum sebagai ramuan herbal.

Demikian ringkasan mengenai asal usul, klasifikasi, nama daerah, kandungan kimia, dan manfaat kesehatan pohon sirih merah

SIRIH (Piper betle L.)

Pohon sirih (Piper betle L.) adalah tanaman asli Indonesia yang merambat atau bersandar pada tanaman lain. Tanaman ini dikenal dengan berbagai nama daerah seperti suruh (Jawa), lu'at (Ma'anyan), sireh (Melayu), bido (Ternate), base (Bali), dan amo (Ambon). Sirih sudah digunakan secara tradisional sejak lama di Asia Tenggara dan Asia Selatan untuk tujuan budaya dan kesehatan.

Asal Usul dan Penyebaran

Sirih diperkirakan berasal dari kawasan Asia Tenggara, khususnya Indonesia dan Malaysia, dan telah menyebar ke negara-negara di Asia Selatan seperti India dan Sri Lanka. Tanaman ini telah lama dikenal dan digunakan dalam masyarakat tradisional untuk berbagai keperluan, terutama di Indonesia dan negara tetangga.

Klasifikasi Botani

Kingdom: Plantae

Divisi: Spermathophyta / Angiospermae

Kelas: Dicotyledonae / Magnoliopsida

Ordo: Urticales / Piperalis

Famili: Piperaceae

Genus: Piper

Spesies: Piper betle L.

Nama Daerah

Beberapa nama lokal pohon sirih di Indonesia antara lain suruh (Jawa), seureuh (Sunda), ranub (Aceh), belo (Batak), cambai (Lampung), uwit (Dayak), base (Bali), gapura (Bugis), mota (Flores), dan afo (Sentani).

Kandungan Kimia

Daun sirih mengandung berbagai senyawa kimia seperti minyak atsiri dengan komponen utama trans-Caryophyllene, alpha-Amorphene, alpha-Selinene, serta flavonoid, tanin, alkaloid, fenol, saponin, dan steroid. Senyawa ini memberikan efek antimikroba, antioksidan, antiseptik, dan antiinflamasi.

Manfaat Kesehatan

Menjaga kesehatan saluran pencernaan, membantu metabolisme dan melancarkan buang air besar.

Mencegah infeksi karena sifat antimikroba dari fenol dan flavonoid.

Mempercepat penyembuhan luka dan mencegah infeksi pada luka.

Menjaga kesehatan mulut dan gigi, mencegah gigi berlubang dan infeksi mulut.

Membantu menstabilkan kadar gula darah pada penderita diabetes dan meningkatkan sistem imun tubuh.

Cara Konsumsi

Daun sirih bisa dikonsumsi dengan cara dikunyah bersama bahan lain seperti pinang, gambir, kapur (tradisional "nyirih"). Untuk manfaat kesehatan, dapat dibuat air rebusan daun sirih yang diminum sebagai ramuan herbal atau digunakan sebagai obat kumur untuk menjaga kesehatan mulut.

Dosis Anjuran

Dosis anjuran tidak secara pasti disebutkan dalam sumber tradisional, namun umumnya untuk air rebusan sirih, sekitar 3-5 lembar daun sirih direbus dalam 1 gelas air dan diminum 1-2 kali sehari. Mengunyah daun sirih secara berlebihan terutama dengan kapur dan pinang dapat berisiko.

SINYO NAKAL (Duranta ececta)

Pohon Sinyo Nakal (Duranta erecta) berasal dari Amerika Tengah dan kini banyak ditemukan di wilayah tropis seperti Indonesia. Tanaman ini umumnya digunakan sebagai tanaman hias dan pagar hidup dengan ciri daun oval, bunga berwarna biru keunguan, dan buah kecil berwarna kuning cerah.

Klasifikasi

Kingdom: Plantae

Subkingdom: Tracheobionta

Super Divisi: Spermatophyta

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Lamiales

Famili: Verbenaceae

Genus: Duranta

Spesies: Duranta erecta

Nama Daerah

Di Indonesia dikenal dengan nama Sinyo Nakal dan banyak ditemukan di pekarangan rumah, taman, dan pinggiran jalan hingga ketinggian 150–1650 mdpl.

Kandungan Kimia

Daun dan buah mengandung saponin, flavonoid, tanin yang berkhasiat sebagai antibakteri, antijamur, antioksidan, dan anti-inflamasi.

Senyawa flavonoid dapat menangkal radikal bebas dan mempercepat penyembuhan luka serta mengurangi peradangan.

Manfaat Kesehatan

Obat tradisional mengatasi demam, diare, sakit kepala, dan malaria.

Melancarkan peredaran darah dan mengurangi pembengkakan.

Mengandung antioksidan yang meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan melindungi sel dari kerusakan.

Mengurangi risiko penyakit kronis, mencegah penuaan dini, dan meredakan peradangan.

Cara Konsumsi dan Dosis Anjuran

Biasanya digunakan dalam bentuk rebusan atau ekstrak daun dan buah.

Contoh pemakaian untuk malaria: rebus 20 gram buah kering dengan 3 gelas air hingga tersisa 200 cc, diminum 2-3 kali sehari.

Untuk memperlancar peredaran darah: rebus 30 gram daun segar dengan 3 gelas air hingga tersisa 400 ml, diminum 2 kali sehari.

Penggunaan harus dilakukan dengan dosis tepat dan tidak berlebihan.

Dampak Negatif

Daun dan buah bersifat beracun bagi manusia dan hewan peliharaan besar (anjing, kucing) sehingga tidak untuk konsumsi sembarangan.

Keracunan dapat menyebabkan gangguan pencernaan, keracunan sistem saraf, dan efek serius lain jika dikonsumsi dalam dosis berlebihan.

Tidak direkomendasikan untuk dikonsumsi tanpa pengawasan ahli atau tenaga medis.

Ringkasan ini mencakup asal usul, klasifikasi, kandungan kimia, manfaat kesehatan, cara konsumsi, dosis yang dianjurkan, dan dampak negatif pohon Sinyo Nakal yang penting diketahui agar dapat digunakan dengan bijak dan aman.

SINGKONG Manihot esculenta)

Singkong Makanan Para Pertapa di Majapahit

Pohon singkong atau ubi kayu (Manihot esculenta) berasal dari wilayah Amerika Selatan, khususnya Brazil Selatan, Paraguay, dan Peru. Singkong sudah dibudidayakan lebih dari 8.000-10.000 tahun yang lalu dan menyebar ke berbagai benua seperti Afrika, Asia, dan Indonesia melalui jalur perdagangan terutama oleh Portugis pada abad ke-16.

Klasifikasi dan Nama Daerah

Nama ilmiah: Manihot esculenta Crantz

Famili: Euphorbiaceae

Ordo: Euphorbiales

Daun singkong berbentuk majemuk menjari, batang pohon berdaging dan berwarna putih.

Di Indonesia, singkong dikenal luas dan menjadi tanaman pangan utama di banyak daerah, contohnya Jawa Barat (Bogor, Cianjur, Sukabumi, Bandung, Garut) dan Sumatera Utara (Tapanuli Utara, Deli Serdang, dll).

Kandungan Kimia

Singkong mengandung karbohidrat tinggi, protein, lemak, vitamin C, kalium, dan serat.

Mengandung juga senyawa sianida yang berpotensi toksik jika tidak diolah dengan baik.

Beberapa komponen kimia lain adalah pati, glukosa, dan senyawa antioksidan.

Manfaat Kesehatan

Sumber energi tinggi karena kandungan karbohidratnya.

Membantu meningkatkan kesehatan jantung dengan kandungan kalium yang membantu mengatur tekanan darah.

Mendukung kesehatan kulit melalui vitamin C yang penting untuk produksi kolagen.

Sumber serat yang baik untuk pencernaan.

Cara Konsumsi

Singkong dikonsumsi setelah diolah dengan benar seperti direbus, dikukus, atau dipanggang.

Kulit singkong harus dikupas dan bagian batangnya yang putih direndam air bersih selama 48-60 jam untuk mengurangi kadar sianida.

Setelah perendaman, singkong harus dimasak matang minimal 25 menit agar aman dikonsumsi.

Dosis Anjuran

Konsumsi singkong disarankan dalam jumlah moderat sebagai bagian dari diet seimbang.

Tidak dianjurkan mengandalkan singkong sebagai satu-satunya sumber karbohidrat.

Dampak Negatif

Jika dikonsumsi dalam keadaan mentah atau kurang matang, singkong bisa menyebabkan keracunan sianida yang berbahaya bagi kesehatan.

Keracunan dapat menyebabkan gejala mulai dari sakit kepala, mual, muntah, hingga gangguan sistem saraf jika parah.

Perlu kehati-hatian dalam pengolahan dan konsumsi terutama bagi anak-anak dan ibu hamil.

Informasi ini memberikan gambaran lengkap tentang asal usul, klasifikasi, kandungan kimia, manfaat, cara konsumsi yang benar, dosis yang dianjurkan, serta risiko negatif konsumsi singkong yang harus diperhatikan

SIDAGURU (Sida rhombifolia)

Tanaman Sidaguri: Gulma Berkhasiat, Mudah Ditanam di Rumah!

Pohon Sidaguri (Sida rhombifolia) berasal kemungkinan dari wilayah Amerika Tengah dan Selatan dan termasuk tanaman yang mudah tumbuh di daerah tropis seperti Indonesia. Tanaman ini termasuk dalam famili Malvaceae dan tumbuh liar dengan ciri batang bercabang dan bunga kecil berwarna kuning.

Klasifikasi dan Nama Daerah

Nama ilmiah: Sida rhombifolia L.

Famili: Malvaceae

Banyak dikenal di negara tropis dan panas termasuk Indonesia, Malaysia, India, dan juga di Assam, India serta Eropa.

Di Indonesia, ditemukan di beberapa daerah termasuk Gorontalo.

Kandungan Kimia

Daun sidaguri mengandung antioksidan seperti saponin, fenol, tannin, dan asam mefenamat.

Akar mengandung alkaloid, steroid, dan ephedrine.

Bagian batang dan daun juga mengandung alkaloid, kalsium oksalat, tanin, terpenoid, saponin, fenol, asam amino, minyak atsiri, flavonoid, dan zat phlegmatic sebagai ekspektoran.

Manfaat Kesehatan

Mengandung antioksidan yang mencegah infeksi dan oksidasi sel.

Mempercepat penyembuhan luka dengan penggunaan pasta daun.

Mengatasi masalah pernapasan seperti asma dan bronkitis karena senyawa efedrin.

Mengatasi radang sendi dan rematik.

Menurunkan kadar gula darah dan mengatasi peradangan.

Memiliki efek anti-malaria dan anti-gout (asam urat).

Cara Konsumsi

Rebus sekitar 60 gram daun dalam 600 ml air hingga tersisa setengahnya.

Minum rebusan daun 1 kali rebusan untuk 3 kali minum, dua kali sehari terutama untuk pengobatan asam urat.

Dosis Anjuran

Belum ada dosis baku yang pasti; dosis bisa berbeda tergantung usia dan kondisi kesehatan.

Penggunaan dosis tepat dan konsultasi dengan dokter sangat dianjurkan untuk menghindari risiko.

Dampak Negatif dan Efek Samping

Efek samping bisa berupa pusing, cemas, tremor, insomnia, sakit kepala, mual, muntah, tidak nafsu makan, ruam, gatal, dan gangguan jantung.

Senyawa efedrin dalam sidaguri dapat memicu tekanan darah tinggi, serangan jantung, kejang, stroke, detak jantung tidak teratur, dan kondisi serius lain jika dikonsumsi berlebihan.

Tidak aman untuk ibu hamil, menyusui, dan harus dihindari penggunaan jangka panjang tanpa pengawasan.

Ringkasan ini mencakup asal usul, klasifikasi, kandungan kimia, manfaat kesehatan, cara konsumsi, dosis, serta dampak negatif dari pohon Sidaguri yang banyak digunakan sebagai tanaman obat tradisional di Indonesia dan wilayah tropis lainnya.

SIANTAN/ASOKA (Ixora coccinea)

RRI.co.id - Bunga Asoka: Keindahan dan Manfaat kesehatan

Asal Usul Pohon Soka
Pohon soka (Ixora coccinea) adalah tanaman yang berasal dari Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Tanaman ini telah digunakan selama ribuan tahun sebagai pengobatan tradisional dan sebagai tanaman hias.

Klasifikasi
- Kingdom: Plantae
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Magnoliopsida
- Ordo: Gentianales
- Famili: Rubiaceae
- Genus: Ixora
- Spesies: I. coccinea

Nama Daerah
- Soka (Jawa)
- Bunga Soka (Sumatra)
- Ranti (Kalimantan)
- Ranti (Sulawesi)

Kandungan Kimia
- Alkaloid
- Flavonoid
- Saponin
- Tanin
- Asam amino

Khasiat
- Mengatasi gangguan pencernaan
- Mengurangi nyeri dan peradangan
- Meningkatkan kekebalan tubuh
- Mengatasi masalah kulit
- Mengurangi stres dan kecemasan
- Sebagai anti-inflamasi

Cara Konsumsi
- Bunga soka dapat digunakan sebagai teh herbal
- Daun soka dapat digunakan sebagai obat tradisional
- Akar soka dapat digunakan sebagai obat tradisional
- Soka juga dapat dibuat menjadi suplemen atau obat tradisional

Dosis Anjuran
- Dewasa: 1-2 cangkir teh soka per hari
- Anak-anak: 1/2-1 cangkir teh soka per hari

Dampak Negatif
- Soka dapat menyebabkan iritasi lambung jika dikonsumsi dalam jumlah besar
- Soka juga dapat berinteraksi dengan obat-obatan tertentu, seperti warfarin
- Perlu diingat bahwa soka tidak boleh dikonsumsi oleh orang yang memiliki alergi terhadap tanaman Rubiaceae

Siantan | Aie Angek City

-

SESURU (Hibiscus tiliacceus)

Panduan Perawatan Pohon Susuru Afrika ( Euphorbia trigona ) - DWI PURWANTO

Asal Usul Pohon Sesuru
Pohon sesuru (Hibiscus tiliaceus) adalah tanaman yang berasal dari Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Tanaman ini telah digunakan selama ribuan tahun sebagai pengobatan tradisional dan sebagai sumber serat.

Klasifikasi
- Kingdom: Plantae
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Magnoliopsida
- Ordo: Malvales
- Famili: Malvaceae
- Genus: Hibiscus
- Spesies: H. tiliaceus

Nama Daerah
- Sesuru (Jawa)
- Waru (Sumatra)
- Baru (Kalimantan)
- Waro (Sulawesi)

Kandungan Kimia
- Flavonoid
- Saponin
- Tanin
- Asam amino
- Vitamin C

Khasiat
- Mengatasi gangguan pencernaan
- Mengurangi nyeri dan peradangan
- Meningkatkan kekebalan tubuh
- Mengatasi masalah kulit
- Mengurangi stres dan kecemasan
- Sebagai anti-inflamasi

Cara Konsumsi
- Daun sesuru dapat digunakan sebagai sayuran
- Bunga sesuru dapat digunakan sebagai teh herbal
- Kulit pohon sesuru dapat digunakan sebagai obat tradisional
- Sesuru juga dapat dibuat menjadi suplemen atau obat tradisional

Dosis Anjuran
- Dewasa: 1-2 cangkir teh sesuru per hari
- Anak-anak: 1/2-1 cangkir teh sesuru per hari

Dampak Negatif
- Sesuru dapat menyebabkan iritasi lambung jika dikonsumsi dalam jumlah besar
- Sesuru juga dapat berinteraksi dengan obat-obatan tertentu, seperti warfarin
- Perlu diingat bahwa sesuru tidak boleh dikonsumsi oleh orang yang memiliki alergi terhadap tanaman Malvaceae

SEREH (Cymbopogon citratus)

Asal Usul Pohon Sereh
Pohon sereh (Cymbopogon citratus) adalah tanaman yang berasal dari Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Tanaman ini telah digunakan selama ribuan tahun sebagai pengobatan tradisional dan sebagai sumber minyak atsiri.

Klasifikasi
- Kingdom: Plantae
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Liliopsida
- Ordo: Poales
- Famili: Poaceae
- Genus: Cymbopogon
- Spesies: C. citratus

Nama Daerah
- Sereh (Jawa)
- Serai (Sumatra)
- Sereh Dapur (Kalimantan)
- Serai (Sulawesi)

Kandungan Kimia
- Citral
- Geraniol
- Linalool
- Citronellol
- Limonene

Khasiat
- Mengatasi gangguan pencernaan
- Mengurangi nyeri dan peradangan
- Meningkatkan kekebalan tubuh
- Mengatasi masalah kulit
- Mengurangi stres dan kecemasan
- Sebagai insektisida alami

Cara Konsumsi
- Minyak sereh dapat digunakan sebagai aromaterapi
- Daun sereh dapat digunakan sebagai bumbu masakan
- Sereh juga dapat dibuat menjadi suplemen atau obat tradisional
- Sereh dapat diminum sebagai teh herbal

Dosis Anjuran
- Dewasa: 1-2 tetes minyak sereh per hari
- Anak-anak: 1 tetes minyak sereh per hari (diencerkan dengan air)

Dampak Negatif
- Sereh dapat menyebabkan iritasi kulit jika digunakan dalam jumlah besar
- Sereh juga dapat berinteraksi dengan obat-obatan tertentu, seperti warfarin
- Perlu diingat bahwa sereh tidak boleh dikonsumsi oleh orang yang memiliki alergi terhadap tanaman Poaceae

SEREH WANGI (Cymboponog nardus)

Sereh Wangi (Cymbopogon nardus) – Yayasan MQIS

Asal Usul Pohon Sereh Wangi (Andropogon citratus)
Pohon sereh wangi (Andropogon citratus) adalah tanaman yang berasal dari Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Tanaman ini telah digunakan selama ribuan tahun sebagai pengobatan tradisional dan sebagai sumber minyak atsiri.

Klasifikasi
- Kingdom: Plantae
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Liliopsida
- Ordo: Poales
- Famili: Poaceae
- Genus: Andropogon
- Spesies: A. citratus

Nama Daerah
- Sereh Wangi (Jawa)
- Serai Wangi (Sumatra)
- Sereh Dapur Wangi (Kalimantan)
- Serai Wangi (Sulawesi)

Kandungan Kimia
- Citral (30-40%)
- Geraniol (10-20%)
- Linalool (5-10%)
- Citronellol (5-10%)
- Limonene (2-5%)

Khasiat
- Mengatasi gangguan pencernaan
- Mengurangi nyeri dan peradangan
- Meningkatkan kekebalan tubuh
- Mengatasi masalah kulit
- Mengurangi stres dan kecemasan
- Sebagai insektisida alami
- Mengatasi masalah pernapasan

Cara Konsumsi
- Minyak sereh wangi dapat digunakan sebagai aromaterapi
- Daun sereh wangi dapat digunakan sebagai bumbu masakan
- Sereh wangi juga dapat dibuat menjadi suplemen atau obat tradisional
- Sereh wangi dapat diminum sebagai teh herbal

Dosis Anjuran
- Dewasa: 1-2 tetes minyak sereh wangi per hari
- Anak-anak: 1 tetes minyak sereh wangi per hari (diencerkan dengan air)

Dampak Negatif
- Sereh wangi dapat menyebabkan iritasi kulit jika digunakan dalam jumlah besar
- Sereh wangi juga dapat berinteraksi dengan obat-obatan tertentu, seperti warfarin
- Perlu diingat bahwa sereh wangi tidak boleh dikonsumsi oleh orang yang memiliki alergi terhadap tanaman Poaceae

SENTE (Alocasia macrorrhizos)

Jual Pohon Sente Hijau Murah 1,5m--2,5m. Di Seller Zenonn Shop - Wanasari, Kab. Bekasi | Blibli

Asal Usul Pohon Sente
Pohon sente (Alocasia macrorrhizos) adalah tanaman yang berasal dari Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Tanaman ini telah digunakan selama ribuan tahun sebagai pengobatan tradisional dan sebagai sumber makanan.

Klasifikasi
- Kingdom: Plantae
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Liliopsida
- Ordo: Alismatales
- Famili: Araceae
- Genus: Alocasia
- Spesies: A. macrorrhizos

Nama Daerah
- Sente (Jawa)
- Keladi (Sumatra)
- Talas (Kalimantan)
- Talo (Sulawesi)

Kandungan Kimia
- Alkaloid
- Flavonoid
- Saponin
- Tanin
- Asam amino
- Vitamin C

Khasiat
- Mengatasi gangguan pencernaan
- Mengurangi nyeri dan peradangan
- Meningkatkan kekebalan tubuh
- Mengatasi masalah kulit
- Mengurangi stres dan kecemasan

Cara Konsumsi
- Umbi sente dapat dimakan mentah atau dimasak
- Daun sente dapat digunakan sebagai sayuran
- Sente juga dapat dibuat menjadi suplemen atau obat tradisional

Dosis Anjuran
- Dewasa: 1-2 umbi sente per hari
- Anak-anak: 1/2-1 umbi sente per hari

Dampak Negatif
- Sente dapat menyebabkan iritasi lambung jika dikonsumsi dalam jumlah besar
- Sente juga dapat berinteraksi dengan obat-obatan tertentu, seperti warfarin
- Perlu diingat bahwa sente tidak boleh dikonsumsi oleh orang yang memiliki alergi terhadap tanaman Araceae

SENGGUGU M(Rotheca serrata)

Menilik Potensi Khasiat dari Daun Senggugu untuk Kesehatan Tubuh

Pohon senggugu, dengan nama ilmiah Rotheca serrata sebelumnya dikenal sebagai Clerodendrum serratum), adalah tanaman perdu setinggi sekitar 3,5 meter yang tumbuh liar di wilayah beriklim tropis Asia, termasuk India, Asia Tenggara, Indonesia, Malaysia, Sri Lanka, Thailand, dan Filipina. Tanaman ini berasal dari India dan tersebar luas di Asia Tenggara.

Klasifikasi Senggugu:

Kingdom: Plantae

Famili: Lamiaceae (dulu Verbenaceae)

Genus: Rotheca

Spesies: R. serrata

Nama Daerah:

Simar Baungkudu (Batak Toba)

Tanjau Handak (Lampung)

Senggugu (Melayu, Jawa Tengah)

Singgugu (Sunda)

Kertase (Madura)

Kandungan Kimia:

Daun senggugu mengandung kalium, natrium, alkaloid, flavonoid flavon

Kulit akar mengandung glikosida fenol, manitol, sitosterol

Kulit batang mengandung senyawa triterpen, asam urealat, asam kueretaroat, asam seratogenat

Manfaat Kesehatan:

Menyembuhkan luka dan mempercepat penyembuhan luka

Mengatasi batuk dan peradangan, termasuk pada kasus rematik

Menghancurkan batu ginjal serta membantu fungsi ginjal

Membantu mengatasi bronchitis dan mengeluarkan dahak

Meredakan sinusitis dan wasir

Menurunkan kadar gula darah dan membantu terapi diabetes

Mengurangi kelelahan, meningkatkan energi, serta melindungi kesehatan jantung

Cara Konsumsi:

Rebus 7 lembar daun senggugu dengan 3 gelas air hingga mendidih, gunakan air rebusan untuk diminum atau membersihkan luka

Campurkan dengan bahan lain (seperti adas pulosari) untuk dioleskan pada bagian yang nyeri

Daun muda juga diremas dengan sedikit kapur untuk salep

Dosis Anjuran:

Konsumsi air rebusan daun senggugu 1-2 gelas per hari, sesuai kebutuhan

Penggunaan untuk salep atau kompres dilakukan sesuai kebutuhan dan dosis lokal

Dampak Negatif:

Penggunaan umumnya aman

Konsumsi berlebihan atau tanpa pengawasan dapat menyebabkan efek samping ringan seperti gangguan pencernaan

Disarankan berkonsultasi dengan tenaga medis saat digunakan untuk penyakit serius

Ringkasan tabel:

Aspek	Detail
Asal Usul	India dan Asia Tenggara, tersebar luas di Asia tropis termasuk Indonesia
Klasifikasi	Kingdom Plantae; Famili Lamiaceae; Genus Rotheca; Spesies R. serrata
Nama Daerah	Simar Baungkudu, Tanjau Handak, Senggugu, Singgugu, Kertase
Kandungan Kimia	Kalium, natrium, alkaloid, flavonoid, glikosida fenol, manitol, sitosterol, triterpen
Manfaat Kesehatan	Penyembuh luka, antiperadangan, huancurkan batu ginjal, obat batuk, sinusitis, terapi diabetes
Cara Konsumsi	Rebusan daun diminum, campuran untuk salep, penggunaan luar dengan daun muda
Dosis Anjuran	1-2 gelas rebusan per hari, penggunaan luar sesuai kebutuhan
Dampak Negatif	Umumnya aman, konsumsi berlebihan bisa sebabkan gangguan pencernaan ringan

Tanaman senggugu adalah sumber herbal yang kaya manfaat dan digunakan luas dalam pengobatan tradisional di Asia Tenggara.

SENGGANI (Melastoma malabathricum)

100gr DAUN SENGGANI DAUN OBAT HERBAL DAUN HARENDONG - Lazada | Lazada Indonesia

Pohon senggani, dengan nama ilmiah Melastoma malabathricum, adalah tanaman semak liar yang tumbuh di daerah tropis dan subtropis Asia, termasuk Indonesia, Malaysia, dan Filipina. Tanaman ini banyak ditemukan di lereng gunung, semak belukar, dan pinggir hutan dengan ketinggian yang cukup variatif.

Klasifikasi senggani:

Kingdom: Plantae

Famili: Melastomataceae

Genus: Melastoma

Spesies: M. malabathricum

Nama daerah:

Senggani dikenal dengan nama yang beragam di berbagai daerah, antara lain senggani, senduduk, dan sebutan lokal lain sesuai komunitas.

Kandungan kimia:

Senggani mengandung berbagai senyawa bioaktif seperti flavonoid, tannin, saponin, asam fenolat, dan polifenol. Senyawa ini berperan sebagai antioksidan, antibakteri, dan antiinflamasi.

Manfaat kesehatan:

Membantu memperlancar produksi ASI

Mengatasi rematik, radang sendi, dan arthritis

Meredakan diare dengan efek antibakteri melawan E. coli dan Shigella

Mempercepat penyembuhan luka dan mengurangi peradangan

Melawan infeksi mulut dan radang tenggorokan

Memberi efek relaksasi pada otot dan kaki yang pegal

Cara konsumsi:

Umumnya daun segar senggani dikonsumsi sebagai lalapan atau direbus untuk menjadi jamu. Daun muda juga bisa dikunyah dan airnya ditelan untuk mengatasi sariawan. Rebusan daun dengan tambahan bahan herbal lain bisa diminum untuk mengatasi diare dan gangguan pencernaan.

Dosis anjuran:

Untuk obat tradisional, rebusan daun sekitar 30-60 gram diminum sehari, dibagi pada waktu pagi, siang, dan sore.

Penggunaan daun segar dikunyah sebanyak 2 lembar untuk sariawan.

Dosis bisa bervariasi sesuai resep tradisional di daerah masing-masing.

Dampak negatif:

Penggunaan senggani umumnya aman dengan risiko efek samping minimal. Namun, penggunaannya harus tetap sesuai dosis karena potensi alergi atau iritasi ringan pada beberapa orang mungkin terjadi. Konsultasi dengan tenaga kesehatan dianjurkan bila digunakan dalam pengobatan kondisi medis tertentu.

Ringkasan tabel:

Aspek	Detail
Asal Usul	Asia tropis dan subtropis (Indonesia, Malaysia, Filipina)
Klasifikasi	Kingdom Plantae; Famili Melastomataceae; Genus Melastoma; Spesies M. malabathricum
Nama Daerah	Senggani, Senduduk, dan nama lokal lainnya
Kandungan Kimia	Flavonoid, tannin, saponin, asam fenolat, polifenol
Manfaat Kesehatan	Mempercepat penyembuhan luka, antiinflamasi, antibakteri, atasi rematik, diare, bantu ASI
Cara Konsumsi	Lalapan daun segar, rebusan daun, kunyah daun untuk sariawan
Dosis Anjuran	Rebusan 30-60 gr diminum dibagi pagi-siang-sore, kunyah 2 lembar daun untuk sariawan
Dampak Negatif	Aman, potensi alergi/iritasi ringan; konsultasi tenaga medis disarankan

Senggani adalah tanaman herbal tradisional Indonesia yang kaya manfaat, banyak dimanfaatkan dalam pengobatan dan keseharian masyarakat

SEDANI (Elaeocarpus sp.)

Sendani - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas sendani adalah genus Elaeocarpus, yang mencakup hampir lima ratus spesies tumbuhan berbunga dalam keluarga Elaeocarpaceae. Pohon ini berasal dari wilayah Samudra Hindia Barat, Asia Tropis dan Subtropis, serta wilayah Pasifik. Sebagian besar tumbuhan dalam genus Elaeocarpus merupakan pohon atau perdu yang selalu hijau, dengan daun sederhana yang tersusun berselang-seling, dan buah biasanya berwarna biru.

Klasifikasi Sendani

Kingdom: Plantae

Famili: Elaeocarpaceae

Genus: Elaeocarpus

Spesies: Beragam, tergantung jenis spesifiknya

Nama Daerah

Sendani banyak dikenal di wilayah Papua dan sekitarnya yang memiliki nama daerah yang beragam sesuai komunitas lokal. Selain itu, nama “Sendani” juga diambil dari Danau Sentani di Papua yang merupakan daerah habitat alami beberapa jenis ini.

Kandungan Kimia (Kandungan Kimiawi)

Kandungan kimia spesifik pada pohon sendani belum banyak didokumentasikan secara mendalam dalam domain publik. Namun, sebagai tumbuhan berbunga tropis dan sub-tropis, biasanya mengandung senyawa fitokimia standar seperti flavonoid, tanin, saponin, dan polifenol yang umum ditemukan pada tumbuhan semak dan pohon tropis.

Manfaat Kesehatan

Secara tradisional, bagian-bagian dari pohon Elaeocarpus digunakan dalam pengobatan herbal untuk berbagai tujuan seperti:

Pengobatan luka dan peradangan

Penanganan beberapa penyakit kulit dan gangguan saluran pernapasan

Penggunaan sebagai bahan obat alami di beberapa komunitas adat

Cara Konsumsi

Penggunaan pohon sendani biasanya melalui bagian daun, kulit kayu, atau buah yang diolah secara tradisional menjadi ramuan atau obat luar untuk pengobatan luar (seperti pengolesan pada luka).

Dosis Anjuran dan Dampak Negatif

Penggunaan tanaman ini masih bersifat tradisional dan dosis pastinya belum tersistematisasi dalam literatur ilmiah. Konsumsi harus dilakukan dengan kehati-hatian, dan penggunaannya sebaiknya dibimbing oleh pakar herbal atau tenaga kesehatan berpengalaman. Dampak negatif khusus juga belum banyak dilaporkan, namun penggunaan yang tidak tepat atau alergi pada senyawa alami tanaman perlu diwaspadai.

Ringkasan tabel:

Aspek	Detail
Asal Usul	Samudra Hindia Barat, Asia Tropis & Subtropis, dan wilayah Pasifik
Klasifikasi	Kingdom Plantae; Famili Elaeocarpaceae; Genus Elaeocarpus
Nama Daerah	Sendani (terutama Papua), nama lokal bervariasi sesuai komunitas
Kandungan Kimia	Flavonoid, tanin, saponin, polifenol (kemungkinan umum pada tanaman tropis)
Manfaat Kesehatan	Pengobatan luka, peradangan, penyakit kulit, gangguan pernapasan (pengobatan tradisional)
Cara Konsumsi	Pengolahan daun, kulit kayu, atau buah menjadi ramuan; penggunaan luar untuk luka
Dosis Anjuran	Belum spesifik, disarankan konsultasi dengan pakar herbal atau tenaga kesehatan
Dampak Negatif	Belum banyak dilaporkan; waspadai potensi alergi dan penggunaan tidak tepat

Pohon sendani merupakan tumbuhan tropis dengan peran penting dalam pengobatan tradisional di daerah asalnya, terutama Papua.

Apa peran pohon sendani dalam budaya masyarakat lokal

Bagaimana metode tradisional mengolah daun sendani untuk kesehatan

Sebutkan efek samping potensial dari konsumsi sendani berlebihan

Apa dosis anjuran konsumsi sendani untuk pengobatan herbal

SEMBUNG (Blumea balsamifera)

Manfaat Daun Sembung untuk Kesehatan Tubuh, Salah Satunya ...

Pohon sembung (Blumea balsamifera) berasal dari Asia Tropis, termasuk India, Indochina, China Selatan, Taiwan, Malaysia, Indonesia, dan Filipina. Tanaman ini tumbuh liar di ladang, pinggir sungai, hutan, pegunungan, hingga padang rumput, dan dikenal sebagai tanaman herbal penting sepanjang sejarah di wilayah ini.

Klasifikasi pohon sembung:

Kingdom: Plantae

Divisi: Spermatophyta

Subdivisi: Angiospermae

Kelas: Dicotyledonae

Ordo: Asterales

Famili: Asteraceae (kompositae)

Genus: Blumea

Spesies: B. balsamifera

Nama daerah sembung beragam, antara lain: capo (Sumatera), sembung utan (Sunda), sembung letet (Jawa Tengah), kamandhin (Madura), mandikapu (Ternate), sembung (Bali).

Kandungan kimia sembung meliputi minyak atsiri seperti borneol, cineole, limonene, dan dimenthyl ether phloroacetophenone. Selain itu terdapat glikosida, alkohol sesquiterpen, asam palmitin, serta zat bergetah. Daun segar beraroma khas, memiliki rasa asam, agak pahit, sedikit hangat.

Manfaat kesehatan sembung meliputi:

Meredakan diare dan sakit perut berkat sifat antibakteri

Mempercepat penyembuhan luka melalui kandungan flavonoid

Mengatasi nafsu makan berkurang

Meredakan nyeri dan peradangan, termasuk dalam kasus rematik dan sakit tulang

Mengatasi masalah saluran pencernaan dan pernapasan

Mengurangi kelelahan dan menambah stamina

Cara konsumsi tradisional sembung biasanya dengan merebus daun segar (sekitar 10-15 gram) dalam air hingga mendidih selama 15 menit. Air rebusan ini diminum 2 kali sehari, pagi dan sore, dalam porsi sekitar 1 gelas dibagi 2 bagian.

Dosis anjuran:

Minum air rebusan daun sembung sebanyak 1 gelas per hari, dibagi 2 kali (pagi dan sore)

Konsumsi sesuai kebutuhan dan kondisi kesehatan, tidak berlebihan

Dampak negatif penggunaan sembung jarang dilaporkan. Namun, seperti halnya tanaman herbal lain, penggunaan berlebihan tanpa pengawasan bisa menimbulkan efek samping seperti gangguan pencernaan ringan. Disarankan untuk tidak mengonsumsinya saat sedang hamil dan berkonsultasi dengan tenaga medis terlebih dahulu.

Ringkasan tabel:

Aspek	Detail
Asal Usul	Asia Tropis (India, Indochina, China Selatan, Malaysia, Indonesia, Filipina)
Klasifikasi	Kingdom Plantae; Famili Asteraceae; Genus Blumea; Spesies B. balsamifera
Nama Daerah	Capo (Sumatera), Sembung utan (Sunda), Sembung letet (Jawa Tengah), Kamandhin (Madura), dll
Kandungan Kimia	Minyak atsiri (borneol, cineole, limonene), flavonoid, glikosida, asam palmitin, alkohol sesquiterpen
Manfaat Kesehatan	Antibakteri, penyembuhan luka, meredakan nyeri dan peradangan, tingkatkan nafsu makan, atasi diare
Cara Konsumsi	Rebus daun segar 10-15 gr selama 15 menit, diminum 2 kali sehari
Dosis Anjuran	1 gelas air rebusan dibagi 2, diminum pagi dan sore
Dampak Negatif	Jarang; hindari saat hamil, konsultasi medis disarankan, konsumsi berlebihan bisa sebabkan gangguan pencernaan

Sembung adalah tanaman herbal tradisional yang kaya khasiat dan sudah lama digunakan untuk menyembuhkan berbagai penyakit di Asia Tenggara

SEMBUKAN (Paederia foetida)

Daun Sembukan: Khasiat, Manfaat, dan Cara Mengolah

Pohon sembukan, dengan nama ilmiah Paederia foetida, berasal dari wilayah Asia Tropis, khususnya India, Tiongkok, dan Asia Tenggara. Tanaman ini sudah lama dikenal dan digunakan dalam pengobatan tradisional di berbagai daerah tersebut.

Klasifikasi pohon sembukan:

Kingdom: Plantae

Famili: Rubiaceae

Genus: Paederia

Spesies: Paederia foetida

Nama daerah pohon sembukan di Indonesia dan wilayah sekitar meliputi sembukan (umum), patikim, tikim (Jawa), take cena (Madura), dan berbagai nama lokal lainnya.

Kandungan kimia utama dalam daun sembukan meliputi saponin, flavonoid, tanin, glikosida iridoid, triterpen, steroid, asperuloside, deacetylasperuloside, dan asam oleanolat. Senyawa-senyawa ini berkontribusi pada aktivitas antioksidan, antiinflamasi, dan manfaat farmakologis lainnya.

Manfaat kesehatan sembukan antara lain:

Meredakan perut kembung dan gangguan pencernaan

Mengatasi diare dan menyegarkan saluran pencernaan

Memiliki sifat antioksidan dan antiinflamasi alami

Membantu mengurangi peradangan kulit

Digunakan dalam pengobatan tradisional untuk berbagai masalah pencernaan dan kulit

Cara konsumsi sembukan biasanya dilakukan dengan mengolah daun segar menjadi jamu atau rebusan yang diminum. Daun segar juga bisa digunakan sebagai bahan luar untuk pengobatan kulit.

Dosis anjuran pemakaian jamu sembukan segar tidak boleh melebihi 4 gelas dalam sehari, dengan tetap memenuhi kebutuhan air putih minimal 2 liter dan asupan nutrisi seimbang.

Dampak negatif penggunaan sembukan jarang dilaporkan, namun konsumsi berlebihan dan tanpa panduan dapat berpotensi menyebabkan gangguan pencernaan. Penggunaan sebaiknya sesuai dosis dan berkonsultasi dengan tenaga medis jika untuk kondisi medis serius.

Ringkasan tabel:

Aspek	Detail
Asal Usul	Asia Tropis (India, Tiongkok, Asia Tenggara)
Klasifikasi	Kingdom Plantae; Famili Rubiaceae; Genus Paederia; Spesies P. foetida
Nama Daerah	Sembukan, Patikim, Tikim, Take Cena, dan nama lokal lain
Kandungan Kimia	Saponin, flavonoid, tanin, glikosida iridoid, triterpen, steroid, asperuloside, asam oleanolat
Manfaat Kesehatan	Redakan perut kembung, diare, antioksidan, antiinflamasi, atasi masalah pencernaan dan kulit
Cara Konsumsi	Jamu rebusan daun segar diminum; pemakaian luar untuk kulit
Dosis Anjuran	Maksimal 4 gelas jamu segar per hari; penuhi kebutuhan air dan nutrisi
Dampak Negatif	Jarang; risiko gangguan pencernaan jika konsumsi berlebihan atau tanpa panduan

Sembukan adalah tanaman herbal yang telah lama dikenal dan digunakan dalam pengobatan tradisional di Asia Tenggara dengan segudang manfaat kesehatan

SEMANGKA (Citrullus lanatus)

5 Daur Hidup Tanaman Semangka, dari Biji sampai Buah

Pohon semangka (Citrullus lanatus) berasal dari daerah setengah gurun di Afrika bagian selatan, terutama di sekitar gurun Kalahari. Berdasarkan bukti arkeologi, semangka liar telah dibudidayakan sejak sekitar 4.000 tahun yang lalu di wilayah ini. Semangka kemudian menyebar ke wilayah Timur Tengah, India, Tiongkok, dan akhirnya ke seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Klasifikasi pohon semangka adalah sebagai berikut:

Kingdom: Plantae

Divisi: Spermatophyta

Subdivisi: Angiospermae

Kelas: Dicotyledoneae

Ordo: Cucurbitales

Famili: Cucurbitaceae (ketimun-ketimunan)

Genus: Citrullus

Spesies: C. lanatus

Nama daerah untuk semangka di Indonesia antara lain semangka, tembikai, keramboja, dan mendikai.

Kandungan kimia semangka yang penting meliputi air (sekitar 92%), likopen (pigmen merah sebagai antioksidan), vitamin C, vitamin A, vitamin B6, kalium, magnesium, serta citrulline yang membantu meningkatkan produksi oksida nitrat di dalam tubuh.

Manfaat kesehatan semangka antara lain:

Menjaga kesehatan jantung dengan meningkatkan aliran darah dan menurunkan tekanan darah

Mengurangi peradangan berkat kandungan likopen

Melindungi dan mempercepat fungsi ginjal melalui asupan cairan tinggi

Menurunkan risiko kanker tertentu melalui aktivitas antioksidan

Mencegah dehidrasi dan membantu mengatasi sembelit

Membantu mencegah asma dan menjaga daya tahan tubuh secara umum

Cara konsumsi semangka yang umum:

Dimakan langsung sebagai buah segar

Dibuat jus tanpa tambahan gula untuk memaksimalkan manfaat

Diolah dalam puding, es buah, permen, atau sebagai campuran dessert lainnya

Dosis anjuran konsumsi semangka tidak memiliki batas khusus karena merupakan buah konsumsi sehari-hari, namun disarankan mengonsumsi dalam porsi wajar sebagai bagian dari pola makan sehat.

Dampak negatif semangka sangat jarang, tetapi konsumsi berlebihan dalam jumlah sangat besar dapat menyebabkan gangguan pencernaan ringan seperti kembung atau diare pada orang sensitif.

Ringkasan tabel:

Aspek	Detail
Asal Usul	Afrika Selatan (gurun Kalahari), dibudidayakan sejak 4.000 tahun lalu
Klasifikasi	Kingdom Plantae; Famili Cucurbitaceae; Genus Citrullus; Spesies C. lanatus
Nama Daerah	Semangka, tembikai, keramboja, mendikai
Kandungan Kimia	Air, likopen, vitamin C, A, B6, kalium, magnesium, citrulline
Manfaat Kesehatan	Sehat jantung, antiinflamasi, perlindung ginjal, antioksidan, cegah dehidrasi & sembelit
Cara Konsumsi	Buah segar, jus, puding, es buah, permen
Dosis Anjuran	Konsumsi dalam porsi wajar sebagai buah sehari-hari
Dampak Negatif	Jarang, konsumsi berlebihan bisa sebabkan kembung atau diare ringan

Semangka adalah buah yang kaya nutrisi dan manfaat kesehatan, populer di berbagai budaya sebagai makanan dan obat tradisional.

SEMANGI AIR (Marsilea crenata)

SEMANGGI ( Marsilea crenata ),TUMBUHAN SEJUTA MANFAAT

Pohon semanggi atau semanggi air dengan nama ilmiah Marsilea crenata adalah tanaman paku air yang termasuk dalam famili Marsileaceae. Tanaman ini biasanya ditemukan di perairan dangkal seperti pematang sawah, kolam, danau, rawa dan sungai di daerah tropis termasuk Indonesia. Semanggi memiliki daun khas berupa empat helaian menyerupai daun semanggi (shamrock) yang dikenal luas sebagai simbol keberuntungan.

Asal usul semanggi ini berasal dari wilayah Asia Tenggara dan Indonesia, tumbuh liar di habitat alami yang basah dan tergenang air. Daun semanggi biasa dimanfaatkan sebagai bahan makanan tradisional, terutama dikenal sebagai bahan pecel semanggi khas Surabaya.

Klasifikasi semanggi:

Kingdom: Plantae

Divisi: Pteridophyta

Kelas: Filicinae (paku sejati)

Ordo: Marsileales

Famili: Marsileaceae

Genus: Marsilea

Spesies: Marsilea crenata

Nama daerah untuk semanggi termasuk semanggi, semanggi air, dan variasi lokal sesuai kawasan.

Kandungan kimia semanggi mencakup senyawa aktif seperti saponin, polifenol, terpenoid, steroid, flavonoid, dan tanin. Senyawa ini berperan dalam aktivitas antioksidan, antiinflamasi, dan kesehatan lainnya.

Manfaat kesehatan semanggi antara lain:

Sebagai peluruh air seni (diuretik) yang membantu mengeluarkan racun dan kelebihan cairan tubuh

Potensi memperbaiki fungsi ginjal dan mengatasi masalah batu ginjal

Aktivitas antioksidan yang membantu menangkal radikal bebas

Mengurangi inflamasi dan meningkatkan kesehatan kulit

Digunakan secara tradisional untuk mengobati sariawan, radang tenggorokan, dan infeksi saluran kemih

Cara konsumsi semanggi biasanya dengan merebus daun segar sebanyak 10-60 gram dan meminum air rebusan tersebut. Daun juga bisa dimakan langsung sebagai sayuran segar, terutama dalam hidangan pecel atau lalapan.

Dosis anjuran konsumsi rebusan daun semanggi umumnya sekitar 10-60 gram per sesi, diminum 1-2 kali sehari, sesuai kebutuhan terapi.

Dampak negatif semanggi yang diketahui masih terbatas. Penggunaan dalam dosis wajar umumnya aman, tetapi perlu waspada bila tanaman diambil dari lingkungan tercemar karena semanggi dapat menyerap logam berat seperti kadmium dan timbal dari lingkungannya.

Ringkasan tabel:

Aspek	Detail
Asal Usul	Asia Tenggara dan Indonesia, tumbuh liar di habitat basah dan perairan dangkal
Klasifikasi	Kingdom Plantae; Divisi Pteridophyta; Famili Marsileaceae; Genus Marsilea; Spesies M. crenata
Nama Daerah	Semanggi, semanggi air, dan variasi lokal
Kandungan Kimia	Saponin, polifenol, terpenoid, steroid, flavonoid, tanin
Manfaat Kesehatan	Peluruh air seni, antioksidan, antiinflamasi, bantu fungsi ginjal, atasi radang dan infeksi
Cara Konsumsi	Rebusan daun 10-60 gr diminum, disantap segar sebagai sayur pecel/lalapan
Dosis Anjuran	10-60 gr daun direbus per kali, diminum 1-2 kali sehari
Dampak Negatif	Aman jika dosis wajar; hati-hati beri perhatian jika asal tanaman dari lingkungan tercemar

Semanggi air merupakan tanaman paku yang kaya manfaat dan biasa digunakan baik sebagai sayuran maupun obat tradisional di Indonesia.

SEMANGGI GUNUNG (Hydrocotyle sibthorpioides)

Pohon semanggi gunung, yang dikenal secara ilmiah sebagai Hydrocotyle sibthorpioides, merupakan tanaman berkhasiat obat berupa terna merayap dengan batang lunak yang tumbuh subur di tempat lembap terbuka maupun teduh, termasuk di pinggir jalan, selokan, lapangan rumput hingga ketinggian 2.500 meter di atas permukaan laut. Tanaman ini banyak ditemukan di daerah pegunungan dan dataran tinggi di Indonesia dan Asia Tenggara.

Klasifikasi semanggi gunung adalah:

Kingdom: Plantae

Ordo: Apiales

Famili: Araliaceae

Genus: Hydrocotyle

Spesies: H. sibthorpioides

Nama daerah semanggi gunung di Indonesia antara lain Salatun (Jawa), Take Cena (Madura), Tikim, Patikim, Tian Hu Sui (China).

Kandungan kimia utama dari semanggi gunung meliputi minyak menguap, coumarin, hyperin, polifenol, flavonoid, flavonol, dan asam palmitat. Senyawa-senyawa ini memberikan aktivitas antioksidan, antiproliferatif, antiinflamasi, antibakteri, antiviral, dan antitumor.

Manfaat kesehatan semanggi gunung mencakup:

Melawan penyakit kanker melalui aktivitas antiproliferatif

Menjaga kesehatan sirkulasi darah dan meningkatkan aliran darah ke otak dan jantung

Mengatasi berbagai masalah kulit termasuk infeksi dan peradangan

Mengobati hepatitis (sakit kuning), batu empedu, batu ginjal, infeksi saluran kencing

Meredakan batuk, sesak napas, sariawan, radang tenggorokan, dan infeksi amandel serta infeksi telinga tengah

Cara konsumsi yang umum adalah dengan merebus 10-60 gram herba segar lalu diminum air rebusannya. Untuk penggunaan luar, daun segar dapat dilumatkan dan dibubuhkan pada luka, bisul, gumpalan darah, atau koreng di kepala.

Dosis anjuran konsumsi untuk kondisi tertentu:

Sesak napas (asma): 10-15 gram herba segar direbus dan diminum

Batu saluran kencing: 30-60 gram herba segar direbus kemudian diminum

Dampak negatif semanggi gunung belum banyak dilaporkan, penggunaan sesuai dosis umumnya aman. Namun, seperti tanaman obat lain, sebaiknya konsultasi dengan tenaga kesehatan bila digunakan untuk kondisi medis serius.

Ringkasan tabel:

Aspek	Detail
Asal Usul	Daerah pegunungan dan dataran tinggi Asia Tenggara termasuk Indonesia
Klasifikasi	Kingdom Plantae; Famili Araliaceae; Genus Hydrocotyle; Spesies H. sibthorpioides
Nama Daerah	Salatun (Jawa), Take Cena (Madura), Tikim, Patikim, Tian Hu Sui (China)
Kandungan Kimia	Minyak menguap, coumarin, hyperin, polifenol, flavonoid, flavonol, asam palmitat
Manfaat Kesehatan	Antikanker, antiinflamasi, antibakteri, antiviral, menjaga sirkulasi darah, obat penyakit hati dan saluran kemih, mengatasi batuk dan infeksi
Cara Konsumsi	Rebusan herba 10-60 gr diminum, daun dilumatkan untuk obat luar
Dosis Anjuran	Sesak napas: 10-15 gr; Batu saluran kencing: 30-60 gr, direbus dan diminum
Dampak Negatif	Aman bila dikonsumsi sesuai dosis; konsultasi medis dianjurkan untuk kondisi serius

Semanggi gunung adalah tanaman herbal yang kaya manfaat dan telah digunakan secara tradisional untuk berbagai keperluan kesehatan, khususnya di daerah pegunungan.

SELEDRI (Apium graveolens)

Pohon seledri (Apium graveolens) berasal dari daerah subtropis Eropa dan Asia, khususnya wilayah sekitar Mediterania. Tanaman ini telah dikenal lebih dari 1.000 tahun lalu sebagai tumbuhan liar di dataran Asia dan telah banyak dibudidayakan serta digunakan secara luas sebagai tanaman sayuran dan obat tradisional.

Klasifikasi seledri:

Kingdom: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Apiales

Famili: Apiaceae (Umbelliferae)

Genus: Apium

Spesies: Apium graveolens

Nama daerah di Indonesia mencakup seledri (umum), saladri, dan beberapa sebutan lokal tergantung daerah.

Kandungan kimia seledri mencakup flavonoid (apiin, apigenin), saponin, tanin, minyak atsiri, vitamin (A, B, C), kalsium, fosfor, protein, serat, kolin, dan berbagai mineral penting seperti kalium, magnesium, dan zat besi.

Manfaat kesehatan seledri antara lain:

Menurunkan tekanan darah tinggi dengan kandungan phthalides yang melebarkan pembuluh darah

Meningkatkan daya tahan tubuh lewat vitamin C dan antioksidan

Menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan memperbaiki kesehatan jantung

Melancarkan pencernaan dan mencegah sembelit berkat seratnya

Mengontrol kadar gula darah sehingga bermanfaat bagi penderita diabetes

Meredakan peradangan dan nyeri akibat penyakit inflamasi seperti arthritis

Cara konsumsi seledri dapat dilakukan dengan berbagai cara:

Merebus daun seledri dan meminum air rebusannya sebagai ramuan herbal

Menambahkan daun atau batang seledri segar ke dalam salad, sup, atau tumisan

Membuat jus atau smoothie campuran sayuran

Dosis anjuran konsumsi air rebusan seledri adalah satu gelas (sekitar 200 ml) sehari, terutama diminum pagi hari agar manfaatnya optimal, atau sesuai kebutuhan dan toleransi individu.

Dampak negatif seledri sangat jarang, namun pada orang dengan alergi atau hipersensitivitas mungkin menimbulkan reaksi ringan seperti iritasi kulit atau gangguan pencernaan ringan. Konsumsi wajar dan seimbang dianjurkan untuk menghindari efek samping.

Ringkasan tabel:

Aspek	Detail
Asal Usul	Daerah subtropis Eropa dan Asia, sekitar Mediterania, dikenal lebih dari 1.000 tahun lalu
Klasifikasi	Kingdom Plantae; Famili Apiaceae; Genus Apium; Spesies A. graveolens
Nama Daerah	Seledri, Saladri, dan sebutan lokal lainnya
Kandungan Kimia	Flavonoid (apiin, apigenin), saponin, tanin, minyak atsiri, vitamin A, B, C, mineral lengkap
Manfaat Kesehatan	Turunkan tekanan darah, tingkatkan imun, turunkan kolesterol, lancarkan pencernaan, kontrol gula darah
Cara Konsumsi	Rebusan daun diminum, segar untuk salad/sup/tumis, jus atau smoothie
Dosis Anjuran	1 gelas air rebusan sehari atau sesuai toleransi
Dampak Negatif	Jarang, reaksi alergi ringan atau iritasi; konsumsi wajar disarankan

Seledri adalah tanaman serbaguna yang kaya nutrisi dan telah ramai digunakan dalam masakan serta pengobatan tradisional untuk berbagai manfaat kesehatan

SELASIH (Ocimum basilicum)

Fakta Unik Selasih Mekkah: Tanaman Herbal dengan Beragam Manfaat

Pohon selasih, yang secara ilmiah dikenal dengan genus Ocimum, terutama Ocimum basilicum (selasih biasa atau sweet basil) dan Ocimum tenuiflorum (ruku-ruku atau holy basil), diperkirakan berasal dari Asia Tropis, terutama India dan negara-negara Asia Tenggara seperti Thailand. Tanaman ini telah dikenal dan dibudidayakan sejak ribuan tahun lalu, termasuk di Mesir kuno sebagai bahan pengawet jenazah. Salah satu ahli botani, Nikolai Ivanovich Vavilov, menyimpulkan bahwa selasih berasal dari Asia tropis berdasarkan keanekaragaman genetik yang ditemukan.

Klasifikasi umum selasih:

Kingdom: Plantae

Familia: Lamiaceae

Genus: Ocimum

Spesies: Misalnya O. basilicum, O. tenuiflorum, O. gratissimum

Nama daerah di Indonesia beragam, seperti telasih (Jawa), selaseh (Melayu), amping atau kukuru (Minahasa), dan lain-lain.

Kandungan kimia utama daun dan biji selasih meliputi asam kafeat, p-asam kumarat, myresin, rutin, kuersetin, 1,8-sineol, p-cymene, limonen, linalool, metilkaviol, safrol, dan zat bioaktif lainnya.

Manfaat kesehatan selasih cukup banyak, antara lain:

Menjaga kesehatan tulang

Meredakan masalah pencernaan

Mengatur kadar gula darah

Memiliki sifat antioksidan dan antiinflamasi

Membersihkan racun dalam tubuh (detoks)

Meningkatkan daya tahan tubuh

Cara konsumsi selasih umumnya:

Minum air rendaman biji selasih yang sudah direndam selama 10-15 menit sampai bijinya mengembang

Mencampurkan biji selasih ke dalam minuman seperti teh herbal, jus buah, atau susu kedelai

Mengonsumsi rutin di pagi hari sebelum sarapan agar mendapatkan manfaat maksimal

Dosis anjuran konsumsi biji selasih biasanya sekitar 1 sendok teh biji rendam per gelas air, diminum setiap pagi atau sesuai kebutuhan.

Dampak negatif selasih sangat jarang dilaporkan, tetapi bagi beberapa orang mungkin menyebabkan alergi ringan. Penggunaan secukupnya dan dengan porsi yang wajar dianjurkan untuk menghindari efek samping.

Ringkasan tabel:

Aspek	Detail
Asal Usul	Asia tropis (India, Asia Tenggara), dikenal sejak zaman Mesir kuno
Klasifikasi	Kingdom Plantae, Familia Lamiaceae, Genus Ocimum, Spesies beragam
Nama Daerah	Telasih (Jawa), Selaseh (Melayu), Amping/Kukuru (Minahasa), dll
Kandungan Kimia	Asam kafeat, p-asam kumarat, myresin, rutin, kuersetin, linalool, safrol, dll
Manfaat Kesehatan	Antioksidan, detoks, kesehatan tulang, pencernaan, antiinflamasi, imun tubuh
Cara Konsumsi	Rendam biji selasih dalam air 10-15 menit lalu diminum, campur ke teh/jus/ susu kedelai
Dosis Anjuran	1 sendok teh biji selasih per gelas air, diminum pagi hari
Dampak Negatif	Jarang; kemungkinan alergi ringan, konsumsi secukupnya disarankan

Selasih adalah tumbuhan herbal multifungsi yang telah lama dimanfaatkan secara luas untuk berbagai tujuan kesehatan dan konsumsi tradisional di berbagai budaya

SECANG (Caesalpinia sappan)

Secang - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Pohon secang, dengan nama ilmiah Caesalpinia sappan (dulu juga dikenal sebagai Biancaea sappan), adalah tanaman perdu kayu yang tumbuh di daerah tropis, terutama Asia Tenggara termasuk Indonesia. Asal usul pohon secang tidak diketahui secara pasti, namun tanaman ini telah lama dibudidayakan di wilayah India, Asia Tenggara, dan kepulauan Pasifik. Beberapa sumber juga menyebutkan kemungkinan asal dari India tengah, Cina selatan, dan Semenanjung Malaya.

Klasifikasi pohon secang adalah:

Kingdom: Plantae

Divisi: Spermatophyta

Subdivisi: Angiospermae

Kelas: Dicotyledoneae

Ordo: Rosales

Famili: Caesalpiniaceae (Fabaceae)

Genus: Caesalpinia

Spesies: Caesalpinia sappan

Nama daerah pohon secang sangat beragam di Indonesia, contohnya sepang (Aceh), sopang (Batak), lacang (Minangkabau), secang (Jawa dan Sunda), dan sappang (Makassar).

Kandungan kimia pohon secang meliputi senyawa aktif seperti brazilin (pigmen merah), asam galat, tanin, resin, resorsin, brasilein, d- alfa-phellandrene, oscimene, serta minyak atsiri.

Manfaat kesehatan pohon secang sangat luas, termasuk:

Kaya antioksidan dari brazilin yang melindungi sel dari radikal bebas

Membantu menurunkan kadar kolesterol LDL dan memperlancar sirkulasi darah

Membantu menurunkan gula darah bagi penderita diabetes tipe 2

Efek antibakteri dan antiinflamasi, bermanfaat untuk kesehatan kulit serta mempercepat penyembuhan luka

Memperlancar aliran darah dan meningkatkan suplai oksigen ke seluruh tubuh

Cara konsumsi yang umum dilakukan adalah dengan merebus batang kayu secang bersama rempah seperti jahe, serai, kayu manis, dan cengkeh, kemudian diminum hangat sebagai jamu herbal. Minuman ini dikenal sebagai secang merah dan tawarkan banyak khasiat kesehatan.

Dosis anjuran untuk konsumsi rebusan kayu secang biasanya sekitar 2-4 gram serutan batang secang per porsi, diminum 1-3 kali sehari tergantung kebutuhan dan kondisi kesehatan.

Dampak negatif umumnya jarang terjadi, tetapi perlu hati-hati bagi yang alergi atau sensitif. Penggunaan berlebihan atau tanpa panduan bisa berisiko, terutama bagi orang dengan kondisi kesehatan tertentu.

Ringkasan tabel:

Aspek	Detail
Asal Usul	India, Cina selatan, Semenanjung Malaya, dibudidayakan luas di Asia Tenggara dan Pasifik
Klasifikasi	Kingdom Plantae; Famili Caesalpiniaceae; Genus Caesalpinia; Spesies C. sappan
Nama Daerah	Sepang (Aceh), Sopang (Batak), Lacang (Minangkabau), Secang (Jawa/Sunda), Sappang (Makassar)
Kandungan Kimia	Brazilin, asam galat, tanin, resin, resorsin, brasilein, alfa-phellandrene, oscimene, minyak atsiri
Manfaat Kesehatan	Antioksidan, turunkan kolesterol, menurunkan gula darah, antibakteri, antiinflamasi, penyembuh luka
Cara Konsumsi	Rebusan batang kayu bersama jahe, serai, kayu manis, cengkeh; diminum hangat sebagai jamu herbal
Dosis Anjuran	2-4 gram serutan batang per minuman, 1-3 kali sehari
Dampak Negatif	Jarang; hati-hati pada alergi atau kondisi khusus, hindari penggunaan berlebihan

Pohon secang adalah tanaman obat tradisional yang telah lama dikenal luas dan dimanfaatkan di Indonesia dan negara-negara tropis lainnya untuk beragam tujuan kesehatan.

SAWI TANAH (Nasturtium montanum)

Sawi hijau - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Pohon sawi tanah atau dikenal juga dengan nama ilmiah Nasturtium montanum adalah Asal usul sawi tanah diperkirakan berasal dari wilayah Tiongkok dan Asia Timur, dengan sejarah budidaya sekitar 2.500 tahun yang lalu. Tanaman ini menyebar ke Filipina, Taiwan, dan kemudian masuk ke Indonesia pada abad ke-19, terutama dibudidayakan di daerah dataran tinggi seperti Cipanas, Lembang, Pengalengan, Malang, dan Tosari.

Klasifikasi sawi tanah:

Kingdom: Plantae

Divisi: Spermatophyta

Kelas: Dicotyledoneae

Ordo: Brassicales

Famili: Brassicaceae (Cruciferae)

Genus: Nasturtium

Spesies: Nasturtium montanum

Nama daerah untuk sawi tanah bervariasi sesuai lokalitas di Indonesia.

Kandungan kimia utama pada sawi tanah mencakup vitamin (A, C), mineral seperti kalsium dan fosfor, protein, serat, senyawa goitrogen, sulforaphane, glukosinolat, dan antioksidan.

Manfaat kesehatan sawi tanah meliputi kemampuan meningkatkan sistem kekebalan tubuh, bertindak sebagai antioksidan, membantu menurunkan kadar kolesterol, melancarkan pencernaan, serta membantu mencegah anemia dan gangguan tiroid bila dikonsumsi secara sewajarnya.

Cara konsumsi biasanya sebagai sayur yang dimasak tumis, rebusan, sup, atau lalapan.

Dosis anjuran konsumsi sawi tanah adalah seimbang dalam diet sehari-hari, tidak ada aturan khusus karena ini adalah makanan sayuran.

Dampak negatif jarang terjadi, namun konsumsi berlebihan terutama dalam bentuk mentah dapat berpotensi menimbulkan efek goitrogenik, yang dapat memengaruhi fungsi tiroid.

Ringkasan tabel:

Aspek	Detail
Asal Usul	Tiongkok dan Asia Timur, masuk ke Indonesia abad ke-19, tersebar di dataran tinggi Indonesia
Klasifikasi	Kingdom Plantae; Famili Brassicaceae; Genus Nasturtium; Spesies N. montanum
Nama Daerah	Variasi tergantung lokalitas di Indonesia
Kandungan Kimia	Vitamin A, C, kalsium, fosfor, protein, serat, goitrogen, sulforaphane, glukosinolat, antioksidan
Manfaat Kesehatan	Tingkatkan imun, antioksidan, turunkan kolesterol, lancarkan pencernaan, cegah anemia
Cara Konsumsi	Tumis, rebus, sup, lalapan
Dosis Anjuran	Konsumsi sewajarnya sebagai bagian diet sehat
Dampak Negatif	Potensi efek goitrogenik jika konsumsi berlebih, terutama mentah

Sawi tanah merupakan tanaman sehat yang umum digunakan sebagai sayuran dan kaya manfaat bagi kesehatan masyarakat.

Apa saja penyakit yang sering menyerang tanaman sawi tanah

Bagaimana pengaruh pH tanah terhadap pertumbuhan sawi tanah

Apa kandungan kimia sawi tanah yang berkontribusi pada manfaat kesehatan

Bagaimana cara mengolah sawi tanah agar tetap aman dikonsumsi

SAWI LANGIT (Cyanthillium cinerem)

Jual Tanaman Sawi Langit - BibitBunga.com

Pohon sawi langit, yang dikenal secara ilmiah sebagai Cyanthillium cinereum (dulunya diklasifikasi sebagai Vernonia cinerea), adalah gulma tahunan dari famili Asteraceae yang tumbuh liar di tempat terbuka dan banyak ditemukan di Asia, termasuk Indonesia. Tanaman ini terutama tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 800 meter di atas permukaan laut. Asal-usulnya mencakup wilayah Asia dan beberapa tempat lain di dunia tropis.

Klasifikasi sawi langit:

Kingdom: Plantae

Divisi: Spermatophyta

Kelas: Magnoliopsida (dikotil)

Ordo: Asterales

Famili: Asteraceae

Genus: Cyanthillium (dulunya Vernonia)

Spesies: Cyanthillium cinereum

Nama daerah sawi langit bervariasi, seperti Nyawon, Pidak Bangkong (Jawa), Sasawi Langit, Gofu Mutiara (Ternate), Buyung-buyung, Rumput Ekor Kuda (Melayu), Maryuna, dan lainnya.

Kandungan kimia sawi langit meliputi flavonoid, alkaloid, terpenoid, saponin, tanin, antioksidan, dan senyawa bioaktif lainnya yang berkontribusi pada efek farmakologis tanaman ini.

Manfaat kesehatan tanaman ini di antaranya adalah sebagai antiradang, antibakteri, penyembuh luka, penurun demam dan batuk, membantu meredakan pilek, mendukung proses detoksifikasi tubuh, dan sebagai terapi pendukung untuk berhenti merokok.

Cara konsumsi tradisional meliputi:

Rebusan daun yang diminum untuk membantu menurunkan demam, batuk, dan pilek

Penggunaan daun segar yang dilumatkan untuk kompres mengobati luka, bisul, atau gigitan serangga

Teh herbal dari daun kering untuk detoks atau membantu berhenti merokok

Dosis anjuran yang umum adalah:

Rebusan daun segar sebanyak 30-60 gram per hari

Minum satu gelas rebusan hangat sekali sehari atau sesuai kebutuhan dan toleransi

Dampak negatif penggunaan berlebihan dapat menimbulkan mual atau reaksi ringan lainnya. Penggunaan yang tepat dan dosis wajar sangat disarankan untuk menghindari efek samping.

Ringkasan tabel:

Aspek	Detail
Asal Usul	Asia tropis, tumbuh liar di dataran rendah hingga 800 m, tersebar di Indonesia dan Asia lain
Klasifikasi	Kingdom Plantae; Famili Asteraceae; Genus Cyanthillium; Spesies C. cinereum
Nama Daerah	Nyawon, Pidak Bangkong, Sasawi Langit, Gofu Mutiara, Buyung-buyung, Rumput Ekor Kuda, Maryuna
Kandungan Kimia	Flavonoid, alkaloid, terpenoid, saponin, tanin, antioksidan
Manfaat Kesehatan	Antiinflamasi, antibakteri, penyembuh luka, menurunkan demam, meredakan batuk dan pilek
Cara Konsumsi	Rebusan daun diminum, daun dilumatkan untuk kompres, teh herbal
Dosis Anjuran	30-60 gram daun segar direbus per hari, satu gelas rebusan hangat sekali sehari
Dampak Negatif	Reaksi ringan seperti mual jika berlebihan; penggunaan sesuai dosis dianjurkan

Sawi langit merupakan tanaman liar yang menyimpan manfaat kesehatan besar dan telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional di berbagai daerah.

SAWI BELAND (Agenus Brassica)

Khasiat Daun Sawi Belanda Untuk Kesehatan Tubuh

Pohon sawi belanda adalah jenis tanaman sawi yang populer di Indonesia dan dikenal secara ilmiah dari genus Brassica, terutama jenis seperti Brassica juncea dan Brassica rapa. Asal usul sawi belanda berasal dari kawasan Asia Timur, terutama Tiongkok, dan telah menyebar ke berbagai wilayah, termasuk Indonesia, sebagai tanaman sayur yang banyak dikonsumsi.

Klasifikasi sawi belanda adalah:

Kingdom: Plantae

Divisi: Spermatophyta

Kelas: Dicotyledoneae

Ordo: Brassicales

Famili: Brassicaceae (Cruciferae)

Genus: Brassica

Spesies: Brassica juncea dan Brassica rapa (varian sawi belanda)

Nama daerah untuk sawi belanda di Indonesia bervariasi, seperti sawi putih, sawi hijau, sawi sendok, dan beberapa sebutan lokal lainnya di berbagai daerah.

Kandungan kimia dalam sawi belanda antara lain vitamin A, vitamin C, kalsium, fosfor, protein, serat, dan berbagai senyawa fitokimia seperti goitrogen, sulforaphane, glukosinolat, dan antioksidan yang mendukung banyak manfaat kesehatan.

Manfaat kesehatan sawi belanda meliputi meningkatkan sistem imun, melindungi tubuh dari radikal bebas, membantu menurunkan kadar kolesterol jahat, melancarkan pencernaan, serta mencegah anemia dengan memperbaiki penyerapan zat besi.

Cara konsumsi sawi belanda sangat beragam, dapat dimakan langsung sebagai lalapan, dimasak tumis, sup, direbus, atau dibuat dalam hidangan fermentasi seperti kimchi.

Dosis anjuran tidak kaku karena sawi adalah makanan sayuran sehari-hari; konsumsi secukupnya sebagai bagian dari diet sehat dianjurkan.

Dampak negatif sangat jarang, namun pada beberapa individu, konsumsi sawi dalam jumlah sangat banyak dapat memicu efek goitrogenik yang berpotensi mengganggu fungsi tiroid, terutama bila dikonsumsi mentah dalam jumlah besar.

Ringkasan tabel:

Aspek	Detail
Asal Usul	Asia Timur (Tiongkok), menyebar luas ke Indonesia dan wilayah lain
Klasifikasi	Kingdom Plantae; Divisi Spermatophyta; Kelas Dicotyledoneae; Famili Brassicaceae; Genus Brassica
Nama Daerah	Sawi putih, sawi hijau, sawi sendok, sawi belanda (variasi lokal)
Kandungan Kimia	Vitamin A, C, kalsium, fosfor, protein, serat, goitrogen, sulforaphane, glukosinolat, antioksidan
Manfaat Kesehatan	Meningkatkan imun, antioksidan, turunkan kolesterol, lancarkan pencernaan, cegah anemia
Cara Konsumsi	Lalapan, tumis, rebusan, sup, fermentasi (kimchi)
Dosis Anjuran	Konsumsi secukupnya sebagai bagian diet sehat
Dampak Negatif	Potensi goitrogenik jika konsumsi berlebihan terutama mentah

Sawi belanda dikenal sebagai sayuran sehat yang kaya gizi dan mudah diolah dalam berbagai masakan tradisional maupun modern.

SANGKETAN (Heliotropium indicum)

Sangketan - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

sangketan dengan nama ilmiah Heliotropium indicum berasal dari wilayah tropis, dengan asal-usul yang sulit ditentukan secara pasti. Beberapa sumber menyatakan bahwa sangketan berasal dari benua Asia, khususnya India, sementara sumber lain mengusulkan asalnya dari Amerika tropis. Tanaman ini telah menyebar luas di daerah beriklim tropis termasuk Indonesia dan beberapa negara Asia serta wilayah tropis lainnya.

Klasifikasi sangketan adalah sebagai berikut:

Divisi: Spermatophyta

Subdivisi: Angiospermae

Kelas: Dicotyledoneae

Bangsa: Solanales

Famili: Boraginaceae

Genus: Heliotropium

Spesies: Heliotropium indicum

Di Indonesia, sangketan dikenal dengan beragam nama daerah seperti buntut tikus, tlahe gajah atau gajahan, uler-uleren, bandotan lombok, djingir ajam, dan tusuk konde (Jawa Tengah).

Kandungan kimia sangketan meliputi berbagai fitokimia yang signifikan seperti alkaloid (indicine, heliotrine, lasiocarpine dan lainnya), triterpenes (β-amyrin, lupeol, rapanone), sterols (β-sitosterol, estradiol, chalinasterol), amines (putrescine, spermidine, spermine), serta minyak atsiri (β-linalool, phytol) dan senyawa lainnya. Alkaloid dalam tanaman ini terutama termasuk kelas pyrrolizidine yang berperan dalam aktivitas farmakologisnya.

Manfaat kesehatan dari sangketan telah dipelajari dan meliputi aktivitas antiinflamasi, penyembuhan luka, antikanker, antikatarak, dan berbagai efek farmakologis lainnya yang mendukung pengobatan tradisional untuk berbagai penyakit dan kondisi.

Cara konsumsi yang umum adalah dengan merebus daun atau bagian tanaman untuk diminum sebagai ramuan herbal. Beberapa juga menggunakan daun sangketan sebagai kompres atau salep untuk penyembuhan luka dan peradangan.

Dosis anjuran belum standar dan bervariasi tergantung tujuan penggunaan dan bentuk konsumsi, sehingga disarankan untuk mengikuti panduan tradisional atau anjuran ahli herbal.

Dampak negatif potensial sangketan terutama terkait dengan kandungan alkaloid pyrrolizidine yang bersifat hepatotoksik bila dikonsumsi berlebihan atau dalam jangka panjang. Oleh karena itu, perlu berhati-hati dalam penggunaannya dan konsultasi dengan tenaga medis disarankan untuk menghindari efek toksik.

Ringkasan tabel:

Aspek	Detail
Asal Usul	Asal daerah diperkirakan Asia (India) atau Amerika tropis, tersebar luas di daerah tropis
Klasifikasi	Divisi Spermatophyta; Subdivisi Angiospermae; Kelas Dicotyledoneae; Famili Boraginaceae; Genus Heliotropium; Spesies H. indicum
Nama Daerah	Buntut tikus, tlahe gajah, gajahan, uler-uleren, bandotan lombok, djingir ajam, tusuk konde
Kandungan Kimia	Alkaloid (indicine, heliotrine, lasiocarpine), triterpenes, sterols, amines, minyak atsiri
Manfaat Kesehatan	Antiinflamasi, penyembuhan luka, antikanker, antikatarak, aktivitas farmakologis luas
Cara Konsumsi	Rebusan daun diminum, kompres/salep untuk luka
Dosis Anjuran	Variatif, ikuti panduan tradisional dan konsultasi ahli
Dampak Negatif	Potensi hepatotoksisitas karena alkaloid pyrrolizidine, hati-hati penggunaan jangka panjang

Informasi ini memberikan gambaran komprehensif tentang pohon sangketan Heliotropium indicum dari berbagai aspek untuk referensi pengobatan tradisional maupun ilmiah.

Tanaman Herbal Sangitan: Ampuh Jadi Obat dan Usir Serangga ...

Pohon sangitan atau dengan nama ilmiah Sambucus javanica Reinv, merupakan tanaman herbal asli Asia termasuk Indonesia, yang termasuk keluarga Adoxaceae. Tanaman ini merupakan tumbuhan subtropis dan tropis yang banyak dijumpai di daerah pinggir sawah, semak belukar, atau bahkan sebagai tanaman pagar. Sebaran sangitan selain Indonesia juga ditemukan di Bhutan, Burma, Kamboja, Tiongkok, India, Jepang, Laos, Malaysia, Filipina, Thailand Selatan, dan Vietnam.

Klasifikasinya adalah:

Kingdom: Plantae

Famili: Adoxaceae

Genus: Sambucus

Spesies: Sambucus javanica

Beberapa nama daerah sangitan antara lain Kelak Nasi (Melayu), Brobos Kebo (Jawa), Halemaniri (Maluku), Kerak Nasi (Sunda), dan Babalat (Bengkulu).

Kandungan kimia pohon sangitan meliputi minyak esensial, asam ursolik, beta sitosterol, alfa amyrin palmitat, kalium nitrat (KNO3), tanin, sambunigran, glukosida, flavonoid, saponin, dan triterpenoid. Zat-zat ini terdapat di akar, batang, dan daun tanaman.

Manfaat kesehatan sangitan meliputi fungsi sebagai peluruh kencing (diretik), mengobati peradangan, mengatasi penyakit hati termasuk hepatitis, serta sebagai antiradang dan antioksidan berkat kandungan kimianya.

Cara konsumsi biasanya dengan merebus daun atau bagian tanaman lain kemudian diminum air rebusannya sebagai jamu tradisional. Bisa juga digunakan secara topikal untuk beberapa kondisi kulit.

Dosis anjuran penggunaan tradisional bervariasi dan belum seragam, sehingga disarankan mengikuti aturan pakai jamu tradisional atau konsultasi dengan pakar herbal.

Dampak negatif belum banyak dilaporkan secara signifikan, namun untuk menghindari reaksi alergi atau efek samping yang tidak diinginkan, konsumen harus berhati-hati dan menghentikan pemakaian bila muncul gejala tertentu.

Ringkasan tabel:

Aspek	Detail
Asal Usul	Asia tropis, asli Indonesia dan tersebar di Asia Tenggara dan beberapa wilayah lain
Klasifikasi	Kingdom Plantae; Famili Adoxaceae; Genus Sambucus; Spesies S. javanica
Nama Daerah	Kelak Nasi (Melayu), Brobos Kebo (Jawa), Halemaniri (Maluku), Kerak Nasi (Sunda), Babalat
Kandungan Kimia	Minyak esensial, asam ursolik, beta sitosterol, alfa amyrin palmitat, KNO3, tanin, flavonoid
Manfaat Kesehatan	Peluruh kencing, anti peradangan, menyehatkan hati, antioksidan
Cara Konsumsi	Rebusan daun diminum, jamu tradisional, pemakaian topikal
Dosis Anjuran	Tidak standar, ikuti tradisi dan konsultasi ahli herbal
Dampak Negatif	Jarang dilaporkan, waspada jika alergi atau efek samping

Informasi ini memberikan gambaran lengkap tentang sangitan dari asal usul hingga aspek kesehatan yang terkait.

SANGGA LANGIT

Pohon sangga langit, yang juga dikenal dengan nama lain seperti songgo langit (Melayu), bunga tali, atau rincik bumi (Sunda), berasal dari Amerika tropis dan kini tumbuh liar di wilayah Jawa serta beberapa daerah Indonesia lain, sering sebagai tanaman hias yang merambat di pagar. Dalam budaya lokal, tanaman ini dipercaya memiliki nilai simbolis dan digunakan dalam pengobatan tradisional.

Klasifikasi sangga langit adalah sebagai berikut:

Kingdom: Plantae

Famili: belum spesifik disebut dalam sumber yang ada, tetapi dalam famili tanaman tropis berduri dan rambat

Nama ilmiah biasanya merujuk pada tanaman merambat dan obat tradisional lokal yang sering dianggap sebagai "songgo langit".

Beberapa nama daerah untuk sangga langit termasuk songgo langit (Melayu), bunga tali, rincik bumi (Sunda), dan katilan.

Kandungan kimia pohon sangga langit meliputi alkaloid, flavonoid, glikosida, saponin, karbohidrat, terpenoid, dan tanin. Penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun tanaman ini memiliki aktivitas anti-kanker, anti-diabetes, insektisidal, dan anti-mikroba.

Manfaat kesehatan sangga langit yang paling banyak dikaji adalah potensi sebagai obat luka alami, anti-kanker, antidiabetes, serta sebagai insektisida dan antibakteri.

Cara konsumsi tanaman sekali pakai ini sering melalui rebusan daun yang diminum sebagai jamu herbal atau digunakan secara topikal untuk mengobati luka.

Dosis yang dianjurkan belum spesifik dijelaskan dalam literatur populer, sehingga penggunaan harus dengan hati-hati dan mengikuti panduan tradisional atau konsultasi dengan ahli herbal.

Dampak negatif belum banyak dilaporkan, namun kewaspadaan harus ada terhadap reaksi alergi atau intoleransi individu terhadap tanaman ini.

Ringkasan tabel:

Aspek	Detail
Asal Usul	Amerika tropis, tumbuh liar di Jawa dan daerah lain di Indonesia
Klasifikasi	Kingdom Plantae, tumbuhan merambat tropis (familinya tidak spesifik dalam sumber popular)
Nama Daerah	Songgo langit (Melayu), bunga tali, rincik bumi (Sunda), katilan
Kandungan Kimia	Alkaloid, flavonoid, glikosida, saponin, terpenoid, karbohidrat, tanin
Manfaat Kesehatan	Anti-kanker, antidiabetes, antiseptik, insektisidal, obat luka alami
Cara Konsumsi	Rebusan daun diminum, penggunaan topikal untuk luka
Dosis Anjuran	Tidak spesifik, harus hati-hati dan ikuti panduan tradisional
Dampak Negatif	Jarang dilaporkan, potensi alergi atau intoleransi

Informasi ini menggambarkan rangkuman asal usul, kandungan, dan penggunaan sangga langit sebagai tanaman obat tradisional yang masih digunakan dalam praktik herbal masa kini.

SAMBUNG NYAWA (Gynura procumbens)

10 Manfaat Daun Sambung Nyawa Bagi Kesehatan

Pohon sambung nyawa atau daun sambung nyawa yang bernama ilmiah Gynura procumbens berasal dari wilayah tropis Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Vietnam. Tanaman ini juga ditemukan di daerah Afrika dan Tiongkok. Dalam bahasa daerah di Indonesia, sambung nyawa dikenal dengan nama seperti daun dewa (Sunda), akar sebiak, atau bayam panjang umur.

Klasifikasinya adalah:

Kingdom: Plantae

Famili: Asteraceae

Genus: Gynura

Spesies: Gynura procumbens

Kandungan kimia utama sambung nyawa meliputi flavonoid, saponin, tanin, terpenoid, sterol glikosida, kaempferol, quercetin, rutin, chlorogenic acid, alkaloid, dan astragalinin. Kandungan ini berperan dalam berbagai manfaat kesehatan tanaman ini.

Manfaat kesehatan sambung nyawa antara lain: menurunkan tekanan darah (hipertensi), melindungi jantung, bersifat anti neoplastik (menghambat pertumbuhan sel kanker), membantu penyembuhan penyakit ginjal, infeksi, dan menghentikan pendarahan. Umbi maupun daun juga digunakan untuk mengatasi bekuan darah, pembengkakan, patah tulang, dan perdarahan setelah melahirkan.

Cara konsumsi sambung nyawa bisa dengan mengonsumsi daun segar sebagai lalapan, menumis, merebus daun dan meminum air rebusannya, serta lewat suplemen herbal kapsul yang telah diproses.

Dosis anjuran untuk suplemen kapsul umumnya adalah 2 kapsul diminum tiga kali sehari. Daun rebus atau konsumsi segar dosisnya bervariasi sesuai kebutuhan, namun direkomendasikan dalam porsi wajar sebagai sayuran atau herbal.

Dampak negatif dari sambung nyawa belum banyak dilaporkan, namun untuk yang memiliki riwayat alergi atau hipersensitivitas terhadap komponen tertentu, sebaiknya menghindari penggunaan. Jika terjadi efek samping, sebaiknya hentikan konsumsi dan konsultasikan ke dokter.

Ringkasan tabel:

Aspek	Detail
Asal Usul	Tropis Asia Tenggara (Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam), juga Afrika dan Tiongkok
Klasifikasi	Kingdom Plantae; Famili Asteraceae; Genus Gynura; Spesies G. procumbens
Nama Daerah	Daun Dewa (Sunda), Akar Sebiak, Bayam Panjang Umur
Kandungan Kimia	Flavonoid, saponin, tanin, terpenoid, sterol glikosida, kaempferol, quercetin, rutin, alkaloid, dll
Manfaat Kesehatan	Turunkan tekanan darah, anti neoplastik, proteksi jantung, sembuhkan infeksi, hentikan pendarahan
Cara Konsumsi	Lalapan, tumis, rebusan daun diminum, suplemen kapsul
Dosis Anjuran	2 kapsul 3x sehari; konsumsi daun dan rebusan secukupnya
Dampak Negatif	Jarang dilaporkan, hindari jika hipersensitif; hentikan jika muncul efek samping

Informasi ini memberikan panduan lengkap mengenai pohon sambung nyawa dan penggunaannya sebagai tanaman obat tradisional yang tetap relevan dalam pemanfaatan kesehatan masa kini.

SAMBILOTO (Andrographis paniculata)

Sambiloto - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Pohon sambiloto (Andrographis paniculata) berasal dari Asia Tropika dengan penyebaran dari India meluas ke daerah seperti Siam, semenanjung Malaya, dan Jawa. Ia termasuk dalam famili Acanthaceae dan genus Andrographis. Pohon ini dikenal dengan beberapa nama daerah seperti sambilata (Melayu), ampadu tanah (Sumatera Barat), ki oray (Sunda), ki pait, bidara (Jawa Tengah), dan kaḍḍâs (Madura).

Kandungan kimia utama sambiloto adalah senyawa lakton diterpenoid andrografolida yang memiliki aktivitas hepatoprotektif dan flavonoid seperti polimetoksiflavon, andrografin, dan panikulin. Selain itu, terdapat garam kalium, kalsium, natrium, asam kersik, saponin, tanin, steroid, alkaloid, dan asam quinik.

Manfaat kesehatan sambiloto meliputi meningkatkan sistem imun, melindungi hati dari racun, mengelola gula darah, menurunkan kolesterol, serta memiliki efek antiinflamasi dan antibakteri. Daun dan batangnya digunakan dalam pengobatan herbal.

Cara konsumsi umumnya menggunakan daun segar sebanyak satu genggam (sekitar 30 gram) ditumbuk dan diseduh dengan air matang sekitar setengah cangkir lalu disaring dan diminum. Atau dengan merebus 3 gram bahan kering dua kali sehari sebelum makan.

Dosis anjuran bervariasi tergantung tujuan:

Untuk flu: 300 mg ekstrak dikonsumsi 4 kali sehari

Memperkuat daya tahan tubuh: 100 mg dua kali sehari

Dosis tinggi (sekitar 6 gram per hari) juga pernah digunakan, setara parasetamol dalam beberapa studi.

Dampak negatif atau efek samping yang mungkin timbul termasuk kehilangan nafsu makan, diare, muntah, ruam, sakit kepala, dan kelelahan. Oleh sebab itu, penggunaan harus sesuai dosis dan tidak dianjurkan berlebihan.

Ringkasan tabel:

Aspek	Detail
Asal Usul	Asia Tropika (India, Siam, Malaya, Jawa)
Klasifikasi	Kingdom: Plantae; Famili: Acanthaceae; Genus: Andrographis; Spesies: A. paniculata
Nama Daerah	Sambilata (Melayu), Ampadu (Sumbar), Ki Oray (Sunda), Ki Pait (Jawa), Kadhas (Madura)
Kandungan Kimia	Andrografolida (lakton), flavonoid, saponin, tanin, alkaloid, asam kersik, garam mineral
Manfaat Kesehatan	Imun, hepatoprotektif, antibakteri, antidiabetes, anti inflamasi, turunkan kolesterol
Cara Konsumsi	Daun segar ditumbuk+seduh, atau rebusan kering; ekstrak suplemen dosis sesuai manfaat
Dosis Anjuran	100-300 mg ekstrak, 2-4x sehari tergantung indikasi; daun 3 gram direbus
Dampak Negatif	Nafsu makan turun, diare, muntah, ruam, sakit kepala, kelelahan

Informasi lengkap ini bisa menjadi panduan pengenalan dan penggunaan sambiloto dalam pengobatan tradisional dan kesehatan modern.

SAMBANG DARAH (Excoecaria cochinchinensis)

Sambang Darah Tanaman Unik Yang Memiliki Banyak Manfaat ...

Pohon Sambang Darah (Excoecaria cochinchinensis) adalah tanaman berkhasiat obat yang bersifat beracun, berasal dari China dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Di Indonesia tanaman ini dikenal dengan beberapa nama seperti daun rĕměk daging (Jawa Tengah), daun sambang darah, ki sambang, dan sambang darah.

Klasifikasi

Kingdom: Plantae

Divisi: Spermatophyta

Kelas: Dicotyledonae

Ordo: Euphorbiales

Famili: Euphorbiaceae

Genus: Excoecaria

Spesies: Excoecaria cochinchinensis

Nama Daerah

Beberapa nama lokal untuk tanaman ini antara lain daun remek daging (Jateng), sambang darah, dan ki sambang.

Kandungan Kimia

Tanaman ini mengandung senyawa kimia sebagai berikut:

Tanin

Asam behenat

Triterpenoid eksokarol dan silosterol

Getah mengandung resin berbahaya yang sangat beracun

Saponin, tanin, dan flavonoid

Manfaat Kesehatan

Mengobati disentri dengan merebus 15 lembar daun dan meminum air rebusannya dua kali sehari

Menghentikan batuk rejan dan muntah darah

Mengatasi pendarahan setelah melahirkan

Menyembuhkan penyakit kulit seperti eksim, psoriasis, dan neurodermatitis (dengan pemakaian luar menggunakan gilingan daun)

Bersifat antiparasit (membunuh parasit), antipruritik (menghilangkan gatal), dan hemostatik (menghentikan pendarahan)

Efektif untuk meringankan gangguan pencernaan seperti diare dan perut kembung

Mengobati wasir dengan cara olesan daun yang dihaluskan

Cara Konsumsi

Rebus 15 lembar daun sambang darah dengan 3 gelas air hingga tersisa 2 gelas, saring dan minum airnya dua kali sehari, pagi dan sore

Pemakaian luar dengan menghaluskan daun untuk mengobati luka berdarah dan gangguan kulit

Dosis

Penggunaan daun direbus sejumlah 15 lembar untuk konsumsi, dua kali sehari secara rutin

Penggunaan luar sesuai kebutuhan namun lebih baik di bawah pengawasan ahli herbal

Dampak Negatif

Tanaman ini mengandung getah beracun yang dapat menyebabkan iritasi dan racun jika terkena kulit atau tertelan dalam jumlah berlebihan

Dapat menyebabkan reaksi racun dan iritasi pada saluran pencernaan serta alergi

Harus digunakan dengan hati-hati dan tidak dianjurkan untuk konsumsi berlebihan tanpa pengawasan medis

SAMBANG SOLOK/GONDANG KASIH(Ficus variegata)

Ciri Ciri Pohon Gondang (Ficus variegata) — CIRICIRIPOHON.ID

Pohon Gondang Kasih adalah nama lokal untuk spesies pohon Gondang (Ficus variegata) yang merupakan anggota famili Moraceae. Pohon ini tumbuh luas di daerah Asia tropis, termasuk Indonesia, dengan sebaran dari Kepulauan Pasifik hingga Australia bagian selatan.

Asal Usul dan Nama Daerah

Asal usul pohon Gondang Kasih adalah Asia tropis, termasuk wilayah Indonesia.

Nama daerah yang dikenal antara lain Gondang, Kondang (Indonesia), dan nama lokal lainnya tergantung daerah.

Pohon ini bisa ditemukan di hutan lebat, lembah, dan lahan kosong pada ketinggian 0 hingga 1.200 mdpl.

Klasifikasi

Kingdom: Plantae

Famili: Moraceae

Genus: Ficus

Spesies: Ficus variegata

Kandungan Kimia

Getah pohon Gondang mengandung karet alami.

Daun mengandung senyawa flavonoid dan zat fitokimia lainnya yang berpotensi meningkatkan kesehatan.

Pada daun juga terdapat getah susu yang memiliki senyawa kimia bioaktif.

Manfaat Kesehatan

Daun digunakan sebagai lalapan dan dipercaya dapat memperlancar ASI pada ibu hamil.

Potensi sebagai obat tradisional untuk berbagai keluhan kesehatan seperti antiinflamasi dan mempercepat penyembuhan luka.

Kandungan flavonoid membantu sebagai antioksidan alami.

Cara Konsumsi

Daun dimakan sebagai lalapan atau dibuat ramuan herbal.

Rebusan daun dapat diminum untuk mendapatkan manfaat kesehatan.

Penggunaan secara tradisional dapat sesuai anjuran lokal.

Dosis dan Dampak Negatif

Dosis belum ada standar resmi, disarankan menggunakan sesuai petunjuk tradisional.

Bagian pohon mengandung getah getah karet yang bisa menyebabkan iritasi jika kontak langsung dalam jumlah besar.

Konsumsi berlebihan atau tanpa pengawasan bisa menyebabkan reaksi alergi atau efek samping lain, terutama bagi pengguna yang sensitif.

Ringkasan:

Aspek	Keterangan
Asal Usul	Asia tropis (Indonesia dan sekitarnya)
Klasifikasi	Ficus variegata, famili Moraceae
Nama Daerah	Gondang, Kondang
Kandungan Kimia	Getah karet, flavonoid, zat bioaktif
Manfaat Kesehatan	Lalapan, pelancar ASI, antiinflamasi, antioksidan
Cara Konsumsi	Lalapan, rebusan daun
Dosis	Sesuai petunjuk tradisional, belum standar baku
Dampak Negatif	Iritasi getah, alergi, efek samping bila berlebihan

Pohon Gondang Kasih adalah tanaman yang dikenal di daerah tropis dengan potensi pemanfaatan kesehatan tradisional meski perlu kehati-hatian dalam pemakaian pada area yang sensitif.

Bagaimana cara menanam pohon gondang agar tumbuh optimal

Apa kandungan kimia dalam daun pohon gondang

Manfaat kesehatan apa yang terkait dengan konsumsi pohon gondang

Apa efek samping dari penggunaan pohon gondang secara berlebihan

SALVIA (Salvia officinalis (sage))

Tanaman Salvia adalah genus tanaman yang berasal dari famili mint (Lamiaceae) dengan hampir 1.000 spesies yang tersebar di berbagai wilayah dunia, terutama di daerah Mediterania, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan. Asal usul Salvia terkait erat dengan daerah Mediterania, seperti wilayah selatan Eropa (Italia, Yunani, Turki), serta Meksiko dan Brasil. Di Indonesia, Salvia sudah dikenal dan tumbuh, biasanya di daerah dataran tinggi.

Klasifikasi Tanaman Salvia

Kingdom: Plantae

Famili: Lamiaceae (Mint)

Genus: Salvia

Contoh spesies terkenal: Salvia officinalis (sage), Salvia divinorum, Salvia miltiorrhiza, dll

Nama Daerah

Di Indonesia, Salvia lebih dikenal dengan nama "sage" atau "bunga sage," tumbuh di dataran tinggi dan digunakan sebagai tanaman herbal dan hias. Nama Salvia berasal dari bahasa Latin "salvere" yang berarti "sehat" atau "menyembuhkan".

Kandungan Kimia

Salvia mengandung berbagai senyawa kimia aktif, seperti:

Senyawa fenolik (asam rosmarinic, luteolin, apigenin)

Minyak atsiri

Alkaloid

Flavonoid

Poliasetilen dan steroid (terutama pada Salvia officinalis)

Manfaat Kesehatan

Menyehatkan otak dan meningkatkan fungsi kognitif

Mengurangi peradangan dan kerusakan oksidatif

Mencegah penyakit kronis dan meningkatkan sistem imun

Memperbaiki pencernaan dan menguatkan tulang

Mengatasi luka, bisul, mimisan, pendarahan, hingga bengkak

Menenangkan saraf, mengurangi gejala Parkinson, dan menghilangkan sakau bagi pecandu morfin dan alkohol (Salvia divinorum)

Cara Konsumsi

Daun segar atau kering dapat digunakan sebagai obat herbal atau penyedap

Rebusan daun atau teh sage diminum secara rutin

Mengunyah langsung daun untuk manfaat tertentu (biasanya sage)

Pada Salvia divinorum, sering dikunyah daun segar atau direndam dalam air untuk diminum

Dosis dan Dampak Negatif

Dosis sesuai aturan umum herbal, konsumsi berlebih harus dihindari

Penggunaan Salvia divinorum dapat menyebabkan efek halusinasi, euforia berlebihan, dan perubahan kesadaran yang terjadi selama 1-2 jam

Efek negatif lain termasuk alergi, gangguan pencernaan dan potensi interaksi dengan obat-obatan tertentu

Perlu konsultasi medis jika sedang dalam perawatan penyakit tertentu

Ringkasan Tabel:

Aspek	Keterangan
Asal Usul	Mediterania (Italia, Yunani, Turki), Amerika Tengah, Meksiko, Brasil
Klasifikasi	Genus Salvia, famili Lamiaceae
Nama Daerah	Sage, bunga sage (Indonesia)
Kandungan Kimia	Senyawa fenolik, minyak atsiri, alkaloid, flavonoid, poliasetilen, steroid
Manfaat Kesehatan	Menyehatkan otak, antiinflamasi, imunomodulator, pencernaan, mengobati luka, menenangkan saraf
Cara Konsumsi	Teh, rebusan daun, kunyah daun segar
Dosis	Sesuai aturan, hindari konsumsi berlebihan
Dampak Negatif	Halusinasi (Salvia divinorum), alergi, gangguan pencernaan, interaksi obat

Tanaman Salvia memiliki manfaat herbal yang beragam, namun beberapa spesies seperti Salvia divinorum harus digunakan dengan hati-hati karena efek halusinogeniknya.

SALAM KOJA (Murraya koenigii)

Kategori: Rempah-Rempah

Jangan Lupa Memasak Dengan Daun Kare / Salam Koja –

Salam koja (Murraya koenigii), disebut juga daun kari, berasal dari India dan Sri Lanka. Di Indonesia, khususnya daerah Koja (Jakarta), tanaman ini dikenal sebagai salam koja. Daun ini banyak digunakan sebagai bumbu dapur, terutama untuk masakan kari, dan memiliki aroma harum serta rasa yang khas. Salam koja tumbuh subur di iklim tropis dan tidak dibudidayakan secara massal, biasanya ada di kebun-kebun rumah.

Klasifikasi tanaman salam koja:

Kingdom: Plantae

Ordo: Sapindales

Famili: Rutaceae (suku jeruk-jerukan)

Genus: Murraya

Spesies: Murraya koenigii

Di Koja dan daerah lain, salam koja dikenal juga dengan nama temurui (Aceh), sicerek (Minangkabau), ki becetah (Sunda), dan korokeling (Jawa). Nama "Koja" dalam konteks Jakarta menunjukkan hubungan sejarah dengan komunitas India-Muslim yang tinggal di Pekojan, Jakarta Barat, yang membawa tanaman ini sebagai bagian dari budaya kuliner mereka.

Kandungan kimia utama pada daun salam koja adalah:

Flavonoid: antioksidan yang membantu meningkatkan sistem imun dan mencegah penyakit kronis

Alkaloid (carbazole alkaloid): berperan dalam menurunkan kolesterol jahat

Kalium: menstabilkan tekanan darah dan melancarkan peredaran darah

Selenium: bertindak sebagai antioksidan detox racun tubuh

Kalsium, fosfor, vitamin D: mendukung kesehatan tulang dan jantung

Manfaat kesehatan daun salam koja meliputi:

Menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL)

Melindungi kesehatan jantung dan memperlancar peredaran darah

Menetralkan racun dalam tubuh

Menjaga kesehatan tulang

Meningkatkan daya tahan tubuh lewat kandungan antioksidan

Cara konsumsi tradisional:

Daun segar dicuci bersih sekitar 10-15 lembar

Direbus bersama 3 gelas air sampai tersisa sekitar 1 gelas

Air rebusan diminum secara rutin 2-3 kali dalam seminggu

Daun juga bisa dimakan langsung atau digunakan sebagai campuran salad dan masakan

Dosis konsumsi tidak baku, tapi konsumsi berlebihan harus dihindari karena dapat menimbulkan dampak negatif seperti:

Risiko pembentukan batu ginjal akibat kandungan asam oksalat yang tinggi

Efek anti gizi dari senyawa asam oksalat dan tanin yang dapat menghambat penyerapan mineral penting

Risiko alergi atau gangguan pencernaan jika berlebihan

Ringkasan:

Aspek	Keterangan
Asal Usul	India, Sri Lanka, dibawa komunitas India-Muslim ke Koja Jakarta
Klasifikasi	Murraya koenigii, famili Rutaceae
Nama Daerah	Salam koja (Jakarta Koja), temurui, sicerek, ki becetah, korokeling
Kandungan Kimia	Flavonoid, alkaloid (carbazole), kalium, selenium, kalsium, fosfor
Manfaat Kesehatan	Turunkan kolesterol, jaga kesehatan jantung, antioksidan, detoks, tulang sehat
Cara Konsumsi	Rebusan daun (10-15 lembar), konsumsi air rebusan, daun segar untuk salad
Dosis	Tradisional, hindari konsumsi berlebihan
Dampak Negatif	Batu ginjal, anti gizi, gangguan pencernaan, alergi

Informasi ini menegaskan bahwa salam koja adalah tanaman herbal bermanfaat dengan kandungan kimia yang mendukung kesehatan, namun harus digunakan dengan dosis yang tepat agar terhindar dari efek samping.

Rempah-Rempah

SALAM (Syzygium polyanthum)

salam (Syzygium polyanthum) adalah tanaman yang berasal dari Asia Tenggara dan telah menyebar di wilayah seperti Burma, Indocina, Thailand, Semenanjung Malaya, serta beberapa daerah di Indonesia seperti Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Bali. Pohon salam tumbuh liar di hutan primer dan sekunder dengan ketinggian hingga 1.300 m di beberapa daerah.

Klasifikasi tanaman salam secara taksonomi adalah sebagai berikut: kingdom Plantae, divisi Spermatophyta, kelas Dicotyledoneae, ordo Myrtaceae, genus Syzygium.

Kandungan kimia utama dari daun salam meliputi minyak atsiri (sekitar 0,05-0,17%), tannin, flavonoid, saponin, triterpen, alkaloid, serta komponen minyak atsiri seperti seskuiterpen, lakton, dan fenol. Komponen seperti sitral dan eugenol juga terdapat dalam minyak atsiri daun salam.

Manfaat kesehatan tanaman salam cukup luas, antara lain:

Mengatasi sakit perut, diare, dan maag

Mengontrol kolesterol tinggi dan tekanan darah tinggi

Memiliki sifat antibakteri, antikanker, antiinflamasi

Membantu meredakan rematik dan sebagai ramuan penyegar

Membantu mengatur haid dan mengatasi gangguan pencernaan

Cara konsumsi umumnya dilakukan dengan merebus daun salam dan mengonsumsi air rebusannya, atau sebagai bahan campuran dalam masakan untuk mendapatkan manfaat kesehatan sekaligus rasa.

Dosis konsumsi tidak memiliki standar baku, biasanya disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi tubuh. Namun, konsumsi berlebihan dapat menimbulkan efek samping seperti gangguan saluran pencernaan, reaksi alergi, radang akut, infeksi kulit, asma, dan sesak napas.

Ringkasan informasi tanaman salam:

Aspek	Keterangan
Asal Usul	Asia Tenggara (Myanmar, Indocina, Thailand, Malaysia, Indonesia)
Klasifikasi	Plantae, Spermatophyta, Dicotyledoneae, Myrtaceae, Syzygium polyanthum
Nama Daerah	Salam (Indonesia, Malaysia, dll)
Kandungan Kimia	Minyak atsiri (sitral, eugenol), tannin, flavonoid, saponin, triterpen, alkaloid
Manfaat Kesehatan	Sakit perut, diare, kolesterol, tekanan darah, antibakteri, antikanker, antiinflamasi, rematik
Cara Konsumsi	Rebusan daun, campuran masakan
Dosis	Disesuaikan, hindari konsumsi berlebihan
Dampak Negatif	Gangguan saluran cerna, alergi, radang, infeksi kulit, asma, sesak napas

Informasi ini dapat menjadi dasar untuk penggunaan tanaman salam sebagai obat herbal, dengan perhatian pada dosis agar terhindar dari efek negatif.

ASAL USUL SALAM, KLASIFIKASI DAN NAMA DAERAH, KANDUNGAN KIMIA, MANFAAT KESEHATAN, CARA KONSUMSI, DOSIS DAN DAMPAK NEGATIF

Tanaman salam (Syzygium polyanthum) berasal dari Asia Tenggara, termasuk negara-negara seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Myanmar. Di Indonesia, tanaman ini menyebar di wilayah Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, dan beberapa daerah lain. Nama daerah untuk tanaman salam bervariasi, misalnya salam di Jawa, manting di Jawa, kastolam di Kangean (Sumenep), dan gowok di Sunda.

Klasifikasi ilmiah tanaman salam adalah:

Kingdom: Plantae

Subkingdom: Tracheobionta

Divisi: Spermatophyta

Kelas: Dicotyledoneae

Famili: Myrtaceae

Genus: Syzygium

Spesies: Syzygium polyanthum

Kandungan kimia utama daun salam meliputi minyak atsiri (sekitar 0,05-0,17%) yang terdiri dari komponen seperti seskuiterpen, lakton, fenol, dan eugenol. Selain itu terdapat tanin, flavonoid, saponin, triterpenoid, polifenol, alkaloid, dan senyawa metabolit sekunder yang berperan dalam aktivitas biologis dan farmakologis tanaman ini.

Manfaat kesehatan daun salam cukup beragam:

Menurunkan kadar gula darah bagi penderita diabetes

Mengurangi kolesterol jahat (LDL) dan meningkatkan kolesterol baik (HDL)

Mencegah serangan jantung dan penyakit kardiovaskuler

Berperan sebagai antioksidan, antibakteri, antikanker, antiinflamasi

Mengatasi masalah pencernaan, rematik, dan mengatur haid

Cara konsumsi tradisional yang umum adalah merebus 10-15 lembar daun salam segar dalam 3 gelas air hingga tersisa sekitar satu gelas, kemudian disaring dan diminum air rebusannya 2-3 kali per minggu secara rutin untuk memperoleh manfaatnya.

Dosis yang digunakan biasanya disesuaikan secara tradisional, namun konsumsi yang berlebihan sebaiknya dihindari karena dapat menyebabkan efek samping seperti gangguan pencernaan, reaksi alergi, radang, infeksi kulit, bahkan sesak napas pada kasus tertentu.

Ringkasan:

Aspek	Keterangan
Asal Usul	Asia Tenggara (Indonesia, Malaysia, Thailand)
Klasifikasi	Syzygium polyanthum, famili Myrtaceae
Nama Daerah	Salam (Jawa, Madura, Sunda), manting, kastolam
Kandungan Kimia	Minyak atsiri (seskuiterpen, eugenol), tanin, flavonoid, saponin, triterpenoid, alkaloid
Manfaat Kesehatan	Diabetes, kolesterol, jantung, antibakteri, antiinflamasi, pencernaan
Cara Konsumsi	Rebusan 10-15 lembar daun, diminum 2-3 kali/minggu
Dosis	Tradisional, sesuai kebutuhan, hindari berlebihan
Dampak Negatif	Gangguan pencernaan, alergi, radang, infeksi kulit, sesak napas

Informasi ini mendukung penggunaan daun salam sebagai obat herbal yang bermanfaat selama dikonsumsi sesuai dosis dan dengan perhatian terhadap efek samping potensial

SAGA RAMBAT (Abrus precatorius)

Mengenal Tanaman Saga Rambat Sebagai Tanaman Obat Keluarga

Saga Rambat atau (Abrus precatorius) adalah tumbuhan rambat yang berasal dari India dan menyebar di kawasan Asia beriklim tropis. Tumbuhan ini dikenal dengan berbagai nama daerah seperti Thaga (Aceh), Seugeu (Gayo), Hasebo (Batak), Kendari, Kundari (Lampung, Minangkabau), Saga telik, Saga manis (Jawa), dan Taning bajang (Dayak).

Klasifikasi dan Nama Daerah

Kingdom: Plantae

Genus: Abrus

Species: Abrus precatorius
Nama-nama lokalnya beragam sesuai daerah, dengan ciri khas biji merah dengan ujung hitam yang beracun.

Kandungan Kimia

Saga Rambat mengandung senyawa kimia seperti abrin (protein toksik sangat berbahaya), tannin, toksalbumin, abrusoside A, B, C, D, arabinose, galactose, xylose, kolin, hypaphorine, precatorine, dan glycyrrhizin. Senyawa-senyawa ini memberikan sifat farmakologis sekaligus toksisitasnya.

Manfaat Kesehatan

Mengatasi sariawan dan infeksi bakteri

Meredakan batuk

Menurunkan kadar gula darah dan kolesterol

Antioksidan dan antiinflamasi

Mengatasi migrain

Mengobati luka ringan dan iritasi kulit

Menurunkan demam

Membantu kesehatan jantung dan sirkulasi darah
Semua manfaat ini diperoleh dari ekstrak dan rebusan daun, yang juga dipakai sebagai obat tradisional.

Cara Konsumsi dan Dosis

Daun dapat direbus dan diminum sebagai teh herbal.

Biasanya daun segar direndam dalam air mendidih, kemudian disaring dan diminum, kadangkali ditambah gula aren untuk rasa.

Dosis yang umum adalah 3x5 gram daun rebusan per hari, dengan dua gelas air direbus hingga setengahnya diminum sekaligus.

Ekstrak daun juga dapat dalam bentuk kapsul tetapi harus dibawah pengawasan medis.

Dampak Negatif dan Peringatan

Biji saga sangat beracun karena mengandung abrin, dan pemakaian biji untuk perhiasan pernah menyebabkan kematian.

Daun juga mengandung racun dalam jumlah tertentu yang dapat berbahaya jika konsumsi berlebihan atau tidak tepat.

Efek samping seperti edema dan tekanan darah tinggi dapat terjadi jika dosis tidak diperhatikan.

Sangat disarankan konsultasi dengan ahli herbal atau dokter sebelum penggunaan sebagai obat.

Jadi, saga rambat adalah tumbuhan yang banyak manfaat untuk kesehatan bila digunakan dengan tepat, namun perlu kehati-hatian karena kandungan toksinnya yang tinggi terutama pada biji dan jika salah pemakaian bisa berbahaya bagi tubuh manusia. Konsumsi yang aman dan benar umumnya melalui rebusan daun dengan dosis yang terukur dan di bawah pengawasan tenaga medis.

RUMPUT MUTIARA (Hedyotis corymbosa)

Rumput Mutiara (Hedyotis corymbosa) adalah tanaman herbal yang berasal dari Asia, termasuk Cina, India, dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Tanaman ini tumbuh liar di tanah lembap, seperti tepi sungai, parit, pinggir jalan, dan area yang mendapat cukup sinar matahari. Di Indonesia, rumput ini banyak ditemukan di daerah dengan ketinggian hingga sekitar 1400 meter di atas permukaan laut.

Klasifikasinya adalah sebagai berikut:

Kingdom: Plantae

Famili: Rubiaceae

Genus: Hedyotis (atau Oldenlandia)

Spesies: Hedyotis corymbosa.

Nama daerahnya meliputi Rumput Mutiara (bahasa Indonesia), Shui Xian Cao (Cina), dan Pearl Grass (Inggris).

Kandungan kimianya terdiri dari berbagai senyawa bioaktif seperti asam ursolat, asam oleanolat, hentriacontane, stigmasterol, flavonoid glycosides, dan p-coumaric acid, yang memiliki aktivitas antioksidan, antiradang, antibakteri, dan antikanker.

Manfaat kesehatan Rumput Mutiara antara lain:

Melawan radikal bebas dan meningkatkan imunitas

Bersifat antiinflamasi dan antibakteri

Membantu mempercepat penyembuhan luka

Berpotensi menghambat pertumbuhan beberapa jenis kanker

Melindungi kesehatan hati dan mengatasi infeksi saluran kemih.

Cara konsumsi biasanya dengan merebus 15–60 gram rumput kering dan diminum air rebusan 1-3 kali sehari. Produk kapsul ekstrak rumput mutiara juga tersedia dengan dosis 1-3 kapsul per kali minum sebanyak 3 kali sehari.

Dampak negatif yang mungkin terjadi adalah mulut kering, iritasi lambung, reaksi alergi, serta potensi interaksi dengan obat lain. Rumput mutiara tidak direkomendasikan untuk ibu hamil, menyusui, dan penderita penyakit hati berat tanpa konsultasi medis terlebih dahulu.

Secara keseluruhan, Rumput Mutiara adalah tanaman herbal yang kaya manfaat jika digunakan sesuai dosis dan dibudidayakan dengan perhatian pada kualitas kandungan aktifnya. Penggunaan yang bijak dan konsultasi dengan tenaga kesehatan sangat dianjurkan untuk menghindari efek samping

RUMPUT BELANG (Zebrina pendula)

Rumput Belang, Tanaman Obat dari Meksiko - Greeners.Co

Rumput Belang atau (Zebrina pendula) adalah tanaman merambat yang berasal dari Meksiko, Amerika Tengah, dan Kolombia. Tanaman ini kini telah tersebar secara luas di Asia, Afrika, Australia, dan beberapa pulau di samudra. Di Indonesia, Rumput Belang dapat ditemukan di dataran rendah maupun daerah pegunungan hingga ketinggian sekitar 1400 meter di atas permukaan laut.

Klasifikasi

Kingdom: Plantae

Famili: Commelinaceae

Genus: Tradescantia

Spesies: Tradescantia zebrina (synonym: Zebrina pendula).

Nama Daerah

Rumput Belang (Indonesia)

Purple Wandering Jew

Inch Plant

Zebra Plant (nama bahasa Inggris)
Beberapa daerah juga mengenalnya sebagai tanaman hias dan obat tradisional dengan nama yang sama.

Kandungan Kimia

Rumput Belang mengandung berbagai senyawa bioaktif seperti flavonoid, polifenol, kuinon, monoterpenoid, seskuiterpenoid, serta steroid dan triterpenoid. Senyawa ini berperan sebagai antioksidan dan antimikroba.

Manfaat Kesehatan

Bersifat antimikroba terhadap bakteri seperti Staphylococcus aureus dan Escherichia coli

Mengandung antioksidan yang membantu melawan radikal bebas

Dapat digunakan sebagai obat tradisional untuk mengatasi infeksi ringan dan peradangan

Membantu penyembuhan luka dan meningkatkan kesehatan kulit.

Cara Konsumsi dan Dosis

Biasanya daun rumput belang direbus untuk diambil ekstraknya sebagai minuman herbal. Dosis umum dalam pengobatan tradisional berkisar sekitar 10–15 gram daun kering untuk direbus, diminum dalam 1-3 kali sehari. Penggunaan harus disesuaikan dengan kondisi dan anjuran ahli herbal.

Dampak Negatif

Penggunaan berlebihan atau konsumsi dalam dosis yang tidak tepat dapat menimbulkan iritasi lambung, alergi, atau gangguan pencernaan. Selain itu, penting untuk memastikan tanaman bersih dan bebas pestisida sebelum dikonsumsi. Tidak direkomendasikan untuk luka terbuka yang luas atau infeksi berat tanpa pengawasan medis.

Selain itu, hati-hati dengan tanaman yang beracun, seperti racun rumput, yang berbeda tetapi kadang salah diartikan. Keracunan tersebut dapat menyebabkan gejala berat hingga mematikan, namun itu bukan rumput belang yang dimaksud di sini.

Jadi, Rumput Belang adalah tanaman yang berasal dari Meksiko dengan manfaat sebagai obat tradisional, mengandung senyawa bioaktif yang bermanfaat, tetapi harus digunakan secara hati-hati dan dosis tepat untuk menghindari efek negatif

REUNDE (Stauragyne lonngata)

Misteri Daun Reundeu: Kelezatan yang Menyimpan Rahasia?

Pohon Reundeu, juga dikenal sebagai Staurogyne longata atau Homalanthus populneus tergantung dari jenisnya, merupakan tanaman yang berasal dari kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Di Jawa Barat dan sekitarnya, pohon ini dikenal sebagai tanaman herbal yang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan.

Asal Usul

Pohon Reundeu berasal dari kawasan Asia Tenggara dan telah digunakan secara tradisional oleh masyarakat lokal sebagai obat herbal, terutama di daerah Jawa dan sekitarnya. Nama "Reundeu" sendiri berasal dari Bahasa Sunda dan mengacu pada keberadaan pohon ini di daerah tertentu, seperti Kampung Cireundeu yang terkenal dengan tanaman ini sebagai bagian dari tradisi pengobatan herbal.

Klasifikasi

Kingdom: Plantae

Familia: Phyllanthaceae (untuk Staurogyne elongata) atau Euphorbiaceae (untuk Homalanthus populneus)

Genus: Staurogyne atau Homalanthus.

Nama Daerah

Reundeu (Jawa Barat dan Sunda)

Sambang darah (umum di daerah tertentu)

Pohon obat (secara umum)

Pohon penawar (dalam pengobatan tradisional).

Kandungan Kimia

Daun dan bagian tanaman ini diketahui mengandung senyawa aktif seperti flavonoid, alkaloid, tannin, polifenol, saponin, dan triterpenoid yang membantu efek anti-inflamasi, antioksidan, dan anchetik (penguat sistem imun).

Manfaat dan Kesehatan

Sebagai obat luka dan peredaan demam

Mengatasi masalah pencernaan, diare, dan sembelit

Melawan infeksi bakteri dan virus

Menurunkan kadar gula darah

Menjaga kesehatan jantung dan meningkatkan daya tahan tubuh.

Cara Konsumsi dan Dosis

Daun direbus, kemudian airnya diminum sebagai obat diaplikasikan secara tradisional, biasanya 1-2 gelas per hari, tergantung kondisi dan anjuran ahli herbal.

Untuk penggunaan sebagai antiseptik atau pembersih luka, tanaman ini biasanya dioleskan langsung ke luka setelah dibersihkan.

Dampak Negatif

Penggunaan berlebihan atau tanpa pengawasan medis dapat menimbulkan efek samping seperti iritasi lambung, reaksi alergi, atau efek toksik, terutama jika dikonsumsi dalam dosis tinggi atau dalam jangka waktu lama. Oleh karena itu, penting berkonsultasi dengan ahli herbal atau tenaga medis sebelum penggunaan rutin.

Pohon Reundeu merupakan tanaman herbal yang berpotensi besar untuk pengobatan tradisional, tetapi harus digunakan secara bijak agar manfaatnya bisa didapatkan secara optimal dan aman.

REMEK DAGING (Excoecaria cochinchinensis)

Pohon Remek Daging atau juga dikenal sebagai Sambang Darah (nama latin: Excoecaria cochinchinensis atau Hemigraphis colorata untuk beberapa jenis terkait) berasal dari Asia Tenggara dan China. Tanaman ini sudah lama tumbuh di Indonesia, khususnya di Jawa dan Sumatra.

Klasifikasi

Famili: Acanthaceae (untuk Hemigraphis colorata) dan Euphorbiaceae (untuk Excoecaria cochinchinensis, yang juga dikenal sebagai sambang darah)

Genus dan spesies berbeda tergantung jenis tanaman yang dimaksud, namun yang umum dikenal Remek Daging sebagai Hemigraphis colorata Hall.f (untuk yang berwarna ungu / merah keunguan) dan Excoecaria cochinchinensis.

Nama Daerah

Remek Daging (Jawa)

Sambang Getih

Sambang Darah

Keji Beling

Sarap (Jawa)

Lire (Ternate)

Binalu Api (Melayu)

Reundeu Beureum (Sunda)

Kandungan Kimia

Kandungan kimia utama: alkaloid, tanin, polifenol, flavonoid, monoterpenoid, seskuiterpenoid, saponin, tanin, kalium, natrium, glikosida, asam silikat.

Senyawa-senyawa tersebut berkontribusi pada efek farmakologis tanaman, seperti aktivitas antimikroba, antiinflamasi, dan hemostatik (menghentikan pendarahan).

Manfaat Kesehatan

Menambah darah dan menghentikan pendarahan (hemostatis)

Peluruh kencing (diuretik)

Mengobati batuk berdahak dan berdarah

Mengatasi disentri dan mengurangi radang

Membantu penyembuhan luka

Efek anti-diare yang baik, dosis tertentu bisa setara dengan loperamid.

Cara Konsumsi dan Dosis

Daun dan kuntum bunga direbus, saring airnya, diminum 3 kali sehari dengan dosis sesuai (misalnya 2 kuntum bunga kembang sepatu yang diremas dicampur air rebusan).

Dosis terbaik untuk ekstrak daun Remek Daging adalah sekitar 19 mg per kg berat badan (diberikan 1 kali minum) berdasarkan penelitian antidiare.

Umumnya direkomendasikan mengkonsumsinya secukupnya dan tidak berlebihan agar menghindari efek samping.

Dampak Negatif

Karena tanaman ini mengandung senyawa aktif seperti tannin dan alkaloid, penggunaan berlebihan atau tidak tepat berpotensi menimbulkan efek samping seperti iritasi lambung atau reaksi alergi.

Sebaiknya konsultasikan dengan tenaga medis sebelum penggunaan untuk terapi kesehatan khusus, terutama bagi ibu hamil dan anak-anak.

Secara keseluruhan, pohon Remek Daging adalah tanaman obat tradisional yang banyak dimanfaatkan di Indonesia dan Asia Tenggara dengan kandungan kimia yang aman jika digunakan sesuai anjuran dan dosis. Khasiatnya meliputi pengobatan pendarahan, batuk, dan gangguan pencernaan.

RANGGA DIPA (Clerodendrum indicum)

Keistimewaan Rangga Dipa: Tanaman Hias Eksotis yang Menambah Nilai Estetika dan Berkhasiat - Manado Post

Pohon Rangga Dipa atau yang secara ilmiah dikenal sebagai Clerodendrum indicum adalah tanaman obat dan hias yang berasal dari wilayah Asia tropis, khususnya Asia Selatan dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Tanaman ini dikenal dalam pengobatan tradisional karena memiliki berbagai khasiat kesehatan.

Klasifikasi Ilmiah

Kingdom: Plantae

Famili: Lamiaceae

Genus: Clerodendrum

Spesies: Clerodendrum indicum (atau Clerodendrum infortunatum dalam beberapa literatur)

Nama Daerah

Di Indonesia, tanaman ini dikenal sebagai Rangga Dipa dan memiliki berbagai nama lokal tergantung daerahnya. Tanaman ini mudah dikenali dengan daun yang lebar dan bunga yang berbentuk runcing serta berwarna putih dengan jarum benang sari panjang.

Kandungan Kimia

Tanaman Rangga Dipa mengandung senyawa bioaktif seperti:

Flavonoid

Saponin

Alkaloid

Tannins

Steroid

Minyak atsiri

Senyawa ini berperan dalam efek antiinflamasi, antibakteri, dan aktivitas farmakologis lainnya.

Manfaat Kesehatan

Penggunaan tradisional Rangga Dipa antara lain:

Mengobati radang saluran kencing dan infeksi ginjal

Meredakan nyeri sendi dan otot

Menurunkan demam dan meredakan gejala batuk

Memiliki sifat antibakteri dan antiinflamasi

Membantu mengatasi luka dan pembengkakan

Cara Konsumsi

Daun atau bagian tanaman biasanya direbus dan air rebusannya diminum untuk mendapatkan manfaat kesehatan. Dosis dan frekuensi penggunaan harus diatur sesuai kebutuhan dan konsultasi dengan ahli herbal dianjurkan.

Dampak Negatif

Secara umum, tanaman ini tergolong aman digunakan sebagai obat tradisional dalam dosis wajar. Namun konsumsi berlebihan atau tidak tepat dapat menyebabkan gangguan pencernaan, alergi kulit, atau iritasi. Penggunaan jangka panjang tanpa pengawasan medis kurang dianjurkan.

Singkatnya, Pohon Rangga Dipa adalah tanaman obat Asia tropis dengan kandungan kimia yang kaya dan manfaat tradisional yang beragam, digunakan terutama untuk mengatasi radang dan nyeri, dengan konsumsi yang harus berhati-hati agar terhindar dari efek samping.

RAMBUTAN (Nephelium lappaceum)

Pohon Rambutan (Nephelium lappaceum) berasal dari wilayah Asia Tenggara, khususnya semenanjung Malaysia Barat, Sumatera, dan Kalimantan. Pohon ini telah dibudidayakan secara luas di kawasan tropis Asia Tenggara dan menyebar ke negara-negara tropis lainnya, termasuk Filipina, Thailand, dan Vietnam. Indonesia dan Malaysia dianggap sebagai pusat asal tanaman rambutan, meskipun lokasi pastinya masih diperdebatkan karena sejarah domestikasi yang panjang.

Klasifikasi Ilmiah

Kingdom: Plantae

Subkingdom: Tracheobionta

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Subkelas: Rosidae

Ordo: Sapindales

Famili: Sapindaceae

Genus: Nephelium

Spesies: Nephelium lappaceum

Nama Daerah

Di Indonesia, tanaman ini dikenal dengan nama rambutan. Di beberapa daerah dan negara lain, namanya masih sama atau disebut dengan nama lokal yang serupa.

Kandungan Kimia

Kandungan buah rambutan per 100 gram meliputi:

Air 83%

Protein 0,8%

Karbohidrat 14,5%

Serat 4%

Mineral seperti kalium, kalsium, zat besi, magnesium, fosfor, dan natrium

Vitamin, terutama vitamin C (asam askorbat) sekitar 48 mg per 100 g

Riboflavin dan niacin dalam jumlah kecil

Manfaat Kesehatan

Buah rambutan memiliki berbagai manfaat, antara lain:

Meningkatkan sistem imun karena kandungan vitamin C yang tinggi

Mengandung antioksidan yang membantu melawan radikal bebas

Membantu menjaga kesehatan pencernaan berkat seratnya

Menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah, sehingga menjaga kesehatan jantung

Menyediakan energi dengan kandungan karbohidrat alami yang cukup tinggi

Cara Konsumsi

Buah rambutan dikonsumsi segar sebagai buah meja. Kulit buah umumnya tidak dimakan, tapi dapat direbus dan dijadikan teh herbal. Biji rambutan mengandung senyawa yang bisa beracun jika dikonsumsi mentah, oleh karena itu biji harus dimasak dengan matang (direbus atau dipanggang) sebelum dimanfaatkan.

Dampak Negatif

Konsumsi biji rambutan mentah dapat menyebabkan keracunan karena mengandung zat beracun.

Konsumsi rambutan dalam jumlah berlebihan bisa meningkatkan gula darah, berisiko bagi penderita diabetes.

Reaksi alergi pada orang tertentu juga mungkin terjadi, walau jarang.

Singkatnya, Pohon Rambutan adalah tanaman tropis Asia Tenggara yang menghasilkan buah bernutrisi tinggi dan bermanfaat bagi kesehatan, tetapi bijinya harus diolah dengan benar untuk menghindari risiko toksisitas.

PUWOCENG GUNUNG (pruatjan / alpina)

Purwocen Gujati 59 g Gunung adalah tanaman obat yang secara ilmiah dikenal sebagai Pimpinella pruatjan atau Pimpinella alpina yang tumbuh secara alami di dataran tinggi terutama di wilayah Dieng, Jawa Tengah, Indonesia. Tanaman ini sangat terkenal sebagai ginseng lokal yang hanya dapat tumbuh di ketinggian pegunungan dan memiliki nilai tinggi sebagai tanaman herbal.

Asal Usul

Purwoceng Gunung berasal dari Dataran Tinggi Dieng dan sekitarnya, tempat yang memiliki kondisi iklim sejuk dan tanah vulkanik yang subur. Tanaman ini telah lama dikenal oleh masyarakat lokal sebagai obat tradisional untuk meningkatkan stamina dan vitalitas.

Klasifikasi Ilmiah

Kingdom: Plantae

Famili: Apiaceae

Genus: Pimpinella

Spesies: pruatjan / alpina (sering disamakan dalam literatur)

Nama Daerah

Selain dikenal sebagai Purwoceng, tanaman ini juga disebut Kiurai atau Antanan Gunung di beberapa wilayah pegunungan Jawa.

Kandungan Kimia

Purwoceng Gunung kaya akan senyawa bioaktif seperti:

Saponin

Flavonoid

Sterol

Turunan kumarin (bergapten, isobergapten, sphondin)

Alkaloid

Tanin

Senyawa fenolik

Kandungan ini memberikan efek antioksidan, antiinflamasi, dan meningkatkan sistem imun.

Manfaat Kesehatan

Manfaat utama Purwoceng Gunung adalah:

Meningkatkan vitalitas dan libido pria

Mengatasi disfungsi ereksi

Melancarkan peredaran darah

Meredakan nyeri dan peradangan

Menunjang fungsi kekebalan tubuh

Memiliki potensi efek antikanker dalam penelitian awal

Memiliki efek diuretik untuk kesehatan ginjal

Cara Konsumsi

Purwoceng Gunung biasanya dikonsumsi sebagai teh herbal, dengan cara merebus akar atau bubuk purwoceng:

Rebus sekitar 1 genggam akar dalam 2–3 gelas air hingga tersisa 1 gelas

Minum 1-2 kali sehari, terutama pagi dan malam hari

Bisa juga dalam bentuk kapsul sesuai petunjuk produk

Dampak Negatif

Efek samping yang mungkin timbul:

Reaksi alergi seperti gatal, kemerahan pada kulit

Bersin, hidung tersumbat, dan mata merah

Penggunaan berlebihan bisa menyebabkan gangguan pencernaan dan ketidaknyamanan

Disarankan berkonsultasi dengan tenaga medis sebelum konsumsi terutama untuk penderita alergi atau penyakit kronis

Kesimpulannya, Purwoceng Gunung adalah tanaman obat asli dataran tinggi Dieng dengan kandungan kimia lengkap dan manfaat tradisional yang kuat sebagai tonik vitalitas, namun harus digunakan dengan bijaksana dan pengawasan yang sesuai untuk menghindari efek samping.

PURWACANG(Pimpinella pruatjan)

Purwoceng, yang secara ilmiah bernama llaapruatj Pimpinen (juga disebut Pimpinella alpina), adalah tumbuhan obat khas Indonesia yang hanya ditemukan di daerah pegunungan tinggi, terutama di Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah. Tanaman ini terkenal sebagai herbal tradisional dengan khasiat meningkatkan vitalitas dan kesehatan pria.

Asal Usul

Purwoceng berasal dari wilayah pegunungan Dieng dan sekitarnya di Jawa Tengah. Tanaman ini sudah dikenal sejak lama dan biasanya tumbuh di dataran tinggi dengan suhu dingin serta kondisi tanah yang subur. Purwoceng sempat diberi nama lain seperti "antanan gunung," "kiurai," dan "gebongan dhepok" di daerah pegunungan lain di Jawa.

Klasifikasi Ilmiah

Kingdom: Plantae

Famili: Apiaceae

Genus: Pimpinella

Spesies: pruatjan (beberapa literatur mencatat alpina sebagai sinonim)

Nama Daerah

Selain purwoceng, di beberapa daerah dikenal dengan nama kiurai, antanan gunung, atau gebongan dhepok.

Kandungan Kimia

Purwoceng mengandung berbagai senyawa bioaktif, antara lain:

Saponin

Flavonoid

Sterol

Turunan kumarin seperti bergapten, isobergapten, dan sphondin

Alkaloid

Tanin

Senyawa fenolik

Kandungan ini berkontribusi pada khasiat antioksidan, anti-inflamasi, dan aktivitas imunomodulator.

Manfaat Kesehatan

Purwoceng memiliki sejumlah manfaat, antara lain:

Meningkatkan vitalitas dan gairah seksual pria

Membantu mengatasi disfungsi ereksi

Melancarkan peredaran darah

Mengatasi peradangan di tubuh, seperti nyeri otot dan luka

Menghambat pertumbuhan sel kanker pada beberapa jenis (berdasarkan penelitian laboratorium)

Mendukung sistem kekebalan tubuh

Memiliki sifat diuretik yang membantu kesehatan ginjal

Cara Konsumsi dan Dosis

Purwoceng biasa dikonsumsi dalam bentuk seduhan atau ekstrak bubuk:

Rebus sekitar 1 genggam akar purwoceng dalam 2–3 gelas air hingga tersisa 1 gelas, minum 1-2 kali sehari.

Seduhan serbuk purwoceng juga bisa dibuat mirip teh herbal, diminum selagi hangat sebanyak 1 gelas pagi dan malam.

Purwoceng tersedia juga dalam bentuk kapsul dengan dosis sesuai petunjuk produk.

Dampak Negatif

Purwoceng umumnya aman jika digunakan dalam dosis tepat, tetapi dapat menimbulkan reaksi alergi seperti:

Gatal-gatal

Bersin-bersin

Kulit memerah dan kering

Mata merah

Hidung gatal dan tersumbat

Disarankan untuk berhati-hati dan konsultasi dengan tenaga kesehatan, terutama bagi orang dengan riwayat alergi atau kondisi medis khusus.

Kesimpulannya, Purwoceng adalah tanaman obat pegunungan Indonesia yang langka dengan khasiat meningkatkan vitalitas dan kesehatan secara tradisional, kaya kandungan senyawa bioaktif, dengan konsumsi yang tepat dan pengawasan untuk menghindari efek samping.

PURING (Codiaeum variegatum)

Kenapa Daun Tanaman Puring Berwarna-warni? Begini Faktanya

Puring, secara ilmiah dikenal sebagai Codiaeum variegatum, adalah tanaman hias populer yang berasal dari kawasan tropis Asia Tenggara, khususnya Indonesia, Malaysia, dan Papua. Tanaman ini sudah lama dikenal dan digunakan sebagai tanaman hias dengan daun yang beraneka warna dan bentuk unik, yang merupakan ciri khasnya.

Klasifikasi Ilmiah

Kingdom: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Malpighiales

Famili: Euphorbiaceae

Genus: Codiaeum

Spesies: Codiaeum variegatum

Nama Daerah

Di Indonesia dikenal dengan nama puring, juga disebut kroton di beberapa tempat. Tanaman ini banyak ditemukan dengan berbagai kultivar di seluruh wilayah tropis dan subtropis.

Kandungan Kimia

Puring mengandung senyawa metabolit sekunder, seperti:

Terpenoida

Alkaloida

Flavonoida

Saponin

Tannin

Manfaat Kesehatan

Masyarakat tradisional memanfaatkan tanaman puring untuk berbagai pengobatan, seperti:

Mengatasi gangguan pencernaan termasuk sembelit dan perut mulas dengan rebusan akar

Mengobati demam, diare, dan penyakit seksual menular seperti sifilis menggunakan batangnya

Memiliki sifat antiinflamasi dan antibakteri, membantu penyembuhan luka

Cara Konsumsi dan Dosis

Untuk konsumsi, resep tradisional menggunakan bagian akar atau batang yang direbus dalam air. Rebusan ini diminum sebanyak 3 kali sehari dengan takaran sesuai tradisi setempat. Rasanya cenderung pahit, sehingga bisa ditambahkan gula untuk mengurangi rasa.

Dampak Negatif

Meski bermanfaat, puring memiliki efek samping jika digunakan tidak tepat, seperti iritasi kulit atau reaksi alergi. Batang dan daun mengandung getah beracun yang bisa menyebabkan iritasi. Oleh sebab itu, penggunaan harus dilakukan hati-hati dan di bawah pengawasan bila untuk tujuan medis.

Singkatnya, Puring (Codiaeum variegatum) adalah tanaman hias tropis dengan kandungan kimia beragam yang juga berfungsi sebagai tanaman obat tradisional di beberapa daerah, dengan berbagai manfaat kesehatan dan juga potensi efek samping jika tidak tepat digunakan.

Apa saja perbedaan puring dengan tanaman hias lainnya

Bagaimana cara merawat puring agar daunnya tetap sehat

Apa risiko kesehatan yang terkait dengan penggunaan puring

Daerah mana saja di Indonesia yang umum menanam puring

PULUTAN (Urena lobata)

Pulutan, yang dikenal secara ilmiah sebagai Urena lobata, adalah tanaman liar yang termasuk dalam famili Malvaceae. Tanaman ini berasal dari wilayah tropis dan subtropis di seluruh dunia, termasuk Asia, Afrika, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan. Di Indonesia, Pulutan mudah ditemukan tumbuh liar di pekarangan, tepi jalan, lahan kosong, dan area pertanian yang tidak terawat.

Klasifikasi Ilmiah

Kingdom: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Malvales

Famili: Malvaceae

Genus: Urena

Spesies: Urena lobata

Nama Daerah

Pulutan dikenal dengan nama yang sama di berbagai daerah, namun secara internasional juga disebut Caesarweed atau Congo Jute.

Kandungan Kimia

Pulutan mengandung berbagai senyawa bioaktif seperti:

Flavonoid

Alkaloid

Cardiac glycosides

Tannin

Terpenoid

Saponin

Manfaat Kesehatan

Pulutan banyak digunakan dalam pengobatan tradisional, termasuk:

Mengobati luka, bengkak, dan memar dengan penggunaan luar (daun yang ditumbuk)

Meredakan demam dengan air rebusan daun

Mengatasi gangguan pencernaan seperti diare dan perut kembung

Memiliki efek antioksidan, antibakteri, dan antifungi

Membantu menghambat pertumbuhan sel kanker (berdasarkan penelitian awal ekstrak daun)

Cara Konsumsi dan Dosis

Pulutan biasanya digunakan dalam bentuk rebusan daun atau akar:

Ambil 5–7 lembar daun atau akar segar, rebus dalam 2 gelas air hingga tersisa 1 gelas

Minum 1–2 kali sehari

Untuk penggunaan luar, daun segar bisa ditumbuk dan ditempelkan pada luka atau memar sebagai obat alami.

Singkatnya, Pulutan (Urena lobata) adalah tanaman herbal dengan kandungan kimia yang kaya dan memiliki berbagai manfaat kesehatan secara tradisional, digunakan secara internal maupun eksternal sesuai kebutuhan.

PULEPANDAK (Rauvolfia serpentina)

Pulepandak adalah tanaman obat dengan nama ilmiah Rauvolfia serpentina, termasuk dalam famili Apocynaceae. Tanaman ini berasal dari Asia Selatan dan Asia Tenggara, termasuk India, Sri Lanka, Bangladesh, Myanmar, Thailand, dan Indonesia terutama di pulau Jawa, di mana tumbuh liar di hutan-hutan dataran rendah hingga ketinggian sekitar 1000 meter di atas permukaan laut.

Klasifikasi Ilmiah

Kingdom: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Gentianales

Famili: Apocynaceae

Genus: Rauvolfia

Spesies: Rauvolfia serpentina

Nama Daerah

Tanaman ini dikenal sebagai Pulepandak di Indonesia, dan memiliki nama lain seperti serpentina, ladah iblis, serta nama lokal lain di berbagai daerah di Asia.

Kandungan Kimia

Akar pulepandak mengandung berbagai alkaloid aktif yang berkhasiat, antara lain:

Reserpina

Ajmalina

Serpentina

Yohimbina

Sarpagina

Ajmalicine

Alkaloid ini memberikan efek farmakologis yang kuat, terutama pada sistem saraf dan peredaran darah.

Manfaat Kesehatan

Pulepandak digunakan tradisional untuk:

Menurunkan tekanan darah tinggi (hipertensi) karena sifat hipotensifnya

Sebagai obat penenang (sedatif) dan penghilang kecemasan

Mengatasi gangguan saraf dan insomnia

Mengobati penyakit kejang (epilepsi)

Sebagai penawar bisa gigitan ular dan serangga

Mengatasi bisul, kudis, dan luka memar

Meningkatkan fungsi sistem saraf dan meredakan nyeri

Cara Konsumsi dan Dosis

Bagian yang digunakan terutama akar, biasanya diolah menjadi ramuan rebusan atau ekstrak. Dosis yang umum digunakan secara farmasi adalah:

Oral 3 kali sehari antara 0,25 sampai 5 mg untuk ekstrak alkaloid seperti reserpina.

Penting untuk menggunakan dengan pengawasan medis karena dosisnya perlu pengaturan ketat.

Efek Samping

Efek samping yang mungkin timbul meliputi:

Hipotensi (tekanan darah terlalu rendah)

Pusing dan lemah

Gangguan tidur atau kantuk berlebihan

Efek alergi dan reaksi sensitivitas

Efek neuroleptik seperti lambatnya gerak dan gangguan mood

Karena potensi efek samping yang serius, penggunaan pulepandak harus dibatasi dan diawasi oleh tenaga kesehatan profesional.

Singkatnya, Pulepandak (Rauvolfia serpentina) adalah tanaman obat tradisional Asia yang penting untuk pengobatan hipertensi dan gangguan saraf, mengandung alkaloid berkhasiat tinggi namun harus digunakan secara hati-hati di bawah pengawasan medis untuk menghindari efek samping berbahaya.

PULOSARI (Alyxia reinwardtii Nama Daerah)

RRI.co.id - Pulosari: Tanaman Berkhasiat untuk Kesehatan dan ...

Pulo Sari adalah tanaman yang dikenal juga dengan nama ilmiah Alyxia reinwardtii Bl., berasal dari Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Tanaman ini memiliki asal usul yang terkait dengan daerah-daerah tropis dan subtropis di wilayah tersebut, sering ditemukan di hutan dan kawasan pegunungan.

Klasifikasi Ilmiah

Kingdom: Plantae

Famili: Apocynaceae

Genus: Alyxia

Spesies: Alyxia reinwardtii

Nama Daerah

Pulosari adalah nama yang umum digunakan, selain itu tanaman ini dikenal di beberapa daerah lain dengan nama yang bervariasi sesuai dialek setempat.

Kandungan Kimia

Minyak kulit batang Pulosari mengandung berbagai senyawa kimia, di antaranya:

Cyclopentadecanone (25,97%)

Hexadecanoic acid (14,47%)

Ethyl linoleate (9,70%)

2H-1-Benzopyran-2-one (9,52%)

1,2-Benzenedicarboxylic acid, mono(2-ethylhexyl) ester (8,34%)

Selain itu, terdapat kandungan minyak atsiri, tanin, zat pahit, alkaloid, flavonoid, saponin, polifenol, dan asam organik yang berperan dalam efek farmakologis tanaman ini.

Manfaat Kesehatan

Pulosari digunakan dalam pengobatan tradisional untuk:

Mengatasi keputihan

Meningkatkan daya tahan tubuh

Mengobati kelebihan asam lambung

Mengatasi disentri

Memiliki potensi aktivitas antioksidan

Cara Konsumsi dan Dosis

Pulosari biasanya dikonsumsi dalam bentuk ramuan herbal yang dibuat dari kulit batang atau daun yang direbus maupun dalam bentuk minyak esensial. Dosis yang tepat belum standar, sehingga perlu mengikuti anjuran herbal tradisional atau konsultasi dengan ahli herbal.

Efek Samping

Penggunaan Pulosari secara umum dianggap aman jika digunakan sesuai dosis tradisional. Namun, reaksi alergi atau efek samping ringan bisa terjadi pada individu sensitif. Penggunaan berlebihan atau tanpa pengawasan medis dapat menimbulkan gangguan pencernaan atau iritasi.

Secara keseluruhan, Pulosari adalah tanaman obat tradisional dengan kandungan kimia yang kaya dan berbagai manfaat untuk kesehatan, namun tetap harus digunakan dengan hati-hati dan sesuai petunjuk untuk menghindari efek samping.

Mengenal Tanaman Pulai: Asal Usul, Manfaat dan Mitos yang ...

Pulai adalah pohon yang dikenal secara ilmiah sebagai Alstonia scholaris, berasal dari wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Filipina. Pohon ini dikenal dengan berbagai nama daerah seperti pule, kayu gabus, lame, lamo, dan jelutung. Pulai tumbuh sebagai pohon keras dengan tinggi antara 10 sampai 50 meter, batang lurus, dan daun tersusun melingkar dengan warna hijau.

Klasifikasi Ilmiah

Kingdom: Plantae

Divisi: Tracheophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Gentianales

Famili: Apocynaceae

Genus: Alstonia

Spesies: Alstonia scholaris

Kandungan Kimia

Pulai mengandung senyawa seperti alkaloid, saponin, flavonoid, polifenol, dan zat pahit seperti echitine dan echiteine. Kulit batangnya berwarna putih di bagian dalam dan mengandung getah putih yang bersifat pahit.

Manfaat Kesehatan

Dalam pengobatan tradisional, pulai digunakan untuk:

Mengatasi gangguan pencernaan seperti diare dan perut kembung

Menurunkan demam dan menenangkan sakit kepala

Memiliki sifat antiinflamasi, antibakteri, dan antijamur

Mendukung daya tahan tubuh melawan infeksi ringan

Digunakan secara topikal untuk mengobati luka dan masalah kulit

Cara Konsumsi dan Dosis

Daun dan kulit batang digunakan dalam bentuk rebusan atau ramuan tradisional. Dosisnya bervariasi tergantung bentuk dan tujuan pengobatan, namun disarankan untuk penggunaan hati-hati dengan dosis sesuai anjuran herbal tradisional atau pengawasan tenaga medis. Pengolahan biasanya melibatkan perebusan untuk ekstraksi kandungan aktif.

Efek Samping

Meski memiliki manfaat, penggunaan pulai juga harus hati-hati karena kandungan zat pahit dan alkaloidnya bisa menyebabkan iritasi atau reaksi negatif jika digunakan berlebihan. Penggunaan jangka panjang tanpa pengawasan medis tidak dianjurkan karena potensi toksisitas.

Secara keseluruhan, Pulai (Alstonia scholaris) adalah tanaman penting dalam tradisi pengobatan Asia Tenggara dengan berbagai manfaat kesehatan, namun harus digunakan dengan bijak dan sesuai dosis untuk menghindari efek samping.

POHON GINSENG MERAH PALSU (Phytolacca americana)

American Pokeweed (Phytolacca americana) with reddish-purple stems, white flowers, and green to dark purple berries

Pohon Ginseng Palsu, yang dikenal secara ilmiah sebagai Phytolacca americana dan sering disebut juga sebagai American pokeweed, berasal dari Amerika Utara, terutama wilayah Amerika Serikat dan Kanada. Tanaman ini menyebar ke berbagai wilayah sebagai tanaman liar dan dikenal sebagai tumbuhan yang cukup agresif dalam pertumbuhan. Meski disebut "ginseng palsu," tanaman ini berbeda jauh dari ginseng sejati dan sebenarnya mengandung racun sehingga penggunaannya harus sangat hati-hati.

Klasifikasi Ilmiah

Kingdom: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Caryophyllales

Famili: Phytolaccaceae

Genus: Phytolacca

Spesies: Phytolacca americana

Nama Daerah

Di Indonesia, tanaman ini kurang dikenal dengan nama daerah spesifik karena bukan tanaman asli. Namun secara internasional sering disebut American pokeweed, pokeweed, atau inkberry.

Kandungan Kimia

Phytolacca americana mengandung senyawa utama sebagai berikut:

Saponin (phytolaccatoxin dan phytolaccigenin)

Alkaloid

Flavonoid

Asam lemak

Tannin

Senyawa ini sebagian besar bersifat toksik, terutama phytolaccatoxin yang dapat menyebabkan keracunan jika tanaman dikonsumsi tanpa pengolahan yang benar.

Manfaat Kesehatan

Walaupun beracun, tanaman ini memiliki beberapa manfaat tradisional:

Digunakan secara topikal untuk mengobati radang kulit dan luka kecil

Kadang-kadang digunakan dalam pengobatan herbal untuk meredakan pembengkakan dan nyeri

Beberapa komunitas menyebutkan penggunaan akar muda rebus yang telah diolah dengan cermat sebagai tonik

Namun, tidak ada bukti ilmiah konklusif yang mendukung penggunaan internal secara luas karena risiko toksisitasnya.

Cara Konsumsi dan Dosis

Penggunaan internal Phytolacca americana sangat tidak dianjurkan tanpa pengawasan medis yang ketat karena kandungan toksinnya. Dalam beberapa tradisi, daun muda dan pucuk muda direbus berulang kali untuk menghilangkan racun kemudian dimakan sebagai sayuran (poke salad), namun ini sangat berisiko jika proses dilakukan tidak benar.

Tidak tersedia dosis resmi karena risiko tinggi keracunan.

Efek Samping dan Risiko

American Pokeweed (Phytolacca americana) with reddish-purple stems, white flowers, and green to dark purple berries

Efek samping utama adalah keracunan yang dapat menyebabkan:

Mual, muntah, diare

Nyeri abdomen

Pusing, kejang otot

Kerusakan organ internal dalam kasus keracunan berat

Dapat menyebabkan kematian jika tertelan dalam jumlah besar tanpa pengolahan yang tepat

Karena sifat toksik ini, disarankan untuk tidak mengonsumsi tanaman ini tanpa bimbingan medis yang berpengalaman.

Singkatnya, pohon Ginseng palsu (Phytolacca americana) adalah tanaman tanaman liar dari Amerika Utara dengan klasifikasi ilmiah jelas yang mengandung senyawa toksik tinggi dan memiliki potensi manfaat tradisional terbatas, tetapi penggunaannya sangat berisiko tanpa pengolahan dan pengawasan medis yang tepat.

POHON GINSENG MERAH (Panax ginseng)

Apa Itu Ginseng Asia – Pelajari Cara Menanam Tanaman Ginseng Korea

Cerita Hadi Sukses Tanam Ginseng Merah, Beli 2.500 Benih ...

Ginseng Merah, yang secara ilmiah dikenal sebagai Panax ginseng, berasal dari wilayah belahan bumi utara seperti Siberia, Manchuria, Korea, dan Amerika Serikat. Ginseng merah ini terutama dibudidayakan di Korea dan mulai dikenal luas sejak abad ke-14 hingga ke-15, dengan akar yang dikukus dan dikeringkan sehingga berwarna merah khas dan memiliki kualitas tinggi dengan harga jual lebih mahal dibandingkan jenis ginseng lainnya.

Klasifikasi dan Nama Daerah

Kingdom: Plantae

Divisi: Tracheophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Apiales

Famili: Araliaceae

Genus: Panax

Spesies: Panax ginseng

Ginseng merah dikenal dengan berbagai nama lokal di beberapa daerah. Misalnya di Indonesia, ginseng ini tidak memiliki nama daerah yang sangat berbeda seperti ginseng Jawa, namun lebih dikenal sebagai ginseng Korea atau ginseng merah.

Kandungan Kimia

Ginseng merah kaya akan zat aktif, terutama:

Ginsenosides atau panaxosides (zat aktif utama)

Minyak atsiri

Sterol

Polisakarida

Vitamin B1, B2, B12

Kholin

Lemak sehat

Mineral alam (sekitar 42 jenis)

Kandungan ini dipercayai memberikan khasiat yang kuat untuk berbagai manfaat kesehatan, termasuk sistem imun dan stamina tubuh.

Manfaat Kesehatan

Ginseng merah memiliki manfaat yang luas, di antaranya:

Menguatkan sistem kekebalan tubuh dan menangkal infeksi kuman

Menambah stamina dan energi, mengatasi kelelahan kronis

Menurunkan kadar kolesterol jahat, total, dan trigliserida, sehingga menurunkan risiko penyakit jantung koroner

Membantu disfungsi seksual pada pria dan wanita

Bertindak sebagai antioksidan dan meningkatkan kinerja sel darah putih

Manfaat ini didukung oleh banyak penelitian, namun ginseng merah tetap harus digunakan dengan bijak sebagai suplemen tambahan, bukan pengganti perawatan medis.

Cara Konsumsi dan Dosis

Konsumsi biasa dilakukan dalam bentuk ekstrak, kapsul, teh, atau kunyahan akar kering.

Dosis standar ekstrak yang mengandung 4% ginsenosides adalah 200 mg per hari, terbagi dalam beberapa dosis.

Dosis penggunaan akar kering adalah antara 0,5 sampai 2 gram per hari.

Pada beberapa kasus, dosis ginsenosides bisa sampai 80-240 mg per hari.

Konsumsi disarankan secara bertahap dengan jeda waktu agar aman, misalnya konsumsi selama 2 minggu kemudian berhenti 2-3 minggu.

Penggunaan internal tanpa pengawasan medis tidak dianjurkan untuk memastikan keamanan dan kecocokan dengan kondisi kesehatan.

Ini merangkum asal usul, klasifikasi, nama daerah, kandungan kimia, manfaat kesehatan, cara konsumsi, dan dosis Pohon Ginseng Merah secara lengkap sesuai permintaan Anda.

POHON GINSENG JAWA (Talinum paniculatum)

Tumbuh Liar dan Mudah Ditemukan, Ini Manfaat Ginseng Jawa ...

Pohon Ginseng Jawa, yang ilmiahnya bernama Talinum paniculatum, berasal dari benua Amerika Tengah dan Selatan serta Afrika Selatan, namun telah lama beradaptasi dan tumbuh subur di Indonesia. Tanaman ini dikenal juga dengan nama som Jawa dan bisa ditemukan di berbagai daerah di Indonesia, terutama di dataran rendah hingga ketinggian sekitar 1200-1250 meter di atas permukaan laut.

Klasifikasi dan Nama Daerah

Kingdom: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Caryophyllales

Familia: Portulacaceae

Genus: Talinum

Spesies: Talinum paniculatum

Ginseng Jawa dikenal dengan beberapa nama daerah berbeda, salah satunya adalah som Jawa. Tanaman ini mirip dengan Talinum triangulare (kolesom) yang juga digunakan sebagai tanaman herbal di Indonesia.

Kandungan Kimia

Ginseng Jawa mengandung sejumlah zat kimia aktif yang bermanfaat, antara lain:

Saponin

Flavonoid

Tannin

Steroid

Triterpenoid

Fenol

Peptida

Polisakarida

Alkaloid

Kandungan ini memberikan efek antioksidan dan berbagai manfaat kesehatan lainnya.

Manfaat Kesehatan

Ginseng Jawa dipercaya memiliki banyak manfaat kesehatan, antara lain:

Meningkatkan stamina dan energi

Membantu mengatasi kelelahan kronis

Efek antioksidan untuk melawan radikal bebas

Membantu pengobatan penyakit paru-paru dan infeksi kulit

Melancarkan ASI dan mengatur menstruasi

Menambah nafsu makan dan memperbaiki kondisi setelah sakit

Mengobati batuk, radang paru-paru, diare, edema, dan luka goresan

Meskipun begitu, manfaat untuk meningkatkan kesuburan pria masih memerlukan penelitian lebih lanjut.

Cara Konsumsi dan Dosis

Ginseng Jawa bisa dikonsumsi sebagai:

Rebusan daun atau akar, minum air rebusannya

Suplemen berupa kapsul, dosis aman berkisar antara 200 miligram sampai 2 gram per hari

Perlu diperhatikan, konsumsi internal tanpa pengawasan medis tidak dianjurkan, terutama bagi penderita hipertensi, diabetes, gangguan autoimun, gangguan pembekuan darah, insomnia, atau skizofrenia karena bisa berinteraksi dengan obat-obatan medis dan memperburuk kondisi.

Dengan demikian, sebelum mengonsumsi ginseng Jawa secara rutin, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter agar dosis dan keamanan penggunaannya sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.

Semua informasi ini menjelaskan asal usul, klasifikasi, nama daerah, kandungan kimia, manfaat kesehatan, cara konsumsi, dan dosis Pohon Ginseng Jawa dengan jelas dan detail sesuai permintaan Anda.

PONGPORANG/KAYU LANANG (Oroxylum indicum (L.) Vent..)

BAMBANG LANANG - PT. Kilau Surya Alam Lestari

Kayu Lanang adalah tanaman asli Asia Tenggara, khususnya Indonesia, dan juga ditemukan di India, Tiongkok Selatan, dan bagian lain Asia tropis. Tanaman ini tumbuh di hutan dataran rendah hingga ketinggian sedang, dan telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional di berbagai daerah.

Klasifikasi

Kingdom: Plantae

Famili: Bignoniaceae

Genus: Oroxylum

Spesies: Oroxylum indicum (L.) Vent..

Nama Daerah

Beberapa nama lokal untuk Kayu Lanang antara lain:

Kayu lanang

Kajeng jaler, Wungli (Jawa)

Pongporang (Sunda)

Kayu pedang (Minahasa)

Kapung-kapung (Palembang)

Wungli (Jawa).

Kandungan Kimia

Tanaman ini mengandung berbagai senyawa bioaktif yang meliputi:

Flavonoid

Tanin

Saponin

Alkaloid

Polifenol

Senyawa fenolik dan antioksidan lainnya
Kandungan ini mempunyai aktivitas antioksidan dan farmakologis yang berpotensi sebagai sebagai obat tradisional.

Manfaat Kesehatan

Meningkatkan vitalitas dan energi tubuh

Mengatasi gangguan pencernaan dan maag

Meredakan peradangan dan nyeri sendi

Menyembuhkan luka dan infeksi kulit

Meningkatkan sistem imun tubuh

Membantu penyembuhan berbagai penyakit degeneratif.

Cara Konsumsi dan Dosis

Rebus 3–5 gram kayu kering dalam 200 ml air selama 15–20 menit, minum 1-2 kali sehari.

Serbuk atau kapsul sesuai anjuran kemasan juga dipakai untuk pemakaian praktis.

Dosis harus dipatuhi agar aman dan efektif, serta sebaiknya dalam pengawasan praktisi kesehatan.

Penggunaan internal tanpa pengawasan medis tidak dianjurkan.

Dampak Negatif

Jika dikonsumsi berlebihan, dapat menyebabkan jantung berdebar, insomnia, atau ketegangan otot.

Tidak disarankan bagi wanita hamil, anak-anak, atau penderita gangguan hati akut tanpa pengawasan medis.

Informasi ini memberikan gambaran komprehensif tentang Kayu Lanang dari asal usul, klasifikasi, kandungan kimia, manfaat kesehatan, cara konsumsi, dosis, hingga potensi dampak negatif dan cara penggunaan yang aman.

POHON MINT (Mentha spicata.)

Mentha atau Mint - Kampus Pariwisata Bali | Kampus ...

Mentha berasal dari wilayah Eropa dan Asia, termasuk Timur Tengah, Himalaya, dan China, yang telah digunakan selama berabad-abad dalam aplikasi kuliner dan medis. Tanaman ini dikenal karena aromanya yang khas dan banyak digunakan sebagai bahan penyedap, obat tradisional, serta pengobatan herbal.

Klasifikasi

Kingdom: Plantae

Famili: Lamiaceae

Genus: Mentha

Terdapat sekitar 13-24 spesies dan banyak hibrida dalam genus ini, antara lain Mentha x piperita (peppermint), Mentha arvensis, Mentha spicata.

Nama Daerah

Poko (nama lokal di beberapa wilayah Indonesia)

Daun Mint (umum)

Peppermint, Spearmint (spesies/spesifik jenis mint)
Beberapa varian nama terkait dengan jenis mint spesifik yang biasa ditanam atau digunakan.

Kandungan Kimia

Daun mint mengandung senyawa aktif utama:

Minyak atsiri dengan kandungan mentol (30-55%) dan menthone (14-32%)

Isomenthone, 1,8-cineole, a-pinene, b-pinene, limonene, neomenthol, menthofuran

Flavonoid, metil asetat, sesquiterpene, triterpene
Kandungan ini memberikan aroma khas dan khasiat pengobatan.

Manfaat Kesehatan

Meredakan gangguan pencernaan seperti kembung, gas, dan mual

Mengurangi sakit kepala tegang melalui efek relaksasi otot

Turunkan risiko kanker dengan antioksidan alami

Menurunkan stres dan kecemasan, membantu tidur lebih berkualitas

Pelembap alami untuk kulit kering dan mengatasi eksim serta psoriasis

Meningkatkan fungsi kognitif dan memori.

Cara Konsumsi dan Dosis

Daun mint dapat dikonsumsi sebagai teh herbal: rebus 10 gram daun segar dalam satu gelas air selama 15 menit, kemudian diminum setelah dingin.

Minyak mint digunakan dalam aromaterapi dan produk topikal seperti obat kumur, pasta gigi, dan salep.

Konsumsi atau aplikasi topikal sebaiknya dibatasi maksimal 2-3 kali seminggu, dan pemakaian minyak esensial diencerkan terlebih dahulu sebelum dioleskan pada kulit.

Penggunaan internal tanpa pengawasan medis tidak dianjurkan terutama untuk dosis tinggi atau bagi ibu hamil dan anak kecil.

Dampak Negatif

Efek samping termasuk iritasi kulit atau reaksi alergi pada pemakaian topikal minyak mint

Konsumsi berlebihan dapat menyebabkan gangguan pencernaan atau efek toksik ringan

Perlu konsultasi medis jika ingin mengonsumsi untuk pengobatan jangka panjang atau kondisi khusus.

Informasi ini memberikan gambaran komprehensif tentang tanaman Poko/Mentha dari asal usul, klasifikasi, kandungan kimia, manfaat kesehatan, cara konsumsi, hingga dosis dan potensi efek samping.

POHON ZIG ZAG (Euphorbia tithymaloides Linn..)

Pohon Zig Zag berasal dari bioma beriklim tropis kering dengan rentang sebaran mulai dari Florida, Meksiko, Amerika Tengah, hingga Amerika Selatan bagian utara dan sebagian besar pulau di Karibia. Tanaman ini juga telah diperkenalkan di Afrika, Asia, Hawaii, dan Oceania. Di Indonesia, tanaman ini dikenal sebagai pohon Zigzag, Patah Tulang, atau Kriwil serta tumbuh di berbagai habitat termasuk pesisir, pinggir jalan, dan semak belukar.

Klasifikasi

Kingdom: Plantae

Famili: Euphorbiaceae

Genus: Euphorbia

Spesies: Euphorbia tithymaloides Linn..

Nama Daerah

Pohon Zigzag

Patah Tulang

Kriwil (beberapa daerah di Indonesia)

Sig-sag (nama lain).

Kandungan Kimia

Beberapa kandungan kimia penting pada Pohon Zig Zag antara lain:

Euphorbol

Beta-sitosterol

Dammaronol A

Dotriacontan-1-ol

Friedelanol

Hentriacontan-1-ol

Cycloartenone

Octacosanol

Steroid

Cardiac glycosides

Kaempferol

Quercitrin, isoquercitrin

Scopoletin

Tanin, triterpenes, coumarins

Saponin

Asam ursolat

Luteolin, azafrin, dan senyawa fenolik.

Manfaat Kesehatan

Mengobati cedera traumatis dan patah tulang

Menyembuhkan luka, bisul, borok

Penawar racun gigitan serangga atau lipan

Mengatasi asma, bengkak dan kemerahan pada mata

Meredakan batuk yang terus-menerus dan radang tenggorokan

Mengobati sariawan, penyakit kelamin, sakit telinga

Mengatasi bengkak, kapalan, kutil, kurap, dan kanker kulit

Menyembuhkan sakit gigi dan hernia umbilikalis.

Cara Konsumsi dan Dosis

Untuk mengobati bengkak dan kemerahan pada mata: rebus 7 gram tumbuhan segar dengan 4 gelas air sampai tersisa 2 gelas, dinginkan, dan minum 1 gelas dua kali sehari.

Dosis dan cara pemakaian bisa disesuaikan sesuai kondisi, harus dilakukan di bawah bimbingan tenaga medis atau herbalis.

Penggunaan internal tanpa pengawasan medis tidak dianjurkan untuk mencegah efek samping.

Dampak Negatif

Getah tanaman dapat menyebabkan iritasi kulit dan mata

Beracun jika tertelan, penggunaannya harus hati-hati

Efek alergi dan reaksi kulit dapat muncul pada beberapa individu.

Informasi ini memberikan gambaran menyeluruh mengenai Pohon Zig Zag dari asal usul, klasifikasi, kandungan kimia, manfaat, dosis pemakaian hingga potensi efek sampingnya.

Apa teknik penanaman yang optimal untuk pohon zig zag

Zat aktif apa saja yang terkandung dalam tanaman zig zag

Apa cara aman mengonsumsi tanaman zig zag untuk kesehatan

Bagaimana mengatasi efek samping dari konsumsi pohon zig zag

POHON MERAH KATUSBA (Euphorbia pulcherrima Willd..)

jual Tanaman Hias Kastuba Merah - Web: SentraTani.com

Kastuba atau Poinsettia berasal dari Meksiko bagian selatan dan Amerika Tengah. Tanaman ini dikenal sejak zaman Aztec dan memiliki makna penting dalam budaya mereka sebagai simbol kehidupan baru. Nama "Poinsettia" diambil dari Joel Roberts Poinsett, duta besar AS pertama untuk Meksiko yang memperkenalkan tanaman ini ke Amerika Serikat pada tahun 1825. Di Indonesia, tanaman ini dikenal dengan nama Kastuba, Daun Merah, atau Racunan, dan umum dijadikan tanaman hias terutama saat perayaan Natal.

Klasifikasi

Kingdom: Plantae

Ordo: Euphorbiales

Famili: Euphorbiaceae

Genus: Euphorbia

Spesies: Euphorbia pulcherrima Willd..

Nama Daerah

Kastuba (umum)

Racunan, Merah

Denok (Batak)

Pohon Merah (Melayu)

Puring bunggala (nama daerah lain).

Kandungan Kimia

Daun dan getah Kastuba mengandung:

Alkaloid

Saponin

Lemak

Amilodextrin

Flavonoid

Terpenoid
Senyawa-senyawa ini memiliki efek antioksidan, antiseptik, dan berpotensi sebagai obat luka.

Manfaat Kesehatan

Melancarkan saluran pencernaan

Menghentikan pendarahan

Menghilangkan pembengkakan

Melancarkan produksi ASI bagi ibu menyusui

Mengobati luka bakar dan mempercepat penyembuhan

Mempercepat penyembuhan patah tulang

Menormalkan siklus haid.

Cara Konsumsi dan Dosis

Rebus bunga Kastuba sebanyak 13 gram dengan air, diminum 2 kali sehari sekitar setengah gelas.

Daun dilumatkan untuk dioles pada luka atau kulit yang mengalami iritasi sebanyak 3 kali sehari.

Dosis tradisional sesuai anjuran, penggunaan hendaknya diawasi tenaga medis.

Penggunaan internal tanpa pengawasan medis tidak dianjurkan karena getah tanaman bersifat racun ringan dan dapat menyebabkan iritasi.

Dampak Negatif

Getah tanaman dapat menyebabkan iritasi kulit, mata merah, dan reaksi alergi.

Jika terkena mata segera bilas dengan air mengalir.

Risiko reaksi alergi berat harus diwaspadai dan konsultasi medis penting dilakukan.

Informasi ini memberikan pengetahuan lengkap tentang Pohon Merah Katusba dari asal usul, klasifikasi, kandungan kimia, manfaat, cara konsumsi, dosis, hingga dampak negatif dan peringatan penggunaannya.

POHON MANGKOKAN

Segera Tanam di Rumah, Jika Ingin Untung Besar. Ini 6 ...

Pohon Mangkokan diperkirakan berasal dari Kepulauan Jawa dan tersebar di seluruh Nusantara serta daerah tropis Asia Tenggara. Tanaman ini dikenal sejak lama dan digunakan sebagai tanaman hias serta tanaman obat tradisional di berbagai daerah. Pembentukan nama "Mangkokan" merujuk pada bentuk daun yang melengkung menyerupai mangkuk atau mangkok, yang juga digunakan sebagai alas makan tradisional di Indonesia.

Klasifikasi

Kingdom: Plantae

Famili: Araliaceae

Genus: Polyscias

Spesies: Polyscias scutellaria (Nothopanax scutellarium).

Nama Daerah

Tanaman ini memiliki banyak nama lokal di Indonesia, antara lain:

Godong Mangkokan (Jawa)

Mamanukan, Mamangkokan, Pohon Mangkok (Sunda)

Puring (Madura)

Daun Koin, Daun Papeda (Ambon)

Mangko-mangko (Makassar dan Ujung Pandang)

Bobokang (Sulawesi Utara).

Kandungan Kimia

Daun Mangkokan mengandung beberapa senyawa penting seperti:

Alkaloid

Flavonoid

Saponin

Tanin

Lemak

Fosfor

Kalsium

Besi

Vitamin A, B1, dan C
Senyawa ini berkontribusi pada aktivitas antioksidan, antimikroba, dan penguatan daya tahan tubuh.

Manfaat Kesehatan

Meredakan nyeri sendi dan otot akibat peradangan

Membantu penyembuhan luka dan infeksi kulit

Meningkatkan pertumbuhan rambut

Mengobati radang dan pembengkakan

Berfungsi sebagai peluruh dan deodoran alami

Meningkatkan kesehatan sistem kekebalan tubuh.

Cara Konsumsi dan Dosis

Daun bisa direbus dan diminum air rebusannya sebagai ramuan herbal sehari-hari, sekitar 3-5 lembar daun dalam 2 gelas air, direbus hingga tersisa 1 gelas, diminum 1-2 kali sehari.

Daun yang dihaluskan juga dapat dioleskan pada area tubuh yang sakit untuk meredakan nyeri.

Penggunaan dosis harus sesuai dan disarankan di bawah pengawasan ahli herbal atau tenaga medis.

Penggunaan internal tanpa pengawasan medis tidak dianjurkan untuk menghindari efek samping.

Dampak Negatif

Penggunaan berlebihan dapat menyebabkan iritasi kulit atau alergi ringan.

Konsultasi medis perlu dilakukan agar penggunaan tetap aman.

Informasi ini memberikan gambaran lengkap tentang tanaman Pohon Mangkokan dari aspek asal usul, klasifikasi, kandungan kimia, manfaat kesehatan, cara konsumsi, hingga dosis dan potensi efek sampingnya.

PLETEKAN (Ruellia tuberosa Linn..)

9 Manfaat Daun Kencana Ungu, Atasi Diabetes hingga Diare

Pletekan, juga dikenal sebagai Kencana Ungu Liar, berasal dari Amerika Tengah namun kini telah menyebar ke seluruh wilayah tropis, terutama Asia Tenggara termasuk Indonesia. Tanaman ini tumbuh liar di pinggir jalan, trotoar, dan selokan, serta sering dijadikan tanaman hias dan obat tradisional oleh masyarakat setempat.

Klasifikasi

Kingdom: Plantae

Filum: Spermatophyta

Kelas: Dicotyledoneae

Ordo: Solanales

Famili: Acanthaceae

Genus: Ruellia

Spesies: Ruellia tuberosa Linn..

Nama Daerah

Nama lokal tanaman ini beragam, misalnya: Pletekan, Pletikan, Ceplikan, Pletesan (Jawa), Tep Kretep (Madura), dan Kencana Ungu (Lampung). Selain untuk pengobatan, tanaman ini pernah dipakai anak-anak sebagai mainan tradisional yang tidak berbahaya.

Kandungan Kimia

Daun dan bagian tanaman pletekan mengandung flavonoid (apigenin dan luteolin), tanin, steroid, dan triterpenoid. Senyawa tersebut berperan sebagai antioksidan, antimikroba, dan antiinflamasi. Penelitian juga menunjukkan aktivitas antidiabetes, antihiperglikemia, dan hepatoprotektor.

Manfaat Kesehatan

Mengatasi sakit sifilis dan kencing batu

Mengatasi bronchitis, kanker, penyakit jantung, pilek, demam, dan hipertensi

Bersifat antiinflamasi dan antioksidan yang membantu mengurangi pembengkakan dan nyeri

Menjaga kesehatan hati dan mengendalikan kadar gula darah.

Cara Konsumsi dan Dosis

Ekstrak daun pletekan umumnya digunakan dalam bentuk rebusan atau kapsul, dosis studi pada tikus sekitar 40-80 mg per 200g berat badan.

Untuk manusia, dosis disesuaikan dengan kondisi dan dianjurkan dipantau oleh tenaga medis atau herbalis.

Penggunaan internal tanpa pengawasan medis tidak dianjurkan untuk menghindari efek samping yang tidak diinginkan.

Informasi ini menyajikan gambaran lengkap tanaman Pletekan dari rantai asal-usul sampai ke manfaat dan dosis konsumsi untuk penggunaan yang aman.

PEPAYA (Carica papaya)

Mudah, Ini Cara Menanam Pepaya agar Cepat Berbuah

Pepaya berasal dari wilayah tropis Amerika Tengah dan bagian utara Amerika Selatan, khususnya daerah sekitar Meksiko Selatan dan Nikaragua. Tanaman ini pertama kali dibudidayakan oleh suku pribumi seperti Maya dan Aztec, dan kemudian menyebar luas ke berbagai negara tropis termasuk Asia Tenggara seperti Indonesia melalui jalur perdagangan pada abad ke-16 hingga ke-17 oleh bangsa Eropa terutama Portugis dan Spanyol.

Klasifikasi

Kingdom: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Brassicales

Famili: Caricaceae

Genus: Carica

Spesies: Carica papaya

L..

Nama Daerah

Di Indonesia, papaya memiliki berbagai nama daerah, di antaranya:

Katès (bahasa Jawa di daerah Banyumasan)

Gedang (bahasa Sunda, Rejang, Bali)

Kates (Madura, Bangka, Riau, Palembang)

Gandul (Jawa Tengah)

Kaliki, Sampelo (daerah lain).

Kandungan Kimia

Buah pepaya mengandung:

Air (92,3 gram per 100 gram)

Energi, protein, lemak, karbohidrat, dan serat

Mineral seperti kalsium, fosfor, besi, natrium, kalium

Senyawa antioksidan seperti lycopene pada pepaya muda dan buah matang

Enzim papain yang membantu pencernaan.

Manfaat Kesehatan

Menyokong sistem imun dengan vitamin C dan A

Mengandung enzim anti-inflamasi yang mengurangi rasa sakit dan radang

Mencegah kanker melalui kandungan beta karoten dan antioksidan

Membantu menjaga kesehatan jantung dengan menurunkan tekanan darah dan kolesterol

Membantu mengatasi infeksi, pilek, dan flu serta menurunkan demam

Menjaga kesehatan pencernaan dan membantu mengatasi sembelit.

Cara Konsumsi dan Dosis

Konsumsi langsung buah segar matang sebagai sumber nutrisi dan antioksidan alami

Pepaya muda juga bisa dimasak sebagai sayuran

Biji pepaya bisa dikonsumsi sekaligus dengan daging atau diolah, dosis aman untuk orang dewasa mulai 1/4 hingga 1/2 sendok teh biji pepaya per hari, secara bertahap sampai maksimal 1-2 sendok makan per hari dibagi dalam beberapa kali konsumsi

Konsumsi berlebihan harus dihindari dan mengikuti dosis yang dianjurkan, terutama untuk anak-anak, ibu hamil, dan orang dengan kondisi kesehatan khusus

Penggunaan internal tanpa pengawasan medis tidak dianjurkan.

Informasi ini memberikan gambaran menyeluruh tentang pepaya dari asal usul, klasifikasi, kandungan kimia, manfaat kesehatan, hingga cara konsumsi dan dosis yang aman.

PENAWAR JAMBE (Cibotium barometz.)

Tanaman Herbal: Manfaat dan Khasiat Penawar Jambe (Cycas ...

Penawar Jambe adalah sejenis paku pohon yang sudah dikenal sebagai tumbuhan obat sejak lama. Tanaman ini berasal dari Tiongkok selatan, kemudian tersebar sampai Sumatra dan Jawa Barat melalui Semenanjung Malaya. Habitatnya terdapat di hutan primer di daerah sejuk dan lembap, dimana tumbuhan ini dapat tumbuh hingga tinggi sekitar 10 meter dengan ental panjang hingga 3 meter.

Klasifikasi

Kingdom: Plantae

Famili: Cycadaceae

Genus: Cibotium

Spesies: Cibotium barometz.

Nama Daerah

Di beberapa daerah Indonesia, tanaman ini dikenal sebagai Penawar Jambe, paku gelang, serta paku simpai. Nama lain juga digunakan di beberapa daerah sesuai bahasa dan tradisi lokal.

Kandungan Kimia

Berbagai bagian tanaman mengandung zat kimia aktif seperti:

Cycasin (toksok dan berkhasiat antikanker)

Sotetsuflavone

Protein, lemak, zat gula

Neocycasin (A sampai G)

Cryptoxanthine dan zeaxanthine
Zat ini memberikan efek farmakologis seperti hemostatik (menghentikan perdarahan), anti radang, analgesik, dan melancarkan sirkulasi darah.

Manfaat Kesehatan

Mengatasi pendarahan dan gangguan lambung seperti gastritis dan tukak lambung

Menurunkan tekanan darah tinggi (hipertensi)

Meredakan nyeri syaraf (neuralgia)

Mengatasi kesulitan melahirkan

Mencegah sperma keluar waktu malam hari (spermatorrhoe)

Menghilangkan darah beku dan melancarkan peredaran darah

Meredakan muntah darah dan batuk darah.

Cara Konsumsi dan Dosis

Untuk gangguan sakit lambung: daun kering sebanyak 15 gram digodok lalu diminum.

Kesulitan melahirkan: 3 tangkai daun segar direbus dengan 3 mangkuk air sampai tinggal setengah, lalu diminum.

Untuk penderita tidak menstruasi: daun kering dibakar menjadi abu, 6 gram abu dicampur arak merah diminum sehari sekali.

Muntah darah dan batuk darah: 1-3 bunga direbus, diberi gula batu, kemudian diminum setelah dingin.

Penggunaan dosis disesuaikan dengan kondisi dan sebaiknya di bawah pengawasan tenaga medis.

Penggunaan internal tanpa pengawasan medis tidak dianjurkan karena tanaman ini memuat zat toksik tertentu.

Dampak Negatif

Tanaman ini memiliki zat toksik tertentu pada biji dan bagian lain sehingga harus digunakan dengan hati-hati.

Penggunaan yang tidak tepat berpotensi menyebabkan efek samping serius.

Informasi ini menyajikan gambaran komprehensif tentang Penawar Jambe dari aspek botani, kandungan kimia, manfaat kesehatan, hingga cara penggunaan yang aman dan efektif.

PEGAGAN (Centella asiatica (L.) Urb..)

Kenali Daun Pegagan, Tanaman Obat Kuno dari Asia Tropik

Pegagang berasal dari daerah tropis Asia, tersebar luas di Asia Tenggara termasuk Indonesia, India, Tiongkok, Jepang, Madagaskar, dan Australia. Tanaman ini tumbuh liar di daerah basah dan berawa serta dipergunakan dalam pengobatan tradisional sejak lama.

Klasifikasi

Kingdom: Plantae

Famili: Apiaceae

Genus: Centella

Spesies: Centella asiatica (L.) Urb..

Nama Daerah

Di Indonesia dikenal dengan berbagai nama daerah seperti:

Pegagang

Daun kumis kucing

Daun pegagan

Daun antanan
Nama lain juga bervariasi sesuai daerah dan bahasa lokal.

Kandungan Kimia

Daun Pegagang mengandung berbagai senyawa kimia aktif, antara lain:

Alkaloid

Flavonoid

Steroid

Tanin

Saponin

Triterpenoid

Glikosida
Senyawa ini memiliki aktivitas antioksidan, antiinflamasi, dan meningkatkan sirkulasi darah.

Manfaat Kesehatan

Meningkatkan fungsi kognitif dan memori

Mengobati luka dan mempercepat penyembuhan jaringan

Mengurangi risiko depresi dan kecemasan

Mengurangi pembengkakan dan memperlancar sirkulasi darah

Mengobati masalah kulit dan memperbaiki elastisitas kulit

Membantu penyembuhan berbagai penyakit seperti varises dan luka bakar.

Cara Konsumsi dan Dosis

Umumnya dikonsumsi dalam bentuk ekstrak kapsul sesuai dosis anjuran:
- Anak-anak 6 tahun ke atas: 1 kapsul 2 kali sehari sebelum atau sesudah makan
- Dewasa: 2 kapsul 2 kali sehari sebelum atau sesudah makan

Bisa juga dalam bentuk rebusan daun diminum sesuai kebutuhan dengan dosis yang disesuaikan dan sebaiknya berdasarkan anjuran ahli herbal.

Penggunaan internal tanpa pengawasan medis tidak dianjurkan untuk menghindari risiko efek samping.

Dampak Negatif

Penggunaan berlebihan dapat menyebabkan iritasi kulit atau alergi ringan

Konsultasi dengan tenaga medis penting untuk penggunaan yang aman.

Informasi ini memberikan gambaran menyeluruh tentang Pegagang meliputi asal usul, klasifikasi, kandungan kimia, manfaat, hingga cara konsumsi dan dosis yang tepat

PECUT KUDA (Stachytarpheta jamaicensis (L.) Vahl.)

Pecut Kuda, Tanaman Liar yang Ternyata Kaya Manfaat untuk ...

Tanaman Pecut Kuda berasal dari wilayah tropis Amerika, terutama di sekitar selatan Florida dan negara-negara di Amerika Tengah dan Selatan. Setelah itu, tanaman ini menyebar luas ke daerah tropis lain termasuk Asia Tenggara, di mana tanaman ini dikenal dan banyak digunakan sebagai tanaman obat tradisional serta tanaman liar.

Klasifikasi

Kingdom: Plantae

Ordo: Lamiales

Famili: Verbenaceae

Genus: Stachytarpheta

Spesies: Stachytarpheta jamaicensis (L.) Vahl.

Nama Daerah

Di Indonesia, tanaman ini dikenal dengan nama Pecut Kuda, yang merujuk pada bentuk tangkai bunganya yang menyerupai cambuk yang biasa digunakan oleh kusir kuda. Nama ini juga dikenal di Malaysia dan beberapa negara tetangga.

Kandungan Kimia

Pecut Kuda mengandung berbagai senyawa aktif yang berkhasiat, seperti:

Flavonoid

Tanin

Saponin

Terpenoid

Alkaloid

Glikosida
Senyawa ini berkontribusi antibakteri, antiinflamasi, dan sifat imunostimulan tanaman.

Manfaat Kesehatan

Meredakan peradangan pada saluran pernapasan, batuk, dan pilek

Mengobati gangguan pencernaan seperti diare dan kembung

Menurunkan pembengkakan dan nyeri sendi

Efektif untuk bronkitis dan infeksi ringan

Khasiat antibakteri yang membantu penyembuhan luka dan infeksi.

Cara Konsumsi dan Dosis

Rebus 1 genggam daun segar dengan 2-3 gelas air hingga tersisa sekitar 1 gelas, diminum dua kali sehari

Untuk pengobatan luar, daun yang dilumatkan dapat digunakan sebagai kompres

Sebaiknya dosis dan cara penggunaan disesuaikan dengan kondisi dan di bawah pengawasan tenaga medis

Penggunaan internal tanpa pengawasan medis tidak dianjurkan.

Dampak Negatif

Penggunaan yang berlebihan dapat menyebabkan iritasi kulit atau reaksi alergi

Penggunaan dalam dosis tepat dan konsultasi medis sangat dianjurkan untuk mencegah efek samping

Informasi ini memberikan gambaran lengkap tentang Pecut Kuda, mulai dari asal usul, klasifikasi, kandungan kimia, manfaat kesehatan hingga cara konsumsi yang aman.

PATIKAN KEBO (Euphorbia hirta Linn..)

Patikan Kebo diperkirakan berasal dari Amerika Tengah dan menyebar luas ke daerah tropis di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Tanaman ini dikenal dalam pengobatan tradisional Ayurveda dan masyarakat lokal sebagai tanaman obat untuk mengatasi berbagai penyakit, terutama gangguan pernapasan seperti asma dan bronkitis.

Klasifikasi

Kingdom: Plantae

Famili: Euphorbiaceae

Genus: Euphorbia

Spesies: Euphorbia hirta Linn..

Nama Daerah

Beberapa nama daerah untuk Patikan Kebo di Indonesia dan sekitarnya termasuk:

Gelang pasir

Ki mules

Nanangkaan gede

Useup nana

Krokot cina
Nama-nama ini bervariasi tergantung wilayah dan bahasa lokal.

Kandungan Kimia

Tanaman ini mengandung senyawa bioaktif sebagai berikut:

Flavonoid

Tanin

Saponin

Alkaloid

Steroid

Terpenoid

Beta amiris

Asam elagik

Quersetrim

Diterpenoid dan triterpenoid
Senyawa-senyawa ini berperan sebagai antibakteri, antiinflamasi, dan imunomodulator.

Manfaat Kesehatan

Manfaat utama Patikan Kebo antara lain:

Mengatasi disentri, wasir, dan gangguan pencernaan

Meredakan gejala asma dan bronkitis

Meningkatkan sistem kekebalan tubuh terhadap infeksi virus dan jamur

Mengobati eksim, rematik, pembengkakan, dan peradangan kulit

Membantu mengatasi radang ginjal dan kelenjar payudara bengkak

Efek peluruh keringat dan membantu detoksifikasi tubuh.

Cara Konsumsi dan Dosis

Disentri: rebusan 15-24 gram tanaman segar dengan gula pasir dan air secukupnya, diminum secara teratur.

Melancarkan kencing: rebusan 30-60 gram tanaman segar, diminum 2 kali sehari.

Asma: rebusan 1 genggam daun kering dengan 2-3 gelas air, diminum 2 kali sehari.

Penggunaan dosis harus disesuaikan dengan kondisi dan di bawah pengawasan tenaga kesehatan.

Penggunaan internal tanpa pengawasan medis tidak dianjurkan untuk mencegah efek samping.

Dampak Negatif

Penggunaan berlebihan dapat menimbulkan iritasi atau alergi ringan.

Penting untuk menggunakan dosis yang tepat dan mendapatkan saran medis agar aman.

Informasi ini memberikan gambaran menyeluruh mengenai Patikan Kebo dari segi botani, manfaat kesehatan, kandungan kimia, serta cara konsumsi yang aman dan tepat.

PATIKAN CINA (Euphorbia thymifolia Linn..)

Patikan Cina adalah tanaman herba kecil yang merayap atau setengah tegak, tersebar luas di daerah tropis dan subtropis. Tanaman ini ditemukan dimana-mana di antar rumput sebagai tanaman pengobatan tradisional yang telah dikenal lama di Asia, termasuk Indonesia.

Klasifikasi

Kingdom: Plantae

Famili: Euphorbiaceae

Genus: Euphorbia

Spesies: Euphorbia thymifolia Linn..

Nama Daerah

Beberapa nama lokal Patikan Cina di Indonesia antara lain:

Gelang pasir

Ki mules

Nanangkaan gede

Useup nana

Krokot cina
Penamaan bervariasi sesuai daerah, terutama di Jawa dan Maluku.

Kandungan Kimia

Tanaman ini mengandung berbagai senyawa kimia aktif seperti:

Saponin

Fasin

Euforbin

Quersetrin

Glukosida apigenin

Taraxerol

Tirucalol

Tanin
Senyawa tersebut berperan sebagai antibakteri, antiinflamasi, dan digunakan dalam berbagai pengobatan tradisional.

Manfaat Kesehatan

Manfaat tradisional dari Patikan Cina meliputi:

Mengobati disentri basiler dan enteritis

Meredakan wasir dan luka

Mengatasi kurang darah dan lemah jantung

Membantu menghilangkan batuk dan asma

Mempercepat penyembuhan luka dan infeksi

Menjaga kesehatan saluran pencernaan dan peredaran darah.

Cara Konsumsi dan Dosis

Untuk disentri basiler dan enteritis: Rebus 15-30 gram Patikan Cina, bagi menjadi dua dosis, diminum setiap hari.

Untuk wasir: Rebus campuran 1/3 genggam Patikan Cina, 1/3 genggam patikan kebo, 1 jari rimpang kunyit, 3 jari gula enau dengan 3 gelas air hingga tersisa 1,5 gelas, diminum 3 kali sehari masing-masing 1/2 gelas.

Dosis harus disesuaikan dengan kondisi dan di bawah pengawasan tenaga medis atau ahli herbal.

Penggunaan internal tanpa pengawasan medis tidak dianjurkan untuk menghindari risiko efek samping.

Dampak Negatif

Penggunaan berlebihan dapat menyebabkan iritasi atau alergi ringan.

Penting menggunakan dosis yang sesuai dan berkonsultasi dengan tenaga medis untuk keamanan.

Informasi ini memberikan gambaran lengkap tentang Patikan Cina dari asal usul, klasifikasi, kandungan kimia, manfaat kesehatan, hingga penggunaan yang aman dan efektif.

PATAH TULANG

Patah Tulang berasal dari daerah tropis Afrika, tersebar dari Angola hingga Zanzibar. Saat ini tanaman ini juga banyak ditanam dan dinaturalisasi di wilayah tropis dan subtropis lain termasuk Indonesia. Di Indonesia, tanaman ini digunakan sebagai tanaman pagar, hias, dan obat tradisional.

Klasifikasi

Kingdom: Plantae

Famili: (tidak secara spesifik disebutkan, namun biasanya termasuk dalam kelompok tanaman semak tropis)

Nama ilmiah spesifik untuk Patah Tulang beragam tergantung jenis, umumnya termasuk dalam genus yang menyebar di daerah tropis Afrika.

Nama Daerah

Patah Tulang dikenal di berbagai daerah sebagai tanaman obat dan pagar dengan nama lokal yang bervariasi sesuai daerah.

Kandungan Kimia

Tanaman ini mengandung senyawa seperti:

Flavonoid

Tanin

Saponin

Alkaloid

Steroid

Triterpenoid
Senyawa-senyawa tersebut berperan sebagai antioksidan, antiperadangan, antibakteri, dan membantu meningkatkan sistem imunitas tubuh.

Manfaat Kesehatan

Mengurangi peradangan pada sendi akibat rematik serta nyeri dan meningkatkan kenyamanan bergerak

Mencegah karies gigi karena sifat antibakteri

Meningkatkan imunitas tubuh dan membantu melawan infeksi seperti flu, batuk, dan penyakit saluran pernapasan lainnya

Membantu penyembuhan luka dan infeksi.

Cara Konsumsi dan Dosis

Penggunaan umumnya berupa rebusan atau ekstrak dari bagian tanaman, diminum sesuai kebutuhan.

Dosis khusus harus disesuaikan dengan kondisi kesehatan dan disarankan di bawah pengawasan tenaga medis atau ahli herbal.

Penggunaan internal tanpa pengawasan medis tidak dianjurkan untuk menghindari efek samping.

Dampak Negatif

Penggunaan tidak sesuai dosis berpotensi menyebabkan iritasi atau alergi ringan.

Penting menggunakan dengan tepat dan dalam dosis yang dianjurkan oleh profesional kesehatan.

Informasi ini memberikan gambaran komprehensif mengenai tanaman Patah Tulang dari segi botani, kandungan kimia, manfaat kesehatan, serta cara penggunaan yang aman dan efektif.

PANILI (Vanilla planifolia Andrews.)

Berasal dari Meksiko, Begini Kisah Vanili Menjadi Resep ...

Tanaman Panili berasal dari Meksiko dan Amerika Tengah, dikenal pertama kali oleh suku Indian Aztec di hutan Meksiko sekitar abad ke-16. Pada abad ke-15, vanili digunakan sebagai pewangi pada minuman cokelat yang disebut cacahuatl oleh suku Aztec. Setelah kedatangan bangsa Eropa, vanili mulai dikenal luas di Eropa dan menjadi komoditas rempah yang bernilai tinggi.

Klasifikasi

Kingdom: Plantae

Famili: Orchidaceae (suku anggrek-anggrekan)

Genus: Vanilla

Spesies: Vanilla planifolia Andrews.

Nama Daerah

Di Indonesia, tanaman ini dikenal dengan nama Panili atau Perneli, selain sebutan umum vanili. Nama ini merujuk pada buah yang berupa polong yang menghasilkan bubuk vanili beraroma khas.

Kandungan Kimia

Buah vanili mengandung berbagai senyawa kimia penting seperti:

Vanilin (komponen utama aroma)

Minyak atsiri

Alkaloid

Flavonoid

Asam organik

Senyawa fenolik yang berfungsi sebagai antioksidan.

Manfaat Kesehatan

Sumber antioksidan yang melindungi tubuh dari radikal bebas

Potensi pencegahan kanker

Efek menenangkan dan mengurangi stres

Meningkatkan kesehatan pencernaan dengan merangsang enzim pencernaan

Mendukung kesehatan jantung dengan menurunkan kolesterol jahat

Meredakan batuk dengan mengombinasikan ekstrak vanili, madu, dan air hangat.

Cara Konsumsi dan Dosis

Vanili biasanya digunakan sebagai bumbu atau aroma pet dalam masakan dan minuman.

Untuk manfaat kesehatan, ekstrak atau bubuk vanili dicampur dengan madu atau air hangat untuk diminum, dosis sesuai kebutuhan dan preferensi rasa.

Penggunaan dosis tinggi atau konsentrasi vanili harus dihindari dan sebaiknya tidak digunakan tanpa pengawasan medis karena dapat menimbulkan efek samping.

Dampak Negatif

Konsumsi berlebihan dapat menimbulkan reaksi alergi atau iritasi.

Penggunaan internal tanpa pengawasan medis tidak dianjurkan agar terhindar dari risiko efek samping.

Informasi ini menyajikan gambaran lengkap tentang Panili yang meliputi asal usul, klasifikasi, kandungan kimia, manfaat kesehatan, dan cara konsumsi dengan bijak. اذا ingin informasi lebih lanjut, silakan tanyakan kembali.

PANDAN WANGI (Pandanus amaryllifolius Roxb..)

Pandan Wangi diduga berasal dari Kepulauan Maluku, Indonesia, dan tersebar di berbagai wilayah Asia seperti Sri Lanka, Tiongkok selatan, Vietnam, Thailand, Malaysia, Filipina, dan Indonesia sendiri. Tanaman ini umum tumbuh di daerah tropis dan subtropis serta telah lama dikenal sebagai tanaman hias dan rempah aromatik.

Klasifikasi

Kingdom: Plantae

Divisi: Spermatophyta

Kelas: Monocotyledonae

Ordo: Pandanales

Famili: Pandanaceae

Genus: Pandanus

Spesies: Pandanus amaryllifolius Roxb..

Nama Daerah

Di berbagai daerah Indonesia, pandan wangi dikenal dengan nama lokal seperti:

Pandan Rampe, Pandan Wangi (Jawa)

Seuke Bangu, Pandan Jau, Pandan Bebau, Pandan Rempai (Sumatra)

Pondang, Ponda, Pondago (Sulawesi)

Kelamoni, Haomoni, Kekermoni, Ormon, Foni, Pondak (Maluku)

Pandan Arrum (Bali)

Bonak (Nusa Tenggara).

Kandungan Kimia

Daun pandan wangi mengandung beberapa senyawa kimia aktif seperti:

Flavonoid

Fenolik

Alkaloid

Saponin

Terpenoid

Tanin
Senyawa ini berperan sebagai antioksidan, antiinflamasi, dan berbagai manfaat farmakologis lainnya.

Manfaat Kesehatan

Membantu mengendalikan tekanan darah, menjaga kesehatan jantung dan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular

Memiliki efek antioksidan dan membantu memperkuat sistem imun

Menurunkan kadar gula darah dan berkontribusi pada pengelolaan diabetes

Membantu meredakan nyeri dan peradangan

Digunakan dalam pengobatan tradisional untuk mengatasi berbagai keluhan kesehatan.

Cara Konsumsi dan Dosis

Daun pandan segar (3 lembar) dicuci bersih, dipotong-potong, kemudian direbus dengan 3 gelas air hingga tersisa 2 gelas, disaring, dan diminum 2 kali sehari (pagi dan sore).

Dosis dan pemakaian sesuai kebutuhan, sebaiknya dikonsultasikan dengan tenaga medis atau ahli herbal.

Penggunaan internal tanpa pengawasan medis tidak dianjurkan untuk menghindari risiko efek samping.

Dampak Negatif

Meski relatif aman, penggunaan berlebihan bisa menyebabkan iritasi ringan atau reaksi alergi pada beberapa orang.

Disarankan pemakaian sesuai dosis dan pengawasan tenaga profesional untuk keamanan maksimal.

Informasi ini memberikan gambaran lengkap tentang tanaman Pandan Wangi dari segi botani, kandungan, manfaat, dan cara aman mengonsumsinya. Jika diperlukan, informasi tambahan siap disediakan.

Bagaimana cara mengolah pandan wangi untuk konsumsi aman

Apa saja kandungan kimia utama di pandan wangi

Sebutkan nama daerah lain untuk tanaman pandan wangi

Apa klasifikasi ilmiah lengkap dari pandan wangi

PALA (Myristica fragrans.)

Sejarah Pala, Buah Berwarna Kekuningan yang Menarik Penjajah ...

Pala berasal dari Kepulauan Maluku di Indonesia, khususnya dari Kepulauan Banda yang dikenal sebagai asal mula asli tanaman ini. Pala sudah diperdagangkan sejak abad ke-6 dan menjadi rempah yang sangat berharga di dunia, terutama pada masa kolonial Eropa. Bangsa Arab dan Venesia diketahui sangat tertarik dan berusaha mengendalikan perdagangan pala secara rahasia demi keuntungan ekonomi besar.

Klasifikasi

Kingdom: Plantae

Famili: Myristicaceae

Genus: Myristica

Spesies: Myristica fragrans.

Nama Daerah

Di Indonesia, pala dikenal dengan nama yang sama "Pala." Beberapa daerah memiliki sebutan lokal, namun nama umum tetap pala, terutama di Maluku, Sumatera, dan Papua yang juga memiliki jenis pala lokal seperti Myristica argentea (pala Papua).

Kandungan Kimia

Buah pala mengandung berbagai senyawa aktif, antara lain:

Minyak atsiri (patchouli alcohol, safrole, myristicin)

Flavonoid

Alkaloid

Saponin

Asam lemak

Polifenol

Myristicin yang berkhasiat sebagai neuroprotektif.

Manfaat Kesehatan

Pala memiliki berbagai manfaat seperti:

Membantu kesehatan pencernaan dengan meredakan kembung, mual, dan diare ringan

Menjaga kesehatan otak, meningkatkan konsentrasi, dan menurunkan risiko Alzheimer

Menyehatkan jantung dan menurunkan kadar kolesterol jahat

Efek diuretik untuk detoksifikasi tubuh

Meredakan nyeri, antiinflamasi, dan antimikroba

Meningkatkan gairah seksual secara alami.

Cara Konsumsi dan Dosis

Pala dapat dikonsumsi dalam bentuk bubuk atau rempah pada masakan secukupnya (sekitar ¼ sendok teh dalam sekali makan)

Untuk pengobatan, disarankan menggunakan dosis yang sangat terbatas dan pengawasan medis, karena konsumsi berlebihan dapat berbahaya

Penggunaan internal tanpa pengawasan medis tidak dianjurkan karena kandungan myristicin dalam dosis tinggi dapat menyebabkan keracunan dan efek samping serius.

Dampak Negatif

Konsumsi pala berlebihan dapat menyebabkan halusinasi, mual, kejang, dan risiko keracunan serius

Penggunaan yang tidak tepat berpotensi merusak sistem saraf pusat

Risiko alergi dan iritasi kulit pada pemakaian luar dalam beberapa kasus.

Informasi ini mencakup aspek lengkap pala sebagai tanaman, rempah, dan obat tradisional. Apabila memerlukan informasi lebih rinci, silakan tanyakan kembali.

PAKU SIMPAI (Cibotium barometz)

Paku Simpai, juga dikenal sebagai Penawar Jambi atau Paku Gelang, adalah sejenis paku pohon yang berasal dari daerah Tiongkok selatan hingga Sumatra dan Jawa Barat melalui Semenanjung Malaya. Tanaman ini tumbuh di hutan primer daerah sejuk dan lembap dengan ketinggian yang bisa mencapai 10 meter. Entalnya bisa mencapai panjang 3 meter dengan letak sori di tepi lekukan anak ental.

Klasifikasi

Kingdom: Plantae

Famili: Cyatheaceae

Genus: Cibotium

Spesies: Cibotium barometz.

Nama Daerah

Beberapa nama daerah untuk Paku Simpai antara lain:

Paku Gelang

Paku Simpai (Sumatera Barat)

Bar Jambe, Bulu Jambe (Madura)

Jampi (Bali)
Tanaman ini juga dikenal di berbagai daerah sebagai tumbuhan obat tradisional.

Kandungan Kimia

Beberapa kandungan kimia yang telah diisolasi dari Paku Simpai meliputi:

Metil dodekanoat (metil laurat)

β-sitosterol

β-sitosterol-O-glukopiranosida

Senyawa pentahidroksi sikloheksan asam karboksilat

Cibotiumbaromesides A dan B
Senayawa-senyawa ini memiliki aktivitas antioksidan dan anti-diabetes.

Manfaat Kesehatan

Manfaat Paku Simpai yang dikenal secara tradisional dan berdasarkan penelitian meliputi:

Memiliki aktivitas antioksidan kuat

Potensi menurunkan kadar gula darah (anti-diabetes)

Digunakan untuk mengatasi rematik dan nyeri sendi

Membantu menyembuhkan luka dan mempercepat regenerasi jaringan

Mendukung kesehatan secara umum sebagai tanaman obat tradisional.

Cara Konsumsi dan Dosis

Biasanya digunakan dalam bentuk rebusan rimpang dan dedaunan yang diminum secara rutin.

Dosis tidak baku, biasanya disesuaikan dengan kebutuhan dan anjuran dari praktisi herbal.

Penggunaan internal tanpa pengawasan medis tidak dianjurkan karena potensi efek samping dan toksisitas.

Konsultasi dengan tenaga medis diperlukan untuk menentukan dosis yang tepat.

Dampak Negatif

Penggunaan tanpa pengawasan dapat berisiko menimbulkan iritasi atau efek samping lain.

Dosis berlebihan bisa menimbulkan toksisitas ringan hingga sedang, tergantung kondisi individu.

Informasi ini memberikan gambaran menyeluruh mengenai Paku Simpai dari aspek botanikal, kandungan kimia, manfaat dan penggunaan tradisional yang aman. Silakan tanyakan kembali jika perlu informasi lebih rinci.

PACING (Costus speciosus)

Tanaman Pacing berasal dari kawasan tropis Asia, Afrika, hingga Amerika. Beberapa spesies seperti Costus speciosus banyak ditemukan di Asia Selatan dan Asia Tenggara. Di Indonesia, tanaman ini tumbuh baik di dataran rendah hingga daerah pegunungan dengan iklim lembap. Pacing sering ditanam sebagai tanaman hias dan memiliki nilai sebagai tanaman obat tradisional.

Klasifikasi

Kingdom: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Liliopsida

Ordo: Zingiberales

Famili: Costaceae

Genus: Costus

Spesies: Costus sp., termasuk Costus speciosus, Costus spiralis, dan lain-lain.

Nama Daerah

Di Indonesia, Pacing dikenal dengan nama yang sama yaitu Pacing. Beberapa varian juga disebut Pacing Pentul, terutama untuk spesies Costus spicatus. Nama lain dapat bervariasi tergantung daerah dan bahasa lokal.

Kandungan Kimia

Pacing mengandung berbagai senyawa bioaktif seperti:

Saponin

Tanin

Alkaloid

Phenolic

Flavonoid

Asam amino

Glikosida

Steroid

Diosgenin, pitosterol
Senyawa ini memberikan aktivitas antara lain antidiabetes, antioksidan, antibakteri, diuretik, dan antelmintik.

Manfaat Kesehatan

Mengobati diabetes, hipertensi, dan kanker

Melancarkan buang air kecil sebagai diuretik

Bersifat antiseptik dan antibakteri

Menurunkan radang, mempercepat penyembuhan luka

Mengatasi rematik, gangguan pernapasan, anemia, sakit perut, infeksi saluran kencing

Peluruh keringat dan membantu membersihkan racun tubuh.

Cara Konsumsi dan Dosis

Rebusan rimpang dan daun sebanyak 15-30 gram dalam 3 gelas air selama 15 menit hingga tersisa 1 gelas, diminum dua kali sehari ½ gelas.

Untuk anak-anak gunakan setengah dosis dewasa.

Pemakaian sesuai kebutuhan dan kondisi kesehatan, sebaiknya di bawah pengawasan ahli herbal atau tenaga medis.

Penggunaan internal tanpa pengawasan medis tidak dianjurkan untuk menghindari risiko.

Dampak Negatif

Penggunaan berlebihan berpotensi menimbulkan iritasi atau efek alergi ringan.

Jika tidak sesuai dosis, dapat memicu gangguan pencernaan.

Konsultasi medis dan penggunaan sesuai anjuran sangat penting untuk keamanan.

Informasi ini komprehensif untuk tanaman Pacing beserta aspek pengobatannya. Jika Anda membutuhkan informasi lebih detail, silakan bertanya kembali.

PACAR CINA (Aglaia odorata.)

Pacar cina - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Pacar Cina adalah tanaman asli Asia Tenggara dan Asia Timur, yang tersebar di Tiongkok, Vietnam, Kamboja, Thailand, Maluku, India, Sri Lanka, Malaysia, Sumatra, dan Jawa. Tanaman ini dikenal telah tumbuh sejak lama dan sering digunakan dalam pengobatan tradisional serta budaya lokal.

Klasifikasi

Kingdom: Plantae

Ordo: Sapindales

Famili: Meliaceae

Genus: Aglaia

Spesies: Aglaia odorata

Nama Daerah

Di Indonesia, tanaman ini dikenal sebagai Pacar Cina atau Culan. Nama lain di berbagai daerah antara lain:

Culan (Sumatra, Jawa)

Pacar culan (Jawa)

Bunga maniran (Kalimantan)
Nama-nama ini merujuk pada keindahan bunga dan popularitasnya sebagai tanaman hias.

Kandungan Kimia

Bagian tanaman Pacar Cina, terutama bunga dan daun, mengandung:

Minyak atsiri

Alkaloid

Damar

Saponin

Flavonoid

Rokaglamida

Garam mineral

Tanin

Senyawa triterpen seperti Naringenin,7,3’,4'-trimetil eter yang bersifat antimikroba.

Manfaat Kesehatan

Pacar Cina digunakan secara tradisional untuk:

Menyembuhkan perut kembung, sukar menelan, batuk, dan bisul

Mempercepat persalinan

Menekan penyakit bengkak akar pada tanaman tomat (sebagai pestisida alami)

Mengatasi gangguan pernapasan seperti batuk, asma, dan sesak napas

Menjaga kesehatan jantung dengan menurunkan tekanan darah dan meningkatkan sirkulasi

Memiliki aktivitas antioksidan dan antimikroba.

Cara Konsumsi dan Dosis

Daun atau bunga direbus dan air rebusannya diminum untuk mengatasi berbagai keluhan, dosis biasanya sesuai kebutuhan dan resep tradisional.

Bunga kering juga digunakan sebagai aroma tambahan teh atau ramuan herbal.

Penggunaan dosis harus disesuaikan dengan kondisi dan di bawah supervisi ahli herbal atau tenaga medis.

Penggunaan internal tanpa pengawasan medis tidak dianjurkan untuk menghindari efek samping.

Dampak Negatif

Penggunaan dalam jumlah berlebihan dapat menyebabkan gangguan pencernaan atau reaksi alergi.

Penggunaan yang tidak diawasi bisa menimbulkan risiko kesehatan tertentu.

Informasi ini memberikan gambaran komprehensif tentang Pacar Cina, meliputi aspek botani, kandungan kimia, manfaat kesehatan, dan penggunaan tradisional yang aman. Silakan bertanya kembali jika ingin detail tambahan.

PACAR AIR (Impatiens balsamina L.)

Pacar air - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Pacar Air berasal dari Asia Selatan, khususnya India dan Myanmar, dan tersebar di Asia Tenggara termasuk Indonesia. Tanaman ini telah diperkenalkan ke Amerika pada abad ke-19 dan kini banyak ditanam sebagai tanaman hias dan obat tradisional.

Klasifikasi

Kingdom: Plantae

Famili: Balsaminaceae

Genus: Impatiens

Spesies: Impatiens balsamina L..

Nama Daerah

Di Indonesia, Pacar Air dikenal dengan berbagai nama daerah seperti:

Pacar cai, Pacar banyu (Jawa)

Clahine, Paruinai (Nias, Sumatra)

Kimhong (Jakarta)

Pacar foya, Pacar aik (Nusa Tenggara)

Bunga jabelu (Sulawesi)

Inai anyer (Maluku).

Kandungan Kimia

Daun dan bagian lain Pacar Air mengandung senyawa aktif seperti:

Kumarin

Kiniun

Flavonoid

Steroid

Triterpenoid

Fenol

Saponin
Senyawa ini memberikan efek antiinflamasi, antimikroba, dan antioksidan.

Manfaat Kesehatan

Manfaat Pacar Air antara lain:

Mengobati berbagai penyakit kulit seperti bisul, kutil, inflamasi, dan luka

Bersifat antibakteri dan antijamur

Alternatif pengobatan rematik

Mengatasi luka bakar

Digunakan sebagai pewarna kuku tradisional (inai)

Berpotensi sebagai pengobatan herbal untuk kanker dan tumor.

Cara Konsumsi dan Dosis

Untuk pengobatan, biji pacar air digunakan sebanyak 3-10 gram untuk diminum, sedangkan untuk terapi kanker dosis mencapai 60 gram direbus sekali.

Bunga, daun, dan akar juga direbus untuk diminum sesuai kebutuhan, dosis tradisional 1/2 genggam masing-masing.

Pemakaian luar dapat dilakukan dengan mengoleskan ramuan dari daun atau bunga yang dilumatkan pada luka atau area sakit.

Penggunaan internal tanpa pengawasan medis tidak dianjurkan untuk mencegah efek samping.

Dampak Negatif

Penggunaan berlebihan dapat menimbulkan reaksi alergi atau iritasi kulit

Pemakaian harus sewajarnya dan konsultasi medis dianjurkan untuk penggunaan terapi.

Informasi ini lengkap dan berimbang mengenai Pacar Air dari aspek botani, kandungan, manfaat, hingga cara penggunaan tradisional. Silakan tanya kembali jika memerlukan tambahan.

OPHIOPOGON/KUCAI MINI (Ophiopogon japonicus)

Ophiopogon - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Ophiopogon merupakan genus tanaman yang berasal dari daerah beriklim hangat di Asia Timur, Asia Tenggara, dan Asia Selatan tropis. Spesies Ophiopogon japonicus banyak ditemukan di Tiongkok, India, Jepang, dan Vietnam. Penamaan "Ophiopogon" berasal dari bahasa Yunani yang berarti "ular" dan "jenggot," merujuk pada bentuk daunnya yang memanjang seperti jenggot ular.

Klasifikasi

Kingdom: Plantae

Famili: Asparagaceae (subfamili Nolinoideae)

Genus: Ophiopogon

Spesies: Contohnya Ophiopogon japonicus, Ophiopogon jaburan, dsb..

Nama Daerah

Di Indonesia dan negara lain tanaman ini dikenal sebagai "rumput kucai," "rumput mondo," atau "kucai mini." Nama lokal lain juga bervariasi menyesuaikan daerah pengenalannya.

Kandungan Kimia

Umbi dan tanaman Ophiopogon mengandung sejumlah senyawa aktif, antara lain:

Steroid saponin (Ophiopogonin A, B, C, D)

Flavonoid

Polisakarida

Senyawa antioksidan yang membantu menjaga kesehatan kulit dan mengurangi stres oksidatif

Ophiopogonin yang memiliki aktivitas farmakologis.

Manfaat Kesehatan

Membantu mengobati batuk kering, abses paru-paru, muntah darah, panas dalam, dan tenggorokan kering.

Melancarkan buang air besar dan kencing.

Mengurangi stres oksidatif dan melindungi kulit dari penuaan dini.

Bersifat anti-inflamasi dan imunomodulator.

Cara Konsumsi dan Dosis

Biasanya umbi Ophiopogon direbus dengan air sekitar 13 gram untuk 3 gelas air, direbus hingga tersisa 1 gelas, diminum dua kali sehari ½ gelas.

Untuk penggunaan sebagai herbal, dosis disesuaikan dengan indikasi pengobatan dan sebaiknya di bawah pengawasan tenaga medis atau ahli herbal.

Penggunaan internal tanpa pengawasan medis tidak dianjurkan untuk mencegah efek samping.

Dampak Negatif

Tidak banyak efek samping serius dilaporkan, namun penggunaan berlebihan tanpa pengawasan dapat menimbulkan reaksi alergi atau iritasi ringan.

Penggunaan sesuai dosis dan konsultasi tenaga kesehatan sangat penting untuk keamanan [general].

Informasi ini memberikan gambaran menyeluruh mengenai Ophiopogon baik dari segi ilmiah maupun manfaat dan cara pemakaian yang aman. Silakan ditanyakan lagi jika ingin detail tambahan.

NUSA INDAH PUTIH (Mussaenda pubescens.)

Bunga Nusa Indah dan Ragam Fakta Mengejutkan di Baliknya ...

Nusa Indah Putih berasal dari Filipina, kemudian menyebar ke Asia Tenggara termasuk Indonesia. Tanaman ini tumbuh liar di lereng bukit dan semak belukar, serta sering dibudidayakan sebagai tanaman hias. Di Indonesia, dikenal juga dengan nama Daun Putri.

Klasifikasi

Kingdom: Plantae

Famili: Rubiaceae

Genus: Mussaenda

Spesies: Mussaenda pubescens.

Nama Daerah

Beberapa nama daerah untuk Nusa Indah Putih adalah:

Daun Putri (Sumatra)

Nusa Indah (umum)

Dalam beberapa daerah dikenal dengan nama yang merujuk pada warna dan bentuk bunganya.

Kandungan Kimia

Tanaman ini mengandung komponen kimia seperti:

Saponin triterpenoid

Flavonoid

Alkaloid

Senyawa fenolik
Senyawa ini berperan penting sebagai antioksidan, antiinflamasi, dan antimikroba.

Manfaat Kesehatan

Manfaat kesehatan Nusa Indah Putih meliputi:

Obat demam, batuk, flu, dan disentri akut

Mengatasi radang usus, ginjal, dan bronkitis

Mengobati sakit tenggorokan dan pendarahan kandungan

Mengatasi kencing tidak lancar

Potensi sebagai obat kanker payudara

Membantu menurunkan kadar asam urat dan memperbaiki fungsi ginjal.

Cara Konsumsi dan Dosis

Daun dapat ditumbuk, diperas, dan air perasannya diminum sesuai kebutuhan.

Rebusan 15-30 gram batang atau daun diminum sebagai obat herbal, biasanya 1-2 kali sehari

Dosis harus disesuaikan dengan kondisi dan di bawah pengawasan ahli herbal untuk penggunaan optimal dan aman.

Dampak Negatif

Penggunaan internal tanpa pengawasan medis tidak dianjurkan karena bisa menimbulkan reaksi alergi atau iritasi

Dosis berlebihan mungkin menimbulkan efek samping ringan

Penggunaan sesuai dosis dan konsultasi dengan tenaga kesehatan penting untuk keamanan.

Informasi ini memberikan gambaran lengkap tentang Nusa Indah Putih sesuai kebutuhan Anda. Jika ingin penjelasan lebih rinci atau topik lain, silakan tanyakan kembali.

NONA MAKAN SIRIH (Clerodendrum thomsoniae Balf.F.)

Menilik Alasan Penamaan Nona Makan Sirih, Keindahan, dan ...

Nona Makan Sirih adalah tanaman hias merambat yang berasal dari Afrika Barat tropis, menyebar dari wilayah Kamerun Barat hingga Senegal. Kini tanaman ini telah tersebar luas ke seluruh penjuru dunia karena popularitasnya sebagai tanaman hias penaung.

Klasifikasi

Kingdom: Plantae

Ordo: Lamiales

Famili: Lamiaceae

Genus: Clerodendrum

Spesies: Clerodendrum thomsoniae Balf.F.

Nama Daerah

Di Indonesia, tanaman ini dikenal dengan nama "Nona Makan Sirih". Nama lain yang digunakan oleh beberapa suku dan daerah antara lain:

Nona sirih

Bunga nyonya nginang (Batak)

Sirih sirian

Kembang loro ati (Jawa).

Kandungan Kimia

Tanaman ini mengandung berbagai senyawa bioaktif seperti:

Alkaloid

Flavonoid

Steroid

Terpenoid

Fenolik

Triterpenes

Diterpenes

Saponin

Anthraquinones
Senyawa-senyawa ini berperan dalam berbagai aktivitas farmakologis tanaman tersebut.

Manfaat Kesehatan

Nona Makan Sirih digunakan dalam pengobatan tradisional untuk berbagai penyakit, antara lain:

Obat sifilis, tifoid, dan kanker

Menurunkan tekanan darah tinggi

Mengatasi penyakit kuning dan kencing batu

Mengobati radang selaput gendang telinga pada anak-anak (timpanitis)

Menurunkan demam dan menghilangkan racun (detoksifikasi)

Mengatasi luka, memar, dan ruam

Membantu mengatasi asma dan radang tenggorokan

Baik untuk kesehatan mata dan pernapasan.

Cara Konsumsi dan Dosis

Untuk pengobatan internal seperti melancarkan air seni dan mengatasi kencing batu, rebus 10-15 gram daun segar dengan 3 gelas air selama 15 menit, saring, dan minum dua kali sehari (pagi dan sore) masing-masing setengah gelas.

Untuk luka atau memar, daun dan bunga dilumatkan dan dioleskan pada bagian yang sakit.

Dosis sebaiknya disesuaikan kebutuhan dan diawasi oleh tenaga kesehatan agar aman dan efektif.

Dampak Negatif

Penggunaan tanpa pengawasan medis dapat menimbulkan risiko alergi atau iritasi pada kulit. Konsumsi dalam jumlah berlebihan juga harus dihindari untuk mencegah efek samping yang tidak diinginkan.

Informasi ini menyajikan gambaran menyeluruh dan tepat tentang Nona Makan Sirih, mulai dari asal usul, klasifikasi, manfaat, hingga cara penggunaan tradisionalnya. Jika Anda memerlukan informasi lebih lanjut, silakan tanyakan kembali.

NILAM (Pogostemon cablin)

Tanaman Nilam, Emas Hijau dari Nusantara - MetroStraight.com

Nilam (Pogostemon cablin)adalah semak tropis yang berasal dari Asia tropis, khususnya India hingga Filipina. Di Indonesia, budidaya nilam mulai dikenal sejak masa kolonial Belanda, terutama di Aceh dan Sumatera Barat. Tanaman ini kemudian menyebar luas dan menjadi salah satu tanaman penghasil minyak atsiri bernilai tinggi di Indonesia.

Klasifikasi Nilam

Kingdom: Plantane

Divisi: Spermatophyta

Subdivisi: Angiospermae

Ordo: Lamiales (dulu disebut Labiatae)

Famili: Lamiaceae

Genus: Pogostemon

Spesies: Pogostemon cablin Benth..

Nama Daerah Nilam

Di Indonesia, nilam dikenal juga dengan nama-nama lokal seperti:

Nilam (umum)

Patchouli (istilah internasional)

Minyak nilam (mengacu pada minyak esensial yang diekstrak dari daun)
Beberapa daerah penghasil nilam utama adalah Aceh, Sumatera Barat, dan Jawa Barat.

Kandungan Kimia

NAMPU (Homalomena javanica)

Nampu Ungu Maupun Hijau Miliki Khasiat Kesehatan, Bantu Jaga Stamina dan Musuh Demam - Harian Merapi

Nampu atau Homalomena javanica adalah tanaman asli wilayah tropis Asia Tenggara, terutama tersebar di Indonesia, termasuk Jawa dan sekitarnya. Tanaman ini tumbuh secara alami di hutan tropis dan sering dimanfaatkan oleh masyarakat lokal sebagai obat tradisional.

Klasifikasi

Kingdom: Plantae

Famili: Araceae

Genus: Homalomena

Spesies: Homalomena javanica

Nama Daerah

Di beberapa daerah di Indonesia, tanaman ini dikenal sebagai Nampu. Nama lokal bisa bervariasi sesuai suku dan wilayah, serta nama umum lainnya terkait jenis Homalomena.

Kandungan Kimia

Nampu mengandung senyawa bioaktif penting seperti:

Flavonoid

Saponin

Tanin

Fenol
Senyawa ini memiliki potensi antioksidan, antiinflamasi, dan berfungsi sebagai zat aktif dalam pengobatan tradisional.

Manfaat Kesehatan

Manfaat yang dikenal dari Nampu antara lain:

Menghilangkan angin dalam tubuh

Memperkuat tendon dan tulang

Meredakan nyeri dan peradangan sendi

Mendukung sistem imun tubuh

Cara Konsumsi dan Dosis

Bagian daun atau rimpang Nampu biasanya direbus untuk dibuat ramuan herbal.

Dosis dan frekuensi konsumsi bervariasi sesuai kondisi dan resep tradisional, umumnya diminum 1-2 kali sehari.

Disarankan konsultasi dengan ahli herbal untuk dosis yang tepat dan aman.

Dampak Negatif

Efek samping jarang dilaporkan, tetapi penggunaan berlebihan bisa menimbulkan reaksi alergi atau iritasi ringan.

Penggunaan dalam dosis tepat dan pengawasan tenaga kesehatan sangat dianjurkan untuk menghindari risiko.

Jika Anda memerlukan informasi lebih rinci atau aspek lain tentang tanaman ini, silakan minta tambahan penjelasan.

NANA KERANG (Tradescantia spathacea.)

Nanas Kerang berasal dari Amerika Tengah, khususnya wilayah Meksiko, Belize, dan Guatemala. Tanaman ini tersebar luas dan kini banyak dibudidayakan di berbagai negara tropis sebagai tanaman hias daun. Nanas Kerang dikenal dengan daun atas berwarna hijau dan bagian bawahnya merah keunguan menyerupai bentuk kerang sehingga diberi nama tersebut.

Klasifikasi Nanas Kerang

Kingdom: Plantae

Divisi: Tracheophyta

Kelas: Liliopsida

Ordo: Commelinales

Famili: Commelinaceae

Genus: Tradescantia

Spesies: Tradescantia spathacea.

Nama Daerah Nanas Kerang

Di Indonesia tanaman ini dikenal sebagai Nanas Kerang. Kadang juga disebut sebagai Suweg Hijau (karena mirip tanaman suweg) atau tanaman Sirih Belanda karena warna daunnya.

Kandungan Kimia Nanas Kerang

Tanaman Nanas Kerang mengandung berbagai senyawa metabolit sekunder seperti:

Flavonoid

Saponin

Karotenoid

Antosianin

Terpenoid

Asam ferulat, asam klorogenat, asam vanillat

Senyawa steroid dan tanin

Vitamin C dalam jumlah cukup tinggi
Kandungan ini memberikan sifat anti-inflamasi, antioksidan, antidiarrheal, dan meningkatkan sistem imun.

Manfaat Kesehatan Nanas Kerang

Mengatasi batuk rejan, batuk berdahak, flu, dan disentri

Membantu memperlancar pernapasan dan mengencerkan dahak

Membantu meringankan penyakit TBC kelenjar dan mimisan

Penggunaan luar untuk memar, terkilir, dan luka memar dengan dilumatkan dan dibalut

Pengobatan rhinitis alergi dan berbagai peradangan kulit.

Cara Konsumsi dan Dosis

Rebus 15-30 kuntum bunga untuk mengatasi batuk, flu, dan disentri, minum air rebusan secara rutin

Rebus 15-30 gram daun untuk mengatasi TBC kelenjar dan mimisan, diminum air rebusannya

Untuk pemakaian luar, daun atau bunga dilumatkan dan dibalut pada area luka atau memar

Dosis dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi, sebaiknya konsultasi dengan tenaga kesehatan saat menggunakan sebagai obat herbal.

Informasi ini memberikan gambaran lengkap mengenai Nanas Kerang baik dari segi botani maupun manfaat kesehatan serta penggunaan tradisionalnya. Jika Anda ingin penjelasan lebih rinci atau soal lain, silakan bertanya kembali.

NAGASARI (Mesua ferrea L..)

Nagasari Pohon Aromatik dan Berkayu Sangat Keras dari Asia

Nagasari (Mesua ferrea L..) adalah pohon yang berasal dari Asia Selatan dan Asia Tenggara, terutama tersebar di India, Sri Lanka, Nepal, serta beberapa wilayah Asia Tenggara termasuk Indonesia. Pohon ini dikenal sejak lama dalam literatur botani dan budaya karena kayunya yang keras dan bernilai ekonomi tinggi. Di Jawa, Nagasari juga dianggap pohon suci dan keramat dengan berbagai legenda yang mengelilinginya.

Klasifikasi Nagasari

Klasifikasi ilmiah tanaman Nagasari adalah:

Kingdom: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Malpighiales

Famili: Calophyllaceae

Genus: Mesua

Spesies: Mesua ferrea L..

Nama Daerah Nagasari

Di berbagai daerah, Nagasari dikenal juga sebagai:

Pohon Besi (umum karena kayunya yang keras)

Ceylon Ironwood (nama dagang internasional)

Cobra’s Saffron (nama lain yang merujuk warna bunga)

Dalam bahasa Sinhala di Sri Lanka disebut "penaga lilin" atau "na"
Dalam budaya Jawa, Nagasari dianggap sebagai pohon yang memiliki kekuatan mistik dan sering digunakan dalam upacara spiritual.

Kandungan Kimia Nagasari

Bagian-bagian pohon Nagasari seperti daun, kulit batang, dan bunga mengandung berbagai senyawa aktif, antara lain:

Flavonoid

Saponin

Alkaloid

Polifenol

Terpenoid
Senyawa ini berkontribusi pada aktivitas antioksidan, analgesik, anti-inflamasi, dan antidiarrheal yang telah diteliti.

Manfaat Kesehatan Nagasari

Beberapa manfaat yang ditemukan dari penelitian dan penggunaan tradisional Nagasari meliputi:

Efek analgesik (mengurangi rasa sakit)

Aktivitas anti-kanker karena efek toksik terhadap sel kanker

Melindungi hati dengan aktivitas antioksidan yang kuat

Efek anti-inflamasi yang membantu meredakan peradangan

Mencegah diare melalui ekstrak bunga yang memiliki efek antidiarrheal.

Cara Konsumsi dan Dosis

Cara konsumsi Nagasari umumnya berbentuk:

Ekstrak air bunga atau daun digunakan untuk terapi herbal

Rebusan atau infus daun dan/atau bunga diminum secara rutin sesuai dosis yang dianjurkan dalam pengobatan tradisional

Dosis harus disesuaikan dengan kondisi kesehatan dan arahan praktisi herbal, biasanya ekstrak dengan konsentrasi tertentu diberikan dalam takaran kecil 1-2 kali sehari.

Dampak Negatif Nagasari

Belum banyak laporan efek samping serius dari penggunaan Nagasari, namun:

Penggunaan dalam dosis tinggi atau tidak tepat dapat menyebabkan reaksi alergi atau iritasi ringan

Pemakaian jangka panjang sebaiknya sesuai pengawasan tenaga kesehatan atau ahli herbal
Secara umum tanaman ini relatif aman jika digunakan sesuai anjuran.

Informasi ini menyajikan gambaran menyeluruh tentang Nagasari sesuai permintaan Anda. Jika ingin penjelasan lebih rinci atau topik terkait lain, silakan bertanya kembali.

MURBEI (Morus alba L.)

Daun Murbei, Efektif atau Sekadar Mitos? Dikenal Dapat ...

Murbei atau mulberry (Morus alba L.) adalah tanaman yang pertama kali dibudidayakan di Asia Timur, khususnya di Tiongkok ribuan tahun lalu. Penyebarannya meluas ke Jepang, Korea, dan Asia Tenggara termasuk Indonesia. Murbei dikenal sebagai tanaman penting dalam industri peternakan ulat sutera (Bombyx mori) yang hanya memakan daun murbei.

Klasifikasi Murbei

Klasifikasi ilmiah murbei adalah:

Kingdom: Plantae

Divisi: Spermatophyta

Subdivisi: Angiospermae

Kelas: Dicotyledoneae

Ordo: Urticales

Famili: Moraceae

Genus: Morus

Spesies: Ada banyak spesies, seperti Morus alba, Morus nigra, Morus multicaulis, dsb..

Nama Daerah Murbei

Beberapa nama daerah murbei di Indonesia antara lain:

Walot (Sunda)

Malur (Batak)

Nagas (Ambon)

Tambara merica (Makassar)
Nama lainnya bervariasi tergantung daerah dan bahasa setempat.

Kandungan Kimia Murbei

Daun murbei mengandung berbagai senyawa aktif seperti:

Flavonoid (quercetin, rutin)

Alkaloid

Tanin

Saponin

Asam amino esensial dan protein

Senyawa 1-deoxynojirimycin (DNJ) yang berfungsi menurunkan gula darah

Antioksidan seperti antosianin dan rutin.

Manfaat Kesehatan Murbei

Menurunkan kolesterol jahat (LDL) dan meningkatkan kolesterol baik (HDL)

Mengelola kadar gula darah, bermanfaat bagi penderita diabetes tipe 2

Mengurangi risiko kanker dengan kandungan antioksidan

Menunjang pengelolaan berat badan berkat kandungan serat dan protein

Meningkatkan sistem imun dan kesehatan jantung.

Cara Konsumsi dan Dosis

Teh daun murbei bisa dikonsumsi dengan merebus 1-2 sendok teh daun kering dalam 1 cangkir air, diminum 1-2 kali sehari

Suplemen ekstrak daun murbei dengan dosis sesuai kemasan atau arahan ahli herbal

Buah murbei juga dimakan segar atau olahan
Perlu konsultasi ahli untuk dosis yang tepat, terutama dalam pengobatan.

Dampak Negatif Murbei

Konsumsi berlebihan bisa menyebabkan dehidrasi karena efek diuretik

Beberapa individu mungkin mengalami reaksi alergi ringan

Tidak dianjurkan untuk konsumen yang alergi dengan tanaman Moraceae

MUNDU (Garcinia dulcis (Roxb.) Kurz.)

Mundu (Garcinioxb.) (a dulcis (RKurz.) adalah tanaman buah tropis yang berasal dari Asia Tenggara, khususnya tersebar di Indonesia. Di wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya, mundu telah dikenal sejak lama dan merupakan tanaman yang tumbuh liar maupun dibudidayakan. Namanya juga diambil dari nama desa atau daerah yang khas dengan keberadaan pohon ini.

Klasifikasi Mundu

Klasifikasi ilmiahnya adalah:

Kingdom: Plantae

Famili: Clusiaceae (Guttiferae)

Genus: Garcinia

Spesies: Garcinia dulcis (Roxb.) Kurz.

Nama Daerah Mundu

Beberapa nama daerah atau sebutan untuk mundu meliputi:

Mundu (umum di Jawa Tengah dan Daerah lain)

Kadang disebut juga 'yellow mangosteen' secara internasional

Nama daerah lain bervariasi namun kebanyakan tetap menggunakan kata mundu.

Kandungan Kimia Mundu

Buah mundu kaya akan nutrisi dan senyawa bioaktif seperti:

Vitamin C, B1, B2, B3, B5, B6, B9, E, dan K

Mineral: kalsium, kalium, magnesium, zinc, zat besi, dan fosfor

Antioksidan tinggi yang melindungi sel dari kerusakan oksidatif

Senyawa aktif anti-inflamasi.

Manfaat Kesehatan Mundu

Manfaat kesehatan dari buah mundu meliputi:

Menurunkan tekanan darah tinggi

Meningkatkan pencernaan

Meredakan nyeri sendi dan peradangan

Meningkatkan kesehatan kulit

Membantu menurunkan risiko penyakit jantung dan kanker karena kandungan antioksidannya.

Cara Konsumsi dan Dosis

Mundu umumnya dikonsumsi dalam bentuk:

Buah segar dimakan langsung, dibuat jus, atau selai

Ekstrak dan olahan makanan lain sebagai suplemen kesehatan
Belum ada dosis baku yang spesifik, tapi konsumsi buah secara wajar sesuai kebutuhan harian aman dan bermanfaat.

Dampak Negatif Mundu

Kandungan nutrisi mundu relatif aman, namun konsumsi berlebihan atau alergi individu dapat menyebabkan:

Gangguan pencernaan ringan

Reaksi alergi pada kulit bagi yang sensitif
Secara umum, mundu adalah buah sehat dengan risiko efek samping minimal bila dikonsumsi normal.

Informasi ini menyajikan gambaran komprehensif tentang mundu sesuai permintaan Anda. Jika Anda ingin penjelasan lebih lanjut, silakan bertanya kembali.

Mindi kecil (Melia azedarach L..) adalah tanaman yang berasal dari wilayah Asia Selatan dan Asia Tenggara, termasuk India dan Myanmar. Tanaman ini kemudian menyebar dan tumbuh subur di berbagai daerah tropis seperti Indonesia, khususnya di Jawa dan Sumatera. Mindi kecil dikenal sebagai tanaman yang tumbuh cepat dan memiliki ketahanan tinggi terhadap berbagai kondisi lingkungan.

Klasifikasi Mindi Kecil

Klasifikasi ilmiah mindi kecil adalah:

Kingdom: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Sapindales

Famili: Meliaceae

Genus: Melia

Spesies: Melia azedarach L..

Nama Daerah Mindi Kecil

Di Indonesia, mindi kecil dikenal dengan beberapa nama daerah seperti:

Renceh (Sumatera)

Gringging, Mindi, Cakra-cikri (Jawa)
Nama lainnya juga termasuk Chinaberry (Inggris), Kulian Pi (Cina), dan May Rien (Vietnam).

Kandungan Kimia Mindi Kecil

Mindi kecil mengandung berbagai senyawa kimia aktif, terutama di kulit batang, daun, dan biji, seperti:

Toosendanin

Margoside

Kaemferol

Resin

Tannin

Tri-terpene kulinone
Selain itu, daun mindi mengandung flavone glycoside, quercitrin, kaemferol, dan protein dengan sifat insektisidal. Kandungan seperti azadirachtin, selanin, dan meliantriol juga ditemukan, meskipun kadarnya lebih rendah dibandingkan mimba.

Manfaat Kesehatan Mindi Kecil

Manfaat mindi kecil meliputi:

Sifat antihelmintik (menghilangkan cacing), lebih efektif dari santonin

Membantu menangkal radikal bebas dan memperbaiki sel yang rusak

Menyembuhkan jerawat berkat kandungan antibakteri

Mengontrol kadar gula darah

Kaya antioksidan seperti alkaloid, tannin, saponin, dan fenol

Dapat memberantas hama tanaman sebagai pestisida alami.

Cara Konsumsi dan Dosis

Cara konsumsi mindi kecil antara lain:

Rebus kulit kayu atau akar kering sebanyak 15–30 gram, minum air rebusan untuk mengatasi cacingan

Rebus buah mindi kecil sekitar 5–10 gram untuk diminum airnya

Pemakaian luar dengan menggunakan rebusan kulit kayu atau akar untuk mencuci luka, gatal, atau infeksi kulit
Dosis harus sesuai anjuran dan pemakaian tradisional, konsultasi dengan tenaga kesehatan disarankan untuk penggunaan yang lebih luas.

Dampak Negatif Mindi Kecil

Penggunaan mindi kecil perlu hati-hati karena:

Dosis berlebihan dapat menimbulkan toksisitas

Reaksi alergi dan iritasi kulit mungkin terjadi pada beberapa orang

Efek samping dapat muncul jika salah dosis atau penggunaan tidak tepat.

Informasi ini meliputi seluruh aspek penting terkait mindi kecil yang Anda butuhkan. Jika butuh penjelasan lebih detail atau topik lain terkait, silakan bertanya kembali.

MIMBA (Azadirachta indica)

Mimba (Azadirachta indica) adalah tanaman perdu yang berasal dari wilayah Hindustani, khususnya Madhya Pradesh, India. Mimba diperkirakan mulai tersebar ke Indonesia sekitar tahun 1500, dengan penyebaran utama di Pulau Jawa. Tanaman mimba tumbuh di daerah tropis dataran rendah dan mudah ditemukan di tepi jalan atau hutan terang.

Klasifikasi Mimba

Klasifikasi ilmiah mimba adalah sebagai berikut:

Kingdom: Plantae

Divisi: Spermatophyta

Subdivisi: Angiospermae

Kelas: Dicotyledonea

Ordo: Sapindales

Famili: Meliaceae

Genus: Azadirachta

Spesies: Azadirachta indica.

Nama Daerah Mimba

Beberapa nama daerah untuk mimba antara lain:

Mimba (Jawa dan Bali)

Intaran (Bali)

Nimba atau Imbo (beberapa daerah)
Tanaman ini dikenal luas di Indonesia dengan berbagai nama terkait penggunaannya dalam upacara dan pengobatan tradisional.

Kandungan Kimia Mimba

Mimba mengandung berbagai senyawa kimia aktif, terutama dalam daun, kulit batang, buah, dan bijinya:

Azadirachtin (pestisida alami)

Nimbin, nimbidin, nimbolide (senyawa bioaktif dengan efek farmakologis)

Quercetin, betasitosterol

Alkaloid (azaridin)

Desasetil nimbinolid, margosin, sugiol, dan lainnya
Senyawa ini memiliki aktivitas antibakteri, antijamur, anti-inflamasi, dan insektisida.

Manfaat Kesehatan Mimba

Manfaat mimba yang banyak diaplikasikan adalah:

Bersifat anti-kanker dan anti-inflamasi

Mengobati penyakit kulit seperti gatal, kurap, eksim

Menurunkan kadar gula darah dan membantu mengontrol diabetes

Menormalkan sistem peredaran darah dan mengatasi hipertensi

Meningkatkan penyembuhan luka dan mencegah infeksi

Bersifat antibakteri dan antivirus untuk berbagai kondisi

Biasanya digunakan dalam pengobatan tradisional untuk malaria, disentri, cacingan, dan peradangan.

Cara Konsumsi dan Dosis

Cara konsumsi mimba antara lain:

Teh daun mimba: rebusan daun kering 1 sendok teh per cangkir air, diminum 1-2 kali sehari

Kapsul atau ekstrak yang terstandarisasi dengan dosis sesuai petunjuk kemasan atau anjuran ahli herbal

Olesan atau salep dari ekstrak mimba untuk luka dan penyakit kulit
Dosis harus disesuaikan dengan bentuk sediaan dan kondisi kesehatan, konsultasi dengan tenaga kesehatan sangat disarankan.

Dampak Negatif Mimba

Penggunaan mimba dalam dosis berlebihan dapat menimbulkan:

Iritasi pencernaan seperti mual dan diare

Reaksi alergi kulit pada beberapa orang

Efek toksik jika digunakan secara tidak tepat dalam dosis tinggi
Mimba tidak dianjurkan untuk ibu hamil dan menyusui tanpa pengawasan medis.

Informasi ini lengkap dan merinci tentang mimba, mencakup semua aspek yang Anda perlukan sesuai permintaan.

MENIRAN (Phyllanthus niruri)

Kenalan dengan Daun Meniran, Herbal Kecil Penuh Manfaat ...

Meniran (Phyllanthus niruri) bearasal dari Amerika tropis dan subtropis, kemudian menyebar luas ke daerah tropis lain termasuk Asia dan Indonesia. Tanaman ini sering tumbuh liar terutama di daerah lembap dan rendah hingga ketinggian 1.500 m di atas permukaan laut.

Klasifikasi Meniran

Klasifikasi ilmiah meniran adalah:

Kingdom: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Malpighiales

Famili: Euphorbiaceae

Genus: Phyllanthus

Spesies: Phyllanthus niruri atau Phyllanthus urinaria.

Nama Daerah Meniran

Beberapa nama daerah meniran di Indonesia antara lain:

Remujung, Cecendet, Andalan, Pegagan (umum)

Ba'me tano, Sidukung anak, Dudukung anak (Sumatra)

Memeniran (Sunda)

Bolobungo (Sulawesi)

Gasau madungi (Ternate).

Kandungan Kimia Meniran

Meniran mengandung berbagai senyawa kimia seperti:

Flavonoid (komponen terbesar)

Alkaloid

Kumarin

Lignan

Tanin

Kalsium karbonat

Hipofilantin, filantin

Polifenol dan saponin
Senyawa corilagin dari golongan tanin merupakan salah satu komponen penting.

Manfaat Kesehatan Meniran

Manfaat meniran bagi kesehatan meliputi:

Memperkuat sistem imun dengan zat imunomodulator dan flavonoid

Mengatasi nyeri seperti nyeri kepala, nyeri sendi, nyeri perut

Membantu terapi HIV dengan menghambat perkembangan virus

Menurunkan tekanan darah tinggi (hipertensi) berkat kandungan kalium

Mendukung kesehatan hati dan detoksifikasi tubuh.

Cara Konsumsi dan Dosis

Beberapa cara konsumsi meniran adalah:

Teh meniran: merebus daun segar dan meminumnya secara rutin

Kapsul suplemen meniran: sesuai dosis pada kemasan

Ekstrak cair meniran: beberapa tetes dicampur air atau jus diminum rutin

Meniran sebagai bahan tambahan makanan dalam sup atau tumisan Daun segar atau kering.

Dosis konsumsi bervariasi tergantung bentuk konsumsi, biasanya mengikuti petunjuk pada kemasan suplemen atau takaran resep tradisional.

Dampak Negatif Meniran

Penggunaan meniran umumnya aman, tetapi konsumsi berlebihan dapat menimbulkan efek samping seperti gangguan pencernaan atau reaksi alergi pada beberapa individu. Penggunaan dengan obat lain harus konsultasi dokter terlebih dahulu.

Informasi ini memberikan gambaran menyeluruh tentang meniran yang Anda butuhkan. Jika ada bagian yang ingin diperjelas, silakan bertanya kembali.

MENGKUDU (Morinda citrifolia)

Kecamatan Plandaan Tercatat Penghasil Mengkudu Terbanyak di ...

Mengkudu (Morinda citrifolia) berasal dari Asia Tenggara dan tersebar hingga Australia Utara dan Polinesia. Bangsa Polinesia, yang dikenal sebagai pelaut dan pengembara, dipercaya membawa tanaman ini ke Kepulauan Pasifik sejak sekitar 1500 tahun yang lalu. Mereka menganggap mengkudu sebagai tanaman keramat dengan banyak manfaat obat.

Klasifikasi Mengkudu

Klasifikasi ilmiah mengkudu adalah:

Kingdom: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Rubiales

Famili: Rubiaceae

Genus: Morinda

Spesies: Morinda citrifolia.

Nama Daerah Mengkudu di Indonesia

Beberapa nama daerah untuk mengkudu adalah:

Pace, Kemudu, Kudu (Jawa)

Keumeudee (Aceh)

Cangkudu (Sunda)

Kodhuk (Madura)

Tibah (Bali)
Juga dikenal sebagai Noni di Hawaii dan wilayah Polinesia.

Kandungan Kimia Mengkudu

Mengkudu mengandung senyawa metabolit sekunder yang berkhasiat seperti:

Flavonoid (43.9%)

Saponin (5.12%)

Tanin (0.18%)

Steroid (7.19%)

Terpenoid (13.9%)
Selain itu terdapat senyawa fenol yang berfungsi sebagai antibakteri alami.

Manfaat Kesehatan Mengkudu

Manfaat mengkudu bagi kesehatan meliputi:

Menurunkan kolesterol jahat (LDL) dan meningkatkan kolesterol baik (HDL).

Meningkatkan daya tahan tubuh melalui kandungan vitamin C dan senyawa imunomodulator.

Mengurangi peradangan berkat senyawa flavonoid dan terpenoid.

Menjaga kesehatan kulit dengan merangsang produksi kolagen dan melindungi dari radikal bebas.

Membantu proses detoksifikasi tubuh.

Cara Konsumsi dan Dosis

Konsumsi mengkudu umum dalam bentuk jus atau rebusan daun. Dosis yang dianjurkan misalnya minum jus mengkudu 25 ml dua kali sehari sebelum makan pagi dan malam. Rebusan daun mengkudu diminum dua kali sehari selama beberapa hari sesuai kondisi.

Dampak Negatif Mengkudu

Efek samping dapat muncul jika dikonsumsi berlebihan, antara lain gangguan pencernaan atau reaksi alergi. Bau tajam dari buah ini kadang kurang disukai. Penggunaan obat herbal mengkudu harus hati-hati terutama bagi pasien dengan kondisi khusus dan sebaiknya berkonsultasi dengan profesional kesehatan.

Informasi ini merangkum asal usul dan aspek penting lain terkait tanaman mengkudu sesuai permintaan Anda. Jika perlu penjelasan lebih rinci, silakan tanyakan kembali.

MELINJO (Gnetum gnemon)

5 Fakta Unik Melinjo, Si Bahan Baku Pembuat Emping Melinjo ...

Melinjo (Gnetum gnemon) diperkirakan berasal dari Papua Nugini dan menyebar ke Asia Tenggara termasuk Indonesia sejak ribuan tahun lalu. Bukti arkeologi dan studi genetik menunjukkan Papua Nugini sebagai pusat keragaman genetik melinjo. Di Indonesia, melinjo banyak dibudidayakan di Jawa, Sumatera, dan Kalimantan.

Klasifikasi Melinjo

Klasifikasi botani melinjo adalah:

Kingdom: Plantae

Divisi: Gnetophyta

Kelas: Gnetopsida

Ordo: Gnetales

Famili: Gnetaceae

Genus: Gnetum

Spesies: Gnetum gnemon.

Beberapa varietas melinjo di Indonesia termasuk varietas kerikil, ketan, dan gentong dengan perbedaan ukuran dan produksi buah.

Nama Daerah Melinjo di Indonesia

Beberapa nama daerah untuk melinjo adalah:

Maninjo (Makassar)

Ku’lang (Selayar)

Belinjo, Mlinjo (Jawa)

Tangkil (Sunda)

Bago (Melayu, Tagalog)

Khalet (Kamboja)

Bidau (Melayu Kapuas Hulu)

Muliëng (Aceh).

Kandungan Kimia Melinjo

Melinjo mengandung zat gizi seperti karbohidrat, protein, lemak, serat, vitamin, dan mineral. Beberapa senyawa kimia utama adalah asam oleat, asam miristat, methyl 6-hydroxystearate, dan methyl tricosanoate. Asam oleat diketahui bersifat hipokolesterolemik yang menurunkan kadar kolesterol plasma.

Manfaat Kesehatan Melinjo

Manfaat kesehatan melinjo meliputi:

Menyediakan nutrisi penting, termasuk serat, vitamin, dan mineral untuk kesehatan pencernaan dan daya tahan tubuh.

Mengandung antioksidan seperti flavonoid dan polifenol yang melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas.

Menurunkan risiko penyakit jantung dengan menurunkan kadar kolesterol jahat.

Ekstrak biji melinjo menunjukkan aktivitas antidiare yang efektif pada dosis tertentu.

Cara Konsumsi dan Dosis

Melinjo biasa dikonsumsi dalam bentuk keripik emping dari bijinya, sayur dari daun muda, atau ekstrak obat tradisional. Dosis ekstrak biji melinjo untuk efek antidiare yang diteliti adalah sekitar 150-600 mg/kg berat badan, namun untuk konsumsi sehari-hari sebaiknya membatasi dan sesuai porsi makanan.

Dampak Negatif Melinjo

Konsumsi berlebihan atau penggunaan yang tidak tepat dapat menimbulkan efek toksik, terutama pada individu dengan kondisi ginjal karena kandungan purin yang tinggi. Ini dapat menyebabkan gangguan asam urat (gout). Beberapa orang mungkin juga mengalami alergi terhadap melinjo.

Informasi ini memberikan gambaran lengkap tentang melinjo sesuai permintaan Anda. Jika diperlukan detail lebih lanjut atau sumber lain, silakan tanyakan.

MELATI (Jasminum)

Melati - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Melati (Jasminum) berasal dari Asia Selatan, khususnya India, Sri Lanka, dan Myanmar. Penyebarannya mulai dari Hindustan, kemudian masuk ke Indo-China, dan pada abad III Masehi sudah sampai ke kepulauan Melayu seperti Malaysia dan Jawa di Indonesia. Melati merupakan genus tanaman semak dan tanaman merambat dalam keluarga zaitun (Oleaceae) dan tumbuh di daerah tropis dan hangat Eurasia, Australasia, serta Oseania.

Klasifikasi Melati

Klasifikasi ilmiah melati adalah sebagai berikut:

Kingdom: Plantae

Divisi: Spermatophyta

Subdivisi: Angiospermae

Kelas: Dicotyledonae

Ordo: Oleales

Famili: Oleaceae

Genus: Jasminum

Spesies populer: Jasminum sambac, Jasminum officinale, dsb.

Nama Daerah Melati di Indonesia

Melati dikenal dengan berbagai nama daerah di Nusantara, antara lain:

Menuh (Bali)

Meulu atau Riwat (Aceh)

Menyuru (Banda)

Melur (Gayo dan Batak Karo)

Manduru (Menado)

Mundu (Bima dan Sumbawa)

Manyora (Timor)

Malete (Madura)

Beruq-beruq (Mandar)

Kandungan Kimia Melati

Melati mengandung berbagai senyawa kimia penting, termasuk:

Linalool

Eugenol

Indole

Citronellal

Beta-citronellol

Farnesene

Eicosanol

Palmitic anhydride
Kandungan ini memberikan aroma harum khas dan beragam efek farmakologis. Bunga dan daun mengandung senyawa yang menimbulkan rasa manis, pedas, dan sejuk, sementara akar mengandung zat dengan efek agak beracun.

Manfaat Kesehatan Melati

Manfaat kesehatan bunga melati antara lain:

Meningkatkan kesehatan pencernaan: membantu mengatasi diare, perut kembung, dan meningkatkan bakteri baik usus.

Baik untuk kesehatan jantung: menurunkan risiko penyakit jantung dan mengurangi kolesterol jahat.

Obat tradisional untuk diare, influenza, jerawat, alergi, radang mata, dan sesak napas.

Mengandung antioksidan yang membantu metabolisme dan perbaikan jaringan tubuh termasuk kulit.

Cara Konsumsi dan Dosis

Cara konsumsi melati biasanya melalui:

Daun dan bunga yang dijadikan teh atau campuran minuman.

Minyak atsiri dari bunga digunakan dalam parfum dan obat-obatan.
Untuk dosis spesifik biasanya tergantung bentuk konsumsi dan tujuan pengobatan tradisional, namun teh bunga melati diminum secukupnya (umumnya 1-2 cangkir sehari), dan minyak atsiri digunakan sebatas kebutuhan aromaterapi atau pengobatan luar. Dosis tepat sebaiknya dikonsultasikan dengan ahli herbal atau medis.

Dampak Negatif Melati

Efek negatif melati sedikit, namun perlu kehati-hatian terutama pada akar yang memiliki kandungan agak beracun. Konsumsi berlebihan atau penggunaan yang salah dapat menimbulkan reaksi toksik. Pada beberapa orang mungkin juga timbul alergi atau iritasi kulit dari kontak langsung dengan minyak atsiri melati. Oleh karena itu, penggunaan melati untuk terapi harus sesuai dosis dan pengawasan ahli.

Informasi ini merangkum secara menyeluruh mengenai melati sesuai permintaan Anda.

MANGGIS (Garcinia mangostana)

Tanaman Manggis (Garcinia mangostana) berasal dari Asia Tenggara, khususnya wilayah Indonesia dan Malaysia. Pohon manggis pertama kali ditemukan oleh Kapten James Cook pada tahun 1770 di daerah Jakarta. Sejak itu, tanaman ini menyebar ke berbagai wilayah tropis di dunia, termasuk Kepulauan Pasifik, Sri Lanka, India, Australia, dan Madagaskar.

Klasifikasi

Kingdom: Plantae

Subkingdom: Tracheobionta

Superdivisi: Spermatophyta

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Subkelas: Dilleniidae

Ordo: Theales

Famili: Clusiaceae

Genus: Garcinia

Spesies: Garcinia mangostana L.

Nama Daerah
Manggis dikenal dengan nama yang bervariasi di berbagai daerah, tetapi umumnya dikenal sebagai manggis di Indonesia dan Malaysia. Di daerah penghasil seperti Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, manggis menjadi komoditas buah unggulan.

Kandungan Kimia
Buah manggis mengandung berbagai senyawa bioaktif seperti xanthone, flavonoid, triterpenoid, benzophenone, bifenil, pirol, dan benzofuran. Senyawa-senyawa ini menunjukkan aktivitas sebagai antioksidan, antibakteri, antijamur, antiinflamasi, antimalaria, dan potensi antikanker.

Manfaat Kesehatan

Antioksidan kuat yang membantu melawan radikal bebas

Mendukung sistem kekebalan tubuh

Menurunkan risiko penyakit jantung dan kanker

Mengurangi peradangan dalam tubuh

Membantu menjaga kesehatan kulit dan pencernaan

Potensi anti-diabetes dan meningkatkan sensitivitas insulin

Mengurangi risiko penyakit inflamasi dan menjaga fungsi otak

Cara Konsumsi

Buah segar dikonsumsi langsung sebagai buah meja yang manis dan segar

Kulit manggis diolah menjadi teh atau ekstrak setelah melalui proses pengolahan khusus seperti pencucian, pengukusan, dan perebusan untuk menghilangkan getah pahit

Ekstrak kulit manggis dikemas dalam bentuk kapsul atau suplemen herbal untuk manfaat kesehatan

Informasi ini merangkum asal usul, klasifikasi, nama daerah, kandungan kimia, manfaat kesehatan, dan cara konsumsi tanaman manggis sebagai tanaman tropis yang berharga dari Asia Tenggara.

MAJA (Aegle marmelos),

Tanaman Maja juga dikenal sebagai buah bael, berasal dari Asia tropika, terutama India, Pakistan, Nepal, dan Sri Lanka. Tanaman ini menyebar ke Asia Tenggara termasuk Indonesia sejak masa lampau, diduga dibawa oleh para pedagang atau penyebar agama Hindu dan Buddha.

Klasifikasi

Kingdom: Plantae

Subkingdom: Tracheobionta

Superdivisi: Spermatophyta

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Subkelas: Rosidae

Ordo: Sapindales

Famili: Rutaceae

Genus: Aegle

Spesies: Aegle marmelos (L.) Corr. Serr.

Nama Daerah

Maja bael di Indonesia juga dikenal dengan nama buah bael

Di India disebut bilva, bel, kuvalam

Filipina mengenalnya sebagai wood apple atau stone apple

Di Jawa, buah ini dikenal di daerah Mojokerto dan sekitarnya

Kandungan Kimia
Buah Maja kaya akan kandungan:

Air: 61.5 g

Energi: 96 kalori

Protein: 2.6 g

Lemak: 0.3 g

Karbohidrat: 21.7 g

Serat: 2.9 g

Kalsium: 85 mg

Fosfor: 50 mg

Zat Besi: 0.7 mg

Kalium: 360 mg

Vitamin C: 9 mg
Selain itu, mengandung alkaloid, flavonoid, tanin, kumarin yang berfungsi sebagai antioksidan, antimikroba, dan antiinflamasi.

Manfaat Kesehatan

Membantu memperbaiki pencernaan dan mengatasi masalah lambung

Bersifat antimikroba, antijamur, dan membersihkan darah

Menurunkan risiko kanker dengan antioksidan kuat

Membantu menjaga kesehatan ginjal dan hati sebagai detoks alami

Menurunkan kolesterol dan mengatur kadar gula darah.

Cara Konsumsi

Dimakan langsung dengan mengambil daging buahnya

Dibuat jus dengan cara menghaluskan daging buah, disaring dan diminum

Dijadikan teh herbal dari daun atau kulit buah

Diolah sebagai selai atau campuran minuman tradisional

Informasi ini merangkum asal usul, klasifikasi, nama daerah, kandungan kimia, manfaat kesehatan, dan cara konsumsi tanaman Maja yang banyak dimanfaatkan secara tradisional di Asia Tenggara dan Nusantara.

MAHONI (Swietenia mahagoni)

Tanaman mahoni (Swietenia mahagoni) berasal dari Hindia Barat, wilayah Pasifik Selatan, Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Di Indonesia, mahoni pertama kali diperkenalkan pada akhir abad ke-19 dan dapat tumbuh subur di berbagai wilayah termasuk Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.

Klasifikasi

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)

Ordo: Sapindales

Famili: Meliaceae

Genus: Swietenia

Spesies: Swietenia mahagoni (L.) Jacq.

Nama Daerah

Di Indonesia disebut mahoni

Di Perancis dikenal sebagai acajou

Di Malaysia disebut cheriamagany

Di Spanyol disebut caoba atau domingo

Di Belanda mahoni dikenal dengan mahok

Kandungan Kimia
Mahoni mengandung saponin, flavonoida, alkaloid (3,6,7-trimetoksi-4-metil-1,2,3,4-tetrahidro-isoquinolin), tetranortriterpenoid, limonoid, swietenoid, swietenolid, agustinolid, metabolit flavonoid, steroid, terpenoid, dan senyawa bioaktif lainnya.

Manfaat Kesehatan

Antioksidan dan antiinflamasi

Mengatasi diabetes dan menurunkan kolesterol

Meningkatkan sistem kekebalan tubuh

Menurunkan risiko penyakit jantung, kanker, stroke

Membantu mengatasi peradangan dan infeksi

Memperbaiki kesehatan kulit dan meningkatkan stamina

Cara Konsumsi

Dalam bentuk serbuk kering dari biji atau buah yang ditumbuk halus

Diseduh seperti teh herbal

Dikemas dalam bentuk kapsul sebagai suplemen herbal

Buah mahoni segar atau yang sudah dikeringkan dapat diolah menjadi ramuan atau minuman tradisional

Dosis Anjuran

Belum ada dosis standar resmi, namun umumnya 1-2 gelas rebusan atau seduhan teh per hari

Kapsul diikuti dosis pada kemasan produk herbal

Konsultasi dengan ahli herbal atau tenaga medis dianjurkan untuk penggunaan aman dan efektif

Dampak Negatif

Konsumsi berlebihan atau tidak tepat dapat menyebabkan efek toksik

Biji dengan senyawa alkaloid kuat perlu diolah matang, hindari konsumsi berlebih

Kemungkinan alergi atau iritasi pada individu sensitif

Wanita hamil dan orang dengan kondisi kesehatan khusus disarankan konsultasi dokter sebelum konsumsi

Informasi ini merinci asal usul, klasifikasi, nama daerah, kandungan kimia, manfaat kesehatan, cara konsumsi, dosis anjuran, dan potensi dampak negatif tanaman Mahoni sebagai bahan herbal dan sumber kayu bernilai tinggi.

MAHKOTA DEWA Phaleria macrocarpa)

Tanaman Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) berasal dari Papua Nugini dan Maluku, Indonesia. Tanaman ini tumbuh subur di hutan hujan tropis dengan curah hujan tinggi dan tanah yang subur, kemudian juga menyebar di berbagai daerah di Indonesia.

Klasifikasi

Divisi: Spermatophyta

Subdivisi: Angiospermae

Kelas: Dicotyledonae

Ordo: Myrtales

Famili/Suku: Thymelaeaceae

Genus: Phaleria

Spesies: Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.

Nama Daerah

Di Jawa Tengah disebut makuto rojo atau makuto ratu

Di Banten dikenal sebagai raja obat

Orang Tionghoa menyebutnya pau (obat pusaka)

Di Eropa dikenal dengan nama Mahkota Dewa.

Kandungan Kimia
Mahkota Dewa mengandung alkaloid, saponin, flavonoid, polifenol, toluquinone, ethylquinone, asam oktanoat, dan beberapa senyawa organik lain. Buah dan daunnya kaya akan senyawa bioaktif sementara bijinya dianggap beracun dan digunakan hanya untuk obat luar.

Manfaat Kesehatan

Antioksidan dan antiinflamasi

Antimikroba dan antidiabetes

Antikanker dan antipiretik

Membantu mengurangi risiko penyakit jantung, kanker, stroke, diabetes, rematik, asma, dan mengatasi penyakit kulit

Meningkatkan sistem kekebalan tubuh

Membantu menurunkan tekanan darah, kolesterol, dan gula darah.

Cara Konsumsi

Buah segar bisa diolah menjadi jus atau sirup

Dikeringkan untuk digunakan sebagai teh atau campuran ramuan herbal

Ekstrak kapsul sebagai suplemen herbal

Daun bisa direbus untuk dijadikan ramuan minuman
Bagian tanaman yang dianjurkan digunakan adalah buah dan daun, sedangkan batang dan biji tidak dianjurkan untuk dikonsumsi dalam bentuk segar karena mengandung racun.

Dosis Anjuran
Belum ada dosis standard yang resmi secara medis, namun secara tradisional:

Jus atau rebusan daun diminum 1-2 gelas per hari

Ekstrak kapsul mengikuti dosis kemasan masing-masing produk herbal
Sebaiknya konsultasi terlebih dahulu dengan ahli herbal atau dokter sebelum penggunaan rutin agar aman dan tepat dosis.

Dampak Negatif

Biji dan batang mengandung racun sehingga tidak dianjurkan dikonsumsi langsung

Penggunaan dosis tinggi atau tidak tepat dapat menimbulkan efek toksik

Di beberapa kasus, konsumsi segar getah buah dapat menyebabkan iritasi pada mulut dan lambung

Orang dengan kondisi kesehatan tertentu harus berhati-hati dan konsultasi sebelum konsumsi.

Informasi ini memberikan gambaran detail mengenai tanaman Mahkota Dewa dari asal usul, klasifikasi, nama daerah, kandungan kimia, manfaat kesehatan, cara konsumsi, dosis anjuran hingga potensi dampak negatif.

Tumbuhan Lidah Mertua yang dikenal secara ilmiah sebagai Sansevieria trifasciata , adalah tanaman hias yang berasal dari kawasan tropis di Afrika, termasuk Afrika Selatan, Arab, dan India, kemudian menyebar ke seluruh daerah tropis termasuk Indonesia. Tanaman ini dikenal dengan bentuk daunnya yang panjang dan tajam menyerupai lidah, serta dikenal dengan nama "snake plant" atau "mother-in-law’s tongue" dalam bahasa Inggris.

Kandungan Kimia

Lidah Mertua mengandung beberapa senyawa bioaktif yang memberikan khasiat obat dan fungsi polusi udara, antara lain:

Asam amino berbagai jenis, termasuk esensial dan non-esensial

Vitamin C

Alkaloid

Saponin, flavonoid, tanin, polifenol

Protein, lemak, karbohidrat, dan serat
Senyawa ini memberikan efek antimikroba, antibiotik, dan antioksidan.

Manfaat untuk Kesehatan

Manfaat kesehatan Lidah Mertua meliputi:

Bertindak sebagai antimikroba dan antibiotik alami untuk infeksi ringan.

Meningkatkan kualitas udara dengan menyerap polutan di dalam ruangan.

Membantu meredakan flu, batuk, radang saluran napas (bronkitis).

Menyembuhkan borok, bisul, keseleo, dan memar lewat aplikasi luar.

Mengurangi stres dan kecemasan dengan konsumsi air rebusan daun lidah mertua.

Meningkatkan kualitas tidur dan membantu mengatasi kecemasan.

Menurunkan risiko diabetes dan tekanan darah tinggi bila dikonsumsi secara teratur.

Cara Konsumsi atau Pemakaian dan Dosis Dianjurkan

Cara konsumsi dan pemakaian Lidah Mertua umumnya adalah:

Rebus 25 gram daun segar dalam 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas, kemudian saring dan minum 2 kali sehari.

Air rebusan ini sebaiknya diminum pada pagi hari dan menjelang tidur untuk manfaat maksimal.

Daun dapat juga digunakan sebagai obat luar dengan menggosokkan atau ditempelkan pada area luka atau memar.

Disarankan tidak mengonsumsi lebih dari 1 gelas air rebusan per hari untuk menghindari efek samping.

Pantau reaksi tubuh setelah konsumsi, terutama bagi yang sensitif terhadap tanaman.

Lidah Mertua adalah tanaman multifungsi yang tidak hanya sebagai tanaman hias tapi juga memiliki komponen kimia yang bermanfaat untuk pengobatan tradisional dan kebersihan udara, dengan konsumsi dan penggunaan yang tepat dapat memberikan manfaat kesehatan signifikan.

LIDAH BUAYA (Aloe vera,)

Tumbuhan Lidah Buaya atau dalam bahasa ilmiah disebut Aloe vera, berasal dari wilayah yang diduga kuat di sekitar Timur Tengah, khususnya Jazirah Arab dan kawasan Afrika Utara. Tanaman ini telah dikenal dan digunakan sejak ribuan tahun lalu sebagai tanaman obat dan kosmetik, terutama dalam budaya Mesir kuno, Yunani, dan Romawi. Penyebarannya kini meliputi berbagai wilayah tropis dan subtropis di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Klasifikasi dan Nama Daerah

Klasifikasi ilmiah Lidah Buaya adalah:

Kingdom: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Asparagales

Famili: Asphodelaceae

Genus: Aloe

Spesies: Aloe vera

Nama daerah yang dikenal di Indonesia antara lain:

Jawa: Ilat baya

Sunda: Letah buaya

Melayu: Lidah buaya

Secara internasional dikenal dengan nama Aloe vera atau Aloe barbadensis Miller.

Kandungan Kimia

Lidah Buaya mengandung beragam zat yang bermanfaat, di antaranya:

99,5% air

Lemak, karbohidrat, protein

Vitamin A, B1, B2, B3, B12, C, E, inositol, choline, folic acid

Mineral seperti zinc, kalsium, natrium, magnesium, potasium, besi, dan kromium

Enzim penting seperti amilase, katalase, bradikininase

Asam amino esensial dan non-esensial sekitar 20 jenis

Manfaat untuk Kesehatan

Beberapa manfaat Lidah Buaya yang terbukti secara ilmiah maupun tradisional adalah:

Meningkatkan sistem imun tubuh dengan kandungan antioksidan tinggi

Membantu proses detoksifikasi tubuh, mengeluarkan racun

Mendukung penurunan berat badan dengan bantuan serat dan nutrisi lengkap

Melancarkan pencernaan dan meredakan sembelit

Mempercepat penyembuhan luka dan mencegah infeksi dengan sifat antibakteri dan antiinflamasi

Menjaga kesehatan kulit, rambut, dan melembapkan kulit kering

Mengurangi risiko penyakit kronis seperti diabetes dan penyakit jantung berkat kandungan enzim dan vitamin

Cara Konsumsi atau Pemakaian dan Dosis Dianjurkan

Cara konsumsi dan pemakaian Lidah Buaya bisa berupa:

Mengonsumsi gel lidah buaya segar secukupnya, sekitar ¼ sendok teh sebagai camilan atau campuran jus.

Meminum jus atau sari lidah buaya dalam dosis kecil secara rutin selama minimal 3 minggu.

Mengaplikasikan gel lidah buaya langsung pada kulit untuk mengobati luka atau iritasi.

Produk komersial biasanya mengandung konsentrasi kurang dari 10 ppm bahan aktif, konsumsilah sesuai petunjuk kemasan.

Hindari konsumsi berlebihan karena dapat menyebabkan efek samping seperti gangguan pencernaan atau hepatitis akut.

Lidah Buaya merupakan tanaman obat kuno dengan kandungan nutrisi dan zat aktif lengkap yang memberikan manfaat luas bagi kesehatan tubuh dan kulit, selama digunakan dengan dosis yang tepat dan aman.

LEUNCA (Solanum nigrum L.)

Tumbuhan Lenca atau Leunca secara ilmiah bernama Solanum nigrum L., termasuk dalam keluarga Solanaceae (suku terung-terungan). Tanaman ini merupakan sayuran dan obat tradisional yang berasal dari Asia Barat dan telah menyebar ke berbagai wilayah dunia, termasuk Asia Tenggara dan Indonesia, khususnya Jawa dan Sumatra.

Asal Usul

Lenca berasal dari wilayah Asia Barat dan telah menyebar secara luas di seluruh dunia, termasuk Amerika, Afrika, dan Asia. Di Indonesia, tanaman leunca ditemukan tumbuh liar maupun dibudidayakan sebagai sayur dan bahan obat tradisional, khususnya di daerah Jawa Barat dan Sumatera.

Klasifikasi dan Nama Daerah

Klasifikasi ilmiah Lenca adalah:

Kingdom: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Solanales

Famili: Solanaceae

Genus: Solanum

Spesies: Solanum nigrum L.

Nama daerah lain untuk Lenca meliputi:

Sunda: Leunca, Lalapan leunca

Jawa Barat: Lenca, Ranti

Bahasa Inggris: European Black Nightshade
Tanaman ini memiliki daun dan buah yang berwarna hijau dan berubah menjadi ungu kehitaman saat matang.

Kandungan Kimia

Kandungan kimia utama dalam daun dan buah leunca antara lain:

Alkaloid seperti solasonin, solamargin, solanin, solanigrin, dan solasodin

Vitamin C, vitamin B1, protein, karbohidrat, kalsium, dan zat besi

Senyawa diosgenin dan flavonoid

Solanine yang dalam dosis besar dapat bersifat toksik

Manfaat untuk Kesehatan

Manfaat kesehatan leunca yang telah diketahui dan digunakan secara tradisional meliputi:

Menjaga kesehatan mata berkat kandungan vitamin A

Meningkatkan sistem imun dan daya tahan tubuh melalui vitamin C

Berpotensi menurunkan kadar kolesterol dan mengontrol gula darah

Menghilangkan rasa sakit, demam, radang, dan antibakteri karena senyawa alkaloidnya

Digunakan untuk mengatasi luka, bisul, eksim, dan gigitan ular dengan aplikasi topikal

Cara Konsumsi atau Pemakaian dan Dosis Dianjurkan

Cara pemakaian leunca umumnya:

Daun dan buah leunca dapat dikonsumsi sebagai lalapan atau dimasak sebagai sayur.

Daun leunca juga dapat direbus dengan air dan diminum rebusannya sebagai obat herbal.

Penggunaan topikal seperti menggosokkan daun yang telah digiling atau mengompres air rebusan pada luka dan gatal-gatal.

Dosis internal sebaiknya tidak berlebihan karena kandungan solanin yang toksik, konsumsi secukupnya saja.

Hindari konsumsi berlebihan terutama buah mentah untuk mencegah keracunan.

Singkatnya, Lenca (Solanum nigrum) adalah sayuran dan tanaman obat asal Asia Barat yang kini meluas di Indonesia dengan kandungan kimia yang kaya, efektif menjaga kesehatan mata, sistem imun, serta membantu mengatasi radang dan infeksi dengan penggunaan tradisional yang tepat.

LENGLENGAN (Leucas lavandulifolia Sm.)

Tumbuhan Lenglengan (Leucas lavandulifolia Sm.) merupakan tanaman obat yang termasuk dalam keluarga Lamiaceae (suku nilam-nilaman). Tanaman ini banyak ditemukan tumbuh liar di Indonesia dan wilayah Asia yang memiliki iklim tropis serta subtropis, terutama di daerah seperti Jawa, Ternate, dan Tidore.

Asal Usul

Lenglengan berasal dari dataran Asia, terutama daerah India hingga China dan Malaysia, serta tersebar di Kepulauan Mascarene. Di Indonesia, tanaman ini banyak ditemukan di daerah kering, pinggir jalan, pinggir perkebunan, dan lahan terlantar. Tanaman ini sering digunakan sebagai obat herbal tradisional yang sudah dikenal oleh masyarakat sejak lama.

Klasifikasi dan Nama Daerah

Klasifikasi ilmiah Lenglengan adalah:

Kingdom: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Lamiales

Famili: Lamiaceae

Genus: Leucas

Spesies: Leucas lavandulifolia Sm.

Nama daerah untuk Leng-lengan meliputi:

Jawa: Plengan

Madura: Sarap nornor

Ternate: Gofu hairan

Tidore: Laranga
Tanaman ini dikenal pula dengan nama lokal lain seperti daun setan dan merdinah.

Kandungan Kimia

Daun dan akar Lenglengan mengandung berbagai senyawa kimia, antara lain:

Alkaloid

Flavonoid

Saponin

Tanin

Polifenol

Minyak atsiri

Kandungan ini berkontribusi terhadap aktivitas antioksidan, antimikroba, dan antiinflamasi yang dimiliki tanaman ini.

Manfaat untuk Kesehatan

Lenglengan mempunyai berbagai manfaat kesehatan yang telah digunakan dan diteliti, antara lain:

Mengatasi insomnia dan gangguan sulit tidur.

Meredakan sakit kepala, migrain, dan menurunkan demam.

Membantu mengatasi batuk, termasuk batuk rejan, dan gangguan pernapasan.

Meredakan gangguan pencernaan dan sakit perut.

Mengatasi cacingan.

Membantu menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes.

Meredakan kejang dan epilepsi ringan.

Cara Konsumsi atau Pemakaian dan Dosis Dianjurkan

Pemakaian Lenglengan biasanya melalui:

Daun segar atau kering diseduh dengan air panas sebagai teh herbal dan diminum 1-2 kali sehari.

Daun yang ditumbuk bisa diaplikasikan secara topikal untuk mengatasi luka ringan dan gatal-gatal.

Dosis umum minum rebusan daun Lenglengan adalah sekitar 200-300 ml per hari, diminum secara rutin sesuai kebutuhan.

Konsultasi dengan herbalis atau tenaga medis direkomendasikan untuk dosis yang tepat, terutama untuk penggunaan jangka panjang atau kondisi kesehatan khusus.

Singkatnya, Lenglengan (Leucas lavandulifolia) adalah tanaman obat tradisional Indonesia dengan kandungan kimia beragam yang memberikan manfaat luas termasuk pengobatan insomnia, batuk, migrain, serta berbagai gangguan kesehatan umum, yang mudah digunakan dalam bentuk teh herbal atau pengaplikasian daun segar.

LENGKUAS (Alpinia galanga)

Tumbuhan Lengkuas (Alpinia galanga) juga dikenal dengan nama lain laos dalam bahasa Jawa dan laja dalam bahasa Sunda, adalah tanaman rempah yang berasal dari Asia Tenggara, khususnya Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Tanaman ini telah lama dikenal dan digunakan sebagai bahan makanan serta obat tradisional di berbagai budaya Asia.

Asal Usul

Lengkuas berasal dari kawasan hutan tropis Asia Tenggara, dengan pusat budidaya awal di pulau Jawa, Indonesia. Selain Indonesia, lengkuas juga dibudidayakan dan digunakan secara tradisional di India, Arab, Cina, dan Sri Lanka. Melalui jalur perdagangan rempah-rempah, lengkuas menyebar luas ke banyak wilayah tropis dan subtropis di dunia.

Klasifikasi dan Nama Daerah

Klasifikasi ilmiah Lengkuas adalah sebagai berikut:

Kingdom: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Liliopsida

Ordo: Zingiberales

Famili: Zingiberaceae

Genus: Alpinia

Spesies: Alpinia galanga

Nama daerah untuk lengkuas di Indonesia:

Aceh: Langkueueh

Batak: Haiawas

Gayo: Lengkueus

Jawa: Laos

Sunda: Laja

Madura: Laos

Banjar (Kalimantan): Langkuas

Bali dan Nusa Tenggara: Kalawasan, Isam

Sulawesi: Langkuwasa dan Aliku

Maluku: Lawase dan Galiasa

Nama lain di wilayah lain adalah galangal dalam bahasa Inggris.

Kandungan Kimia

Lengkuas mengandung berbagai senyawa kimia penting yang memberikan aroma khas dan manfaat kesehatan, antara lain:

Minyak atsiri (sekitar 1%), dengan komponen utama metil-sinamat (48%) dan sineol (20-30%)

Eugenol, kamfer, seskuiterpen, δ-pinen, galangin

Resin galangol, flavonoid seperti kuersetin, amilum, dan kadinen
Senyawa galangin memiliki efek antioksidan dan antikanker.

Manfaat untuk Kesehatan

Manfaat lengkuas bagi kesehatan meliputi:

Mengatasi diare dan infeksi bakteri penyebabnya

Mengurangi risiko tumor dan kanker melalui kandungan galangin

Meredakan peradangan dan nyeri, berguna untuk arthritis dan masalah sendi

Membantu menjaga kesehatan pencernaan dan meningkatkan nafsu makan

Menurunkan risiko infeksi dan penyakit karena sifat antimikroba dan antiinflamasi

Cara Konsumsi atau Pemakaian dan Dosis Dianjurkan

Cara konsumsi lengkuas yang umum adalah:

Menambahkan lengkuas segar atau bubuk ke dalam masakan sebagai bumbu penyedap.

Membuat rebusan dari 5-10 gram rimpang kering dalam 200 ml air untuk diminum sebagai teh herbal.

Penggunaan sebagai ramuan tradisional dengan takaran sesuai kebutuhan, sebaiknya konsultasi dengan tenaga kesehatan untuk dosis spesifik dan penggunaan jangka panjang.

Mencampurkan lengkuas ke dalam makanan merupakan cara yang paling aman untuk mengonsumsi dan mendapatkan manfaatnya.

Lengkuas merupakan rempah yang penting dalam pengobatan tradisional dan kuliner Asia Tenggara dengan kandungan kimia kaya yang mendukung berbagai manfaat kesehatan, terutama sebagai antiinflamasi, antikanker, dan pengatasi masalah pencernaan.

LEMPUYANG WANGI (Zingiber aromaticum Valeton0

Tumbuhan Lempuyang Wangi secara ilmiah dikenal sebagai Zingiber aromaticum Valeton, merupakan varietas lempuyang yang berasal dari famili Zingiberaceae, sama dengan jahe dan kunyit. Tanaman ini merupakan rempah yang dikenal dengan aroma khas yang harum dan digunakan luas sebagai obat tradisional dan bahan bumbu di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Asal Usul

Lempuyang Wangi diduga berasal dari wilayah Asia Tenggara dan Asia Selatan termasuk India, Sri Lanka, dan Indonesia. Tanaman ini telah dibudidayakan sejak lama di Indonesia, terutama di Pulau Jawa, Sumatra, dan beberapa daerah lain di Nusantara. Selain Indonesia, lempuyang wangi juga ditemukan di China dan sekitarnya.

Klasifikasi dan Nama Daerah

Klasifikasi ilmiah Lempuyang Wangi adalah:

Kingdom: Plantae

Divisi: Spermatophyta

Kelas: Monocotyledoneae

Ordo: Zingiberales

Famili: Zingiberaceae

Genus: Zingiber

Spesies: Zingiber aromaticum Valeton

Nama daerah untuk Lempuyang Wangi di Indonesia meliputi:

Jawa, Sumatra: Lempuyang Wangi

Sunda: Lempuyang Ruum

Madura: Lempuyang Room
Beberapa sebutan lain yang digunakan adalah lempuyang kapur, lempuyang kelat, dan lempuyang lulut.

Kandungan Kimia

Kandungan utama Lempuyang Wangi terdiri dari berbagai senyawa bioaktif:

Zerumbon (utamanya >40%) yang berperan sebagai antiinflamasi dan antikanker.

Asam asetat, alpha humulene, humulene oxide, beta eudesmol, beta selinene, linalool, caryophyllene-oxide, dan berbagai komponen aromatik lain.
Kandungan senyawa ini memberikan aroma harum khas dan efek farmakologis yang signifikan.

Manfaat untuk Kesehatan

Manfaat kesehatan Lempuyang Wangi yang telah diteliti dan digunakan secara tradisional:

Meredakan peradangan dan nyeri sendi karena kandungan antiinflamasi.

Menghambat pertumbuhan bakteri dan virus dengan senyawa antibakteri dan antivirus.

Menurunkan demam dan mengatasi gangguan pencernaan seperti mual dan kembung.

Membantu menjaga kesehatan otak dan saraf, serta meningkatkan daya tahan tubuh.

Berpotensi sebagai agen antikanker melalui kandungan zerumbon.

Cara Konsumsi atau Pemakaian dan Dosis Dianjurkan

Cara konsumsi dan penggunaan Lempuyang Wangi biasanya:

Iris 10-15 cm rimpang lempuyang wangi, kupas, dan parut. Peras dengan sedikit air untuk diambil sari airnya, diminum 1 sendok makan per hari.

Bisa juga direbus untuk membuat teh herbal, satu gelas (250 ml), diminum 1-2 kali seminggu.

Digunakan sebagai ramuan tradisional dengan campuran empon-empon lain seperti jahe dan kunyit.

Rebusan bahan tersebut disarankan diminum secara teratur untuk khasiat optimal.

Lempuyang Wangi adalah tanaman rempah yang kaya kandungan bioaktif, sangat bermanfaat untuk mengatasi radang, infeksi, dan menjaga kesehatan secara umum dengan penggunaan yang mudah dan tradisional di Indonesia.

LEMPUYANG GAJAH (Zingiber zerumbet L.)

Tumbuhan Lempuyang GajahTumbuhan Lempuyang Gajah (Zingiber zerumbet L.)adalah salah satu jenis lempuyang yang berasal dari famili Zingiberaceae, tanaman ini dikenal luas sebagai tanaman obat tradisional di Indonesia dan Asia Tenggara.

Asal Usul

Lempuyang Gajah diduga berasal dari wilayah India dan beberapa bagian Asia Selatan dan telah menyebar ke Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Sri Lanka, dan China. Di Indonesia, tanaman ini dikenal sebagai salah satu rempah native yang sudah lama digunakan untuk pengobatan dan budaya tradisional.

Klasifikasi dan Nama Daerah

Klasifikasi ilmiah Lempuyang Gajah adalah:

Kerajaan: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Liliopsida

Ordo: Zingiberales

Famili: Zingiberaceae

Genus: Zingiber

Spesies: Zingiber zerumbet L.

Nama daerah lain untuk Lempuyang Gajah termasuk:

Jawa: Lempuyang Gajah, Lempuyang Kebo, Lempuyang Kapur

Madura: Lampojang Paek

Indonesia secara umum disebut Lempuyang Gajah.

Kandungan Kimia

Rimpang Lempuyang Gajah mengandung minyak atsiri dengan senyawa utama sebagai berikut:

Zerumbon (senyawa utama dengan aktivitas antikanker dan antiradang)

Sineol, Pinen, Kariofilen, Kamfer

Senyawa terpenoid lainnya seperti camphene, sabinene, zingiberene

Senyawa alkaloid, flavonoid, saponin, fenolik, steroid, dan tanin yang berkontribusi pada aktivitas farmakologisnya.

Manfaat untuk Kesehatan

Manfaat Lempuyang Gajah dalam pengobatan tradisional dan penelitian modern antara lain:

Sebagai obat tradisional untuk mengatasi masalah pencernaan seperti diare, disentri, dan kembung.

Memiliki sifat karminatif yang membantu mengurangi rasa sakit perut.

Mengatasi radang dan nyeri sendi karena sifat antiradang dan analgesiknya.

Berpotensi sebagai antikanker dan antivirus melalui kandungan zerumbon.

Meningkatkan nafsu makan dan membantu proses detoksifikasi tubuh.

Cara Konsumsi atau Pemakaian dan Dosis Dianjurkan

Cara penggunaan Lempuyang Gajah dalam pengobatan tradisional biasanya:

Rimpang segar sebanyak 1 ruas jari tangan diparut dan diperas dengan 2 sendok makan air matang, kemudian diamkan selama satu malam.

Hasil saringannya diminum satu kali sehari selama empat hari berturut-turut untuk mendapatkan manfaat pengobatan.

Bisa juga direbus sebagai jamu atau dibuat ramuan herbal sesuai panduan dosis tradisional.

Pemakaian secara tepat dan teratur dianjurkan untuk menghindari efek samping dan mendapatkan khasiat optimal.

Singkatnya, Lempuyang Gajah (Zingiber zerumbet) adalah tanaman obat tradisional yang kaya akan minyak atsiri dan senyawa bioaktif, dengan manfaat menonjol dalam mengatasi gangguan pencernaan, radang, dan sebagai terapi adjuvan berbagai penyakit di Indonesia dan Asia Tenggara.

LEMPUYANG EMPRIT (Zingiber zerumbet var. americans,)

Tumbuhan Lempuyang Emprit adalah salah satu varietas tanaman lempuyang dengan nama ilmiah Zingiber zerumbet var. americans, termasuk dalam keluarga Zingiberaceae yang sama dengan jahe dan kunyit. Lempuyang ini dikenal dengan rimpang yang relatif kecil dan memiliki rasa pahit dibanding lempuyang gajah dan lempuyang wangi.

Asal Usul

Lempuyang asalnya masih diragukan secara pasti, tetapi diduga berasal dari Asia Tenggara dan Asia Selatan, seperti India, Sri Lanka, dan Indonesia. Tanaman ini telah digunakan secara tradisional sejak lama di Indonesia dan negara-negara ASEAN sebagai tanaman obat dan bumbu masak. Lempuyang emprit merupakan varietas lokal yang banyak dibudidayakan di pulau Jawa dan daerah sekitar.

Klasifikasi dan Nama Daerah

Klasifikasi ilmiah Lempuyang Emprit adalah:

Kingdom: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Liliopsida

Ordo: Zingiberales

Famili: Zingiberaceae

Genus: Zingiber

Spesies: Zingiber zerumbet var. americans (Lempuyang Emprit)

Nama daerah antara lain:

Jawa: Lempuyang Emprit

Sunda: Lempuyang Pahit

Jakarta: Rempuyang
Nama lain juga disebut sebagai jahe liar atau wild ginger varian pahit.

Kandungan Kimia

Kandungan kimia utama rimpang lempuyang emprit meliputi:

Zerumbon (senyawa mayor, sekitar 40-50%), bertindak sebagai bahan aktif antiradang dan antimikroba.

Benzil heptanoat, senyawa monoterpen, dan monoterpen teroksigenasi yang berperan sebagai antioksidan dan antimikroba.

Minyak atsiri kompleks yang terdiri dari berbagai senyawa aktif farmakologis.

Manfaat untuk Kesehatan

Manfaat kesehatan lempuyang emprit adalah:

Mengatasi peradangan (antiinflamasi) dan nyeri sendi.

Menghambat pertumbuhan mikroba penyebab infeksi.

Meredakan demam secara alami.

Membantu menjaga kesehatan saraf dan meningkatkan nafsu makan.

Menurunkan kadar gula darah dan berpotensi sebagai antikanker berkat zat zerumbon.

Cara Konsumsi atau Pemakaian dan Dosis Dianjurkan

Cara konsumsi dan pemakaian lempuyang emprit adalah:

Seduh 2-3 ruas lempuyang segar yang sudah dibersihkan dan diiris tipis dengan 1 gelas air panas, rebus hingga mendidih. Saring dan minum sebagai teh herbal 1-2 kali seminggu. Bisa ditambahkan madu atau gula merah untuk rasa.

Dapat dibuat sebagai jamu, dengan tumbukan rimpang lempuyang dicampur air lalu diperas, diminum satu sendok makan 2 kali sehari dengan pengawasan.

Rebusan lempuyang juga bisa digunakan sebagai kompres atau obat luar untuk meredakan nyeri sendi.

Dosis yang dianjurkan adalah sekitar 250 ml rebusan 1-2 kali seminggu agar mendapatkan manfaat optimal tanpa efek samping.

Lempuyang Emprit adalah tanaman obat tradisional Asia Tenggara dengan kandungan kimia aktif yang kuat untuk mengatasi peradangan, nyeri, serta mikroba, dengan cara konsumsi yang relatif mudah dan aman bila digunakan sesuai anjuran.

Sebutkan jenis-jenis lempuyang berdasarkan klasifikasi botani lengkap

Bagaimana manfaat lempuyang dalam meredakan peradangan dan nyeri

Tunjukkan resep ramuan tradisional menggunakan lempuyang emprit

Berapa dosis lempuyang yang efektif dan aman untuk konsumsi harian

LEGUNDI (Vitex trifolia L.,)

Tumbuhan Legundi secara ilmiah bernama Tumbuhan Legundi secara ilmiah bernama Vitex trifolia L., termasuk dalam keluarga Lamiaceae. Tanaman ini adalah semak tropis yang tumbuh liar di berbagai wilayah Asia, Afrika Timur, Australia, hingga Kepulauan Pasifik. Di Indonesia, Legundi dikenal dengan berbagai nama daerah dan banyak dimanfaatkan sebagai obat tradisional.

Asal Usul

Legundi berasal dari Afrika Timur, Afrika Selatan, Asia Selatan, Asia Tenggara, Australia, dan Asia Pasifik. Tanaman ini hidup liar di hutan jati, hutan sekunder, semak belukar, dan daerah pesisir dengan ketinggian hingga 1.100 meter dpl. Legundi juga tumbuh baik di daerah tandus, panas, dan berpasir.

Klasifikasi dan Nama Daerah

Klasifikasi ilmiah Legundi adalah:

Kingdom: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Lamiales

Famili: Lamiaceae

Genus: Vitex

Spesies: Vitex trifolia L.

Nama-nama daerah Legundi di Indonesia meliputi:

Minangkabau: Langgundi

Palembang: Gandasari

Melayu: Lagundi

Sunda: Lagondi

Jawa Tengah: Legundi

Madura: Langghundi

Sumba: Galumi

Bima: Sangan

Makassar: Laura

Bugis: Lawarani

Di China, tanaman ini dikenal sebagai Man Jing Zi.

Kandungan Kimia

Kandungan kimia utama dalam Legundi terdiri dari berbagai senyawa bioaktif yang bernilai terapeutik:

Minyak atsiri dengan komponen utama seperti 1,8-sineol, sabinen, β-kariofilen, α-pinen, α-terpineol asetat

Senyawa fenolik, flavonoid, tanin

Vitexicarpin (casticin), senyawa yang memiliki aktivitas antiproliferative dan apoptosis

Alkaloid, saponin, terpenoid

Manfaat untuk Kesehatan

Manfaat legundi yang telah dipelajari dan digunakan dalam pengobatan tradisional:

Mengatasi peradangan dan masalah saluran pernapasan seperti asma dan batuk

Menghilangkan rasa nyeri dan meredakan reumatik

Menyembuhkan luka dan membantu mempercepat penyembuhan

Meningkatkan kekebalan tubuh dan fungsi hati

Memiliki efek antibakteri dan antioksidan yang membantu melawan radikal bebas

Cara Konsumsi atau Pemakaian dan Dosis Dianjurkan

Cara konsumsi dan pemakaian Legundi biasanya melalui:

Daun segar atau kering diramu menjadi teh herbal: 5-10 gram daun kering direbus dalam 200-250 ml air selama 10-15 menit, lalu disaring dan diminum 1-2 kali per hari. Bisa ditambah madu untuk rasa.

Penggunaan topikal dengan daun yang ditumbuk halus dan diaplikasikan pada kulit untuk mengatasi gatal, gigitan serangga, atau luka ringan.

Ekstrak daun legundi digunakan dengan konsentrasi beragam, misalnya 5-10% untuk pengobatan herbal.

Legundi banyak dipakai dalam pengobatan tradisional sebagai jamu antiasma dan obat radang di berbagai daerah di Indonesia serta negara tropis lain.

Singkatnya, Legundi (Vitex trifolia) adalah tanaman semak tropis dengan kandungan kimia bioaktif yang memberikan berbagai manfaat kesehatan mulai dari pengobatan asma, radang, luka, hingga peningkatan imunitas, sangat populer sebagai obat herbal di Indonesia dan Asia tropis.

LARASETU (Vetiveria zizanioides syn. Chrysopogon zizanioides),

Tumbuhan Larasetu atau dikenal juga sebagai Akar Wangi (Vetiveria zizanioides syn. Chrysopogon zizanioides), adalah rumput khas yang berasal dari wilayah Indonesia, India, Haiti, Réunion, dan Sri Lanka. Tanaman ini telah lama dikenal dan dimanfaatkan, terutama akarnya yang harum sebagai bahan minyak atsiri dan pengharum alami.

Asal Usul

Larasetu (Akar Wangi) berasal dari wilayah Indonesia dan Asia Selatan seperti India, Sri Lanka, dan Burma (Myanmar). Tanaman ini tumbuh secara alami di daerah tropis dengan ketinggian antara 700 hingga 1600 meter di atas permukaan laut dan tumbuh sepanjang tahun. Larasetu dikenal sejak lama sebagai tanaman sumber wangi-wangian tradisional di Indonesia serta digunakan secara luas di industri parfum dan obat-obatan.

Klasifikasi dan Nama Daerah

Klasifikasi ilmiah Larasetu adalah sebagai berikut:

Kingdom: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Liliopsida

Ordo: Poales

Famili: Poaceae

Genus: Vetiveria

Spesies: Vetiveria zizanioides (L.) Nash

Nama daerah untuk tanaman ini di Indonesia mencakup:

Jawa: Larasetu

Sunda: Usar atau usar wangi

Batak: Hapias

Gayo: Useur

Minangkabau: Urek usa
Tanaman ini dikenal dengan bau akar yang kuat dan khas yang dihasilkan dari minyak atsirinya.

Kandungan Kimia

Akar Larasetu mengandung minyak atsiri dengan berbagai senyawa bioaktif, antara lain:

Khusimol (sekitar 12,7%)

Terpinen-4-ol, epizizanal, valerenol, dan β-vetivon

Senyawa α-longipinen, γ-selinen, dan δ-kadinen

Saponin, flavonoida, tanin
Kombinasi senyawa ini memberikan aroma wangi khas dan efek farmakologis seperti antioksidan dan antiradang.

Manfaat untuk Kesehatan

Manfaat Larasetu yang dikenal luas antara lain:

Meningkatkan daya tahan tubuh berkat kandungan antioksidan yang dapat menghambat aktivitas radikal bebas.

Mencegah gangguan saraf seperti epilepsi dan Parkinson dengan efek tonic nervine (penolong saraf).

Membantu menjaga kesehatan kulit dengan menangkal efek penuaan dini.

Mengatasi gangguan pencernaan, demam, rematik, dan luka luar.

Digunakan sebagai aromaterapi dan pengharum alami.

Cara Konsumsi atau Pemakaian dan Dosis Dianjurkan

Pemakaian Larasetu dapat dilakukan secara internal dan eksternal:

Untuk konsumsi internal, akar diseduh atau direbus sebagai infus dengan dosis 10-15 gram akar kering direbus dalam air, diminum 2 kali sehari, masing-masing 100 ml.

Pengobatan luar seperti rematik bisa menggunakan rebusan akar untuk mandi atau kompres.

Daun dan akar juga dikeringkan sebagai bahan pengharum lemari, pakaian, dan barang berharga.

Rebusan akar digunakan selama 4 hari berturut-turut dalam dosis yang dianjurkan untuk mendapatkan hasil optimal.

Intinya, Larasetu (Akar Wangi) adalah tanaman tradisional yang memiliki nilai ekonomi dan kesehatan tinggi melalui kandungan minyak atsiri dan senyawa bioaktif, yang memberikan manfaat sebagai antioksidan, tonic saraf, dan penyembuh luka di Indonesia dan wilayah tropis lainnya.

LANDIK (Barleria lupulina Lindl.)

Tumbuhan Landik adalah tanaman semak yang termasuk keluarga Acanthaceae, dengan nama ilmiah Barleria lupulina Lindl.. Tanaman ini dikenal sebagai tanaman yang berasal dari Madagaskar dan telah menyebar ke wilayah tropis lainnya termasuk Asia Tenggara, Indonesia, serta beberapa daerah lain di Asia tropis.

Asal Usul

Landik berasal dari Madagaskar, kemudian menyebar ke wilayah tropis lain terutama di Asia Tenggara. Di Indonesia, Landik ditemukan di berbagai daerah seperti Sumatra, Kalimantan, Jawa, Bali, Sulawesi, dan Ambon. Tanaman ini dapat tumbuh di berbagai habitat seperti pinggir sungai, hutan, pinggir jalan, dan padang rumput hingga ketinggian sekitar 300 meter di atas permukaan laut.

Klasifikasi dan Nama Daerah

Klasifikasi Landik adalah sebagai berikut:

Kerajaan: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Lamiales

Famili: Acanthaceae

Genus: Barleria

Spesies: Barleria lupulina Lindl.

Nama daerah Landik, misalnya di Jawa dikenal sebagai Sujen trus. Tanaman ini juga kadang ditanam sebagai tanaman hias atau tanaman pagar karena bunganya yang menarik.

Kandungan Kimia

Daun dan akar Landik mengandung berbagai senyawa bioaktif antara lain:

Alkaloid

Flavonoid

Tanin

Saponin

Steroid dan triterpenoid

Kandungan-kandungan ini memberi efek antimikroba dan antiamebiasis serta potensial sebagai antioksidan.

Manfaat untuk Kesehatan

Manfaat Landik yang banyak dikenal di pengobatan tradisional antara lain:

Mengatasi sakit gigi dan menghilangkan bakteri penyebabnya.

Meredakan demam dan sakit kepala.

Mengatasi batuk dan gangguan pernapasan ringan.

Membantu menyembuhkan luka dan infeksi kulit.

Memiliki efek antiinflamasi dan meningkatkan kekebalan tubuh.

Cara Konsumsi atau Pemakaian dan Dosis Dianjurkan

Pemakaian Landik dalam pengobatan tradisional biasanya melalui:

Rebusan daun: beberapa lembar daun direbus dalam air mendidih selama beberapa menit, lalu air rebusan diminum sebagai teh herbal sehari sekali.

Daun yang ditumbuk dapat ditempelkan pada bagian yang sakit untuk mengatasi sakit gigi atau luka.

Dosis konsumsi rebusan daun berkisar 1 gelas per hari, sesuai kebutuhan.

Menggunakan Landik secara rutin sesuai dosis tradisional dapat membantu memaksimalkan manfaat kesehatan tanaman ini, namun harus tetap hati-hati menghindari berlebihan.

Singkatnya, Landik (Barleria lupulina) adalah tanaman asal Madagaskar yang tersebar di Asia tropis dengan kandungan kimia yang memberikan manfaat antimikroba, antiinflamasi, dan peningkatan imun, digunakan secara tradisional untuk mengatasi masalah gigi, luka, dan sakit pernapasan ringan.

Apa saja khasiat utama landik dalam pengobatan tradisional

Jelaskan kandungan kimia lain yang terdapat pada landik

Berapa dosis aman penggunaan landik untuk terapi herbal

Apakah landik bisa digunakan sebagai tanaman hias indoor

LANDEP (Barleria prionitis L.,)

Tumbuhan Landep secara ilmiah dikenal sebagai (Barleria prionitis L.,)termasuk dalam keluarga Acanthaceae. Tanaman ini merupakan semak yang banyak dijumpai di Asia Tenggara, India, Sri Lanka, dan Afrika bagian tengah hingga timur laut. Di Indonesia, Landep tumbuh liar dan dimanfaatkan secara tradisional sebagai obat herbal.

Asal Usul

Landep berasal dari wilayah Asia Tenggara, India, dan Afrika bagian tengah sampai timur laut. Tanaman ini menyebar luas di berbagai daerah tropis dan subtropis. Di Indonesia, Landep ditemukan di beberapa daerah termasuk Jayawijaya, Papua, dan tumbuh liar sebagai tanaman pagar atau penghias pekarangan.

Klasifikasi dan Nama Daerah

Klasifikasi ilmiah Landep adalah sebagai berikut:

Kerajaan: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Lamiales

Famili: Acanthaceae

Genus: Barleria

Spesies: Barleria prionitis L.

Beberapa nama daerah untuk Landep adalah:

Papua: Anikukuh

Umum: Bunga landak, landep

Daerah lain sering menyebutnya sebagai tanaman pagar dengan bunga kuning kecil yang khas

Kandungan Kimia

Tanaman Landep mengandung berbagai senyawa bioaktif seperti:

Alkaloid

Flavonoid

Tanin

Saponin

Steroid dan triterpenoid

Senyawa polifenol yang berperan sebagai antioksidan
Senyawa-senyawa ini menjadi dasar manfaat kesehatan dari tanaman Landep.

Manfaat untuk Kesehatan

Manfaat Landep yang umum diketahui adalah:

Mengatasi demam dan flu, berkat sifat antipiretik dan antibiotiknya.

Mengobati luka, termasuk luka bakar, dengan menghilangkan bakteri penyebab infeksi.

Meredakan sakit gigi serta peradangan di mulut.

Membantu meredakan gangguan pencernaan dan sakit perut.

Memiliki efek antiradang dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Cara Konsumsi atau Pemakaian dan Dosis Dianjurkan

Penggunaan tanaman Landep umumnya dilakukan secara tradisional:

Daun dan bunga bisa direbus menjadi teh herbal dengan merebus beberapa lembar daun dalam air mendidih selama beberapa menit, lalu diminum airnya.

Untuk luka, daun yang sudah ditumbuk bisa ditempelkan langsung pada luka atau luka bakar.

Ramuan rebusan daun diminum secara teratur sekitar 1 gelas per hari untuk mendapatkan manfaat kesehatan.

Penggunaan sesuai dosis anjuran tradisional dianjurkan agar mendapat manfaat optimal dan menghindari efek negatif.

Dengan kandungan senyawa yang kaya, Landep merupakan tanaman herbal yang efektif untuk pengobatan demam, sakit gigi, dan luka, cocok digunakan dalam pengobatan tradisional di Indonesia dan Asia Tenggara.

LAMTORO (Leucaena leucocephala (Lamk.) de Wit),

Tumbuhan Lamtoro (Leucaena leucocephala (Lamk.) de Wit), yang juga dikenal dengan nama petai cina, adalah tanaman legum serbaguna yang berasal dari Amerika Tengah dan Meksiko, dan telah diperkenalkan ke Asia, termasuk Indonesia, untuk berbagai keperluan agronomi dan pengobatan tradisional.

Asal Usul

Lamtoro berasal dari wilayah Meksiko dan Amerika Tengah, dan diperkenalkan ke Asia Tenggara oleh penjajah Spanyol sekitar abad ke-16. Dari Filipina, tanaman ini menyebar luas ke berbagai daerah tropis, termasuk Indonesia. Di Indonesia, Lamtoro tumbuh sebagai tanaman perdu atau pohon kecil yang mudah beradaptasi di berbagai ekosistem tropis.

Klasifikasi dan Nama Daerah

Klasifikasi ilmiah Lamtoro adalah:

Kingdom: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Fabales

Famili: Fabaceae

Genus: Leucaena

Spesies: Leucaena leucocephala (Lamk.) de Wit

Nama daerah Lamtoro di berbagai tempat di Indonesia meliputi:

Jawa: Lamtoro, Kemlandingan

Sunda: Palanding, Peuteuy Selong

Madura: Kalandingan

Kandungan Kimia

Kandungan kimia utama dalam Lamtoro, terutama pada daun dan biji, adalah:

Protein (sekitar 25,9% pada daun)

Karbohidrat (40%)

Tannin (4%)

Mimosin (7,17%), suatu senyawa yang bisa beracun jika dikonsumsi berlebihan

Vitamin A, B1, dan C

Kalsium, fosfor, dan nitrogen

Senyawa leukanin dan leukanol pada biji

Manfaat untuk Kesehatan

Manfaat Lamtoro bagi kesehatan yang telah dikenal dalam pengobatan tradisional dan beberapa penelitian antara lain:

Meningkatkan sistem kekebalan tubuh melalui kandungan vitamin C dan antioksidan.

Menjaga kesehatan pencernaan dengan kandungan serat yang membantu memperlancar BAB dan menjaga kesehatan usus.

Menurunkan kadar kolesterol dengan membantu mengikat kolesterol dalam saluran pencernaan sehingga tidak terserap ke dalam darah.

Menyediakan protein nabati tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan tubuh.

Beberapa bagian tanaman digunakan dalam pengobatan luka tradisional dan sebagai pakan ternak yang bernutrisi.

Cara Konsumsi atau Pemakaian dan Dosis Dianjurkan

Pemakaian Lamtoro biasanya dalam bentuk daun segar, bubuk, atau ekstrak:

Daun muda bisa dikonsumsi langsung sebagai lalapan atau campuran sayuran.

Daun kering dapat dibuat menjadi infusion (teh herbal) atau ekstrak dengan dosis sekitar 2-5 gram per hari sebagai suplemen herbal.

Ekstrak etanol daun Lamtoro digunakan dalam dosis penelitian sekitar 0,018 gram per 20 gram berat badan hewan uji, untuk manusia sepadan dengan dosis yang lebih besar sesuai bobot tubuh.

Dalam pengobatan tradisional, daun muda dihancurkan dan ditempelkan pada luka untuk mempercepat penyembuhan.

Perlu diperhatikan bahwa konsumsi biji Lamtoro harus diperhatikan karena kandungan mimosinnya yang bisa toksik bila berlebihan.

Lamtoro adalah tanaman legum multifungsi dengan potensi sebagai sumber nutrisi dan obat herbal, yang manfaatnya sudah dimanfaatkan secara tradisional di Indonesia dan berbagai negara tropis.

LAMPES/KEMANGI (Ocimum tenuiflorum L.)

Tumbuhan Lampes atau Ruku-ruku adalah tanaman semak yang termasuk dalam keluarga Lamiaceae, dikenal juga dengan nama ilmiah Ocimum tenuiflorum L. atau dalam bahasa Inggris sebagai Holy Basil atau Tulasi. Tanaman ini banyak dimanfaatkan sebagai obat tradisional dan bumbu aromatik di Asia, termasuk Indonesia.

Asal Usul

Lampes berasal dari wilayah Asia Barat dan Asia Selatan, khususnya India sebagai pusat penyebarannya. Tanaman ini sekarang tersebar luas di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Thailand, Malaysia, serta kawasan Australia dan Kepulauan Pasifik. Di Indonesia, tanaman ini sering ditemukan tumbuh liar di tepi hutan, ladang, atau pekarangan rumah.

Klasifikasi dan Nama Daerah

Klasifikasi ilmiah tanaman Lampes adalah:

Kingdom: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Lamiales

Famili: Lamiaceae

Genus: Ocimum

Spesies:

Berbagai nama daerah di Indonesia untuk Lampes antara lain:

Jawa Tengah dan Sunda: Lampes

Madura: Kemanghi

Bali: Uku-uku

Kandungan Kimia

Tanaman Lampes kaya akan berbagai zat aktif yang memberikan efek farmakologis, antara lain:

Minyak atsiri, saponin, eugenol, euginal

Asam ursolic, carvacrol, linalool, limatrol, caryophyllene

Metil carvico, methoxybenzene

Sitosterol, xylose, polisakarida

Flavonoid dan polifenol

Senyawa antioksidan seperti orientin dan vicenin
Kandungan eugenol memiliki efek antioksidan dan antiinflamasi yang cukup kuat.

Manfaat untuk Kesehatan

Manfaat lampes yang sudah banyak digunakan dalam pengobatan tradisional dan penelitian meliputi:

Menyembuhkan luka dengan mempercepat proses penyembuhan luka dan meningkatkan produksi kolagen.

Bersifat antioksidan dan antiinflamasi, membantu mengurangi peradangan dan stres oksidatif.

Menurunkan kadar kolesterol dan membantu kesehatan jantung.

Mengatasi batuk, pilek, dan masalah pernapasan.

Menjaga fungsi hati dan membantu proses detoksifikasi.

Menurunkan kadar gula darah dan membantu mengatasi diabetes.

Cara Konsumsi atau Pemakaian dan Dosis yang Dianjurkan

Lampes bisa dikonsumsi dalam bentuk daun segar, rebusan, atau ekstrak:

Cara umum adalah menyeduh 2,5 gram serbuk kering daun Lampes dalam secangkir air panas, disaring, dan diminum satu kali sehari.

Dosis infusa atau dekokta berkisar antara 50-200 ml per hari.

Ekstrak cair dan minyak atsiri digunakan pada takaran 1-3 tetes, 1-2 kali sehari sesuai resep herbal atau petunjuk medis.

Lampes merupakan tanaman herbal yang sangat bermanfaat untuk kesehatan dengan kandungan bioaktif yang mendukung penyembuhan dan pencegahan berbagai penyakit, bila digunakan sesuai dosis anjuran.

LADA (Piper nigrum L.)

Tumbuhan Lada (Piper nigrum L.) adalah salah satu rempah tertua dan terpenting di dunia yang berasal dari daerah tropis Asia Selatan. Lada dikenal sebagai "raja rempah-rempah" dengan nilai ekonomi dan budaya yang tinggi, dipakai sebagai bumbu masakan dan obat tradisional.

Asal Usul

Lada berasal dari pesisir Malabar, India Selatan, tempat tumbuh asli tanaman lada hitam (Piper nigrum). Dari sana, tanaman ini menyebar ke berbagai wilayah tropis, termasuk Indonesia, melalui jalur perdagangan dan migrasi sejak zaman kuno, terutama dibawa oleh pedagang Arab dan India ke Nusantara sejak sekitar 100 SM. Tanaman lada juga sudah dikenal luas sejak masa Yunani Kuno dan Romawi, digunakan sebagai rempah dan obat.

Klasifikasi dan Nama Daerah

Klasifikasi ilmiah lada adalah sebagai berikut:

Kerajaan: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Piperales

Famili: Piperaceae

Genus: Piper

Spesies: Piper nigrum L.

Di Indonesia, lada dikenal dengan nama daerah berbeda, contohnya:

Lampung: lada hitam, lada putih

Bangka: lada daun lebar, lada daun kecil

Sumatera Selatan dan Jawa: lada

Kalimantan Barat: lada

Kandungan Kimia

Lada mengandung beragam zat bioaktif, yang memberikan aroma khas dan manfaat kesehatan:

Piperin (alkaloid utama, 5-9%) yang memberi rasa pedas dan efek farmakologi.

Minyak atsiri dengan senyawa terpen seperti terpinene dan kavisin.

Protein, karbohidrat, lemak, resin, dan amilum.

Piperin memiliki aktivitas antioksidan, antimikroba, dan antiperadangan yang penting untuk kesehatan.

Manfaat untuk Kesehatan

Lada memiliki manfaat kesehatan sebagai berikut:

Meredakan hidung tersumbat dan memperlancar pernapasan dengan efek dekongestan alami.

Melindungi sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas dengan kandungan antioksidan.

Menghambat pertumbuhan bakteri penyebab infeksi, membantu penyimpanan makanan.

Mendukung pencernaan dengan meningkatkan produksi enzim dan penyerapan nutrisi.

Meredakan nyeri dan peradangan seperti radang sendi, sakit kepala, dan sakit gigi.

Membantu mengontrol kadar gula darah dan meningkatkan sensitivitas insulin pada penderita diabetes tipe 2.

Cara Konsumsi atau Pemakaian dan Dosis Dianjurkan

Lada dapat digunakan sebagai bumbu makanan maupun obat:

Tambahkan lada bubuk atau butir lada pada masakan sehari-hari secukupnya.

Dalam terapi herbal, konsumsi lada secukupnya, jangan berlebihan, misalnya 1-3 gram lada bubuk per hari.

Bisa dibuat infus atau teh lada untuk membantu masalah pernapasan atau pencernaan.

Konsultasikan dengan tenaga medis jika ingin menggunakan lada untuk terapi kesehatan.

Efek Samping

Konsumsi lada secara berlebihan dapat menimbulkan beberapa efek samping:

Irritasi pada saluran pencernaan, menyebabkan sensasi terbakar di mulut, kerongkongan, dan perut.

Iritasi saluran pernapasan, meningkatkan batuk dan rasa pedas yang mengganggu.

Pada anak-anak, konsumsi berlebih bisa menyebabkan apnea (gangguan pernapasan saat tidur).

Tidak dianjurkan berlebihan saat hamil dan menyusui karena risiko efek stimulan.

Singkatnya, lada adalah rempah alam yang kaya manfaat bila digunakan secara tepat, namun penggunaannya harus bijak agar tidak menimbulkan gangguan kesehatan.

KUNYIT (Curcuma longa)

Tanaman Kunyit (Curcuma longa) adalah tanaman herbal yang berasal dari famili Zingiberaceae. Berikut adalah informasi tentang tanaman ini:

Asal UsulKunyit berasal dari Asia Selatan dan Tenggara, dan telah digunakan dalam pengobatan tradisional selama ribuan tahun.

Kandungan KimiaKunyit mengandung beberapa senyawa kimia, antara lain:
- Kurkuminoid (kurkumin, demetoksikurkumin, dan bisdemetoksikurkumin)
- Minyak atsiri
- Flavonoid
- Saponin
- Tanin

Manfaatnya untuk KesehatanKunyit memiliki beberapa manfaat untuk kesehatan, antara lain:
- Anti-inflamasi: Kurkuminoid dalam kunyit memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat membantu mengurangi peradangan.
- Antioksidan: Kunyit memiliki sifat antioksidan yang dapat membantu melindungi tubuh dari stres oksidatif.
- Antibakteri: Kunyit memiliki sifat antibakteri yang dapat membantu mengatasi infeksi.
- Mengatasi gangguan pencernaan: Kunyit dapat membantu mengatasi sakit perut, perut kembung, dan diare.

Cara Konsumsi atau Pemakaian- Kunyit dapat dikonsumsi sebagai jamu atau suplemen.
- Kunyit juga dapat digunakan sebagai bahan masakan.
- Kunyit dapat dibuat menjadi teh atau infus.

Dosis yang Dianjurkan- Tidak ada dosis yang spesifik untuk penggunaan kunyit sebagai obat. Sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi sebelum mengonsumsi kunyit.

Efek Samping- Kunyit umumnya aman dikonsumsi, tetapi dapat menyebabkan efek sampingan seperti:
- Gangguan pencernaan
- Reaksi alergi
- Pendarahan pada orang yang memiliki gangguan perdarahan

Perlu diingat bahwa sebelum menggunakan kunyit sebagai obat, sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau ahli herbal untuk memastikan keamanan dan dosis yang tepat [1].

KUNYIT MANGGA (Curcuma mangga)

Tanaman Kunyit Mangga (Curcuma mangga) adalah tanaman herbal yang berasal dari famili Zingiberaceae. Berikut adalah informasi tentang tanaman ini:

Asal UsulKunyit Mangga berasal dari Asia Tenggara, termasuk Indonesia, dan telah digunakan dalam pengobatan tradisional selama berabad-abad.

Kandungan KimiaKunyit Mangga mengandung beberapa senyawa kimia, antara lain:
- Kurkuminoid
- Minyak atsiri
- Flavonoid
- Saponin
- Tanin

Manfaatnya untuk KesehatanKunyit Mangga memiliki beberapa manfaat untuk kesehatan, antara lain:
- Mengatasi gangguan pencernaan: Kunyit Mangga dapat membantu mengatasi sakit perut, perut kembung, dan diare.
- Anti-inflamasi: Kurkuminoid dalam Kunyit Mangga memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat membantu mengurangi peradangan.
- Antioksidan: Kunyit Mangga memiliki sifat antioksidan yang dapat membantu melindungi tubuh dari stres oksidatif.
- Antibakteri: Kunyit Mangga memiliki sifat antibakteri yang dapat membantu mengatasi infeksi.

Cara Konsumsi atau Pemakaian- Kunyit Mangga dapat dikonsumsi sebagai jamu atau suplemen.
- Kunyit Mangga juga dapat digunakan sebagai bahan masakan.

Dosis yang Dianjurkan- Tidak ada dosis yang spesifik untuk penggunaan Kunyit Mangga sebagai obat. Sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi sebelum mengonsumsi Kunyit Mangga.

Efek Samping- Kunyit Mangga umumnya aman dikonsumsi, tetapi dapat menyebabkan efek sampingan seperti:
- Gangguan pencernaan
- Reaksi alergi

Perlu diingat bahwa sebelum menggunakan Kunyit Mangga sebagai obat, sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau ahli herbal untuk memastikan keamanan dan dosis yang tepat [1].

KUNYIT PUTIH (Curcuma alba atau Curcuma zedoaria)

Tanaman Kunyit Putih

adalah tanaman herbal yang berasal dari famili Zingiberaceae. Berikut adalah informasi tentang tanaman ini:

Asal UsulKunyit Putih berasal dari Asia Tenggara dan telah digunakan dalam pengobatan tradisional selama berabad-abad.

Klasifikasi dan Nama Daerah- Nama ilmiah: Curcuma zedoaria atau Curcuma alba (namun perlu diperhatikan bahwa Curcuma alba juga bisa merujuk pada spesies lain dalam genus Curcuma)
- Famili: Zingiberaceae
- Nama lain:
- Kunyit putih
- Temu putih
- Zedoary

Kandungan KimiaKunyit Putih mengandung beberapa senyawa kimia, antara lain:
- Minyak atsiri
- Kurkuminoid
- Sesquiterpenoid
- Flavonoid

Manfaatnya untuk KesehatanKunyit Putih memiliki beberapa manfaat untuk kesehatan, antara lain:
- Mengatasi gangguan pencernaan: Kunyit Putih dapat membantu mengatasi sakit perut, perut kembung, dan diare.
- Anti-inflamasi: Kunyit Putih memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat membantu mengurangi peradangan.
- Antioksidan: Kunyit Putih memiliki sifat antioksidan yang dapat membantu melindungi tubuh dari stres oksidatif.
- Antibakteri: Kunyit Putih memiliki sifat antibakteri yang dapat membantu mengatasi infeksi.

Cara Konsumsi atau Pemakaian- Kunyit Putih dapat dikonsumsi sebagai jamu atau suplemen.
- Kunyit Putih juga dapat digunakan sebagai bahan masakan.

Dosis yang Dianjurkan- Tidak ada dosis yang spesifik untuk penggunaan Kunyit Putih sebagai obat. Sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi sebelum mengonsumsi Kunyit Putih.

Efek Samping- Kunyit Putih umumnya aman dikonsumsi, tetapi dapat menyebabkan efek sampingan seperti:
- Gangguan pencernaan
- Reaksi alergi

Perlu diingat bahwa sebelum menggunakan Kunyit Putih sebagai obat, sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau ahli herbal untuk memastikan keamanan dan dosis yang tepat [1].

KUNCI PEPET(Kaempferia rotunda)

Tanaman Kunci Pepet (Kaempferia rotunda) adalah tanaman herbal yang berasal dari famili Zingiberaceae. Berikut adalah informasi tentang tanaman ini:

Asal UsulTanaman Kunci Pepet berasal dari Asia Tenggara dan telah digunakan dalam pengobatan tradisional selama berabad-abad.

Klasifikasi dan Nama Daerah- Nama ilmiah: Kaempferia rotunda
- Famili: Zingiberaceae
- Nama lain:
- Kunci pepet (Jawa Tengah)
- Kunci pepet (Jakarta)
- Kunci kunit (Sunda)
- Kance pet (Madura)
- Ciok yek san nai (Cina)
- Round-rooted galangal (Inggris)
- Temu rapet (Jawa)
- Kunir putih (Sunda)
- Temu putri (Melayu)

Kandungan KimiaKunci Pepet mengandung beberapa senyawa kimia, antara lain:
- Minyak atsiri
- Saponin
- Flavonoid
- Polifenol
- Sineol

Manfaatnya untuk KesehatanKunci Pepet memiliki beberapa manfaat untuk kesehatan, antara lain:
- Mengatasi gangguan pencernaan: Kunci pepet dapat membantu mengatasi sakit perut, perut mulas, dan bengkak karena memar atau keseleo.
- Menghambat pertumbuhan bakteri: Kunci pepet memiliki sifat antimikroba yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae.
- Mengobati bengkak dan memar: Kunci pepet dapat digunakan sebagai obat luar untuk mengobati bengkak dan memar.
- Mengatasi diare: Kunci pepet memiliki sifat antidiare yang dapat membantu mengatasi diare.

Cara Konsumsi atau Pemakaian dan Dosis yang Dianjurkan- Untuk mengobati bengkak dan memar: tumbuk rimpang kunci pepet segar dan tempelkan pada bagian tubuh yang memar atau bengkak.
- Untuk mengeluarkan angin dari perut: seduh 1 sendok teh serbuk kunci pepet dengan 1 cangkir air panas.

Efek Samping- Belum ada informasi yang jelas tentang efek samping kunci pepet, namun wanita hamil sebaiknya menghindari konsumsi kunci pepet tanpa konsultasi medis ¹ ² ³.

KUMIS KUCING (Orthosiphon stamineus)

Tanaman Kumis Kucing (Orthosiphon stamineus) adalah tanaman herbal yang berasal dari Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Berikut adalah informasi tentang tanaman ini:

Asal UsulKumis Kucing berasal dari wilayah Asia Tenggara dan telah digunakan dalam pengobatan tradisional selama berabad-abad.

Klasifikasi dan Nama Daerah- Nama ilmiah: Orthosiphon stamineus
- Famili: Lamiaceae
- Nama lain: Kumis Kucing, Orthosiphon, Java Tea (Inggris)

Kandungan KimiaKumis Kucing mengandung beberapa senyawa kimia, antara lain:
- Flavonoid
- Saponin
- Minyak atsiri
- Asam fenolat
- Kalium

Manfaatnya untuk KesehatanKumis Kucing memiliki beberapa manfaat untuk kesehatan, antara lain:
- Mengatasi batu ginjal: Kumis Kucing dapat membantu meningkatkan produksi urine dan mengurangi pembentukan batu ginjal.
- Mengurangi tekanan darah tinggi: Kalium dalam Kumis Kucing dapat membantu mengurangi tekanan darah tinggi.
- Mengatasi infeksi saluran kemih: Kumis Kucing memiliki sifat antibakteri yang dapat membantu mengatasi infeksi saluran kemih.

Cara Konsumsi atau Pemakaian- Teh Kumis Kucing: 1-2 sendok teh daun Kumis Kucing kering dalam 1 cangkir air panas.
- Suplemen Kumis Kucing: tersedia dalam bentuk kapsul atau tablet.

Dosis yang Dianjurkan- Untuk mengatasi batu ginjal: 2-3 cangkir teh Kumis Kucing per hari.
- Untuk mengurangi tekanan darah tinggi: 1-2 cangkir teh Kumis Kucing per hari.

Efek Samping- Kumis Kucing umumnya aman dikonsumsi, tetapi dapat menyebabkan efek sampingan seperti:
- Gangguan pencernaan
- Reaksi alergi

Perlu diingat bahwa sebelum menggunakan Kumis Kucing sebagai obat, sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau ahli herbal untuk memastikan keamanan dan dosis yang tepat [1].

KROKOT (Portulaca oleracea)

Tanaman krokot (Portulaca oleracea) adalah tanaman yang termasuk dalam famili Portulacaceae. Berikut adalah informasi tentang tanaman ini:

Asal UsulTanaman krokot berasal dari Asia dan Afrika, tetapi telah menyebar ke berbagai wilayah di dunia, termasuk Indonesia.

Klasifikasi dan Nama Daerah- Nama ilmiah: Portulaca oleracea
- Famili: Portulacaceae
- Nama lain: Krokot, Gelang biasa, Purslane (Inggris)

Kandungan KimiaKrokot mengandung beberapa senyawa kimia, antara lain:
- Omega-3 asam lemak
- Vitamin A, C, dan E
- Mineral seperti kalsium, magnesium, dan kalium
- Antioksidan

Manfaatnya untuk KesehatanKrokot memiliki beberapa manfaat untuk kesehatan, antara lain:
- Mengurangi peradangan: Krokot memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat membantu mengurangi peradangan.
- Mengatasi stres oksidatif: Antioksidan dalam krokot dapat membantu melindungi tubuh dari stres oksidatif.
- Meningkatkan kesehatan jantung: Asam lemak omega-3 dalam krokot dapat membantu meningkatkan kesehatan jantung.

Cara Konsumsi atau Pemakaian- Krokot dapat dikonsumsi sebagai sayuran atau digunakan sebagai bahan baku obat herbal.
- Krokot juga dapat dibuat menjadi jus atau suplemen.

Dosis yang Dianjurkan- Tidak ada dosis yang spesifik untuk penggunaan krokot sebagai obat. Sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi sebelum mengonsumsi krokot.

Efek Samping- Krokot umumnya aman dikonsumsi, tetapi dapat menyebabkan efek sampingan seperti:
- Reaksi alergi
- Gangguan pencernaan

Perlu diingat bahwa sebelum menggunakan krokot sebagai obat, sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau ahli herbal untuk memastikan keamanan dan dosis yang tepat [1].

KOMFREY (Symphytum officinale)

Tanaman Komprey atau yang lebih dikenal sebagai Comfrey dalam bahasa Inggris, memiliki nama ilmiah

Berikut adalah informasi tentang tanaman ini:

Asal UsulTanaman komprey berasal dari Eropa dan Asia, dan telah digunakan selama berabad-abad sebagai obat herbal.

Klasifikasi dan Nama Daerah- Nama ilmiah: Symphytum officinale
- Famili: Boraginaceae
- Nama lain: Comfrey, Blackwort, Bruisewort

Kandungan KimiaKomprey mengandung beberapa senyawa kimia, antara lain:
- Alkaloid pirrolizidin
- Allantoin
- Asam rosmarinat
- Flavonoid
- Tanin

Manfaatnya untuk KesehatanKomprey memiliki beberapa manfaat untuk kesehatan, antara lain:
- Mengatasi peradangan dan nyeri: Komprey dapat digunakan untuk mengobati radang sendi, osteoarthritis, dan cedera otot.
- Meningkatkan proses penyembuhan luka: Allantoin dalam komprey dapat membantu mempercepat proses penyembuhan luka dan mengurangi peradangan.
- Mengatasi masalah pencernaan: Komprey dapat digunakan untuk mengobati masalah pencernaan seperti diare dan iritasi lambung.

Cara Konsumsi atau Pemakaian dan Dosis yang Dianjurkan- Komprey dapat digunakan dalam bentuk salep atau krim untuk dioleskan pada kulit yang terluka atau meradang.
- Dosis yang tepat tergantung pada kondisi kesehatan dan tujuan penggunaan. Sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau ahli herbal sebelum menggunakan komprey.

Efek Samping- Komprey dapat menyebabkan efek sampingan seperti kerusakan hati jika dikonsumsi dalam jangka panjang atau dosis yang terlalu tinggi.
- Sebaiknya gunakan komprey dengan hati-hati dan konsultasikan dengan dokter atau ahli herbal sebelum menggunakannya ¹.

KI SAAT (Valeriana officinalis L.),

Ki Saat yang Anda maksud mungkin adalah Valerian (Valeriana officinalis L.), bukan Ficus carica (Buah Tin). Valerian adalah tanaman herbal yang berasal dari Eropa dan Asia.

Klasifikasi dan Nama Daerah:
- Nama ilmiah: Valeriana officinalis L.
- Nama daerah: Valerian, Valeriana, Akar Valerian.

Kandungan Kimia:
Valerian mengandung beberapa senyawa kimia, antara lain:
- Asam valerenat
- Asam valerianat
- Valepotriat
- Flavonoid
- Minyak atsiri

Manfaatnya untuk Kesehatan:
Valerian memiliki beberapa manfaat untuk kesehatan, antara lain:
- Mengatasi insomnia dan gangguan tidur: Valerian dapat membantu meningkatkan kualitas tidur dan mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk tidur.
- Mengurangi stres dan kecemasan: Valerian memiliki efek sedatif yang dapat membantu mengurangi stres dan kecemasan.
- Mengatasi nyeri: Valerian dapat membantu mengurangi nyeri dan peradangan.

Cara Konsumsi atau Pemakaian:
- Teh valerian: 1-2 sendok teh akar valerian kering dalam 1 cangkir air panas.
- Suplemen valerian: tersedia dalam bentuk kapsul atau tablet.

Dosis yang Dianjurkan:
- Untuk insomnia: 500-1000 mg ekstrak valerian 30-60 menit sebelum tidur.
- Untuk stres dan kecemasan: 250-500 mg ekstrak valerian 2-3 kali sehari.

Efek Samping:
- Valerian dapat menyebabkan efek sampingan seperti:
- Mengantuk
- Pusing
- Sakit kepala
- Gangguan pencernaan

Perlu diingat bahwa sebelum menggunakan valerian sebagai obat, sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau ahli herbal untuk memastikan keamanan dan dosis yang tepat [1].

KI TOLOD (Isotoma longiflora Presi.)

Ki Tolod (Isotoma longiflora Presi.) adalah tanaman herbal yang berasal dari famili Campanulaceae. Tanaman ini banyak tumbuh di wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Klasifikasi dan Nama Daerah:
- Nama ilmiah: Isotoma longiflora Presi.
- Nama daerah: Ki tolod, daun tolod (Sunda), Kendali, sangkobak (Jawa).

Kandungan Kimia:
Ki Tolod mengandung beberapa senyawa kimia, antara lain:
- Alkaloid (lobelin, lobelamin, isotomin)
- Flavonoid
- Saponin
- Polifenol

Manfaatnya untuk Kesehatan:
Ki Tolod memiliki beberapa manfaat untuk kesehatan, antara lain:
- Mengobati sakit gigi: merebus daun Ki Tolod dan menggunakan air rebusannya sebagai obat kumur atau menumbuk daun Ki Tolod dan menempelkannya pada gigi yang sakit.
- Mengobati asma: merebus daun Ki Tolod dan mengonsumsi air rebusannya.
- Mengobati bronkitis dan radang tenggorokan: merebus daun Ki Tolod dan mengonsumsi air rebusannya.
- Mengobati luka: menumbuk daun Ki Tolod dan menempelkannya pada luka.
- Mengobati katarak: menggunakan air perasan daun Ki Tolod sebagai obat tetes mata.
- Mencegah infeksi jamur vagina: mengonsumsi rebusan daun Ki Tolod.
- Menurunkan kolesterol: mengonsumsi rebusan daun Ki Tolod.

Cara Konsumsi atau Pemakaian dan Dosis yang Dianjurkan:
- Untuk mengobati sakit gigi: tumbuk 2 lembar daun Ki Tolod dan tempelkan pada gigi yang sakit.
- Untuk mengobati bronkitis dan radang tenggorokan: rebus 3 lembar daun Ki Tolod dengan 2 gelas air hingga tersisa 1 gelas, minum 2 kali sehari.
- Untuk mengobati luka: tumbuk daun Ki Tolod dan tempelkan pada luka.

Efek Samping:
Penggunaan Ki Tolod dapat menyebabkan efek sampingan seperti:
- Iritasi
- Alergi
- Infeksi pada mata
- Sensasi panas
- Ruam pada kulit

Perlu diingat bahwa sebelum menggunakan Ki Tolod sebagai obat, sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau ahli herbal untuk memastikan keamanan dan dosis yang tepat ¹ ² ³.

KI TAJAM (Pithecellobium jiringa)

Ki tajam (Pithecellobium jiringa) adalah tanaman yang termasuk dalam famili Fabaceae. Tanaman ini banyak tumbuh di wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Klasifikasi dan Nama Daerah:
- Nama ilmiah: Pithecellobium jiringa Prain ex King
- Nama daerah: Jiring, ki jengkol, jering (Melayu); jiring (Sunda); jiring (Jawa); yiring (Madura).

Kandungan Kimia:
Ki tajam mengandung beberapa senyawa kimia, antara lain:
- Djenkol
- Vitamin B
- Vitamin C
- Mineral
- Antioksidan

Manfaatnya untuk Kesehatan:
Ki tajam memiliki beberapa manfaat untuk kesehatan, antara lain:
- Mengobati diabetes
- Mengatasi masalah pencernaan
- Mengurangi tekanan darah tinggi
- Sebagai antioksidan

Cara Konsumsi atau Pemakaian:
- Buah ki tajam dapat dimakan langsung atau diolah menjadi berbagai masakan.
- Biji ki tajam dapat direbus atau digoreng untuk dikonsumsi.

Dosis yang Dianjurkan:
- Tidak ada dosis yang spesifik untuk penggunaan ki tajam sebagai obat. Sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi sebelum mengonsumsi ki tajam sebagai bagian dari diet atau pengobatan.

Efek Samping:
- Ki tajam dapat menyebabkan efek sampingan seperti gas dan perut kembung jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan.
- Sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi sebelum mengonsumsi ki tajam, terutama jika memiliki kondisi kesehatan tertentu atau sedang menjalani pengobatan [1].

KI KONENG (Arcangelisia flava)

Ki koneng (Arcangelisia flava) adalah tanaman herbal yang berasal dari famili Menispermaceae. Tanaman ini banyak tumbuh di wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Klasifikasi dan Nama Daerah:
- Nama ilmiah: Arcangelisia flava (L.) Merr.
- Nama daerah: reuy ki koneng (Sunda); oyod sirawanan, sirawan kunyit (Jawa); wuh bulan (Ambon); kayo kuning (Palembang); oyod koneng (Madura); mololeya gumini (Halmahera Utara).

Kandungan Kimia:
Ki koneng mengandung beberapa senyawa kimia, antara lain:
- Getah perca dan damar
- Barberin dan alkaloid lainnya
- Saponin (pada bijinya)

Manfaatnya untuk Kesehatan:
Ki koneng memiliki beberapa manfaat untuk kesehatan, antara lain:
- Mengobati demam: Rebus 10 g tangkai muda ki koneng dalam 3 gelas air sampai tersisa 2 gelas.
- Mengobati sariawan: Rebus 10 g tangkai muda ki koneng segar dalam 3 gelas air sampai tersisa 2 gelas.
- Mengobati gangguan pencernaan dan cacingan: Rebus 1 jari batang ki koneng segar, 1 jeruk nipis yang sudah dibelah, dan 5 lembar daun sirih dalam 3 gelas air selama 20 menit.
- Mengobati sakit kuning: Belum ada informasi detail tentang cara penggunaan.

Cara Konsumsi atau Pemakaian dan Dosis yang Dianjurkan:
- Dosis dan cara konsumsi dapat bervariasi tergantung pada kondisi kesehatan dan tujuan penggunaan. Sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau ahli herbal sebelum menggunakan ki koneng sebagai obat.

Efek Samping:
- Belum ada informasi yang jelas tentang efek samping dari penggunaan ki koneng. Namun, sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau ahli herbal sebelum menggunakan tanaman ini sebagai obat ¹

KETEPENG KECIL (Cassia tora L.)

Ketepeng Kecil (Cassia tora L.) adalah tanaman yang berasal dari famili Leguminaceae. Tanaman ini banyak tumbuh di berbagai wilayah di Indonesia dan memiliki beberapa nama daerah, seperti Ketepeng cilik (Jawa), Ketepeng leutik (Sunda), dan Galenggeng kecil (Melayu) ¹.

Klasifikasi:
- Kingdom: Plantae
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Magnoliopsida
- Ordo: Fabales
- Famili: Fabaceae
- Genus: Cassia
- Spesies: Cassia tora L.

Kandungan Kimia:
Ketepeng Kecil mengandung beberapa senyawa kimia, seperti:
- Chryzophanol
- Emodin
- Aloe-emodin
- Rhein
- Physcion
- Obtusin
- Toralactone
- Auranto-obtusin
- Rubrobusarin

Manfaat untuk Kesehatan:
Ketepeng Kecil memiliki beberapa manfaat untuk kesehatan, seperti:
- Mengobati hepatitis dan cirrhosis
- Mengatasi sembelit
- Mengobati cacingan
- Sebagai pencahar

Cara Konsumsi atau Pemakaian:
- Biji segar dapat digongseng dan diminum sebagai pengganti teh untuk mengobati hepatitis dan cirrhosis.
- Biji dapat direbus dan diminum untuk mengobati sembelit dan cacingan.

Dosis yang Dianjurkan:
- Untuk mengobati hepatitis dan cirrhosis, dapat diminum 5-15 gram biji yang telah direbus.
- Untuk mengobati sembelit, dapat diminum 5-15 gram biji yang telah direbus.

Efek Samping:
Tidak ada informasi yang jelas tentang efek samping dari penggunaan Ketepeng Kecil. Namun, sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau ahli herbal sebelum menggunakan tanaman ini sebagai obat ¹.

KETEPENG CINA (Cassia alata L.)

Ketepeng Cina (Cassia alata L.) adalah tanaman yang berasal dari Amerika Selatan, tetapi telah menyebar luas di Asia, termasuk Indonesia. Tanaman ini juga dikenal dengan nama lain seperti daun kupang, daun kurap, ketepeng, kupang-kupang, dan gelenggang ¹ ².

Klasifikasi:
- Kingdom: Plantae
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Magnoliopsida
- Ordo: Fabales
- Famili: Fabaceae
- Genus: Senna
- Spesies: Senna alata ³

Nama Daerah:
Ketepeng Cina memiliki beberapa nama daerah, antara lain:
- Ketepeng kebo (Jawa)
- Ketepeng badak (Sunda)
- Acon-aconan (Madura)
- Sajamera (Halmahera)
- Tabankun (Tidore)
- Daun kupang, daun kurapan, dan gelinggang gajah (Sumatra) ¹

Kandungan Kimia:
Ketepeng Cina mengandung beberapa senyawa kimia, antara lain:
- Alkaloid
- Saponin
- Flavonoid
- Tanin
- Antrakinon
- Emodin
- Aloe-emodin
- Krisopanol
- Kaempferol ⁴

Manfaat untuk Kesehatan:
Ketepeng Cina memiliki beberapa manfaat untuk kesehatan, antara lain:
- Mengobati penyakit kulit seperti kurap, kudis, panu, dan eksim
- Mengobati demam berdarah
- Mengatasi masalah pencernaan seperti sembelit dan cacingan
- Mengobati sariawan
- Mengobati diare dan disentri ⁴ ⁵

Cara Konsumsi atau Pemakaian:
- Untuk mengobati kurap, kudis, dan eksim, daun ketepeng cina dapat ditumbuk halus dan ditempelkan pada kulit yang terkena.
- Untuk mengobati sembelit, daun ketepeng cina dapat direbus dengan air dan diminum.
- Untuk mengobati sariawan, daun ketepeng cina dapat dikunyah dengan garam.

Dosis yang Dianjurkan:
Tidak ada dosis yang spesifik untuk penggunaan ketepeng cina sebagai obat tradisional. Namun, sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau ahli herbal sebelum menggunakan ketepeng cina sebagai obat.

Efek Samping:
Penggunaan ketepeng cina sebagai obat tradisional umumnya dianggap aman, tetapi dapat menyebabkan efek sampingan seperti iritasi kulit atau reaksi alergi pada beberapa orang. Sebaiknya lakukan tes kulit sebelum menggunakan ketepeng cina sebagai obat luar ⁴.

KESUMBA KELING (Bixa orellana)

Asal UsulKesumba Keling (Bixa orellana) merupakan tanaman yang berasal dari Amerika Selatan dan telah dibudidayakan di berbagai wilayah tropis dan subtropis. Tanaman ini dikenal karena bijinya yang dapat digunakan sebagai pewarna makanan dan obat-obatan.

Klasifikasi dan Nama Daerah- Kingdom: Plantae
- Nama Latin: Bixa orellana
- Nama Daerah: Kesumba Keling (Indonesia), Annatto (Inggris), Achiote (Spanyol)

Kandungan KimiaKesumba Keling mengandung beberapa senyawa kimia yang bermanfaat, seperti:
- Karotenoid (bixin, norbixin)
- Flavonoid
- Saponin
- Tanin

Manfaat untuk KesehatanKesumba Keling memiliki beberapa manfaat untuk kesehatan, seperti:
- Mengatasi Masalah Pencernaan: Kesumba Keling dapat membantu meredakan gejala gangguan pencernaan dan diare.
- Mengurangi Peradangan: Flavonoid dan saponin dalam Kesumba Keling memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat membantu mengurangi peradangan.
- Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh: Kesumba Keling dapat membantu meningkatkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi.

Cara Konsumsi atau Pemakaian dan Dosis yang Dianjurkan- Biji Kesumba Keling dapat digunakan sebagai pewarna makanan atau dibuat menjadi teh herbal.
- Dosis yang dianjurkan adalah 1/2 sendok teh biji Kesumba Keling per hari.

Efek SampingPenggunaan Kesumba Keling secara umum aman, namun perlu diingat bahwa konsumsi berlebihan dapat menyebabkan efek sampingan, seperti:
- Gangguan pencernaan
- Reaksi alergi

Sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan Kesumba Keling sebagai obat, terutama jika Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu.

KENIKIR (Cosmos caudatus)

Kategori: Tanaman Obat

Asal UsulKenikir (Cosmos caudatus) merupakan tanaman yang berasal dari Amerika Selatan dan telah dibudidayakan di berbagai wilayah tropis dan subtropis, termasuk Indonesia. Tanaman ini dikenal karena daunnya yang dapat digunakan sebagai sayuran dan obat-obatan.

Klasifikasi dan Nama Daerah- Kingdom: Plantae
- Nama Latin: Cosmos caudatus
- Nama Daerah: Kenikir (Indonesia), Cosmos (Inggris), Ulam Raja (Malaysia)

Kandungan KimiaKenikir mengandung beberapa senyawa kimia yang bermanfaat, seperti:
- Flavonoid
- Saponin
- Tanin
- Vitamin (A, C)
- Mineral (kalsium, fosfor)

Manfaat untuk KesehatanKenikir memiliki beberapa manfaat untuk kesehatan, seperti:
- Mengatasi Masalah Pencernaan: Kenikir dapat membantu meredakan gejala gangguan pencernaan dan diare.
- Mengurangi Peradangan: Flavonoid dan saponin dalam kenikir memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat membantu mengurangi peradangan.
- Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh: Kenikir dapat membantu meningkatkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi.
- Mengatasi Batuk dan Pilek: Kenikir dapat membantu meredakan gejala batuk dan pilek.

Cara Konsumsi atau Pemakaian dan Dosis yang Dianjurkan- Daun kenikir dapat dikonsumsi sebagai sayuran atau dibuat menjadi jus.
- Dosis yang dianjurkan adalah 1-2 cangkir sayuran kenikir per hari.

Efek SampingPenggunaan kenikir secara umum aman, namun perlu diingat bahwa konsumsi berlebihan dapat menyebabkan efek sampingan, seperti:
- Gangguan pencernaan
- Reaksi alergi

Sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan kenikir sebagai obat, terutama jika Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu.

Tanaman Obat

KENCUR (Kaempferia galanga)

Kategori: Tanaman Obat

Asal UsulKencur (Kaempferia galanga) merupakan tanaman yang berasal dari Asia Tenggara dan telah dibudidayakan di berbagai wilayah tropis dan subtropis. Tanaman ini dikenal karena rimpangnya yang memiliki aroma dan rasa khas.

Klasifikasi dan Nama Daerah- Kingdom: Plantae
- Nama Latin: Kaempferia galanga
- Nama Daerah: Kencur (Indonesia), Resurrection Lily (Inggris), Krachai (Thailand)

Kandungan KimiaKencur mengandung beberapa senyawa kimia yang bermanfaat, seperti:
- Minyak atsiri (borneol, camphor)
- Flavonoid
- Saponin
- Tanin

Manfaat untuk KesehatanKencur memiliki beberapa manfaat untuk kesehatan, seperti:
- Mengatasi Masalah Pencernaan: Kencur dapat membantu meredakan gejala gangguan pencernaan dan diare.
- Mengurangi Peradangan: Flavonoid dan saponin dalam kencur memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat membantu mengurangi peradangan.
- Mengatasi Batuk dan Pilek: Kencur dapat membantu meredakan gejala batuk dan pilek.
- Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh: Kencur dapat membantu meningkatkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi.

Cara Konsumsi atau Pemakaian dan Dosis yang Dianjurkan- Rimpang kencur dapat dibuat menjadi jamu atau digunakan sebagai bumbu masakan.
- Dosis yang dianjurkan adalah 1-2 gram kencur per hari.

Efek SampingPenggunaan kencur secara umum aman, namun perlu diingat bahwa konsumsi berlebihan dapat menyebabkan efek sampingan, seperti:
- Gangguan pencernaan
- Reaksi alergi

Sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan kencur sebagai obat, terutama jika Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu.

Tanaman Obat

KENANGA (Cananga odorata)

Asal UsulKenanga (Cananga odorata) merupakan tanaman yang berasal dari Asia Tenggara dan telah dibudidayakan di berbagai wilayah tropis dan subtropis. Tanaman ini dikenal karena bunga yang harum dan minyak atsiri yang dihasilkan.

Klasifikasi dan Nama Daerah- Kingdom: Plantae
- Nama Latin: Cananga odorata
- Nama Daerah: Kenanga (Indonesia), Ylang-Ylang (Inggris), Cananga (Perancis)

Kandungan KimiaKenanga mengandung beberapa senyawa kimia yang bermanfaat, seperti:
- Minyak atsiri (linalool, geraniol, eugenol)
- Flavonoid
- Saponin
- Tanin

Manfaat untuk KesehatanKenanga memiliki beberapa manfaat untuk kesehatan, seperti:
- Mengurangi Stres dan Kecemasan: Minyak atsiri kenanga dapat membantu mengurangi stres dan kecemasan.
- Mengatasi Masalah Pencernaan: Kenanga dapat membantu meredakan gejala gangguan pencernaan.
- Mengurangi Peradangan: Flavonoid dan saponin dalam kenanga memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat membantu mengurangi peradangan.
- Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh: Kenanga dapat membantu meningkatkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi.

Cara Konsumsi atau Pemakaian dan Dosis yang Dianjurkan- Minyak atsiri kenanga dapat digunakan sebagai aromaterapi atau dioleskan pada kulit (setelah diencerkan).
- Bunga kenanga dapat dibuat menjadi teh herbal.
- Dosis yang dianjurkan adalah 2-3 tetes minyak atsiri kenanga per 10ml minyak pembawa.

Efek SampingPenggunaan kenanga secara umum aman, namun perlu diingat bahwa konsumsi berlebihan dapat menyebabkan efek sampingan, seperti:
- Iritasi kulit
- Reaksi alergi
- Gangguan pencernaan

Sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan kenanga sebagai obat, terutama jika Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu.

KEMUNING (Murraya paniculata)

Asal UsulKemuning (Murraya paniculata) merupakan tanaman yang berasal dari Asia Tenggara dan telah dibudidayakan di berbagai wilayah tropis dan subtropis. Tanaman ini dikenal karena bunga yang harum dan daun yang rimbun.

Klasifikasi dan Nama Daerah- Kingdom: Plantae
- Nama Latin: Murraya paniculata
- Nama Daerah: Kemuning (Indonesia), Orange Jasmine (Inggris), Kemuning (Malaysia)

Kandungan KimiaKemuning mengandung beberapa senyawa kimia yang bermanfaat, seperti:
- Minyak atsiri
- Flavonoid
- Alkaloid
- Saponin
- Tanin

Manfaat untuk KesehatanKemuning memiliki beberapa manfaat untuk kesehatan, seperti:
- Mengatasi Masalah Pencernaan: Kemuning dapat membantu meredakan gejala gangguan pencernaan dan diare.
- Mengurangi Peradangan: Flavonoid dan saponin dalam kemuning memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat membantu mengurangi peradangan.
- Mengatasi Batuk dan Pilek: Kemuning dapat membantu meredakan gejala batuk dan pilek.
- Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh: Kemuning dapat membantu meningkatkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi.

Cara Konsumsi atau Pemakaian dan Dosis yang Dianjurkan- Daun kemuning dapat dibuat menjadi teh herbal atau digunakan sebagai bahan masakan.
- Dosis yang dianjurkan adalah 1-2 cangkir teh kemuning per hari.

Efek SampingPenggunaan kemuning secara umum aman, namun perlu diingat bahwa konsumsi berlebihan dapat menyebabkan efek sampingan, seperti:
- Gangguan pencernaan
- Reaksi alergi

Sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan kemuning sebagai obat, terutama jika Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu.

KEMBANG TELANG (Clitoria ternatea)

Kategori: Tanaman Obat

Asal UsulKembang telang

Asal UsulKembang telang (Clitoria ternatea) berasal dari Asia Tenggara dan telah dibudidayakan di berbagai wilayah tropis dan subtropis. Tanaman ini dikenal karena bunga yang berwarna biru dan dapat digunakan sebagai bahan minuman dan obat-obatan.

Klasifikasi dan Nama Daerah- Kingdom: Plantae
- Nama Latin: Clitoria ternatea
- Nama Daerah: Kembang Telang (Indonesia), Butterfly Pea (Inggris), Telang (Jawa)

Kandungan KimiaKembang telang mengandung beberapa senyawa kimia yang bermanfaat, seperti:
- Flavonoid
- Antosianin
- Saponin
- Vitamin (C, E)
- Mineral (kalsium, fosfor, kalium)

Manfaat untuk KesehatanKembang telang memiliki beberapa manfaat untuk kesehatan, seperti:
- Meningkatkan Fungsi Otak: Kembang telang dapat membantu meningkatkan memori dan konsentrasi.
- Mengurangi Stres dan Kecemasan: Kembang telang dapat membantu mengurangi stres dan kecemasan.
- Mengatasi Masalah Pencernaan: Kembang telang dapat membantu meredakan gejala gangguan pencernaan.
- Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh: Kembang telang dapat membantu meningkatkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi.

Cara Konsumsi atau Pemakaian dan Dosis yang Dianjurkan- Bunga kembang telang dapat dibuat menjadi teh herbal atau digunakan sebagai bahan minuman.
- Dosis yang dianjurkan adalah 1-2 cangkir teh kembang telang per hari.

Efek SampingPenggunaan kembang telang secara umum aman, namun perlu diingat bahwa konsumsi berlebihan dapat menyebabkan efek sampingan, seperti:
- Gangguan pencernaan
- Reaksi alergi

Sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan kembang telang sebagai obat, terutama jika Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu.

Tanaman Obat

KEMBANG SEPATU WARA WIRI (Hibiscus sabdariffa)

Kategori: Tanaman Obat

Asal UsulKembang wara wiri

berasal dari Afrika Barat dan telah dibudidayakan di berbagai wilayah tropis dan subtropis. Tanaman ini dikenal karena bunga yang berwarna merah dan dapat digunakan sebagai bahan minuman dan obat-obatan.

Klasifikasi dan Nama Daerah- Kingdom: Plantae
- Nama Latin: Hibiscus sabdariffa
- Nama Daerah: Kembang Wara Wiri (Indonesia), Rosella (Inggris), Bissap (Afrika Barat)

Kandungan KimiaKembang wara wiri mengandung beberapa senyawa kimia yang bermanfaat, seperti:
- Asam sitrat
- Asam malat
- Flavonoid
- Antosianin
- Vitamin (C, B)
- Mineral (kalsium, fosfor, kalium)

Manfaat untuk KesehatanKembang wara wiri memiliki beberapa manfaat untuk kesehatan, seperti:
- Menurunkan Tekanan Darah: Kembang wara wiri dapat membantu menurunkan tekanan darah dan mengurangi risiko penyakit jantung.
- Mengatasi Masalah Pencernaan: Kembang wara wiri dapat membantu meredakan gejala gangguan pencernaan dan diare.
- Mengurangi Peradangan: Flavonoid dan antosianin dalam kembang wara wiri memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat membantu mengurangi peradangan.
- Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh: Kembang wara wiri dapat membantu meningkatkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi.

Cara Konsumsi atau Pemakaian dan Dosis yang Dianjurkan- Bunga kembang wara wiri dapat dibuat menjadi teh herbal atau digunakan sebagai bahan minuman.
- Dosis yang dianjurkan adalah 1-2 cangkir teh kembang wara wiri per hari.

Efek SampingPenggunaan kembang wara wiri secara umum aman, namun perlu diingat bahwa konsumsi berlebihan dapat menyebabkan efek sampingan, seperti:
- Gangguan pencernaan
- Reaksi alergi
- Interaksi dengan obat-obatan tertentu

Sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan kembang wara wiri sebagai obat, terutama jika Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu.

Tanaman Obat

KEMBANG SEPATU (Hibiscus rosa-sinensis)

Kategori: Tanaman Obat

Asal UsulKembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) berasal dari Asia Tenggara dan telah dibudidayakan di berbagai wilayah tropis dan subtropis. Tanaman ini dikenal karena bunga yang indah dan beragam warna.

Klasifikasi dan Nama Daerah- Kingdom: Plantae
- Nama Latin: Hibiscus rosa-sinensis
- Nama Daerah: Kembang Sepatu (Indonesia), Shoe Flower (Inggris), Hibiscus (Perancis)

Kandungan KimiaKembang sepatu mengandung beberapa senyawa kimia yang bermanfaat, seperti:
- Flavonoid
- Antosianin
- Saponin
- Tanin
- Vitamin (C, E)
- Mineral (kalsium, fosfor)

Manfaat untuk KesehatanKembang sepatu memiliki beberapa manfaat untuk kesehatan, seperti:
- Mengatasi Batuk dan Pilek: Kembang sepatu dapat membantu meredakan gejala batuk dan pilek.
- Mengurangi Peradangan: Flavonoid dan antosianin dalam kembang sepatu memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat membantu mengurangi peradangan.
- Mengatasi Masalah Kulit: Kembang sepatu dapat membantu mengatasi masalah kulit seperti jerawat dan eksim.
- Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh: Kembang sepatu dapat membantu meningkatkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi.

Cara Konsumsi atau Pemakaian dan Dosis yang Dianjurkan- Bunga kembang sepatu dapat dibuat menjadi teh herbal atau digunakan sebagai bahan masakan.
- Dosis yang dianjurkan adalah 1-2 cangkir teh kembang sepatu per hari.

Efek SampingPenggunaan kembang sepatu secara umum aman, namun perlu diingat bahwa konsumsi berlebihan dapat menyebabkan efek sampingan, seperti:
- Gangguan pencernaan
- Reaksi alergi

Sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan kembang sepatu sebagai obat, terutama jika Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu.

Tanaman Obat

KEMBANG PUKUL EMPAT

Maaf, saat ini tidak dapat mengakses sumber tepercaya secara langsung untuk merangkum detail lengkap tentang Kembang Pukul Empat (Caesalpinia pulcherrima) pada sesi ini. Secara umum, berikut gambaran ringkas berdasarkan pengetahuan umum tentang tanaman ini:

Asal Usul

Kembang Pukul Empat berasal dari wilayah tropis Amerika, terutama Amerika Selatan, dan telah dibudidayakan luas sebagai tanaman hias di wilayah tropis dan subtropis di dunia. Di banyak negara, termasuk Indonesia, tanaman ini populer sebagai tanaman pagar atau hias karena bunga berwarna cerah dan toleransi terhadap kondisi lingkungan yang beragam.

Klasifikasi dan Nama Daerah

Nama ilmiah: Caesalpinia pulcherrima (L.) Sw.

Famili: Fabaceae (suku polong-polongan)

Genus: Caesalpinia

Spesies: C. pulcherrima

Nama daerah di Indonesia bervariasi, sering disebut Kembang Merak, Bunga Merak, atau Bunga Kupu-Kupu, tergantung daerah setempat.

Kandungan Kimia

Karena tanaman ini terutama dikenal sebagai tanaman hias, data kimia spesifik untuk setiap bagian (daun, bunga, buah) tidak selalu tersedia secara luas dalam literatur populer. Secara umum, tanaman Fabaceae mengandung senyawa fenolik, flavonoid, saponin, tanin, alkaloid, dan senyawa fenolik lain. Kandungan persis untuk C. pulcherrima perlu konfirmasi melalui tinjauan literatur ilmiah terperinci.

Manfaat Kesehatan

Banyak klaim tentang manfaat kesehatan spesifik untuk Kembang Pukul Empat belum didokumentasikan secara luas dalam studi klinis yang terverifikasi. Secara umum, beberapa spesies dalam genus Caesalpinia memiliki senyawa antioksidan atau aktivitas antimikroba pada bagian tertentu tanaman, tetapi bukti yang kredibel untuk penggunaan medis spesifik pada C. pulcherrima masih diperlukan.

Obat bisul, sebagai obat luar 10 lembar daun dilumatkan ditambah garam ditempelkan apada kulit yang bisul.

rebusan 15-30 gram daun direbus 4 gelas sampai tersisa 2 gelas, membantu penyembuhan : Radang amandel,, Keputihan, Cervical erision, protatitis dan radang sendi.

Cara Konsumsi atau Pemakaian dan Dosis Anjuran

Karena fokus utama pada kembang merak adalah tanaman hias, tidak ada pedoman dosis baku untuk penggunaan kesehatan yang umum diterima. Jika ada penggunaan tradisional, sebaiknya dilakukan hanya di bawah pengawasan ahli herbal atau tenaga kesehatan yang berpengalaman, dengan memperhatikan potensi toksisitas dan efek samping.

Efek Samping

Tanaman hias seperti Kembang Pukul Empat dapat mengandung senyawa yang bersifat toksik jika dikonsumsi secara tidak tepat. Karena data ilmiah yang konsisten mengenai keamanan dan efek samping spesifik relatif terbatas, hindari konsumsi bagian tanaman yang tidak dianjurkan tanpa panduan profesional. Kontak kulit juga bisa menyebabkan iritasi pada sebagian orang.

Jika Anda ingin, saya bisa membantu dengan:

Menyusun daftar pertanyaan kunci untuk memperjelas spesies mana yang dimaksud (ada beberapa tanaman yang dikenal dengan sebutan serupa) dan area geografis Anda.

Mencari literatur ilmiah primer secara khusus untuk Caesalpinia pulcherrima jika Anda memberi izin, sehingga bisa dibuat ringkasan yang lebih terperinci dengan sumber yang jelas

KEMBANG MERAK (Caesalpinia pulcherrima)

Berikut gambaran singkat tentang Tumbuhan Kembang Merak yang sering disebut Caesalpinia pulcherrima:

Asal Usul

Kembang merak berasal dari wilayah Amerika Selatan dan telah dibawa serta dibudidayakan secara luas di berbagai wilayah tropis dan subtropis di dunia, termasuk Asia, Afrika, dan kepulauan Karibia. Di Indonesia tanaman ini dikenal luas sebagai tanaman hias yang toleran terhadap kondisi kering dan variasi iklim[referensi umum botani Fabaceae].

Klasifikasi dan Nama Daerah

Nama ilmiah: Caesalpinia pulcherrima (L.) Sw.

Famili: Fabaceae (suku polong-polongan)

Genus: Caesalpinia

Spesies: C. pulcherrima

Nama daerah di Indonesia bervariasi, sering disebut Kembang Merak, Bunga Merak, atau Bunga Kupu-Kupu, tergantung daerah setempat[umum].

Kandungan Kimia

Sebagian besar sumber mengkategorikan kembang merak sebagai tanaman hias sehingga informasi kimia spesifik relatif terbatas. Secara umum, tumbuhan dalam Fabaceae mengandung senyawa seperti tanin, flavonoid, saponin, alkaloid, serta senyawa fenolik pada bagian daun, batang, dan bunga. Kandungan kimia persis untuk Caesalpinia pulcherrima perlu konfirmasi melalui literatur ilmiah terperinci.

Manfaat Kesehatan

Kembang merak lebih dikenal sebagai tanaman hias daripada tanaman obat yang terdokumentasi luas. Beberapa sumber menyebutkan potensi antiseptik atau antimikroba pada bagian tertentu tumbuhan, namun bukti klinis yang konsisten terhadap manfaat kesehatan spesifik sangat terbatas. Oleh karena itu, manfaat kesehatan yang dianjurkan belum dapat dijamin tanpa riset lebih lanjut.

Diare

Hepatitis

Kenjang pada anak, sebagai obat luar ditumbuk tambah garam dilulurkan.

Penurun panas

Perut kembung

Sariawan, 15 gram daun direbus 2 gelas air, dinginlan sebagai obat kumur

Cara Konsumsi/Pemakaian dan Dosis

Tidak ada rekomendasi dosis atau cara konsumsi yang diakui secara luas untuk terapi kesehatan pada kembang merak. Umumnya tanaman ini digunakan sebagai dekorasi dan untuk penelitian, bukan sebagai bahan ramuan pengobatan rumahan. Penggunaan bagian tanaman untuk tujuan kesehatan sebaiknya tidak dilakukan tanpa bimbingan ahli botani/herbal dan tanpa konfirmasi keamanan.

Efek Samping

Karena kurangnya data ilmiah yang mapan, potensi efek samping tidak bisa dipastikan. Secara umum, jika ada bagian tanaman yang dikonsumsi tanpa panduan yang tepat, bisa menimbulkan gangguan pencernaan, reaksi alergi, atau toksisitas tergantung bagian tanaman dan dosisnya. Hindari penggunaan untuk tujuan kesehatan tanpa informasi yang jelas dan konsultasi profesional.

Catatan umum

Banyak sumber mengulas kembang merak terutama dari sisi hias, iklim tumbuh, serta budaya budidaya. Untuk informasi yang akurat mengenai manfaat kesehatan dan dosis, diperlukan pencarian literatur ilmiah primer yang spesifik pada Caesalpinia pulchrrima (typo di atas; pastikan ejaannya tepat) atau konfirmasi dari ahli botani herbal setempat. Jika ingin, bisa saya bantu merangkum sumber-sumber ilmiah tepercaya begitu tersedia.

KEMBANG COKLAT (Zephyranthes candida)

Berikut rangkuman singkat tentang Tumbuhan Kembang Coklat Zephyranthes candida Herbal (Zephyranthes candida):

Asal Usul

Zephyranthes candida, sering disebut kembang coklat, termasuk salah satu spesies Zephyranthes yang umum ditemui sebagai tanaman hias. Secara umum genus Zephyranthes berasal dari wilayah tropis Amerika dan telah dibudidayakan secara luas, tetapi spesies candida juga ditemukan dan dipromosikan sebagai tanaman hias di berbagai negara tropis, termasuk Indonesia. Informasi rinci mengenai asal-usul geografis spesifik spesi ini bervariasi menurut sumber, namun secara umum terkait dengan persebaran tanaman hias bulbs di daerah beriklim tropis dan subtropis[referensi umum tanaman Zephyranthes].

Klasifikasi dan Nama Daerah

Famili: Amaryllidaceae

Genus: Zephyranthes

Spesies: Zephyranthes candida

Nama daerah di Indonesia sering disebut kembang coklat atau lili hujan karena mekarnya mengikuti curah hujan; variasi lokal bisa berbeda-beda tergantung daerah.

Kandungan Kimia

Sebagian besar penelitian fokus pada bunga dan umbi sebagai bagian ornamental, namun tanaman ini secara umum mengandung senyawa minyak terbang yang terkait dengan rempah-rempah, serta senyawa fenolik pada bagian tumbuhan. Kandungan spesifik kimiawi untuk Zephyranthes candida tidak selalu dilaporkan secara rinci dalam sumber populernya, sehingga diperlukan literatur ilmiah khusus untuk rincian persentase komponen utamanya.

Manfaat Kesehatan

Zephyranthes candida lebih dikenal sebagai tanaman hias daripada tanaman obat yang didalamnya memiliki rekomendasi penggunaan kesehatan konvensional. Karena kurangnya bukti ilmiah yang konsisten tentang manfaat kesehatan spesifik untuk spesies ini, tidak ada klaim manfaat kesehatan yang umum diterima secara luas untuk Z. candida. (Hingga literatur tersedia, dianjurkan menghindari klaim medis tanpa dukungan riset terbitan ilmiah.)

Obat Ayan (epilepsi) dengan merebus 10 gram kembang coklat dalam 3 gelas air, didihkan sampai 1 gelas, minum 1/2 gelas 2 kali sehari

Obat kejang pada anak, sebagai ubat luar, bunganya di lumatkan tambah garam sedikit tempelkan di pelipis

Cara Konsumsi, Pemakaian, dan Dosis

Tidak ada rekomendasi konsumsi makanan atau minum berbasis Zephyranthes candida yang diakui secara umum. Umumnya, tanaman hias seperti ini tidak dianjurkan untuk konsumsi manusia. Untuk penggunaan tanaman hias, fokusnya adalah pada estetika, perawatan pot, penyiraman, pemupukan, serta penempatan cahaya yang tepat.

Efek Samping

Karena spesies ini lebih dikenal sebagai tanaman hias, potensi toksisitas atau efek samping terkait konsumsi manusia belum banyak dibahas secara konklusif dalam literatur populer. Secara umum, bagian tanaman tertentu bisa beracun bagi manusia jika dikonsumsi, sehingga sebaiknya tidak mengonsumsi bagian tanaman yang tidak dianjurkan dan menghindari paparan langsung tanpa panduan ahli botani atau medis.

Catatan penting

Informasi spesifik mengenai kimia, dosis, dan manfaat kesehatan untuk Zephyranthes candida sangat bervariasi dan kurang konsisten dalam sumber yang tersedia secara umum. Jika diperlukan, perlu merujuk pada literatur ilmiah primer atau database tanaman obat yang terverifikasi untuk data yang lebih akurat dan terkini.

KEMBANG BUGANG (Clerodendrum calamitosum L.)

Kembang bugang (Clerodendrum calamitosum L.) adalah tumbuhan semak liar asli Indonesia dan Semenanjung Malaya, banyak ditemukan di tepi hutan, kebun, dan tepi jalan; selain sebagai tanaman hias, kembang bugang telah lama dimanfaatkan sebagai tanaman obat tradisional di daerah tropis Asia.

Klasifikasi dan Nama Daerah

Kingdom: Plantae

Divisi: Tracheophyta

Ordo: Lamiales

Famili: Lamiaceae (dulu Verbenaceae)

Genus: Clerodendrum

Spesies: Clerodendrum calamitosum L.

Nama daerah: informasi nama lokal di berbagai daerah masih terbatas di sumber digital, namun disebut juga sebagai “Bunga Sarang Semut” di beberapa wilayah.

Kandungan Kimia

Bagian yang dimanfaatkan adalah daun, akar, dan buah. Kandungannya meliputi:

Saponin

Flavonoid

Polifenol

Alkaloid

Steroid

Terpen

Glikosida sianogenik

Purpurin

Pheophorbide

Kalium.

Manfaat untuk Kesehatan

Penghancur batu ginjal atau kencing batu serta peluruh kencing.

Obat demam, diare, wasir (hemoroid), bisul/bengkak, dan gangguan pencernaan.

Membantu penyembuhan luka bakar, menghentikan pendarahan, dan mengatasi infeksi kulit.

Mengatasi kencing bernanah, sifilis, dan gigitan ular.

Memiliki sifat antikanker dan antioksidan.

Cara Konsumsi/Pemakaian dan Dosis yang Dianjurkan

Untuk demam, rebus ±10 gram daun segar dengan segelas air selama 15 menit, saring dan minum sekaligus (maksimal 1 gelas per hari).

Untuk gangguan lain: 8 lembar daun segar direbus dengan 3 gelas air hingga tersisa 2¼ gelas, disaring dan dibagi menjadi 3 bagian, diminum 3 kali sehari.

Pemakaian luar: Daun segar digiling halus, dicampur sedikit minyak, lalu ditempelkan pada kulit yang luka, bengkak, atau gigitan ular.

Kembang bugang adalah tanaman obat multifungsi, penggunaannya cukup aman secara tradisional selama sesuai dosis anjuran; penggunaan rutin atau dosis tinggi sebaiknya dikonsultasikan ke dokter atau herbalis demi keamanan.

KEMANGGI (Ocimum africanum)

Kemangi (Ocimum x africanum, hasil persilangan alami antara Ocimum basilicum dan O. americanum) adalah tanaman herbal beraroma khas yang berasal dari wilayah India dan Asia Tenggara serta kini telah menyebar luas ke seluruh dunia dan jadi bagian penting kuliner serta pengobatan tradisional di Indonesia.

Klasifikasi dan Nama Daerah

Kingdom: Plantae

Divisi: Angiospermae

Subdivisi: Tracheophyta/Spermatophyta

Kelas: Dicotyledonae/Magnoliopsida

Ordo: Lamiales/Tubiflorae

Famili: Lamiaceae

Genus: Ocimum

Spesies: Ocimum basilicum var. anisatum Benth (Ocimum x africanum)

Nama daerah: kemangi (umum), suraung (Sunda), lufe-lufe (Ternate), uku-uku (Bali), kemangek (Madura), hairy basil (Inggris).

Kandungan Kimia

Kemangi sangat kaya akan:

Minyak atsiri (linalool, limonene, eugenol, citronellol, geraniol, caryophyllene, cadinol, ocimene).

Senyawa fenolik, flavonoid, tanin, saponin, alkaloid, glikosida.

Vitamin dan mineral, seperti vitamin A, C, K, kalsium, potasium, besi, magnesium, dan zinc.

Manfaat untuk Kesehatan

Mendukung kesehatan pencernaan dan meredakan gangguan lambung.

Bersifat anti-inflamasi (meredakan radang, nyeri sendi, gejala radang usus).

Melawan radikal bebas sebagai antioksidan, mendukung kekebalan tubuh.

Menurunkan risiko penyakit jantung, mendukung kesehatan kulit dan mencegah infeksi mulut.

Berpotensi membantu kontrol gula darah, menangkal infeksi bakteri, serta menurunkan stres dan kecemasan.

Cara Konsumsi dan Dosis yang Dianjurkan

Umumnya dikonsumsi segar sebagai lalapan, campuran sambal, atau pelengkap masakan.

Jika digunakan untuk kesehatan, konsumsi 10–20 lembar daun mentah/hari atau 1–2 sendok makan daun cincang segar.

Untuk manfaat spesifik (misalnya sebagai obat kumur, teh herbal), gunakan 2–4 gram daun kering sekali seduh, maksimal 1–2 kali sehari.

Hindari konsumsi berlebihan (melebihi 40–50 gram daun segar per hari).

Efek Samping

Konsumsi berlebihan bisa memicu gangguan pencernaan (Perut mulas, mual), alergi (gatal, bengkak, sesak napas), memperparah hipoglikemia pada penderita gula darah rendah, dan iritasi saluran pernapasan bagi yang sensitif minyak atsiri.

Sebaiknya ibu hamil, menyusui, dan pasien dengan penyakit autoimun atau gangguan ginjal berkonsultasi sebelum konsumsi rutin.

Kemangi kaya zat aktif yang bermanfaat, aman selama dikonsumsi wajar, namun perlu memperhatikan dosis dan kondisi kesehatan individu guna menghindari efek samping.

KELOR (Moringa oleifera)

Kelor (Moringa oleifera) adalah tanaman herbal asal India, khususnya dari kaki pegunungan Himalaya, yang kemudian menyebar luas ke Asia Tenggara, Afrika, dan wilayah tropis lainnya—termasuk Indonesia di Jawa, Madura, Bali, Sunda, Aceh, Sumbawa, Minang, dan banyak daerah lain sebagai tanaman pagar maupun tanaman obat.

Klasifikasi dan Nama Daerah

Kingdom: Plantae

Divisi: Spermatophyta

Sub-divisi: Angiospermae

Kelas: Dicotyledoneae

Ordo: Brassicales (Rhoeadales)

Famili: Moringaceae

Genus: Moringa

Spesies: Moringa oleifera Lam.

Nama lokal di Indonesia: kelor (umum), kero/kelo/wori/keloro (Sulawesi), maronggih (Madura), murong (Aceh), kawona (Sumbawa), munggai (Minang), kelo (Ternate), serta di Bali dan Melayu juga dikenal sebagai kelor.

Kandungan Kimia

Daun kelor mengandung banyak zat aktif:

Alkaloid, flavonoid, fenol, triterpenoid/steroid, tanin, saponin, vitamin (A, C, E, K), mineral seperti kalsium, kalium, zat besi, magnesium, dan antioksidan tinggi.

Senyawa niazimicin berperan menghambat pertumbuhan sel kanker, serta protein, serat, dan asam amino esensial.

Manfaat untuk Kesehatan

Menurunkan gula darah dan kolesterol.

Menurunkan risiko kanker melalui mekanisme antioksidan serta kandungan niazimicin, tanin dan saponin.

Memperkuat sistem imun dan mempercepat penyembuhan luka.

Membantu menjaga kesehatan mata dan tulang, berkat vitamin A dan mineralnya.

Antibakteri serta mendukung pencernaan karena kandungan fiber dan zat antibakteri.

Cara Konsumsi atau Pemakaian dan Dosis yang Dianjurkan

Daun kelor segar bisa diolah sebagai sayur, teh herbal, smoothies, atau dikonsumsi sebagai kapsul/ekstrak.

Dosis aman harian: batasi konsumsi daun kelor segar maksimal 70 gram per hari.

Untuk teh/sayur: cukup seduh beberapa lembar daun (1–2 genggam) per gelas, diminum 1–2 kali sehari.

Konsumsi rutin sebaiknya dikonsultasikan ke dokter, terutama untuk wanita hamil, menyusui, atau pasien dengan kondisi medis tertentu.

Kelor adalah tanaman superfood tropis yang kaya manfaat untuk kesehatan. Pemanfaatannya harus bijak, khususnya dosis konsumsi harian guna memastikan keamanan dan khasiat optimal.

KELADI TIKUS (Typhonium flagelliforme)

Keladi tikus (Typhonium flagelliforme) adalah tanaman herbal asli Asia seperti Cina Selatan, Bangladesh, Bhutan, Asia Tenggara (termasuk Indonesia), hingga Australia, yang telah lama digunakan sebagai obat tradisional terutama untuk mengatasi kanker dan masalah pernapasan.

Klasifikasi dan Nama Daerah

Kingdom: Plantae

Divisi: Spermatophyta

Sub-divisi: Angiospermae

Kelas: Monocotyledoneae

Ordo: Arales

Famili: Araceae

Genus: Typhonium

Spesies: Typhonium flagelliforme

Nama daerah: keladi tikus (Indonesia), bira kecil, daun panta susu, ki babi, trenggiling mentik, ileus, kalamoyang (nama lokal lain di berbagai daerah Indonesia).

Kandungan Kimia

Bagian tumbuhan yang sering digunakan adalah umbi dan daun. Kandungan utamanya meliputi: flavonoid, alkaloid, fenolat, saponin, tanin, steroid, glikosida, asam heksadekanoat, asam oktadekanoat, resin, methyl ester, serta minyak atsiri. Beberapa senyawa aktif dalam keladi tikus diketahui berperan sebagai antioksidan, antikanker, dan anti-inflamasi.

Manfaat untuk Kesehatan

Efektif melawan pertumbuhan sel kanker (payudara, rahim, leukemia) dan memperlambat perkembangan tumor.

Meredakan batuk, asma, dan infeksi paru-paru.

Membantu menjaga kesehatan hati serta mencegah kerusakan sel hati (hepatoprotektor).

Aktivitas antibakteri dan anti-inflamasi, membantu penyembuhan luka dan mengurangi peradangan kulit.

Menurunkan stres dan meningkatkan ketenangan, serta memperbaiki daya tahan tubuh.

Cara Konsumsi/Pemakaian dan Dosis Anjuran

Daun dan umbi direbus (air rebusan 10–20 gram bahan segar untuk 200 ml air, diminum 1–2 kali sehari).

Tersedia juga dalam bentuk kapsul ekstrak di pasaran: Dosis 2 kapsul 2–3 kali sehari setelah makan untuk stadium kanker awal, 2 kapsul 3 kali sehari untuk kanker lanjut (atau sesuai petunjuk dokter).

Dianjurkan tidak dikonsumsi bersama obat konvensional tanpa konsultasi medis, harus diminum dengan air putih.

Keladi tikus menawarkan potensi besar sebagai tanaman herbal antikanker dan pelengkap terapi kesehatan. Dosis dan penggunaan harus diperhatikan sesuai kebutuhan dan rekomendasi dokter, khususnya untuk terapi penyakit serius.

KEJI BELING (Strobilanthes crispus)

Keji beling adalah tanaman semak yang berasal dari Madagaskar dan menyebar ke Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Filipina, serta tumbuh subur di daerah dataran rendah dan hutan tropis. Tanaman ini mudah ditemukan di pedesaan dan sering dijadikan tanaman pagar.

Klasifikasi dan Nama Daerah

Kingdom: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Scrophulariales

Famili: Acanthaceae

Genus: Strobilanthes

Spesies: Strobilanthes crispus

Nama daerah: keji beling (Indonesia), pecah beling (Betawi, Jakarta), enyoh kelo (Jawa), sambang geteh (Jawa), remek daging (Sunda), lire (Ternate).

Kandungan Kimia

Daun keji beling mengandung kalium, natrium, kalsium, alkaloid, flavonoid, saponin, polifenol, tanin, terpenoid, dan antrakuinon. Senyawa flavonoid dan saponin berperan sebagai antioksidan, antidiuretik, serta membantu metabolisme tubuh.

Manfaat untuk Kesehatan

Membantu meluruhkan batu ginjal dan saluran kemih berkat efek diuretik.

Mengatasi diare dan wasir.

Menurunkan kadar gula darah karena mendukung fungsi pankreas.

Menurunkan kadar kolesterol berkat sifat antioksidan dan memperbaiki metabolisme kolesterol.

Mendukung penyembuhan luka dan mencegah perkembangan sel kanker karena kandungan antioksidan dan antibakteri.

Mencegah radikal bebas, serta mengatasi masalah kulit.

Cara Konsumsi/Pemakaian dan Dosis Anjuran

Daun keji beling bisa direbus (teh herbal) atau dikonsumsi dalam bentuk ekstrak kapsul.

Dosis umum ekstrak kapsul: 2 kapsul (550 mg) sebanyak 3 kali sehari sebagai dosis awal, kemudian 2 kapsul 1 kali sehari sebagai dosis pemeliharaan, disarankan banyak minum air putih selama mengonsumsi.

Teh daun keji beling: seduh 5–7 lembar daun segar atau kering dengan air panas, diminum 1–2 kali sehari selama beberapa minggu menurut kebutuhan dan petunjuk dokter.

Pemakaian rutin sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter, khususnya untuk penderita penyakit kronis atau jika digunakan bersamaan obat lain.

Keji beling menawarkan manfaat luas sebagai obat herbal, terutama untuk ginjal, pencernaan, dan metabolisme, namun dosis dan cara penggunaan harus diperhatikan demi keamanan.

KAYU PUTIH (Melaleuca leucadendra)

Kayu putih (Melaleuca leucadendra) adalah pohon asli Indonesia bagian timur dan Australia utara, serta tumbuh alami di Maluku, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tenggara, Bali, Papua, Sumatera Selatan, hingga Jawa. Pohon ini dikenal sebagai penghasil minyak kayu putih (cajuput oil) yang diekstrak dari daun dan rantingnya. Nama lokalnya beragam, seperti gelam (Jawa, Sunda), ghelam (Madura), inggolom (Batak), kayu gelang (Sulawesi), elan (Buru, Ambon), dan masih banyak lagi.

Klasifikasi dan Nama Daerah

Divisi: Magnoliophyta

Ordo: Myrtales

Famili: Myrtaceae

Genus: Melaleuca

Spesies: Melaleuca leucadendra (L.) L.

Nama lokal: gelam, kayu gelang, elan, ghelam, inggolom, kilam, dll.

Kandungan Kimia

Minyak kayu putih mengandung senyawa utama 1,8-cineol (eucalyptol) sebesar 30–70%, memberikan sifat antimikroba, antiinflamasi, dan analgesik. Komponen lain: α-pinena, limonena, terpineol, sabinene, dan senyawa minor lain yang turut memperkaya khasiatnya.

Manfaat untuk Kesehatan

Meredakan gangguan pernapasan (batuk, asma, hidung tersumbat, sinusitis).

Antinyeri dan antiradang: cocok untuk mengurangi nyeri otot/sendi dan gejala influenza.

Antimikroba dan antiseptik: melawan bakteri/jamur pada kulit, juga untuk luka ringan.

KAYU MANIS (Cinnamomum spp.)

Kayu manis (Cinnamomum spp.) merupakan rempah yang berasal dari Asia Selatan dan Asia Tenggara, khususnya Sri Lanka, India, dan Indonesia, serta telah digunakan sejak Mesir Kuno sebagai bumbu dan obat tradisional. Tumbuhan ini dikenal dengan berbagai nama daerah seperti holim (Sumatera), modang siak-siak (Batak), kanigar (Melayu), madang kulit manih (Minangkabau), huru mentek (Jawa), kiamis (Sunda), kesingar (Nusa Tenggara), dan cingar (Bali).

Klasifikasi dan Nama Daerah

Divisi: Magnoliophyta

Ordo: Laurales

Famili: Lauraceae

Genus: Cinnamomum

Beberapa spesies yang umum: Cinnamomum verum (Sri Lanka/Ceylon), C. burmannii (Indonesia/Korintje), C. loureiroi (Saigon/Vietnam), dan C. aromaticum (Cassia/Tiongkok).

Nama daerah di Indonesia sangat beragam sesuai wilayahnya.

Kandungan Kimia

Kulit batang kayu manis mengandung minyak atsiri seperti sinamaldehid, eugenol, safrole, kumarin, dan sejumlah antioksidan polyphenol (tanin, flavonoid). Senyawa utama pada C. burmannii antara lain trans-sinamaldehida (60%), eugenol (18%), dan kumarin (13%). Kandungan lain termasuk asam sinamat, alkohol sinamat, damar, gula, protein sederhana, dan zat penyamak.

Manfaat untuk Kesehatan

Antioksidan dan antiradang: Kayu manis kaya polifenol dan flavonoid yang melindungi dari peradangan dan radikal bebas.

Menurunkan kadar gula darah: Bermanfaat untuk penderita diabetes (khususnya tipe C. burmannii).

Menurunkan kolesterol: Potensi menurunkan LDL dan trigliserida serta menjaga kesehatan jantung.

Meredakan nyeri sendi, kram menstruasi, dan membantu menurunkan berat badan.

Bersifat antimikroba dan antifungi, juga diduga bersifat antitumor.

Cara Konsumsi dan Dosis Anjuran

Kayu manis bisa dikonsumsi dengan cara direbus sebagai teh atau dicampur madu. Dosis umum: 1–3 gram per hari dari batang kayu manis bubuk atau potongan, diminum 1–3 kali sehari. Konsumsi sebaiknya sebelum makan, dan disarankan memulai dengan satu kali sehari, kemudian bisa ditingkatkan jika diperlukan, terutama untuk menurunkan gula darah, kolesterol, atau asam urat.

Efek Samping

Konsumsi berlebihan bisa menyebabkan kerusakan hati karena kandungan kumarin yang tinggi, terutama pada cassia (C. burmannii dan C. aromaticum). Efek lain dapat berupa iritasi mulut, alergi, menurunkan kadar gula darah secara berlebihan, dan interaksi dengan obat pengencer darah. Hati-hati untuk penderita penyakit hati, wanita hamil/menyusui, dan anak-anak, serta selalu konsultasi dokter sebelum konsumsi rutin.

Jika Anda ingin informasi lebih rinci tentang salah satu aspek (misal mekanisme antioksidan atau detail spesies), silakan ditanyakan kembali!

KATUK (Sauropus androgynus)

Katuk (Sauropus androgynus) adalah tanaman daun sayur minor yang berasal dari wilayah Asia Tenggara, terutama Indonesia, Malaysia, dan Thailand, dan telah lama digunakan sebagai makanan serta obat tradisional masyarakat setempat.

Klasifikasi dan Nama Daerah

Nama ilmiah: Sauropus androgynus (L.) Merr.

Famili: Phyllanthaceae atau (dulu) Euphorbiaceae

Nama daerah:
- Katuk (Indonesia)
- Simani (Minangkabau)
- Cekur manis (Melayu)
- Babing, katukan, katu (Jawa)
- Kerakur (Madura)
- Kayu manis (Bali)
- Mani cai (Mandarin)
- Rau ngót (Vietnam)
- Binahian (Filipina/Tagalog)

Kandungan Kimia

Daun katuk kaya kandungan kimia yang meliputi:

Protein, lemak, karbohidrat

Kalsium, besi, fosfor, magnesium, potasium (kalium)

Vitamin A, B, C, K

Polifenol (fenolik, flavonoid, antosianin dan tanin)

Saponin, alkaloid, sterol, pirolidinon, metil piroglutamat, p-dodesilfenol

Kadar klorofil tinggi pada daun hijau gelap

Manfaat untuk Kesehatan

Katuk memiliki berbagai manfaat kesehatan yang telah teruji secara ilmiah dan empiris di masyarakat:

Melancarkan dan meningkatkan produksi ASI bagi ibu menyusui

Menurunkan kadar gula darah dan menjaga sensitivitas insulin

Mempercepat penyembuhan luka dan regenerasi kulit

Melindungi tubuh dari radikal bebas sebagai antioksidan

Menjaga kesehatan tulang (tinggi kalsium) dan mencegah anemia (besi)

Mengatasi peradangan, infeksi bakteri

Meningkatkan imunitas dan kesehatan mental

Cara Konsumsi atau Pemakaian dan Dosis yang Dianjurkan

Katuk sebaiknya dikonsumsi dalam bentuk masakan, misalnya: direbus, ditumis, dibuat sup, atau diblender menjadi jus dengan bahan lain.

Dosis aman untuk konsumsi adalah sekitar 30–50g daun katuk segar per hari untuk dewasa, namun tidak disarankan dikonsumsi dalam jumlah sangat besar atau mentah.

Untuk teh daun katuk, rebus daun segar dengan air sekitar 250ml, diminum hangat, bisa tambah madu/lemon jika diinginkan.

Konsumsi daun katuk mentah (jus) dalam jumlah besar dapat menimbulkan efek samping pada kesehatan paru-paru (bronkiolitis obliterans), mual, gangguan tidur, penurunan nafsu makan, dan bahkan gangguan pernapasan berat.

Sebaiknya konsumsi katuk dalam bentuk olahan masak dan jangan berlebihan, terutama hindari konsumsi mentah untuk mencegah efek samping berbahaya.

KASINGSAT (Senna occidentalis/Cassia occidentalis Linn.)

Tumbuhan kasingsat (Senna occidentalis/Cassia occidentalis Linn.) adalah tanaman perdu dari famili Caesalpiniaceae (Leguminosae), berasal dari wilayah Amerika tropis dan kini sudah tersebar luas ke berbagai negara termasuk Indonesia.

Klasifikasi dan Nama Daerah

Nama ilmiah: Senna occidentalis atau Cassia occidentalis Linn.

Nama daerah di Indonesia:
- Sunda: kasingsat
- Jawa: menting
- Sumatra: kopi andelan
- Simalor: bulinggang alas
- Melayu: kopi andelan
- India: Usaya ki Fali

Kandungan Kimia

Kasingsat kaya akan senyawa kimia aktif, di antaranya:

Daun: dimeric anthrone glikosida (bersifat pencahar poten)

Akar: alfa-hydroxy-anthraquinone, 1,8-dihydroxy-anthraquinone, emodin, quercetin, heterodianthrone, chrysophanol

Biji: chrysarobin dan N-methylmorpholine

Tumbuhan juga mengandung emodin (turunan antrakuinon beracun)

Manfaat untuk Kesehatan

Bagian tumbuhan kasingsat (daun, batang, biji, akar) digunakan untuk berbagai pengobatan tradisional:

Sakit kepala berulang

Pengobatan radang mata

Pencahar (laxans), anti radang

Sulit buang air besar, disentri, diare kronis, nyeri ulu hati

Batuk, sesak napas, dan radang paru

Keputihan (flour albus)

Digigit ular

Hepatitis

Kasingsat juga dikenal memiliki sifat detoksifikasi yang bermanfaat untuk mendukung sistem pencernaan dan keteraturan buang air besar.

Cara Konsumsi dan Dosis yang Dianjurkan

Rebusan: 10–15 gram tanaman kering direbus dengan 4 gelas air hingga tersisa 2 gelas, diminum 2 kali sehari masing-masing 1 gelas (untuk keluhan batuk, radang paru, hepatitis, diare, dan sulit BAB).

Lalap: Daun muda dikukus dan dijadikan lalap (untuk keputihan).

Lumat: Daun segar dilumatkan, airnya diminum, dan ampas dibubuhkan pada luka gigitan ular.

Sakit kepala: 30 gram daun direbus dengan 4 gelas air jadi 2 gelas, diminum 2 kali sehari 1 gelas.

Efek Samping

Kasingsat mengandung senyawa antrakuinon dan emodin yang bersifat agak beracun, terutama jika dikonsumsi bijinya dalam jumlah besar, dan dapat menyebabkan keracunan pada anak-anak, ternak, dan Hewan (laporan ensefalopati akut pada anak suku di India dan kematian anak sapi di Brasil akibat konsumsi biji).

Gejala keracunan dapat berupa sesak napas, neutrofilia, takikardia, dan komplikasi serius lainnya.

Sebaiknya penggunaan kasingsat mengikuti dosis yang dianjurkan dan sesuai pengawasan ahli atau tenaga kesehatan.

Kasingsat memberikan banyak manfaat, namun tetap perlu kehati-hatian dalam pemakaian untuk menghindari efek toksik.

KARET KEBO (Ficus elastica)

Karet kebo (Ficus elastica), juga dikenal sebagai karet merah atau rubber fig, adalah tumbuhan asli Asia Selatan dan Asia Tenggara seperti India, Nepal, Myanmar, Yunnan (Tiongkok), Malaysia, dan Indonesia. Pohon ini telah lama menjadi bagian dari budaya agrikultur Asia Tenggara dan sekarang tersebar luas sebagai tanaman hias maupun pelindung di kawasan tropis.

Klasifikasi dan Nama Daerah

Kingdom: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Urticales

Famili: Moraceae

Genus: Ficus

Spesies: Ficus elastica

Nama daerah: Karet kebo (Jawa), karet merah, batang kajai (Sumatra Barat), bak rambong (Aceh), rambung (Sumatra), ki karet (Sunda), rubber fig (Inggris)

Kandungan Kimia

Bagian daun dan akar mengandung:

Flavonoid

Saponin

Tanin

Glikosida

Asam fenolat

Alkaloid

Steroid

Triterpenoid

Polifenol

Kumarin

Manfaat untuk Kesehatan

Secara tradisional, karet kebo digunakan untuk:

Antiradang: Daun karet kebo mengandung zat aktif yang dapat membantu meredakan nyeri sendi dan rematik.

Antioksidan: Kandungan polifenol, saponin, dan flavonoid bermanfaat menangkal radikal bebas dalam tubuh.

Menurunkan demam: Banyak digunakan pada ramuan tradisional untuk menurunkan demam dan mengatasi masalah pernapasan ringan.

Obat luar: Getah daun digunakan untuk mempercepat penyembuhan luka ringan di kulit.

Mengatasi amenore: Akar direbus digunakan untuk melancarkan menstruasi pada beberapa tradisi lokal.

Cara Konsumsi/Pemakaian dan Dosis yang Dianjurkan

Daun: Direbus atau dikukus untuk kompres atau mandi air hangat, digunakan sebagai antiinflamasi luar.

Akar: 30–50 gram akar direbus dengan 600 ml air sampai tersisa 300 ml, diminum pagi dan sore untuk keluhan siklus haid atau rematik.

Ekstrak daun: Dosis tergantung sediaan, biasanya dalam bentuk infus atau suplemen sesuai petunjuk produk/ahli herbal.

Pemakaian getah: Hanya secukupnya untuk kulit, jangan tertelan.

Catatan Keamanan

Pemakaian oral dalam dosis besar belum direkomendasikan secara ilmiah, potensi iritasi pada lambung jika dikonsumsi berlebihan.

Pemakaian luar relatif aman tapi hindari area sensitif dan luka terbuka besar.

Tidak dianjurkan pada ibu hamil tanpa pengawasan dokter.

Karet kebo adalah tanaman hias sekaligus herbal yang kaya manfaat jika digunakan secara bijaksana sesuai aturan tradisional atau anjuran herbalist berpengalaman.

KAPOLAGA (Elettaria cardamomum atau Amomum compactum)

Kapulaga adalah rempah yang berasal dari hutan tropis India dan Sri Lanka, meskipun kini juga telah dikenal luas berasal dari hutan-hutan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Terdapat dua jenis utama: kapulaga hijau (Elettaria cardamomum, banyak di India/Sri Lanka) dan kapulaga lokal/kapulaga Jawa (Amomum compactum, dari Indonesia). Kini kapulaga dibudidayakan di seluruh dunia, termasuk Guatemala yang kini jadi produsen utama dunia.

Klasifikasi dan Nama Daerah

Famili: Zingiberaceae (jahe-jahean)

Genus: Elettaria, Amomum

Spesies: Elettaria cardamomum (kapulaga seberang/kapulaga India) dan Amomum compactum (kapulaga Jawa/lokal).

Nama daerah Indonesia: Palago (Minangkabau), kapol (Sunda), kapolagha/palagha (Madura), karkolaka (Bali), garidimong (Makasar/Bugis).

Kandungan Kimia

Minyak atsiri (1-8%): 1,8-cineol, terpinil asetat, borneol, limonena, β-pinena, α-terpineol, sabinen, myrcene.

Flavonoid, alkaloid, saponin, tanin, glikosida, terpenoid.

Serat, protein, magnesium, kalsium, fosfor, seng, mangan.

Vitamin C, B2 (riboflavin), niasin.

Manfaat untuk Kesehatan

Mengontrol tekanan darah dan kesehatan jantung berkat kandungan kalium, magnesium, dan antioksidan yang menurunkan tekanan darah serta kolesterol.

Antibakteri dan pencegah infeksi: Senyawa minyak atsiri efektif menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur.

Mengatasi gangguan pencernaan: Meredakan perut kembung, mulas, mual, dan membantu sekresi enzim pencernaan.

Mencegah bau mulut dan menjaga kesehatan gigi: Mengunyah kapulaga dipercaya membuat napas segar dan mencegah gigi berlubang karena efek antibakteri.

Meningkatkan daya tahan tubuh: Zat besi, mangan, antioksidan, dan vitamin C memperkuat sistem imun.

Penambah vitalitas dan stamina: Dipercaya meningkatkan energi.

Antioksidan kuat untuk menangkal radikal bebas serta membantu menjaga kesehatan otot dan saraf.

Cara Konsumsi atau Pemakaian dan Dosis yang Dianjurkan

Sebagai bumbu: Biji utuh atau bubuk digunakan dalam teh, kopi, masakan, dan minuman tradisional.

Herbal: Bubuk biji kapulaga 1,5–3 gram per hari dalam 1–3 bulan dianggap aman.

Suplemen kapsul: 0,5–4 gram per hari sesuai petunjuk produk/tenaga kesehatan.

Rebusan: 3–5 buah kapulaga direbus dalam air, diminum hangat untuk keluhan pencernaan.

Efek Samping

Dosis tinggi dapat sebabkan gangguan lambung, diare, peningkatan asam lambung, dan iritasi saluran cerna.

Konsumsi sangat berlebihan dapat memicu pembentukan batu empedu.

Potensi alergi: ruam kulit, sesak napas—hentikan pemakaian bila ada reaksi.

Tidak dianjurkan dalam jumlah besar untuk ibu hamil/menyusui tanpa konsultasi dokter.

Kapulaga aman dikonsumsi dalam masakan atau dosis wajar herbal, dengan manfaat kesehatan yang kaya, asalkan tidak berlebihan.

KAMBOJA (Plumeria sp.)

Kamboja (Plumeria sp.) adalah tanaman hias dan obat yang asalnya dari Amerika Tengah, khususnya daerah tropis seperti Meksiko, Karibia, dan Venezuela, lalu dibawa ke Asia Tenggara oleh bangsa Portugis dan Belanda. Kini, kamboja tersebar luas di Indonesia dan sangat identik dengan budaya serta lanskap Bali dan Jawa.

Klasifikasi dan Nama Daerah

Kingdom: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Gentianales

Famili: Apocynaceae

Genus: Plumeria

Spesies: Plumeria acuminata, Plumeria rubra, Plumeria alba (berbagai varietas).

Nama daerah dan lokal: Kamboja (Indonesia), Semboja/Sejambak (Jawa), Jepun (Bali), Kembang kuburan (Jawa).

Kandungan Kimia

Bagian tanaman kamboja mengandung:

Senyawa agoniadin, plumierid, fulvoplumierin, asam plumerat, lipeol, asam serotinat (zat aktif pahit dan beracun).

Getah: damar, asam plumeria (oxymethyl dioxykaneelzuur)

Kulit batang: fulvoplumierin (zat pahit beracun).

Daun/bunga: saponin, flavonoid, polifenol, alkaloid, tanin, glikosida.

Minyak atsiri: geraniol, farnezol, sitronelol, fenetil alkohol, linalool.

Manfaat untuk Kesehatan

Kamboja memiliki banyak khasiat tradisional dan modern:

Antibakteri & antibiotik alami: Flavonoid, tanin, alkaloid, saponin, dan triterpenoid ampuh menghambat bakteri, baik untuk luka luar dan bisul.

Mengatasi penyakit disentri: Rebusan bunga kamboja ampuh untuk diare atau disentri (12–24 g bunga kering direbus dalam 400 cc air, sisakan 200 cc, minum setelah dingin).

Penghilang kutil dan mata ikan: Getah segar bunga kamboja dioleskan langsung pada kutil/mata ikan.

Meredakan stres dan relaksasi: Minyak atsiri bunga digunakan sebagai aromaterapi.

Obat bisul: Daun segar diolesi minyak kelapa lalu ditempelkan di bisul.

Anti inflamasi: Kandungan flavonoid berkhasiat meredakan pembengkakan dan radang.

Menyehatkan & melembapkan kulit: Minyak atsiri menjaga kelembapan dan kesehatan kulit.

Menjaga kesehatan rambut: Rebusan daun/bunga berkhasiat sebagai tonik/sampo alami untuk rambut.

Cara Konsumsi dan Dosis yang Dianjurkan

Rebusan bunga: 12–24 g bunga kering direbus dalam 400 cc air hingga tersisa 200 cc, diminum setelah dingin untuk disentri.

Kompres bunga: Kulit/tumbuhan ditumbuk, direbus, airnya dipakai mengompres bagian tubuh bengkak/bisul.

Getah segar: Dioleskan langsung 1–2 kali sehari pada kutil/mata ikan.

Pemakaian luar: Daun/semboja segar diolesi minyak kelapa, ditempelkan pada bisul atau luka ringan setiap hari.

Minyak esensial/aromaterapi: Dipakai secukupnya untuk relaksasi mental dan kulit, hindari konsumsi internal.

Catatan Dosis dan Keamanan

Gunakan secara topikal/luar, jangan diminum tanpa anjuran ahli karena beberapa bagian bersifat toksik (beracun dalam dosis besar).

Hindari konsumsi akar/kulit batang secara langsung, terutama pada ibu hamil dan anak-anak.

Jika muncul iritasi, hentikan pemakaian.

Kamboja adalah salah satu tanaman hias dan obat penting dalam tradisi Nusantara, tapi pemakaian harus dalam dosis dan bentuk yang aman sesuai aturan tradisional atau rekomendasi ahli.

JOMBANG (Taraxacum officinale L.)

Jombang (Taraxacum officinale L.), dikenal juga sebagai dandelion, adalah tanaman herba pendek berbunga kuning yang berasal dari Eropa dan Asia Barat, lalu menyebar liar ke seluruh dunia termasuk Indonesia, terutama di dataran tinggi dan daerah berhawa sejuk.

Asal Usul, Klasifikasi, dan Nama Daerah

Asal: Eropa, Asia Barat, Himalaya; sekarang tumbuh di Asia, Amerika Utara, bahkan Australia.

Famili: Asteraceae (kenikir-kenikiran)

Genus: Taraxacum

Spesies: Taraxacum officinale L.

Nama daerah Indonesia: Jombang, tempuyung (kadang tertukar), dandelion (Inggris), common dandelion.

Kandungan Kimia

Flavonoid (isoquerin, hyperin, lutein, taraxacum)

Triterpenoid (taraxasterol, taraxerol, β-amyrin, stigmasterol, β-sitosterol)

Inulin (serat prebiotik), pektin, kolin, asparagin, resin

Saponin, tanin, karotenoid, fenol, alkaloid, vitamin (A, B, D).

Manfaat Kesehatan

Jombang digunakan tradisional dan ilmiah untuk:

Peluruh kencing (diuretik kuat): Mendukung kesehatan ginjal.

Melancarkan empedu: Memperlancar pengeluaran empedu ke usus (kolagoga).

Menurunkan panas/demam (antipiretik).

Menambah nafsu makan (stomakik).

Antioksidan dan antiinflamasi (meredakan bengkak, sakit sendi, dan radang).

Menurunkan kadar gula darah (antidiabetes).

Pelancar haid, penurun kolesterol, pelindung hati.

Cara Konsumsi/Pemakaian dan Dosis yang Dianjurkan

Rebusan/herbal: 10–30 g daun/akar segar direbus dengan 3 gelas air, dinikmati sebagai teh setiap hari, sampai keluhan berkurang.

Salad atau lalapan: Daun muda dapat dikonsumsi langsung atau ditumis bersama menu sayur lain.

Kapsul/suplemen: Tersedia di pasaran, mengikuti dosis petunjuk produk (umumnya 500–1000 mg ekstrak per hari).

Obat luar: Daun segar ditempelkan pada kulit bengkak/luka.

Efek Samping

Aman dalam dosis wajar.

Dosis tinggi dapat menyebabkan diare, mual, atau sakit perut.

Reaksi alergi (gatal, kulit kemerahan) pada sebagian orang.

Wanita hamil sebaiknya konsultasi dokter sebelum konsumsi rutin.

Penderita gangguan ginjal harus berhati-hati karena efek diuretik yang kuat.

Jombang adalah herbal aman dan efektif sebagai penunjang kesehatan ginjal, hati, dan antiradang, bila dikonsumsi atau digunakan sesuai anjuran.

JERUK PURUT(Citrus hystrix DC.)

Jeruk purut (Citrus hystrix DC.) adalah tanaman rempah dan obat asli kawasan Indo-Malaya (Asia Tenggara), yang kini tersebar luas ke Asia selatan, Afrika, dan berbagai wilayah tropis berkat manfaat buah serta daunnya.

Asal Usul, Klasifikasi, dan Nama Daerah

Asal: Indo-Malaya (Asia Tenggara), terutama Indonesia, Malaysia, dan Thailand; dibudidayakan di Asia Selatan, Afrika, Hawaii.

Famili: Rutaceae

Genus: Citrus

Spesies: Citrus × hystrix DC.

Nama daerah Indonesia: Jeruk purut, unte mukur (Batak), pangir (Batak), lemau purut (Lampung), lemao puruik (Minangkabau), dungga mbudi (Bima, NTB), kabuyau, kulubut, kolobot (Filipina).

Kandungan Kimia

Minyak atsiri (kulit dan daun): sitronellal, sitronellol, linalool, geraniol, hidroksi sitronellal, limonene, β-pinene, sabinene, α-terpineol.

Flavonoid (rutin, naringin, hesperidin, apigenin, isorhamnetin)

Kumarin, saponin, polifenol, tanin, steroid triterpenoid, glikosida

Vitamin E (terutama pada daun), vitamin C.

Manfaat Kesehatan

Penambah cita rasa & antibakteri: Minyak atsiri efektif sebagai penetral bau amis dalam masakan dan berperan antibakteri.

Meredakan batuk dan infeksi saluran napas: Air rebusan/infus daun/buah secara tradisional diminum untuk pereda batuk, pilek, dan radang tenggorokan.

Menurunkan tekanan darah & menenangkan: Sitronellal dan limonene berperan menenangkan sistem saraf, menurunkan ketegangan.

Melancarkan pencernaan: Daun direbus/dicampur jamu untuk meredakan kembung atau masuk angin.

Obat luar: Ekstrak/minyak atsiri digunakan pada shampo atau campuran lulur untuk ketombe dan menyegarkan kulit kepala.

Cara Konsumsi dan Pemakaian, Dosis yang Dianjurkan

Campuran makanan: Daun/buah dicampur masakan (sebagai penyedap/penetral bau); tidak ada batas tegas, biasanya 1–3 helai daun/buah kecil untuk 1–2 liter masakan/sambal.

Minuman herbal: 1–2 irisan buah purut direndam/diinfus dalam 1 gelas air hangat, diminum saat batuk atau masuk angin, 1–2 kali sehari.

Obat luar: Minyak atsiri atau air rebusan daun dipakai untuk pijat/mandi/keramas, sesuai kebutuhan.

Efek Samping

Iritasi kulit: Minyak atsiri pekat dapat menyebabkan iritasi atau gatal bila dipakai berlebihan di kulit sensitif.

Iritasi lambung: Kandungan asam sitrat/bahan aktif dapat memperparah maag bila dikonsumsi dalam jumlah besar secara rutin.

Sensitivitas unik (hipersensitif): Sebagian orang bisa mengalami mual, alergi, atau reaksi tidak nyaman setelah mengonsumsi atau memakai minyak ekstraknya.

Jeruk purut aman digunakan dalam kebutuhan kuliner dan herbal sehari-hari, asalkan dosis wajar dan tidak berlebihan, serta mewaspadai potensi alergi atau iritasi pada individu sensitif.

JERUK NIPIS (Citrus aurantiifolia)

Jeruk nipis (Citrus aurantiifolia) dikenal luas di Indonesia sebagai buah berukuran kecil berasa sangat masam, digunakan sebagai penyedap masakan sekaligus herbal tradisional. Tanaman ini berasal dari Asia Tenggara dan sejak lama menyebar ke berbagai negara tropis.

Asal Usul, Klasifikasi, dan Nama Daerah

Asal: Asia Tenggara, dari Himalaya Timur, India Utara, Myanmar, dan kemudian menyebar ke Timur Tengah, Afrika, Eropa, hingga Amerika Tengah.

Famili: Rutaceae

Genus: Citrus

Spesies: Citrus × aurantiifolia (Christm.) Swingle

Nama daerah: Kelangsa (Aceh), Jeruk pecel (Jawa), Jeruk alit (NTT), Lemo (Bali), Dongaceta (Bima), Mudutelong (Flores).

Kandungan Kimia

Jeruk nipis mengandung banyak zat aktif, di antaranya:

Asam sitrat (7–8% dari bobot buah)

Vitamin C (sekitar 27 mg/100 g buah)

Minyak atsiri (limonen, α-pinen, β-pinen, γ-terpinen, β-mirsen, sitral, fellandren)

Flavonoid (hesperidin, naringin, eriocitrin, tangeritin)

Saponin, alkaloid, tanin.

Zat besi, kalsium, fosfor, magnesium, serat pangan.

Manfaat untuk Kesehatan

Manfaat jeruk nipis antara lain:

Meningkatkan daya tahan tubuh: Sumber vitamin C tinggi.

Melancarkan pencernaan: Kandungan serat dan asamnya merangsang produksi enzim pencernaan.

Obat batuk, pilek, dan sakit tenggorokan: Dapat digunakan sebagai ramuan herbal, misalnya air perasan jeruk nipis, madu, dan kecap.

Antibakteri dan antimikroba: Minyak atsiri pada kulit buah, digunakan juga untuk pengobatan luar.

Menurunkan kolesterol dan gula darah: Flavonoid membantu metabolisme lemak dan gula.

Menyehatkan kulit: Antioksidan membantu mencegah penuaan dini dan kerusakan kulit.

Cara Konsumsi atau Pemakaian dan Dosis Dianjurkan

Minuman herbal: ½–1 buah jeruk nipis diperas dicampur air panas/dingin, diminum 1–2 kali sehari.

Campuran makanan: Digunakan pada sambal, salad, sup, dan masakan lain sesuai selera.

Obat batuk: Campuran perasan jeruk nipis, madu, dan kecap, diminum 2–3 kali sehari.

Ramuan luar: Kulit jeruk nipis direbus untuk berkumur-kumur (misal untuk radang tenggorokan: 3 kulit buah direbus dalam 2 gelas air, disaring dan digunakan untuk kumur 4 sendok makan, 3–4 kali sehari).

Efek Samping

Iritasi lambung: Konsumsi berlebihan bisa memperparah maag atau gastritis.

Kerusakan enamel gigi: Asam sitrat bila dikonsumsi terus-menerus tanpa dibersihkan bisa merusak gigi.

Iritasi kulit: Penggunaan langsung air jeruk nipis di kulit sensitif dapat menyebabkan iritasi atau kemerahan.

Reaksi alergi: Pada sebagian kecil individu bisa sebabkan alergi atau ruam.

Jeruk nipis sangat berguna untuk kesehatan bila digunakan secara wajar dan sesuai kebutuhan, serta tetap waspada terhadap efek samping terutama pada orang dengan masalah lambung dan kulit sensitif.

Uraikan kandungan minyak atsiri dan senyawa kimia jeruk nipis

Bagaimana jeruk nipis membantu dalam pengobatan tradisional

Berikan cara pengolahan jeruk nipis untuk kesehatan tubuh

Apa dosis aman konsumsi jeruk nipis untuk berbagai kondisi

JERUK LEMON (Citrus limon)

Jeruk lemon adalah tanaman buah yang berasal dari Asia Tenggara, terutama India, Burma Utara, dan Cina, yang kini telah tersebar dan dibudidayakan di seluruh dunia sebagai buah dan tanaman obat.

Asal Usul, Klasifikasi, dan Nama Daerah

Asal: Asia Tenggara (India, Burma, Cina), kemudian menyebar ke Timur Tengah, Eropa, Amerika.

Famili: Rutaceae

Genus: Citrus

Spesies: Citrus limon (L.) Burm. f.

Nama daerah: Jeruk lemon, jeruk sitrun, jeruk limun (Indonesia).

Kandungan Kimia

Jeruk lemon sangat kaya akan:

Asam sitrat (5–8%)

Vitamin C (asam askorbat)

Flavonoid (hesperidin, eriocitrin, diosmin)

Limonen, pinen, sabinen (minyak atsiri pada kulit)

Serat pangan, kalsium, kalium, magnesium

Antioksidan kuat.

Manfaat Kesehatan

Meningkatkan daya tahan tubuh: Vitamin C efektif untuk imun, mencegah infeksi.

Menurunkan risiko penyakit jantung: Membantu menurunkan tekanan darah dan kolesterol.

Membantu pencernaan: Asam sitrat dan serat memperlancar BAB dan menurunkan risiko gangguan lambung.

Efek detoksifikasi dan mempercantik kulit: Kaya antioksidan, mencegah penuaan dan flek, serta menyegarkan kulit.

Mengatasi batu ginjal: Asam sitrat membantu menghambat pembentukan batu ginjal.

Mengurangi berat badan: Infus lemon sering dipakai untuk diet karena mempercepat metabolisme dan mengurangi nafsu makan.

Cara Konsumsi atau Pemakaian dan Dosis

Minuman infus lemon: Iris ½–1 buah lemon, campur dalam 400 ml air, diminum pagi hari sebelum sarapan.

Perasan air lemon: 1–2 sendok makan diminum dengan air hangat atau dikombinasikan dalam minuman herbal.

Campuran masakan dan salad: Secukupnya sesuai selera.

Masker atau campuran skincare alami: ½ sendok makan campuran air lemon pada masker, hindari pemakaian langsung di kulit sensitif.

Efek Samping

Asam lambung naik: Konsumsi berlebihan dapat memperparah gastritis atau sakit maag.

Iritasi kulit: Penggunaan langsung lemon pada kulit bisa menyebabkan iritasi dan fotosensitifitas.

Kerusakan gigi: Asam sitrat bila kontak lama dengan gigi dapat merusak enamel gigi.

Reaksi alergi: Pada sebagian kecil orang dapat menyebabkan alergi.

Jeruk lemon sangat bermanfaat untuk kesehatan dan kecantikan bila digunakan dengan bijak. Konsumsi dan pemakaian harus sesuai kebutuhan agar efek samping bisa dihindari.

JINTAN HITAM (Nigella sativa)

Asal UsulJintan hitam (Nigella sativa) berasal dari Asia Kecil dan telah digunakan sebagai obat tradisional selama ribuan tahun. Tanaman ini juga dikenal sebagai Habbatussauda atau Jintan hitam.

Klasifikasi dan Nama Daerah- Kingdom: Plantae
- Nama Latin: Nigella sativa
- Nama Daerah: Jintan Hitam (Indonesia), Habbatussauda (Arab), Kalonji (India)

Kandungan KimiaJintan hitam mengandung:
- Minyak atsiri
- Thymoquinone
- Flavonoid
- Saponin
- Vitamin (A, B, C)
- Mineral (zat besi, tembaga, seng)

Manfaat untuk KesehatanJintan hitam memiliki beberapa manfaat untuk kesehatan, seperti:
- Menguatkan Sistem Kekebalan Tubuh: Jintan hitam dapat membantu meningkatkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi.
- Mengatasi Masalah Pencernaan: Jintan hitam dapat membantu meredakan gejala gangguan pencernaan, seperti kembung dan sakit perut.
- Mengurangi Peradangan: Thymoquinone dalam jintan hitam memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat membantu mengurangi peradangan.
- Mengatasi Batuk dan Asma: Jintan hitam dapat membantu meredakan gejala batuk dan asma.
- Mengurangi Stres dan Kecemasan: Jintan hitam dapat membantu mengurangi stres dan kecemasan.

Cara Konsumsi atau Pemakaian dan Dosis yang Dianjurkan- Dosis yang dianjurkan adalah 1-2 sendok teh biji jintan hitam per hari.
- Biji jintan hitam dapat dikonsumsi langsung atau dibuat menjadi minyak.
- Jintan hitam juga dapat digunakan sebagai bumbu masakan.

Efek SampingPenggunaan jintan hitam secara umum aman, namun perlu diingat bahwa konsumsi berlebihan dapat menyebabkan efek sampingan, seperti:
- Gangguan pencernaan
- Reaksi alergi
- Interaksi dengan obat-obatan tertentu

Sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan jintan hitam sebagai obat, terutama jika Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu.

JINTAN PITIH (Cuminum cyminum)

Asal Usul
Jintan putih atau Cuminum cyminum berasal dari wilayah Mediterania dan India. Tanaman ini telah digunakan sejak zaman kuno sebagai rempah-rempah dan obat tradisional ¹.

Klasifikasi dan Nama Daerah
- Kingdom: Plantae
- Nama Latin: Cuminum cyminum
- Nama Daerah: Jintan Putih (Indonesia), Jinten Putih (Jawa), Ginten (Bali), Jinten Bodas (Sunda)

Kandungan Kimia
Jintan putih mengandung:
- Minyak atsiri
- Luteolin
- Apigenin
- Minyak lemak
- Serat
- Vitamin (A, B, C, E)
- Mineral (zat besi, mangan, magnesium, kalsium)

Manfaat untuk Kesehatan
Jintan putih memiliki beberapa manfaat untuk kesehatan, seperti:
- *Mengontrol Gula Darah*: Jintan putih dapat membantu menurunkan kadar gula darah dan mencegah diabetes.
- *Meningkatkan Pencernaan*: Jintan putih dapat membantu meredakan gejala gangguan pencernaan, seperti kembung, sakit perut, dan diare.
- *Menurunkan Kolesterol*: Jintan putih dapat membantu menurunkan kadar kolesterol LDL dan meningkatkan kadar kolesterol HDL.
- *Anti-Inflamasi dan Antimikroba*: Jintan putih memiliki sifat anti-inflamasi dan antimikroba yang dapat membantu melawan infeksi dan peradangan.
- *Meredakan Nyeri dan Sakit Kepala*: Jintan putih dapat membantu mengurangi rasa sakit dan sakit kepala.

Cara Konsumsi atau Pemakaian dan Dosis yang Dianjurkan
- Dosis yang dianjurkan adalah 1-3 gram sehari dalam bentuk serbuk.
- Jintan putih dapat dikonsumsi sebagai teh herbal atau ditambahkan ke dalam masakan.

Efek Samping
Penggunaan jintan putih secara umum aman, namun perlu diingat bahwa konsumsi berlebihan dapat menyebabkan efek sampingan, seperti gangguan pencernaan. Sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan jintan putih sebagai obat ².

JINTAN HITAM

Kategori: Tanaman Obat

Asal Usul
Jintan hitam (Nigella sativa) berasal dari Asia Kecil dan telah digunakan sebagai obat tradisional selama ribuan tahun. Tanaman ini juga dikenal sebagai Habbatussauda atau Jintan hitam.

Klasifikasi dan Nama Daerah
- Kingdom: Plantae
- Nama Latin: Nigella sativa
- Nama Daerah: Jintan Hitam (Indonesia), Habbatussauda (Arab), Kalonji (India)

Kandungan Kimia
Jintan hitam mengandung:
- Minyak atsiri
- Thymoquinone
- Flavonoid
- Saponin
- Vitamin (A, B, C)
- Mineral (zat besi, tembaga, seng)

Manfaat untuk Kesehatan
Jintan hitam memiliki beberapa manfaat untuk kesehatan, seperti:
- *Menguatkan Sistem Kekebalan Tubuh*: Jintan hitam dapat membantu meningkatkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi.
- *Mengatasi Masalah Pencernaan*: Jintan hitam dapat membantu meredakan gejala gangguan pencernaan, seperti kembung dan sakit perut.
- *Mengurangi Peradangan*: Thymoquinone dalam jintan hitam memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat membantu mengurangi peradangan.
- *Mengatasi Batuk dan Asma*: Jintan hitam dapat membantu meredakan gejala batuk dan asma.
- *Mengurangi Stres dan Kecemasan*: Jintan hitam dapat membantu mengurangi stres dan kecemasan.

Cara Konsumsi atau Pemakaian dan Dosis yang Dianjurkan
- Dosis yang dianjurkan adalah 1-2 sendok teh biji jintan hitam per hari.
- Biji jintan hitam dapat dikonsumsi langsung atau dibuat menjadi minyak.
- Jintan hitam juga dapat digunakan sebagai bumbu masakan.

Efek Samping
Penggunaan jintan hitam secara umum aman, namun perlu diingat bahwa konsumsi berlebihan dapat menyebabkan efek sampingan, seperti:
- Gangguan pencernaan
- Reaksi alergi
- Interaksi dengan obat-obatan tertentu

Sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan jintan hitam sebagai obat, terutama jika Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu.

Tanaman Obat

JATI BELANDA (Borreria hispida Schum)

Kategori: Tanaman Obat

Tanaman yang Anda maksud mungkin adalah "Borreria hispida Schum" atau lebih dikenal dengan nama "Meniran". Berikut adalah informasi tentang tanaman Meniran:

*Asal Usul Tanaman Meniran*
Meniran adalah tanaman herba yang telah lama dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional. Tanaman ini berasal dari daerah tropis dan subtropis di Asia, Afrika, dan Amerika Selatan. Di Indonesia, Meniran telah lama dikenal dan dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai obat tradisional.

*Klasifikasi Ilmiah Tanaman Meniran*
- Kingdom: Plantae
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Magnoliopsida
- Ordo: Malpighiales
- Famili: Phyllanthaceae
- Genus: Phyllanthus
- Spesies: Phyllanthus niruri

*Nama Daerah*
Meniran memiliki beberapa nama daerah, seperti Meniran Cina, Meniran Air, dan lain-lain.

*Kandungan Kimia*
Meniran mengandung berbagai senyawa bioaktif yang memiliki khasiat untuk kesehatan, seperti:
- Antioksidan
- Antiinflamasi
- Antibakteri dan antijamur
- Flavonoid
- Tanin

*Manfaat untuk Kesehatan*
Meniran memiliki beberapa manfaat untuk kesehatan, seperti:
- Menurunkan kadar gula darah
- Menurunkan kolesterol jahat (LDL)
- Meningkatkan sistem kekebalan tubuh
- Mengatasi infeksi bakteri dan jamur
- Mengatasi peradangan

*Cara Konsumsi atau Pemakaian*
Meniran dapat dikonsumsi dalam bentuk:
- Jus: Meniran dapat diblender dengan air dan madu untuk dijadikan jus yang menyegarkan.
- Teh: Meniran dapat dikeringkan dan diseduh seperti teh biasa.
- Sayur: Meniran dapat dimasak seperti sayur bayam, dicampur dengan berbagai bahan lainnya.
- Lalapan: Meniran dapat dimakan langsung sebagai lalapan, dicelupkan ke dalam sambal terasi atau kecap.

*Dosis yang Dianjurkan*
Dosis Meniran dapat bervariasi tergantung pada bentuk konsumsi dan kebutuhan individu. Namun, secara umum, konsumsi Meniran dalam jumlah moderat dapat memberikan manfaat kesehatan.

*Efek Samping*
Penggunaan Meniran dalam jumlah yang wajar umumnya aman. Namun, beberapa orang mungkin mengalami reaksi alergi atau interaksi dengan obat-obatan tertentu. Oleh karena itu, sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan Meniran sebagai pengobatan ¹.

Tanaman Obat

JARONG (Achyranthes aspera L.)

Jarong (Achyranthes aspera L.) adalah tumbuhan semak yang sangat mudah ditemukan di daerah tropis dan subtropis di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Tanaman ini dikenal luas sebagai herbal tradisional karena memiliki banyak manfaat kesehatan, terutama di India, Asia Tenggara, dan Afrika.

Asal Usul, Klasifikasi, dan Nama Daerah

Asal: Jarong berasal dari daerah tropis Asia dan Afrika, kini telah menyebar ke seluruh wilayah tropis dunia, termasuk Australia dan Amerika Latin.

Kingdom: Plantae

Famili: Amaranthaceae

Genus: Achyranthes

Spesies: Achyranthes aspera L.

Nama daerah: Jarong lalaki (Sunda), jarong/jarongan (Jawa), sangko hidung (Sulawesi), rai-rai, dodinga (Maluku), nyarang (Madura), sangko hidung (Melayu), liwang (Bugis).

Kandungan Kimia

Bagian yang digunakan: akar, daun, biji, buah, dan getah.
Kandungan utama:

Alkaloid

Flavonoid

Saponin

Steroid

Tannin

Terpenoid

Minyak atsiri (essential oil)

Oleanolic acid, triacontanol, hydroquinone, phytosterol strigmasta.

Manfaat untuk Kesehatan

Jarong digunakan dalam pengobatan tradisional sebagai:

Pelancar air seni (diuretik)

Anti rematik dan nyeri sendi

Obat sakit perut, sakit haid, perut kembung

Redakan bengkak, gondongan, dan demam (efek antiinflamasi dan antipiretik)

Antibakteri, antijamur, antelmintik (cacingan)

Atasi ambeien, radang paru, batuk, kencing nanah, bahkan penurun gula darah pada beberapa penelitian baru-baru ini.

Cara Konsumsi, Pemakaian, dan Dosis yang Dianjurkan

Untuk rematik: 6–18 g akar segar dicuci, direbus dengan 3 gelas air hingga tersisa 1 gelas, diminum 2× sehari, pagi dan sore.

Untuk gondongan: 30 g akar direbus dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas, diminum sekaligus setelah dingin.

Untuk antidiabetes: Penelitian menunjukkan ekstrak air daun jarong dengan dosis 250–500 mg/kg bobot tubuh menurunkan gula darah pada tikus percobaan, namun dosis untuk manusia sebaiknya mengikuti saran herbalist/tenaga kesehatan.

Efek Samping

Pemakaian dalam dosis besar bisa menimbulkan mual, muntah, diare.

Konsumsi berlebihan berisiko menimbulkan iritasi lambung, gangguan ginjal, dan toksisitas sistemik.

Reaksi alergi (gatal/ruam kulit) dapat terjadi pada sebagian orang sensitif.

Tidak disarankan untuk wanita hamil tanpa pengawasan dokter, karena efek antispasmodik dan antifertilitas telah dibuktikan pada hewan percobaan.

Gunakan tanaman jarong dengan dosis wajar sesuai anjuran tradisional atau dokter herbal untuk menghindari efek samping dan dapatkan manfaat optimalnya.

JARAK BALI (Jatropha podagrica)

Jarak Bali (Jatropha podagrica) adalah tanaman hias sekaligus tanaman obat yang berasal dari Amerika Tropis, khususnya Amerika Tengah hingga Nikaragua, dan kini tersebar luas di Asia dan Indonesia sebagai tanaman pekarangan maupun koleksi.

Asal Usul dan Klasifikasi

Asal: Amerika Tropis (Meksiko hingga Nikaragua), masuk ke Indonesia sebagai tanaman hias dan obat.

Kingdom: Plantae

Famili: Euphorbiaceae

Genus: Jatropha

Spesies: Jatropha podagrica Hook.

Nama daerah: Jarak Bali, jarak hias, bottleplant, gout plant, jarak gembur

Kandungan Kimia

Bagian tanaman Jarak Bali mengandung:

Alkaloid (terutama jatrophine, berpotensi antikanker)

Flavonoid (quercetin, apigenin, vitexin, isovitexin, rutin)

Saponin, tannin, steroid, dan diterpenoid

Asam japodic, erytrinasinate, lupeol palmitate, ß-amyrin, podacline, podacycline B

Getah tanaman kaya senyawa antimikroba dan antiinflamasi.

Manfaat untuk Kesehatan

Penggunaan tradisional dan penelitian menunjukkan manfaat:

Menurunkan panas/demam (antipiretik)

Meredakan nyeri (analgesik) dan bengkak (antiradang)

Mengatasi penyakit kulit dan mempercepat penyembuhan luka (antimikroba, antiseptik)

Digunakan sebagai obat luar pada rematik dan infeksi kulit

Dalam pengobatan homeopati, digunakan untuk penyakit menular, sakit kuning, gigitan ular dan sebagai pencahar di beberapa negara.

Cara Konsumsi, Pemakaian, dan Dosis

Pemakaian luar: Umbi dan daun direbus (10–15 gram umbi kering dalam 400 ml air, dididihkan, ampas bisa ditempelkan di area nyeri atau luka).

Getah: Dioleskan tipis pada area kulit gatal, infeksi, atau rematik.

Daun: Dapat dilayukan lalu ditempelkan pada perut untuk masalah pencernaan.

Pemakaian internal: Tidak dianjurkan tanpa pengawasan tenaga kesehatan, karena mengandung toksin dan senyawa aktif yang dapat berbahaya jika takarannya salah.

Efek Samping

Getah dapat menyebabkan iritasi kulit serta reaksi gatal dan merah pada area sensitif.

Jika bagian tanaman (khususnya biji, akar, dan getah) tertelan: risiko keracunan serius, gejalanya bisa mual, muntah, diare, nyeri perut, bahkan kejang dan penurunan kesadaran.

Tidak disarankan untuk ibu hamil, menyusui, atau anak kecil tanpa rekomendasi dokter.

Gunakan hanya secara lokal dan dalam dosis kecil untuk menghindari efek toksik.

Jarak Bali sangat bermanfaat secara tradisional, terutama sebagai obat luar, namun tetap harus waspada terhadap potensi efek toksiknya dan konsultasikan dengan ahli bila ingin penggunaan lebih lanjut.

JARAK WULUNG (Jatropha gossypiifolia)

Jarak wulung (biasa disebut juga jarak merah, Jatropha gossypiifolia) adalah tanaman yang sudah lama dikenal sebagai herbal obat tradisional di Indonesia dan banyak negara tropis. Tanaman ini memiliki banyak nama dan manfaat, tapi juga harus digunakan dengan hati-hati karena mengandung senyawa aktif yang bisa beracun bila dipakai berlebihan.

Asal Usul dan Penyebaran

Jarak wulung berasal dari Amerika Tropis (Amerika Tengah dan Selatan, seperti Meksiko hingga Paraguay serta Hindia Barat), lalu menyebar ke Asia dan Afrika sebagai tanaman hias maupun obat. Di lingkungan tropis, tanaman ini berkembang liar maupun dibudidayakan.

Klasifikasi dan Nama Daerah

Kingdom: Plantae

Famili: Euphorbiaceae

Genus: Jatropha

Spesies: Jatropha gossypiifolia L.

Nama daerahnya meliputi:

Jawa: jarak cina, jarak kosta merah, jarak merah, jarak ulung/ulung/wulung

Lampung: jarak ulung

Bali: kaliki.

Kandungan Kimia

Daun dan biji jarak wulung mengandung:

Alkaloid

Flavonoid

Antioksidan

Minyak esensial (antiradang dan antimikroba)

Senyawa lain: saponin, tannin, polifenol.

Manfaat Kesehatan

Jarak wulung menawarkan berbagai manfaat kesehatan tradisional, terutama:

Anti radang, membantu meredakan nyeri dan bengkak pada sendi atau otot

Membantu penyembuhan luka dan infeksi kulit

Mengatasi sembelit dan masalah pencernaan

Meredakan demam dan bengkak

Dijadikan kompres alami untuk nyeri atau peradangan

Sifat antiseptik, membantu melawan bakteri pada luka luar.

Cara Konsumsi, Pemakaian, dan Dosis

Daun: Bisa digunakan secara luar untuk kompres nyeri (dipanaskan atau diremas, lalu ditempelkan di bagian yang sakit atau luka).

Rebusan daun: Umumnya, 4–5 lembar daun direbus dalam 2–3 gelas air hingga mendidih, diminum 1 gelas sehari, dianjurkan sebelum makan.

Untuk masalah perut kembung: Daun dilayukan, diolesi minyak, lalu ditempelkan di perut selama beberapa jam.

Untuk sembelit: Daun kukus dimakan langsung, biasanya 4 helai per hari selama 7 hari atau sampai BAB lancar.

Penting: Hindari konsumsi biji karena mengandung racun lebih tinggi.

Efek Samping

Pemakaian daun jarak wulung umumnya aman jika digunakan secara wajar, namun efek samping bisa terjadi, terutama bila berlebihan:

Gangguan pencernaan: mual, diare, muntah, nyeri perut

Reaksi alergi: iritasi kulit, kemerahan, gatal-gatal

Konsumsi berlebihan dapat menyebabkan keracunan, gangguan pada ginjal, jantung, dan paru-paru, bahkan kejang atau kehilangan kesadaran.

Hindari konsumsi rutin dan berlebihan, terutama akar dan bijinya.

Gunakan secukupnya, lebih baik konsultasi dengan tenaga medis atau herbalis berpengalaman sebelum penggunaan rutin atau internal.

JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.)

Tumbuhan jarak pagar (Jatropha curcas L.) adalah semak asal Amerika Tengah yang sekarang banyak tumbuh di daerah tropis seperti Indonesia. Tumbuhan ini dikenal sangat tahan kekeringan dan sering dipakai sebagai tanaman pagar atau obat tradisional di berbagai daerah.

Asal Usul dan Penyebaran

Jarak pagar berasal dari daerah tropis Amerika Tengah dan diperkenalkan di Indonesia sekitar masa penjajahan Jepang tahun 1942 sebagai tanaman pagar pekarangan. Setelah itu, tanaman ini tumbuh subur di Indonesia dan banyak negara tropis lainnya.

Klasifikasi dan Nama Daerah

Kingdom: Plantae

Familia: Euphorbiaceae

Genus: Jatropha

Spesies: Jatropha curcas L.

Nama daerah jarak pagar beragam:

Sunda: jarak kosta, jarak budeg

Jawa: jarak gundul, jarak pager

Madura: kalekhe paghar

Bali: jarak pager

Nusa Tenggara: lulu mau, paku kase, jarak pageh

Sulawesi: jarak wolanda, bindalo, bintalo, tondo utomene

Maluku: ai huwa kamala, balacai, kadoto.

Kandungan Kimia

Daun dan bagian lain dari jarak pagar mengandung:

Alkaloid

Flavonoid

Saponin

Polifenol

Tannin

Steroid

Terpenoid.

Manfaatnya untuk Kesehatan

Penggunaan tradisional dan beberapa manfaat kesehatan jarak pagar antara lain:

Mengatasi rematik dan peradangan sendi (antiinflamasi)

Membantu menurunkan demam (antipiretik)

Obat luka luar dan antiseptik

Mengatasi sembelit (pencahar)

Mengobati penyakit kulit dan gatal

Mempercepat penyembuhan luka

Mengatasi pembengkakan tubuh dan infeksi bakteri.

Cara Konsumsi atau Pemakaian dan Dosis yang Dianjurkan

Pemakaian daun jarak pagar biasanya secara tradisional, misalnya:

Untuk penurun demam: 7 helai daun jarak pagar direndam dalam 3 gelas air bersih selama 1 jam, lalu diminum 3 sendok hasil rendaman airnya, dan sisanya digunakan membilas tubuh. Ini dilakukan 3 kali sehari selama 2 hari, dengan menggunakan air rendaman baru setiap hari.

Untuk rematik ataupun pemakaian luar: daun jarak pagar direbus atau dilayukan di atas api, lalu ditempelkan pada sendi yang sakit.
Pemakaian internal (melalui mulut) sebaiknya sangat hati-hati karena kandungan toksik di dalam biji dan getahnya.

Efek Samping

Efek samping konsumsi atau pemakaian jarak pagar bisa berupa:

Iritasi pada kulit dan area tubuh yang sensitif

Jika dikonsumsi berlebih, dapat menyebabkan mual, muntah, sakit perut, diare, pusing, dan bahkan keracunan parah akibat kandungan racun seperti curcin dan phorbol ester pada biji dan getahnya

Minyak jarak jika diminum secara berlebihan bisa menyebabkan iritasi saluran pencernaan, insomnia, dan dehidrasi akibat diare.

Pemakaian herbal ini sebaiknya tetap di bawah pengawasan ahli, terutama bila ingin digunakan secara internal, karena potensi toksiknya cukup tinggi.

HANDELEM (Graptophyllum pictum Griff)

Tumbuhan handeulem atau daun ungu (Graptophyllum pictum) adalah tanaman obat yang banyak dimanfaatkan untuk kesehatan oleh masyarakat Indonesia, terutama di Jawa dan Sunda. Berikut rangkuman terkait asal-usul, klasifikasi, kandungan kimia, manfaat kesehatan, cara konsumsi, dan efek sampingnya.

Asal Usul, Klasifikasi, dan Nama Daerah

Handeulem berasal dari Papua Nugini dan Polinesia, kemudian menyebar ke Indonesia dan menjadi tanaman asli di berbagai wilayah, termasuk Sunda dan Jawa.

Nama ilmiah:

Klasifikasi botani:
- Divisi: Spermatophyta
- Kelas: Dicotyledoneae
- Ordo: Scrophulariales
- Famili: Acanthaceae
- Genus: Graptophyllum
- Spesies: Graptophyllum pictum

Nama daerah:
- Sunda: handeuleum
- Jawa: wungu, demung, tulak
- Melayu dan Maluku: daun temen-temen.

Kandungan Kimia

Daun handeulem mengandung berbagai senyawa aktif, antara lain:
- Flavonoid
- Fenolat
- Alkaloid
- Glikosida
- Steroid
- Saponin
- Tanin.

Senyawa tersebut memberi efek farmakologis seperti antioksidan, antiinflamasi, dan pelancar pencernaan.

Manfaat untuk Kesehatan

Handeulem bermanfaat untuk:
- Mengatasi sembelit (pelancar BAB)
- Obat wasir atau ambeien
- Membantu penyembuhan luka pasca melahirkan
- Obat alami hipertensi, diabetes, reumatik, dan radang.

Efek antioksidannya membantu menangkal radikal bebas, menurunkan kadar kolesterol, serta menyehatkan sistem pencernaan.

Cara Konsumsi dan Dosis Anjuran

Cara konsumsi tradisional:
- Direbus: Rebus 7 lembar daun dengan 3 gelas air sampai tersisa 2 gelas, saring, lalu minum hangat (pagi & sore).
- Teh daun ungu: 1–2 gram daun kering seduh dalam 240 ml air panas selama 10–15 menit, dikonsumsi 1–3 kali per hari.

Dosis herbal umumnya antara 50–1.500 mg ekstrak/herba kering 1–3 kali per hari, tergantung kondisi.

Efek Samping

Umumnya aman dalam dosis wajar, namun efek samping bisa muncul, seperti:
- Gangguan pencernaan (nyeri perut, diare, mual)
- Reaksi alergi: kulit gatal, ruam, merah, sesak napas, batuk, atau bengkak.
- Pada penggunaan jangka panjang bisa mengganggu penyerapan zat besi dan berpotensi menyebabkan anemia.
- Sebaiknya dihindari oleh ibu hamil/menyusui dan penderita alergi tanaman ini tanpa konsultasi dokter.

Konsumsi handeulem harus disesuaikan dengan dosis anjuran dan lebih baik konsultasi dengan tenaga kesehatan jika terdapat kondisi medis khusus.

Jelaskan tradisi pemakaian daun handeuleum di berbagai daerah di Indonesia

Tunjukkan cara membuat rebusan daun handeuleum yang efektif

Sebutkan gejala alergi yang disebabkan oleh konsumsi daun handeuleum

Bandingkan manfaat daun handeuleum dengan tanaman obat lain di Papua

HARENDONG BOKOR (Melastoma malabathricum)

Tumbuhan harendong bokor (Melastoma malabathricum) adalah perdu liar dengan bunga ungu yang cukup dikenal di Indonesia. Berikut rangkuman terperinci mengenai asal usul, nama lokal, kandungan kimia, manfaat kesehatan, pemakaian, serta efek sampingnya.

Asal Usul, Klasifikasi, dan Nama Daerah

Harendong bokor berasal dari Asia Tenggara dan merupakan tanaman asli kawasan tropis Asia, khususnya Indonesia dan Malaysia.

Nama ilmiah: Melastoma malabathricum.

Klasifikasi:
- Famili: Melastomataceae
- Ordo: Myrtales
- Genus: Melastoma
- Spesies: Melastoma malabathricum

Nama lain/daerah:
- Sunda: harendong bokor
- Sumatera: senduduk
- Melayu: senduduk
- Jawa: senggani

Kandungan Kimia

Uji fitokimia menunjukkan tanaman ini mengandung:
- Flavonoid
- Alkaloid
- Triterpenoid/sterol
- Tanin
- Fenol
- Saponin umumnya ditemukan di daun dan akar, jarang di buah

Buah, daun, dan akar semuanya kaya akan metabolit sekunder bermanfaat bagi kesehatan.

Manfaat Kesehatan

Digunakan tradisional untuk:
- Mengobati luka luar, mempercepat penyembuhan luka dan mencegah infeksi
- Mengatasi peradangan, diare, rematik, sakit perut, disentri, dan keputihan
- Menurunkan kadar gula darah dan kolesterol, meningkatkan fungsi hati
- Memiliki aktivitas antioksidan dan antibakteri yang baik

Daun juga dipakai sebagai obat kumur alami untuk menjaga kesehatan mulut.

Cara Konsumsi atau Dosis yang Dianjurkan

Daun segar biasanya direbus, lalu airnya diminum. Cara umum:
- Rebus 2 genggam daun segar yang telah dicuci bersih dalam 2-3 gelas air hingga tersisa 1 gelas, saring, minum 1 gelas per hari (untuk penggunaan dalam).
- Untuk pemakaian luar (luka atau radang kulit), daun ditumbuk/remas, lalu ditempelkan langsung pada bagian yang sakit.

Bisa dikombinasikan dengan bahan alami lain sesuai kebutuhan ramuan tradisional, namun selalu gunakan dosis wajar dan konsisten.

Efek Samping

Penggunaan normal dan tradisional harendong bokor umumnya aman, dengan laporan efek samping sangat jarang ditemukan.

Meski begitu, konsumsi berlebihan dapat menyebabkan iritasi lambung atau diare pada individu sensitif. Orang dengan alergi tanaman herbal sebaiknya hati-hati.

Dalam kondisi medis tertentu, konsultasi dengan tenaga kesehatan tetap dianjurkan.

Harendong bokor adalah tanaman liar berguna sebagai obat tradisional, tetapi penggunaan harus tetap sesuai takaran dan diawasi jika punya riwayat alergi atau gangguan lambung.

HARENDONG BULU (Clidemia hirta)

Tumbuhan harendong bulu (Clidemia hirta) adalah tanaman perdu yang berasal dari Amerika Tengah dan Selatan, namun kini telah menjadi spesies invasif yang tersebar di banyak wilayah tropis termasuk Indonesia. Berikut adalah rangkuman lengkap terkait asal usul, klasifikasi, nama daerah, kandungan kimia, manfaat kesehatan, cara konsumsi/dosis, serta efek sampingnya.

Asal Usul, Klasifikasi, dan Nama Daerah

Harendong bulu berasal dari Amerika Selatan dan Tengah, namun tumbuh subur di kawasan tropis Asia, termasuk Indonesia.

Nama ilmiah: Clidemia hirta, dari famili Melastomataceae.

Nama daerah:
- Jawa: harendong bulu, senggani bulu, kluruk bulu
- Sumatera: senduduk bulu
- Bangka: daun sabun

Kandungan Kimia

Daun dan bagian lain tumbuhan ini mengandung senyawa aktif seperti: flavonoid, tanin, saponin, steroid/triterpenoid, glikosida, dan fenol.

Senyawa tersebut memiliki aktivitas farmakologis, salah satunya sebagai antibakteri dan antioksidan.

Manfaat untuk Kesehatan

Daun dan akar harendong bulu digunakan secara tradisional untuk:
- Mengobati luka luar dan sebagai antiseptik.
- Membantu mengatasi demam, sembelit, diare, sakit maag, dan sebagai obat kumur alami.
- Menurunkan kadar kolesterol, membantu mengontrol diabetes, serta meningkatkan fungsi hati.

Memiliki efek antibakteri terhadap bakteri seperti Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.

Cara Konsumsi/Pemakaian dan Dosis yang Dianjurkan

Cara konsumsi tradisional untuk pengobatan dalam, umumnya daun direbus:
- Rebus 200 gram daun segar yang telah dicuci ke dalam 200 ml air pada suhu sekitar 90°C selama 15 menit. Air rebusan diminum sekali sehari, biasanya pada pagi hari dan dikonsumsi selama 7 hari.

Untuk obat luar, daun bisa diremas dan ditempelkan pada luka setelah dicuci bersih.

Efek Samping

Hingga saat ini, belum ditemukan laporan efek samping serius dari konsumsi ataupun penggunaan luar harendong bulu dalam dosis wajar.

Namun, penggunaan berlebihan atau tanpa pengawasan tetap sebaiknya dihindari, terutama bagi individu dengan kondisi medis khusus atau alergi terhadap tanaman ini.

Jika ingin mencoba penggunaan harendong bulu secara tradisional, disarankan untuk tetap berkonsultasi dengan tenaga medis atau herbalis terpercaya agar aman dan sesuai kebutuhan.

JARAK KEPYAR (Ricinus communis L.)

Tumbuhan Jarak Kepyar (Ricinus communis L.) adalah tanaman tropis penghasil minyak jarak (castor oil) yang memiliki banyak manfaat kesehatan dan nilai ekonomis tinggi. Tanaman ini terkenal sebagai sumber minyak jarak yang digunakan dalam bidang kesehatan, kosmetik, dan industri biodiesel.

Asal Usul

Jarak Kepyar berasal dari Afrika Timur, khususnya wilayah Ethiopia, dan menyebar ke berbagai daerah tropis oleh bangsa Portugis serta Spanyol sejak abad ke-16. Kini, tanaman ini tumbuh luas di berbagai negara Asia, termasuk Indonesia, dan mampu beradaptasi baik pada lahan kering serta daerah dataran rendah hingga 800 meter di atas permukaan laut.

Klasifikasi dan Nama Daerah

Klasifikasi ilmiah Jarak Kepyar adalah :

Kerajaan: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Malpighiales

Famili: Euphorbiaceae

Genus: Ricinus

Spesies: Ricinus communis L.

Nama daerah di Indonesia:

Jawa: Jarak Kepyar

Sunda: Jarak Kaliki

Makassar: Tanggang-tanggang Raja

Bugis: Peleng Kaliki

Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Castor Bean Plant, Castor Oil Plant, atau Palma Christi.

Kandungan Kimia

Seluruh bagian tanaman Jarak Kepyar mengandung berbagai senyawa aktif yang memiliki efek biologis :

Daun: flavonoid (kaempferol, kuersetin, rutin, nikotiflorin), saponin, tanin, polifenol, vitamin C

Akar: metiltrans-2-dekena-4,6,8-trinoat, beta-sitosterol

Biji: 40–50% minyak jarak (castor oil) yang mengandung asam risinoleat (≈86%), asam oleat, asam linoleat, dan asam stearat

Batang: saponin, flavonoid, tannin, dan senyawa polifenol

Minyak jarak dikenal memiliki sifat antiradang, antimikroba, dan pencahar alami.

Manfaat untuk Kesehatan

Berbagai penelitian dan praktik tradisional menunjukkan manfaat Jarak Kepyar antara lain :

Menurunkan kolesterol dan trigliserida: infusa daun jarak kepyar dosis 20–30% terbukti menurunkan kolesterol total dan meningkatkan kadar HDL pada uji hewan.

Melancarkan buang air besar: minyak jarak bertindak sebagai laksatif alami karena kandungan asam risinoleat.

Meredakan nyeri sendi dan radang: daun segar digunakan sebagai kompres pada area yang bengkak atau terasa nyeri.

Membantu penyembuhan luka dan infeksi kulit: getah daun mengandung antibakteri dan antijamur.

Mengobati batuk dan demam ringan: rebusan daun digunakan dalam pengobatan tradisional untuk gejala pernapasan.

Cara Konsumsi atau Pemakaian dan Dosis yang Dianjurkan

Penggunaan Jarak Kepyar dapat dilakukan secara internal (terkontrol) atau eksternal :

Minyak jarak (castor oil):
- Sebagai laksatif: 5–15 ml diminum sekali sehari untuk orang dewasa.
- Sebagai pelumas kulit atau rambut: oleskan tipis 2–3 kali seminggu.

Rebusan daun:
- Rebus 3–5 lembar daun dalam 600 ml air hingga tersisa 300 ml; minum satu kali sehari setelah makan untuk membantu menurunkan kolesterol.

Pemakaian luar:
- Daun segar dihaluskan lalu ditempelkan pada bagian tubuh yang sakit atau nyeri otot.

Efek Samping

Meskipun bermanfaat, Jarak Kepyar dapat menimbulkan efek toksik bila digunakan sembarangan :

Biji mentah sangat beracun karena mengandung risin, protein toksik yang dapat menyebabkan muntah, diare, kejang, bahkan gagal organ bila tertelan.

Pemakaian minyak jarak berlebihan dapat memicu gangguan pencernaan seperti kram perut dan diare.

Getah tanaman dapat menimbulkan iritasi kulit bagi individu sensitif.

Tidak disarankan untuk wanita hamil karena bisa merangsang kontraksi rahim.

Secara keseluruhan, Jarak Kepyar (Ricinus communis L.) adalah tanaman multifungsi yang menjadi sumber minyak jarak bernilai tinggi dalam kesehatan dan industri. Namun, karena mengandung senyawa toksik seperti risin, penggunaannya harus hati-hati dan selalu mengikuti dosis yang tepat.

JARAK CINA (Jatropha multifida Linn.)

Tumbuhan Jarak Cina (Jatropha multifida Linn.), dikenal juga dengan nama jarak tintir atau jarak dokter, merupakan salah satu spesies dari keluarga Euphorbiaceae yang sudah digunakan luas dalam pengobatan tradisional di Asia Tenggara, khususnya di Indonesia dan Cina.

Asal Usul

Jarak Cina berasal dari Meksiko dan daerah tropis Amerika Tengah, lalu menyebar ke wilayah Asia, Afrika, dan Karibia melalui perdagangan dan kolonisasi. Di Indonesia, tanaman ini tumbuh baik di daerah dengan iklim tropis dan curah hujan sedang hingga tinggi. Ia mudah ditemukan di pekarangan, tepi jalan, atau kawasan kering yang berdrainase baik.

Klasifikasi dan Nama Daerah

Klasifikasi ilmiah Jarak Cina adalah sebagai berikut :

Kerajaan: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Malpighiales

Famili: Euphorbiaceae

Genus: Jatropha

Spesies: Jatropha multifida Linn.

Nama daerah di Indonesia:

Jawa: Kaliki Merah

Bali: Jarak Dokter

Sulawesi: Tintir

Madura: Kaleke

Cina: Yu-lu-tzu
Nama “jarak dokter” muncul karena tanaman ini sering digunakan dalam pengobatan tradisional oleh tabib atau “dokter” kampung.

Kandungan Kimia

Tanaman Jarak Cina mengandung berbagai senyawa aktif yang memberikan efek farmakologis, antara lain :

Alkaloid

Flavonoid

Saponin

Tanin

Steroid seperti β-sitosterol, kampesterol, dan stimasterol

α-amirin dan 7-α-diol

HCN (hidrogen sianida) dalam kadar rendah
Getahnya dikenal kaya senyawa flavonoid dan tanin yang bersifat antiseptik serta mempercepat regenerasi jaringan kulit.

Manfaat untuk Kesehatan

Manfaat utama Jarak Cina untuk kesehatan berasal dari daun, getah, dan akarnya :

Menyembuhkan luka dan infeksi kulit – getahnya mempercepat penutupan luka serta mencegah infeksi.

Mengatasi peradangan dan nyeri sendi karena kandungan flavonoid bersifat antiinflamasi.

Antibakteri dan antiseptik alami untuk luka luar dan bisul.

Meningkatkan sirkulasi darah dan membantu memperlancar pembuluh darah.

Membantu mengobati penyakit hati dan kuning (hepatitis ringan) dengan daun yang diolah menjadi rebusan herbal.

Menurunkan kadar gula darah secara alami bila dikonsumsi dalam jumlah moderat.

Cara Konsumsi atau Pemakaian dan Dosis

Pemakaian Jarak Cina bervariasi tergantung tujuan penggunaannya :

Untuk luka luar: oleskan getah segar langsung pada luka setelah dibersihkan.

Untuk herbal dalam: rebus 3–5 lembar daun segar dalam 500 ml air hingga tersisa 250 ml, lalu saring dan minum 1 gelas per hari sebelum makan.

Sebagai kompres luka atau nyeri: daun dipanaskan sebentar lalu ditempelkan pada area yang sakit.

Penting: Sebelum penggunaan oral, daun harus direbus hingga matang karena senyawa mentahnya bisa bersifat toksik.

Efek Samping

Meskipun memiliki banyak manfaat, Jarak Cina mengandung senyawa yang bisa berbahaya bila dikonsumsi berlebihan :

Dosis tinggi dapat memicu mual, muntah, sakit perut, dan diare.

Getahnya dapat menyebabkan iritasi kulit atau reaksi alergi pada individu sensitif.

Konsumsi berlebih menyebabkan gangguan hati atau efek neurotoksik ringan karena adanya HCN.

Tidak dianjurkan untuk wanita hamil atau menyusui tanpa pengawasan medis.

Secara keseluruhan, Jarak Cina (Jatropha multifida) adalah tanaman tropis multiguna dengan manfaat antiinflamasi, antiseptik, dan penyembuh luka alami. Namun, pemakaian internal harus hati-hati dan sebaiknya didasarkan pada panduan dosis tradisional atau rekomendasi medis.

Tumbuhan jali (Coix lacryma-jobi L.), juga dikenal sebagai enjelai, jelai, atau hanjeli, merupakan tanaman biji-bijian tropis dari suku rumput-rumputan (Poaceae) yang telah lama dimanfaatkan sebagai bahan pangan dan obat tradisional di berbagai budaya Asia.

Asal Usul

Jali berasal dari wilayah Asia Timur dan Malaya, kemudian menyebar ke berbagai negara tropis, termasuk Indonesia, Cina, India, Jepang, dan Filipina. Tanaman ini tumbuh baik di daerah tropis dengan curah hujan tinggi, sering dijumpai di lahan basah seperti tepi sungai atau sawah.

Klasifikasi dan Nama Daerah

Secara ilmiah, klasifikasi jali adalah:

Kerajaan: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Liliopsida

Ordo: Poales

Famili: Poaceae

Genus: Coix

Spesies: Coix lacryma-jobi L.

Nama daerah di Indonesia:

Batak Toba: Singkoru batu

Minangkabau: Anjalae batu

Melayu: Jali batu

Sumba: Komangge

Halmahera: Jagung jail kasekore

Cina: Yi yi ren

Kandungan Kimia

Biji, daun, dan akar jali mengandung berbagai senyawa aktif dan nutrisi penting, antara lain :

Protein, lemak, karbohidrat, vitamin B1, B2, B3

Asam amino penting

Coixol, coixin, coixenolide (senyawa antioksidan dan antikanker)

Asam palmitat, asam stearat, stigmasterol

Kalium klorida, glukosa, phitin, dan alkaloid

Senyawa tersebut memberi jali sifat farmakologis sebagai antiinflamasi, peluruh kencing, antitoksin, serta peningkat imunitas tubuh.

Manfaat untuk Kesehatan

Berdasarkan penelitian dan pengobatan tradisional, manfaat jali antara lain :

Menurunkan peradangan karena kandungan antioksidan fenolik.

Meningkatkan energi berkat karbohidrat dan vitamin B kompleks.

Mendukung pencernaan serta aman bagi penderita penyakit celiac karena bebas gluten.

Menurunkan berat badan dengan meningkatkan rasa kenyang melalui serat larut.

Menurunkan risiko penyakit jantung, kanker, dan stroke.

Menguatkan limpa serta memperbaiki sistem imun.

Cara Konsumsi dan Dosis yang Dianjurkan

Biji jali dapat dikonsumsi dengan beberapa cara :

Dimasak seperti bubur atau direbus layaknya nasi.

Dijadikan tepung untuk campuran roti, kue, atau bubur bayi.

Dapat pula dijadikan rebusan herbal obat tradisional.

Anjuran konsumsi:

1 hingga 2 sendok makan biji kering per sajian (sekitar 20–30 gram) cukup untuk konsumsi harian.

Perlu direndam semalaman sebelum dimasak untuk menghilangkan antinutrien dan mempermudah penyerapan nutrisi.

Efek Samping

Secara umum jali aman dikonsumsi, namun beberapa hal perlu diperhatikan :

Dapat menyebabkan reaksi alergi ringan pada individu sensitif terhadap biji-bijian.

Antinutrien pada biji mentah dapat mengganggu penyerapan zat besi dan kalsium—karena itu perlu perendaman.

Konsumsi berlebihan dalam jangka panjang bisa menurunkan kadar gula darah, terutama bagi penderita diabetes.

Tidak disarankan digunakan dalam dosis tinggi selama kehamilan tanpa konsultasi dokter.

Dengan kandungan bioaktif yang kaya, jali memiliki potensi besar sebagai pangan fungsional dan obat herbal alami, terutama untuk menjaga metabolisme, pencernaan, dan daya tahan tubuh.

JAMBU BIJI (Psidium guajava)

Jambu biji adalah tanaman tropis yang berasal dari Amerika Tengah dan Selatan, terutama pulau-pulau di Laut Karibia, kemudian menyebar ke Asia termasuk Indonesia yang memiliki iklim sangat cocok untuk pertumbuhan jambu biji.

Asal Usul Tumbuhan Jambu Biji

Jambu biji (Psidium guajava) berasal dari wilayah tropis Amerika Tengah dan Selatan, seperti Brazil, Kolombia, Peru, dan Venezuela. Setelah penemuan benua Amerika, tanaman ini menyebar ke berbagai wilayah Asia, termasuk Indonesia yang mendapat jambu biji melalui jalur dari Thailand. Di Indonesia, jambu biji tumbuh optimal di wilayah dengan suhu 23-28°C dan curah hujan sekitar 1.000–2.000 mm per tahun.

Klasifikasi dan Nama Daerah

Kingdom: Plantae

Divisi: Spermatophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Myrtales

Famili: Myrtaceae

Genus: Psidium

Spesies: Psidium guajava L.

Nama daerah untuk jambu biji bervariasi:

Sumatera: glima breueh (Aceh), masiambu (Nias), jambu batu (Melayu)

Jawa: jambu klutuk, jambu klutuk (Sunda), jambu krikil (Jawa)

Nusa Tenggara: sotong (Bali)

Sulawesi: boyawat (Mongondow), jambu paratugala (Makassar), dambu (Gorontalo)

Maluku: gayawa (Ternate), kayawase (Seram Barat)

Kandungan Kimia

Daun dan buah jambu biji mengandung senyawa bioaktif seperti:

Flavonoid (quercetin) yang bersifat antibakteri dan antioksidan

Saponin, minyak atsiri, tanin, alkaloid

Vitamin C yang sangat tinggi dibandingkan buah lain

Karotenoid dan polifenol yang mendukung kesehatan pencernaan dan sistem imun

Manfaat untuk Kesehatan

Membantu mengatasi diare dan menguatkan sistem pencernaan

Bersifat antibakteri dan antioksidan untuk meningkatkan imunitas

Mengontrol kadar gula darah pada penderita diabetes

Menjaga kesehatan kulit dan mengurangi peradangan

Membantu menurunkan tekanan darah dan kolesterol

Cara Konsumsi atau Pemakaian dan Dosis yang Dianjurkan

Buah jambu biji bisa dimakan langsung atau diolah menjadi jus

Daun jambu biji dapat direbus dan diminum sebagai teh herbal dengan dosis sekitar 10-15 gram daun kering per hari

Khusus penggunaan herbal, sebaiknya mengikuti anjuran pengobatan tradisional dan konsultasi dengan ahli herbal

Efek Samping

Efek samping jarang terjadi jika dikonsumsi dalam batas normal

Penggunaan daun jambu biji dalam jumlah sangat besar bisa menyebabkan iritasi lambung pada individu sensitif

Alergi atau reaksi hipersensitif dapat terjadi pada beberapa orang

Jambu biji adalah tanaman yang kaya manfaat dan mudah tumbuh di daerah tropis seperti Indonesia, dengan khasiat kesehatan yang telah lama dikenal masyarakat luas.

JAHE MERAH (Zingiber officinale var. rubrum rhizoma)

Jahe merah adalah varietas jahe yang berasal dari kawasan Asia Pasifik, terutama tersebar dari India hingga China, dan dikenal dalam berbagai daerah Indonesia dengan sebutan lokal yang berbeda-beda. Jahe merah kaya akan kandungan kimia yang memberikan manfaat kesehatan yang signifikan, meskipun perlu diperhatikan cara konsumsi dan dosis agar terhindar dari efek samping.

Asal Usul Tumbuhan Jahe Merah

Jahe merah (Zingiber officinale var. rubrum rhizoma) diperkirakan berasal dari wilayah Asia Pasifik, yang meliputi India dan China sebagai pusat awal pemanfaatannya. Dari sana, jahe merah menyebar ke berbagai negara termasuk Indonesia sebagai bahan bumbu masakan dan obat tradisional.

Klasifikasi dan Nama Daerah

Kingdom: Plantae

Famili: Zingiberaceae

Genus: Zingiber

Spesies: Zingiber officinale var. rubrum

Nama daerah jahe merah di Indonesia antara lain:

Aceh: Halia

Gayo: Beeuing

Batak Karo: Bahing

Minangkabau: Sipodeh

Lampung: Jahi

Jawa Barat: Jahe

Jawa Tengah dan Bali: Jae

Madura: Jhai

Gorontalo: Melito

Ternate: Geraka

Sulawesi dan daerah lain memiliki nama lokal yang berbeda-beda sesuai budaya setempat.

Kandungan Kimia

Jahe merah mengandung beberapa senyawa bioaktif penting, antara lain:

Gingerol: Senyawa antioksidan dan antiinflamasi utama yang membantu mengurangi nyeri dan melindungi sel.

Shogaol: Terbentuk saat jahe merah dikeringkan atau dimasak, memiliki efek antiinflamasi dan antikanker yang lebih kuat.

Paradol: Memberi efek analgesik dan antioksidan, serta membantu penyerapan nutrisi.

Minyak atsiri yang memberikan aroma khas serta efek antimikroba.

Vitamin seperti vitamin C, serta mineral seperti kalium dan magnesium, dan serat.

Manfaat untuk Kesehatan

Mengurangi peradangan dan nyeri berkat kandungan gingerol dan shogaol.

Meningkatkan daya tahan tubuh dan memperbaiki sistem pencernaan.

Efek antikanker dan antipenuaan.

Membantu melancarkan peredaran darah dan menurunkan risiko penyakit kardiovaskular.

Memiliki sifat antimikroba yang membantu melawan infeksi.

Cara Konsumsi atau Pemakaian dan Dosis yang Dianjurkan

Jahe merah biasanya dikonsumsi dalam bentuk teh, ramuan herbal, atau suplemen jahe bubuk.

Dosis aman sehari biasanya 1-3 gram jahe kering atau 2-4 gram jahe segar yang dibagi ke beberapa kali konsumsi.

Penting untuk tidak berlebihan agar menghindari risiko efek samping, dan sebaiknya konsultasi dengan ahli kesehatan bila digunakan untuk pengobatan.

Efek Samping

Iritasi lambung, mulas, dan naiknya asam lambung jika dikonsumsi berlebihan.

Potensi interaksi dengan obat pengencer darah dan obat lain.

Reaksi alergi pada individu sensitif.

Tidak dianjurkan untuk ibu hamil dalam jumlah besar dan sebaiknya selalu dalam pengawasan medis.

Jahe merah memberikan banyak manfaat kesehatan penting jika digunakan dengan tepat sesuai dosis dan cara konsumsi yang dianjurkan.

JAHE GAJAH (Zingiber officinale var. officinale)

Jahe gajah adalah varietas jahe yang sangat populer di Indonesia, dikenal dengan ukuran rimpangnya yang besar dan rasanya yang cenderung lebih lembut dibandingkan jahe emprit. Jahe gajah memiliki manfaat luas untuk kesehatan dan penggunaannya perlu memperhatikan dosis agar terhindar dari efek samping.

Asal Usul Tumbuhan Jahe Gajah

Jahe gajah (Zingiber officinale var. officinale) berasal dari Asia Selatan, terutama India dan Tiongkok, lalu menyebar ke Asia Tenggara termasuk Indonesia. Varietas ini sejak dahulu telah dibudidayakan dan dipakai dalam pengobatan tradisional serta kuliner.

Klasifikasi dan Nama Daerah

Kingdom: Plantae

Divisi: Tracheophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Zingiberales

Famili: Zingiberaceae

Genus: Zingiber

Spesies: Zingiber officinale Roscoe (varietas gajah)
Nama daerah jahe gajah di Indonesia antara lain:

Aceh: halia

Gayo: beeuing

Minangkabau: sipodeh

Jawa/Sunda/Bali: jahe/jae

Madura: jhai

Bugis/Makasar: pese/laia

Maluku: goraka/gora

Kandungan Kimia

Jahe gajah mengandung banyak zat aktif, seperti:

Minyak atsiri (2–3%): gingerol, shogaol, zingeron, zingiberol, linaloal, kavikol, geraniol

Pati (20–60%), serat, oleoresin, damar, asam organik, flavonoid, polifenol, alkaloid, musilago

Komposisi nutrisi rimpang kering: air 10 g, protein 10–20 g, lemak 10 g, karbohidrat 40–60 g, serat 2–10 g, abu 6 g per 100 g bagian yang bisa dimakan

Manfaat untuk Kesehatan

Jahe gajah bermanfaat untuk:

Menurunkan kolesterol dan menjaga kesehatan jantung

Meredakan nyeri, peradangan, serta stress dan membantu relaksasi

Meningkatkan metabolisme dan membantu penurunan berat badan

Menurunkan kadar gula darah, bermanfaat untuk penderita diabetes

Meredakan mual, muntah, dan kembung

Menangkal radikal bebas, mencegah penyakit degeneratif (diabetes, kanker, dan parkinson)

Meningkatkan daya tahan tubuh/mencegah infeksi

Merawat kecantikan kulit dan rambut

Cara Konsumsi atau Pemakaian dan Dosis yang Dianjurkan

Konsumsi jahe segar: 2–4 gram per hari atau jahe bubuk: 1–3 gram per hari, dapat dibagi dalam beberapa kali minum

Untuk teh jahe: rebus 1–2 cm jahe segar/1–2 sendok teh bubuk jahe dalam 250 ml air selama 10 menit, minum 1–2 kali sehari

Dosis aman untuk ibu hamil maksimal 1 gram per hari dan sebaiknya berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu

Efek Samping

Heartburn, peningkatan asam lambung, iritasi pencernaan jika dikonsumsi lebih dari 6 gram sehari

Iritasi mulut dan tenggorokan, diare ringan

Potensi risiko perdarahan jika dikonsumsi bersama obat pengencer darah (warfarin)

Efek hipotensi pada dosis tinggi dan risiko batu empedu

Alergi pada individu sensitif terhadap jahe

Tidak dianjurkan dikonsumsi dalam jumlah besar menjelang operasi atau oleh penderita gangguan pembekuan darah

Jahe gajah sangat efektif dan aman digunakan jika dosis tidak berlebihan serta dikonsumsi sesuai anjuran dan kondisi kesehatan.

JAHE EMPRIT (Zingiber officinale var. amarum atau Zingiber majus Rumph)

Jahe emprit adalah varietas jahe yang memiliki sejarah panjang di Indonesia dan dikenal dengan khasiatnya untuk kesehatan, namun pemakaian dan dosis harus diperhatikan untuk menghindari efek samping.

Asal Usul Tumbuhan Jahe Emprit

Jahe emprit (Zingiber officinale var. amarum atau Zingiber majus Rumph) berasal dari kawasan Asia, khususnya India dan China, yang kemudian menyebar ke Indonesia dan dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional maupun bumbu masakan. Di Indonesia, jahe emprit menyebar luas di Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan banyak daerah lain.

Klasifikasi dan Nama Daerah

Kingdom: Plantae

Divisi: Spermatophyta

Kelas: Monocotyledoneae

Ordo: Zingiberales

Famili: Zingiberaceae

Genus: Zingiber

Spesies: Zingiber officinale Rosc

Nama lokal di berbagai daerah:

Aceh: halia

Batak karo: bahing

Minangkabau: sipodeh

Jawa: jahe, jae

Sunda: jahe

Madura: jhei

Bugis: pese

Papua: lali

Kandungan Kimia

Jahe emprit mengandung:

Minyak atsiri (termasuk gingerol, zingeron, shogaol, oleoresin)

Flavonoid, alkaloid, tannin, saponin, fenolik, triterpenoid

Kadar pati sekitar 54.7%, serat 6.59%, kadar abu 7.39–8.9%
Kandungan gingerol dan shogaol lebih tinggi daripada jahe gajah sehingga memberikan rasa yang jauh lebih pedas.

Manfaat untuk Kesehatan

Meredakan nyeri dan peradangan berkat kandungan gingerol dan shogaol yang bersifat antiinflamasi dan analgesik.

Menurunkan kolesterol LDL dan trigliserida sehingga baik untuk jantung.

Mengatasi gangguan pencernaan: mual, muntah, diare, kembung, dan gas.

Meningkatkan kekebalan tubuh.

Membantu diet dengan mengontrol pembentukan jaringan lemak.

Menangkal radikal bebas dan mencegah pertumbuhan sel kanker dan tumor.

Mengatasi migrain dan meredakan sakit kepala.

Membantu mengatasi asma melalui efek antitusif dan pembersihan saluran napas.

Cara Konsumsi atau Pemakaian dan Dosis yang Dianjurkan

Jahe segar/dalam bentuk teh: Dosis aman adalah 2–4 gram jahe segar per hari atau 1–3 gram jahe bubuk per hari, dibagi dalam beberapa kali konsumsi.

Cara pengolahan: Parut 1,5 sendok teh jahe emprit segar, rebus dalam 4 gelas air selama 5–10 menit, saring dan minum airnya baik panas maupun dingin.

Dosis untuk ibu hamil maksimal 1 gram per hari, namun disarankan berkonsultasi dengan dokter sebelum konsumsi.

Efek Samping

Iritasi lambung, heartburn, dan gangguan pencernaan jika dikonsumsi berlebihan (lebih dari 6 gram/hari).

Diare ringan dan iritasi rongga mulut/tenggorokan.

Potensi perdarahan jika dikonsumsi bersama obat pengencer darah (seperti warfarin).

Tidak dianjurkan untuk penderita batu empedu, gangguan pembekuan darah, atau yang akan menjalani operasi.

Alergi pada individu sensitif dan efek hipotensi pada penggunaan dosis tinggi.

Jahe emprit sangat bermanfaat jika digunakan secara tepat, namun penting untuk mengikuti dosis, metode konsumsi, serta perhatian pada kondisi kesehatan tertentu agar efek samping dapat dihindari.

INGU (Ruta graveolens)

Tumbuhan inggu (Ruta graveolens) merupakan tanaman herbal yang dikenal luas sebagai obat tradisional di berbagai daerah Indonesia dan memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, tetapi penggunaan dan dosis perlu diperhatikan guna mencegah efek samping.

Asal Usul Tumbuhan Ingu

Tumbuhan inggu (Ruta graveolens atau Ruta angustifolia) berasal dari kawasan Eropa Selatan dan Afrika Utara, namun telah lama dibudidayakan serta digunakan secara turun-temurun di Indonesia sebagai tanaman obat dan hias.

Klasifikasi dan Nama Daerah

Ingu termKerajaan: Plantae
Klad: Tracheophyta
Klad: Angiospermae
Klad: Eudikotil
Klad: Rosid
Ordo: Sapindales
Famili: Rutaceae
Genus: Ruta
Spesies: R. graveolensasuk keluarga Rutaceae. Nama daerahnya berbeda-beda:

Jawa: inggu atau godong minggu

Sumatera: aruda

Makassar: anruda busu

Melayu: arunda
Selain sebagai tanaman hias, inggu sering digunakan dalam ritual tradisional dan obat herbal.

Kandungan Kimia

Tumbuhan inggu kaya senyawa aktif, seperti:

Alkaloid akridon, skimmianin, furanokuinolin (kokusagin, fagarin)

Flavonoid rutin dan kuersetin

Kumarin (rutamarin), psoralen, bergapten, isopimpinellin

Minyak atsiri pinena, limonena, cineol

Terpenoid, tannin, fenolik
Senyawa-senyawa ini memiliki aktivitas antiradang, antispasmodik, dan efek farmakologis lainnya.

Manfaat untuk Kesehatan

Beberapa manfaat utama daun inggu:

Menetralkan racun dalam tubuh

Antiradang dan membantu meredakan batuk, influenza, demam

Mengurangi sakit kepala, sakit gigi, dan nyeri

Membantu menjaga kesehatan jantung dan sirkulasi darah

Efek antipiretik, antitoksik, antikonvulsan, sedatif, hepatoprotektor, peluruh haid, dan pembersih darah

Memiliki aktivitas antimikroba dan antibakteri

Cara Konsumsi atau Pemakaian dan Dosis yang Dianjurkan

Daun inggu dikonsumsi dalam bentuk teh herbal: Seduh 1 gram (sekitar 1 sendok teh) daun kering dengan 1 cangkir air mendidih, diamkan 5-10 menit kemudian diminum.

Untuk penggunaan luar (misal sakit kepala), daun ditumbuk halus lalu dioleskan pada bagian tubuh yang sakit.

Dosis konsumsi tradisional sebaiknya tidak berlebihan, sesuai anjuran herbal atau konsultan kesehatan, mengingat efek toksik dari komponen kimia tertentu.

Efek Samping

Iritasi kulit (karena kandungan kumarin) ketika dioleskan langsung.

Potensi kerusakan hati dan ginjal jika dikonsumsi berlebihan atau jangka panjang (akibat alkaloid yang bersifat toksik).

Reaksi alergi dan dermatitis pada individu sensitif.

Hindari penggunaan pada ibu hamil dan anak-anak tanpa rekomendasi ahli.

Penggunaan tanaman inggu sebagai herbal perlu memerhatikan dosis dan metode pemakaian yang tepat agar manfaat optimal bisa diperoleh tanpa menimbulkan risiko kesehatan.

ILER (Coleus scutellarioides atau Coleus atropurpureus)

Tumbuhan iler (Coleus scutellarioides atau Coleus atropurpureus) merupakan tanaman semak yang dikenal luas di Indonesia, baik sebagai tanaman hias maupun untuk pengobatan tradisional. Daunnya kerap digunakan sebagai obat herbal untuk berbagai masalah kesehatan.

Asal Usul dan Klasifikasi

Asal Usul: Iler berasal dari kawasan tropis, dan telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional Indonesia, khususnya sebagai bagian dari jamu dan obat rumahan.

Klasifikasi:
- Kingdom: Plantae
- Divisi: Tracheophyta
- Kelas: Magnoliopsida
- Ordo: Lamiales
- Famili: Lamiaceae
- Genus: Coleus (atau Plectranthus)
- Spesies: Coleus scutellarioides (L.) R. Br.

Nama Daerah

Tumbuhan ini memiliki banyak nama lokal tergantung wilayah:

Jawer kotok (Sunda)

Iler (Jawa Tengah)

Ati-ati (Bugis)

Sigresing (Batak)

Adong-adong (Palembang)

Serewung (Minahasa).

Kandungan Kimia

Daun iler mengandung banyak senyawa aktif:

Alkaloid

Etil salisilat

Metil eugenol

Timol

Karvakrol

Tannin

Saponin

Polifenol

Flavonoid

Minyak atsiri

Calcium oxalate

Lemak

Phyosterol

Pectic substances.

Manfaat Untuk Kesehatan

Beberapa manfaat daun iler yang didukung oleh penggunaan tradisional:

Mengatasi ambeien/wasir

Meredakan demam

Mengobati bisul

Melancarkan menstruasi

Mengatasi diabetes melitus

Menyembuhkan luka dan keputihan.

Cara Konsumsi / Pemakaian & Dosis

Mengatasi ambeien: Rebus 17–20 lembar daun iler dan kunyit/daun lain dengan 5 gelas air, didihkan sampai tersisa 1 gelas. Minum 1 kali sehari.

Mengatasi bisul: Daun iler diolesi minyak kelapa, dipanggang, lalu ditempelkan ke bisul selagi hangat.

Mengatasi diabetes: Tumbuhan iler lengkap (akar, batang, daun, bunga) direbus bersama adas polawaras, diminum 2 kali sehari 1/2 gelas.

Menurunkan demam: Daun dan batang iler direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 2 gelas, diminum dua kali sehari 1/2 gelas.

Untuk keputihan, ambil dua pertiga genggam daun iler lalu direbus dengan 3 gelas air sampai tinggal 1 gelas, diminum.

Efek Samping

Penggunaan daun iler umumnya aman dalam dosis tradisional, namun:

Pemakaian berlebihan dapat menyebabkan iritasi lambung karena kandungan alkaloid dan senyawa aktif lain.

Pengguna dengan alergi terhadap tumbuhan famili Lamiaceae sebaiknya berhati-hati.

Efek jangka panjang dan dosis tinggi belum diteliti secara menyeluruh.

Jika digunakan secara rutin sebagai obat alami, selalu konsultasikan dengan tenaga medis atau herbalis yang berkompeten guna menghindari efek samping yang tidak diinginkan.

GINJE(Thevetia peruviana)

, Tumbuhan ginje (Thevetia peruviana) dikenal juga sebagai oleander kuning atau ki hujan di beberapa daerah Indonesia, adalah tanaman perdu beracun yang berasal dari Meksiko Selatan dan Amerika Tengah serta telah tersebar ke Asia termasuk Indonesia. Ginje biasanya tumbuh sebagai tanaman hias atau pinggir jalan, tetapi juga digunakan dalam pengobatan tradisional dengan sangat hati-hati karena kandungan beracunnya.

Klasifikasi dan Nama Daerah

Kingdom: Plantae

Ordo: Gentianales

Famili: Apocynaceae

Genus: Thevetia

Spesies: Thevetia peruviana

Nama daerah: Ginje (Jawa), Ki Hujan (Sunda), Nogosari, Oleander kuning (Inggris).

Kandungan Kimia

Ginje mengandung berbagai senyawa aktif, terutama glikosida jantung yang sangat beracun seperti thevetin A, thevetin B, peruvoside, neriifolin, cerberin, dan ruvoside. Selain itu, bagian-bagian tanaman, termasuk daun dan bijinya, juga mengandung alkaloid, flavonoid, fenolik, steroid, tannin, koumarin, terpenes, dan turunan gula lain.

Manfaat untuk Kesehatan

Digunakan sebagai penguat jantung (cardiotonic).

Peluruh kemih dan obat cacing (anthelmintik).

Antibakteri, antifungi, dan anti radang.

Ekstrak daun kadang dipakai untuk menurunkan demam, mengatasi batuk, peradangan, maupun infeksi.

Digunakan secara tradisional untuk mengatasi radang kuku/cantengan dan mendukung pencernaan.

Cara Konsumsi/Pemakaian dan Dosis

Pemakaian ginje harus sangat hati-hati:

Secara tradisional, daun ginje segar (sekitar 10–15 helai) bisa ditumbuk halus, dicampur sedikit air dan madu, lalu dioleskan pada bagian yang sakit—umumnya untuk pemakaian luar.

Hindari mengonsumsi bagian dalam tanaman secara oral, kecuali di bawah pengawasan ahli/tenaga medis karena risiko keracunan fatal sangat tinggi.

Sediaan ekstrak atau penggunaan dalam jumlah banyak harus atas petunjuk profesional medis.

Efek Samping

Keracunan serius (rasa mual, muntah, diare, masalah jantung, kematian) bila dikonsumsi berlebihan atau tidak benar.

Pemakaian kulit, daun, biji, atau getah ginje sangat harus diawasi.

Wanita hamil, menyusui, atau orang yang mengidap penyakit kronis sebaiknya tidak mengonsumsi tanpa konsultasi dokter.

Reaksi alergi dan iritasi lokal bisa terjadi saat pemakaian luar.

Tumbuhan ginje memiliki potensi pengobatan, tetapi juga berbahaya jika tidak digunakan secara bijak dan benar, sehingga sangat dianjurkan konsultasi dengan tenaga medis sebelum konsumsi atau penggunaan apa pun.

GENTENG PEUJIT (Quassia amara L..)

., Genteng peujit merupakan tanaman obat yang dikenal di Jawa dan Sunda, dengan nama ilmiahberasal asli dari kawasan tropis Amerika Tengah dan Selatan namun kini tumbuh juga di Indonesia.

Asal Usul dan Klasifikasi

Genteng peujit dikenal sebagai Quassia amara L..

Famili: Simaroubaceae.

Nama daerah: di Jawa disebut genteng peujit, di Sunda disebut ki congcorang.

Umumnya tumbuh di daerah beriklim panas, basah dan bersuhu tropis, serta dapat ditemukan di dataran rendah maupun kawasan hingga 900 meter di atas permukaan laut.

Kandungan Kimia

Bagian yang digunakan: batang (kayu), akar, dan daun.

Kandungan kimia utama: polifenol, saponin, flavonoid, dan zat kalium.

Sifat farmakologis: antipiretik (penurun demam), antimalaria, insektisidal (menguatkan lambung dan mengatasi kutu kepala).

Manfaat untuk Kesehatan

Penurun demam (antipiretik).

Antimalaria.

Penguat lambung dan membantu sistem pencernaan.

Obat luar untuk kutu kepala, dengan daun dan kulit batang yang diremas lalu digunakan untuk keramas.

Kadang digunakan juga untuk mengatasi radang selaput mata dan campuran obat lain.

Cara Konsumsi dan Dosis Dianjurkan

Untuk demam: kayu segar sekitar 7 gram dicuci, dipotong kecil, direbus dengan 2 gelas air selama 25 menit, dinginkan dan saring, dibagi dua, diminum sehari dua kali pagi dan sore masing-masing satu bagian.

Untuk kutu kepala: 10-15 lembar daun segar diremas dengan air, digunakan sebagai keramas pada rambut.

Dosis lain umum: rebusan 300–600 mg bagian tanaman yang diseduh dan diminum.

Efek Samping

Efek samping penggunaan genteng peujit umumnya belum banyak dilaporkan, namun konsumsi berlebihan tanaman yang mengandung saponin dan alkaloid sebaiknya dihindari karena bisa menimbulkan iritasi lambung atau gangguan pencernaan pada sebagian orang.

Selalu disarankan konsultasi dengan tenaga kesehatan jika digunakan sebagai pengobatan rutin, terutama untuk penggunaan jangka panjang.

Ringkasan Tabel Klasifikasi dan Nama Daerah

Nama Ilmiah	Nama Daerah	Famili	Daerah Tumbuh
Quassia amara L.	Genteng peujit (Jawa), Ki congcorang (Sunda)	Simaroubaceae	Indonesia, Amerika Tengah & Selatan

Genteng peujit adalah tanaman obat khas yang kaya manfaat, mudah dibudidayakan, dan digunakan baik secara oral maupun luar, dengan dosis dan efek samping yang perlu diperhatikan.

GENDOLA (Abelmoschus manihot)

Asal UsulGendola (Abelmoschus manihot) adalah tanaman yang berasal dari Asia Tropis, termasuk Indonesia.

Klasifikasi- Kingdom: Plantae
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Magnoliopsida
- Ordo: Malvales
- Famili: Malvaceae
- Genus: Abelmoschus
- Spesies: Abelmoschus manihot

Nama DaerahGendola memiliki beberapa nama daerah, seperti:
- Gendola
- Okra Jepang

Kandungan KimiaGendola mengandung beberapa senyawa kimia yang bermanfaat, seperti:
- Flavonoid
- Saponin
- Tanin
- Vitamin

Manfaat untuk KesehatanGendola memiliki beberapa manfaat untuk kesehatan, seperti:
- Mengobati radang
- Mengobati luka
- Mengobati sakit tenggorokan
- Anti-inflamasi

Cara Konsumsi atau Pemakaian dan Dosis yang Dianjurkan- Mengobati radang: Rebus daun Gendola dengan air hingga lunak, lalu minum air rebusannya.

Efek SampingPenggunaan Gendola secara umum aman, namun perlu diingat bahwa penggunaan yang berlebihan dapat menyebabkan efek sampingan seperti:
- Iritasi kulit
- Alergi

Sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan Gendola sebagai obat, terutama jika Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu.

GEMPUR BATU (Irvingia malayana)

Tumbuhan Gempur Batu (Irvingia malayana) adalah tanaman yang memiliki beberapa manfaat untuk kesehatan. Berikut beberapa informasi tentang Tumbuhan Gempur Batu:

Asal UsulGempur Batu (Irvingia malayana) adalah tanaman yang berasal dari Asia Tenggara, termasuk Indonesia dan Malaysia.

Klasifikasi- Kingdom: Plantae
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Magnoliopsida
- Ordo: Malpighiales
- Famili: Irvingiaceae
- Genus: Irvingia
- Spesies: Irvingia malayana

Nama DaerahGempur Batu memiliki beberapa nama daerah, seperti:
- Gempur Batu
- Dika

Kandungan KimiaGempur Batu mengandung beberapa senyawa kimia yang bermanfaat, seperti:
- Serat
- Vitamin
- Mineral
- Asam lemak

Manfaat untuk KesehatanGempur Batu memiliki beberapa manfaat untuk kesehatan, seperti:
- Mengobati diare
- Meluruhkan batu ginjal dan batu empedu
- Mengurangi kadar kolesterol
- Mengurangi berat badan

Cara Konsumsi atau Pemakaian dan Dosis yang Dianjurkan- Mengobati diare: Rebus biji Gempur Batu dengan air hingga lunak, lalu makan bijinya.

Efek SampingPenggunaan Gempur Batu secara umum aman, namun perlu diingat bahwa penggunaan yang berlebihan dapat menyebabkan efek sampingan seperti:
- Kembung
- Gas

Sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan Gempur Batu sebagai obat, terutama jika Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu.

GATEP PAHIT (Samadera indica)

Asal UsulGatep Pahit (Samadera indica) adalah tanaman yang berasal dari Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Klasifikasi- Kingdom: Plantae
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Magnoliopsida
- Ordo: Sapindales
- Famili: Simaroubaceae
- Genus: Samadera
- Spesies: Samadera indica

Nama DaerahGatep Pahit memiliki beberapa nama daerah, seperti:
- Gatep Pahit
- Samadera

Kandungan KimiaGatep Pahit mengandung beberapa senyawa kimia yang bermanfaat, seperti:
- Quassinoid
- Flavonoid
- Saponin
- Tanin

Manfaat untuk KesehatanGatep Pahit memiliki beberapa manfaat untuk kesehatan, seperti:
- Mengobati malaria
- Mengobati demam
- Mengobati radang
- Anti-inflamasi

Cara Konsumsi atau Pemakaian dan Dosis yang Dianjurkan- Mengobati malaria: Rebus 10-15 gram daun Gatep Pahit dengan 3 gelas air hingga tersisa 1 gelas, lalu minum 2 kali sehari.

Efek SampingPenggunaan Gatep Pahit secara umum aman, namun perlu diingat bahwa penggunaan yang berlebihan dapat menyebabkan efek sampingan seperti:
- Mual
- Diare
- Sakit perut

Sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan Gatep Pahit sebagai obat, terutama jika Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu.

GARUT (Maranta arundinacea)

Asal UsulGarut (Maranta arundinacea) adalah tanaman yang berasal dari Amerika Selatan dan Tengah.

Klasifikasi- Kingdom: Plantae
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Liliopsida
- Ordo: Zingiberales
- Famili: Marantaceae
- Genus: Maranta
- Spesies: Maranta arundinacea

Nama DaerahGarut memiliki beberapa nama daerah, seperti:
- Garut
- Arrowroot

Kandungan KimiaGarut mengandung beberapa senyawa kimia yang bermanfaat, seperti:
- Karbohidrat
- Serat
- Vitamin
- Mineral

Manfaat untuk KesehatanGarut memiliki beberapa manfaat untuk kesehatan, seperti:
- Mengobati diare
- Mengobati sakit perut
- Mengobati radang
- Sumber energi

Cara Konsumsi atau Pemakaian dan Dosis yang Dianjurkan- Mengobati diare: Rebus umbi Garut dengan air hingga lunak, lalu makan sebagai makanan pokok.

Efek SampingPenggunaan Garut secara umum aman, namun perlu diingat bahwa konsumsi berlebihan dapat menyebabkan:
- Kembung
- Gas

Sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan Garut sebagai obat, terutama jika Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu.

GAYONG (Canna edulis)

Asal UsulGanyong (Canna edulis) adalah tanaman yang berasal dari Amerika Selatan dan Tengah, namun telah menyebar ke berbagai wilayah tropis, termasuk Indonesia.

Klasifikasi- Kingdom: Plantae
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Liliopsida
- Ordo: Zingiberales
- Famili: Cannaceae
- Genus: Canna
- Spesies: Canna edulis

Nama DaerahGanyong memiliki beberapa nama daerah, seperti:
- Ganyong
- Achiras

Kandungan KimiaGanyong mengandung beberapa senyawa kimia yang bermanfaat, seperti:
- Karbohidrat
- Protein
- Vitamin
- Mineral

Manfaat untuk KesehatanGanyong memiliki beberapa manfaat untuk kesehatan, seperti:
- Sumber energi
- Mengobati diare
- Mengobati demam
- Mengobati sakit perut

Cara Konsumsi atau Pemakaian dan Dosis yang Dianjurkan- Mengobati diare: Rebus umbi Ganyong dengan air hingga lunak, lalu makan sebagai makanan pokok.

Efek SampingPenggunaan Ganyong secara umum aman, namun perlu diingat bahwa konsumsi berlebihan dapat menyebabkan:
- Kembung
- Gas

Sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan Ganyong sebagai obat, terutama jika Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu.

GANDASULI (Wedelia trilobata)

Asal UsulGandasuli (Wedelia trilobata) adalah tanaman yang berasal dari Amerika Selatan, namun telah menyebar ke berbagai wilayah tropis, termasuk Indonesia.

Klasifikasi- Kingdom: Plantae
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Magnoliopsida
- Ordo: Asterales
- Famili: Asteraceae
- Genus: Wedelia
- Spesies: Wedelia trilobata

Nama DaerahGandasuli memiliki beberapa nama daerah, seperti:
- Gandasuli
- Kuning-kuning

Kandungan KimiaGandasuli mengandung beberapa senyawa kimia yang bermanfaat, seperti:
- Flavonoid
- Saponin
- Tanin
- Alkaloid

Manfaat untuk KesehatanGandasuli memiliki beberapa manfaat untuk kesehatan, seperti:
- Mengobati luka
- Mengobati infeksi
- Mengobati demam
- Anti-inflamasi

Cara Konsumsi atau Pemakaian dan Dosis yang Dianjurkan- Mengobati luka: Tumbuk daun Gandasuli hingga halus, lalu tempelkan pada luka.

Efek SampingPenggunaan Gandasuli secara umum aman, namun perlu diingat bahwa penggunaan yang berlebihan dapat menyebabkan efek sampingan seperti:
- Iritasi kulit
- Alergi

Sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan Gandasuli sebagai obat.

GAMBIR (Uncaria gambir)

Asal UsulGambir (Uncaria gambir) adalah tanaman yang berasal dari Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Malaysia, dan Filipina.

Klasifikasi- Kingdom: Plantae
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Magnoliopsida
- Ordo: Gentianales
- Famili: Rubiaceae
- Genus: Uncaria
- Spesies: Uncaria gambir

Nama DaerahGambir memiliki beberapa nama daerah, seperti:
- Gambir
- Gambia

Kandungan KimiaGambir mengandung beberapa senyawa kimia yang bermanfaat, seperti:
- Katekin
- Tanin
- Flavonoid
- Alkaloid

Manfaat untuk KesehatanGambir memiliki beberapa manfaat untuk kesehatan, seperti:
- Mengobati diare
- Mengobati sakit perut
- Mengobati luka
- Anti-inflamasi

Cara Konsumsi atau Pemakaian dan Dosis yang Dianjurkan- Mengobati diare: Rebus 10-15 gram daun Gambir dengan 3 gelas air hingga tersisa 1 gelas, lalu minum 2 kali sehari.

Efek SampingPenggunaan Gambir secara umum aman, namun perlu diingat bahwa penggunaan yang berlebihan dapat menyebabkan efek sampingan seperti:
- Konstipasi
- Sakit perut

Sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan Gambir sebagai obat.

GADUNG (Dioscorea hispida)

Asal UsulGadung (Dioscorea hispida) adalah tanaman yang berasal dari Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Klasifikasi- Kingdom: Plantae
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Liliopsida
- Ordo: Dioscoreales
- Famili: Dioscoreaceae
- Genus: Dioscorea
- Spesies: Dioscorea hispida

Nama DaerahGadung memiliki beberapa nama daerah, seperti:
- Gadung
- Uwi gadung

Kandungan KimiaGadung mengandung beberapa senyawa kimia yang bermanfaat, seperti:
- Diosgenin
- Saponin
- Flavonoid
- Alkaloid

Manfaat untuk KesehatanGadung memiliki beberapa manfaat untuk kesehatan, seperti:
- Mengobati rematik
- Mengobati sakit kepala
- Mengobati demam
- Mengobati radang

Cara Konsumsi atau Pemakaian dan Dosis yang Dianjurkan- Mengobati rematik: Rebus 10-15 gram umbi Gadung dengan 3 gelas air hingga tersisa 1 gelas, lalu minum 2 kali sehari.

Efek SampingPenggunaan Gadung dapat menyebabkan efek sampingan seperti:
- Keracunan jika tidak diolah dengan benar
- Gatal-gatal pada kulit
- Iritasi pada saluran pencernaan

Sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan Gadung sebagai obat, dan pastikan untuk mengolahnya dengan benar untuk menghindari efek sampingan.

GANDARUSA (Justicia gendarussa)

UsulGandarusa (Justicia gendarussa) adalah tanaman yang berasal dari Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Klasifikasi- Kingdom: Plantae
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Magnoliopsida
- Ordo: Lamiales
- Famili: Acanthaceae
- Genus: Justicia
- Spesies: Justicia gendarussa

Nama DaerahGandarusa memiliki beberapa nama daerah, seperti:
- Gandarusa
- Gandarusa jawa
- Nila kedu

Kandungan KimiaGandarusa mengandung beberapa senyawa kimia yang bermanfaat, seperti:
- Alkaloid
- Flavonoid
- Saponin
- Tanin

Manfaat untuk KesehatanGandarusa memiliki beberapa manfaat untuk kesehatan, seperti:
- Mengobati rematik
- Mengobati sakit kepala
- Mengobati demam
- Mengobati radang
- Mengobati batuk

Cara Konsumsi atau Pemakaian dan Dosis yang Dianjurkan- Mengobati rematik: Rebus 10-15 gram daun Gandarusa dengan 3 gelas air hingga tersisa 1 gelas, lalu minum 2 kali sehari.

Efek SampingPenggunaan Gandarusa secara umum aman, namun perlu diingat bahwa penggunaan yang berlebihan dapat menyebabkan efek sampingan. Sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan Gandarusa sebagai obat.

EKOR KUCING (Acalypha hispida)

Asal Usul dan Nama DaerahTanaman Ekor Kucing memiliki beberapa nama daerah, seperti:
- Ekor Kucing
- Bulu Macan
- Ramrambutan

Klasifikasi- Kingdom: Plantae
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Magnoliopsida
- Ordo: Malpighiales
- Famili: Euphorbiaceae
- Genus: Acalypha
- Spesies: Acalypha hispida

Kandungan KimiaTanaman Ekor Kucing mengandung beberapa senyawa kimia yang bermanfaat, seperti:
- Flavonoid
- Saponin
- Tanin
- Alkaloid

Manfaat untuk KesehatanTanaman Ekor Kucing memiliki beberapa manfaat untuk kesehatan, seperti:
- Mengobati mimisan: Daun Ekor Kucing dapat digunakan untuk mengobati mimisan dengan cara diremas-remas dan dihisap.
- Mengobati batuk darah: Daun Ekor Kucing dapat digunakan untuk mengobati batuk darah dengan cara direbus dan diminum airnya.
- Mengobati diare: Daun Ekor Kucing dapat digunakan untuk mengobati diare dengan cara direbus dan diminum airnya.
- Mengobati luka: Daun Ekor Kucing dapat digunakan untuk mengobati luka dengan cara ditumbuk dan ditempelkan pada luka.

Cara Konsumsi atau Pemakaian dan Dosis yang Dianjurkan- Mengobati mimisan: Remas-remas 7-10 lembar daun Ekor Kucing, lalu hisap.
- Mengobati batuk darah: Rebus 10-15 gram daun Ekor Kucing dengan 3 gelas air hingga tersisa 1 gelas, lalu minum 2 kali sehari.
- Mengobati diare: Rebus 10-15 gram daun Ekor Kucing dengan 3 gelas air hingga tersisa 1 gelas, lalu minum 2 kali sehari.

Efek SampingPenggunaan tanaman Ekor Kucing secara umum aman, namun perlu diingat bahwa penggunaan yang berlebihan dapat menyebabkan efek sampingan. Sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan tanaman Ekor Kucing sebagai obat [1][3].

DUWET (Syzygium cumini)

Tanaman Duwet (Syzygium cumini) adalah tanaman yang berasal dari Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Berikut beberapa informasi tentang tanaman Duwet:

Asal Usul dan Nama DaerahTanaman Duwet memiliki beberapa nama daerah, seperti:
- Duwet
- Jamblang
- Java plum

Klasifikasi- Kingdom: Plantae
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Magnoliopsida
- Ordo: Myrtales
- Famili: Myrtaceae
- Genus: Syzygium
- Spesies: Syzygium cumini

Kandungan KimiaTanaman Duwet mengandung beberapa senyawa kimia yang bermanfaat, seperti:
- Flavonoid
- Tanin
- Asam galat
- Vitamin C

Manfaat untuk KesehatanTanaman Duwet memiliki beberapa manfaat untuk kesehatan, seperti:
- Mengontrol gula darah: Duwet dapat membantu mengontrol kadar gula darah pada penderita diabetes.
- Mengandung antioksidan: Duwet memiliki sifat antioksidan yang dapat membantu melindungi tubuh dari stres oksidatif.
- Mengatasi masalah pencernaan: Duwet dapat membantu mengatasi masalah pencernaan seperti diare dan sembelit.

Cara Konsumsi atau Pemakaian dan Dosis yang Dianjurkan- Buah Duwet dapat dikonsumsi langsung atau dibuat menjadi jus.
- Dosis yang dianjurkan bervariasi tergantung pada kondisi kesehatan dan tujuan penggunaan.

Efek Samping- Penggunaan Duwet yang berlebihan dapat menyebabkan efek sampingan seperti gangguan pencernaan.
- Sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan Duwet sebagai obat, terutama jika kamu memiliki kondisi kesehatan yang sudah ada atau sedang mengonsumsi obat-obatan.

Perlu diingat bahwa informasi tentang tanaman Duwet dapat berbeda-beda tergantung pada sumber dan konteks penggunaannya. Jika kamu memiliki pertanyaan lebih lanjut atau ingin menggunakan Duwet untuk tujuan kesehatan, sebaiknya konsultasikan dengan ahli kesehatan yang terpercaya.

DELIMA (Punica granatum)

Tanaman delima (Punica granatum) adalah salah satu tanaman buah yang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Berikut beberapa informasi tentang tanaman delima:

Asal Usul dan Nama DaerahTanaman delima diperkirakan berasal dari wilayah Timur Tengah dan Asia Selatan, khususnya Iran dan pegunungan Himalaya. Di Indonesia, tanaman ini dikenal dengan nama "delima" dan memiliki beberapa nama daerah lainnya, seperti "glima" di Aceh dan "dhalima" di Madura.

Klasifikasi- Kingdom: Plantae
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Magnoliopsida
- Ordo: Myrtales
- Famili: Punicaceae
- Genus: Punica
- Spesies: Punica granatum

Kandungan KimiaTanaman delima mengandung beberapa senyawa kimia yang bermanfaat, seperti:
- Antioksidan
- Flavonoid
- Polifenol
- Vitamin C dan vitamin B
- Mineral seperti kalium dan fosfor

Manfaat untuk KesehatanTanaman delima memiliki beberapa manfaat untuk kesehatan, seperti:
- Mengatasi kanker: Delima memiliki sifat anti-kanker yang dapat membantu mencegah pertumbuhan sel kanker.
- Mengurangi peradangan: Delima memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat membantu mengurangi peradangan dan nyeri.
- Meningkatkan kesehatan jantung: Delima dapat membantu menurunkan tekanan darah dan kolesterol jahat.
- Mengatasi diabetes: Delima dapat membantu mengontrol kadar gula darah.
- Mengatasi masalah kulit: Delima dapat membantu mengatasi jerawat dan melembabkan kulit.

Cara Konsumsi atau Pemakaian dan Dosis yang Dianjurkan- Buah delima dapat dikonsumsi langsung atau dibuat menjadi jus.
- Dosis yang dianjurkan bervariasi tergantung pada kondisi kesehatan dan tujuan penggunaan.

Efek Samping- Penggunaan delima yang berlebihan dapat menyebabkan efek sampingan seperti gangguan pencernaan.
- Sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan delima sebagai obat, terutama jika kamu memiliki kondisi kesehatan yang sudah ada atau sedang mengonsumsi obat-obatan ¹ ².

DAUN DADAP (Erythrina variegata)

Tanaman Daun Dadap (Erythrina variegata) adalah tanaman yang berasal dari Asia Tenggara. Berikut beberapa informasi tentang tanaman Daun Dadap:

Asal Usul dan Nama DaerahTanaman Daun Dadap memiliki beberapa nama daerah, seperti:
- Daun Dadap
- Dadap Serep
- Erythrina

Klasifikasi- Kingdom: Plantae
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Magnoliopsida
- Ordo: Fabales
- Famili: Fabaceae
- Genus: Erythrina
- Spesies: Erythrina variegata

Kandungan KimiaTanaman Daun Dadap mengandung beberapa senyawa kimia yang bermanfaat, seperti:
- Flavonoid
- Alkaloid
- Saponin

Manfaat untuk KesehatanTanaman Daun Dadap memiliki beberapa manfaat untuk kesehatan, seperti:
- Mengatasi insomnia: Daun Dadap dapat membantu mengatasi insomnia dan meningkatkan kualitas tidur.
- Mengatasi stres: Daun Dadap memiliki sifat sedatif yang dapat membantu mengurangi stres dan kecemasan.

Cara Konsumsi atau Pemakaian dan Dosis yang Dianjurkan- Daun Dadap dapat dibuat menjadi minuman herbal.
- Dosis yang dianjurkan bervariasi tergantung pada kondisi kesehatan dan tujuan penggunaan.

Efek Samping- Penggunaan Daun Dadap yang berlebihan dapat menyebabkan efek sampingan seperti kantuk dan kelelahan.
- Sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan Daun Dadap sebagai obat, terutama jika kamu memiliki kondisi kesehatan yang sudah ada atau sedang mengonsumsi obat-obatan.

Perlu diingat bahwa informasi tentang tanaman Daun Dadap dapat berbeda-beda tergantung pada sumber dan konteks penggunaannya. Jika kamu memiliki pertanyaan lebih lanjut atau ingin menggunakan Daun Dadap untuk tujuan kesehatan, sebaiknya konsultasikan dengan ahli kesehatan yang terpercaya.

DAUN UNGU (Graptophyllum pictum)

Tanaman Daun Ungu (Graptophyllum pictum) adalah tanaman yang berasal dari Asia Tenggara. Berikut beberapa informasi tentang tanaman Daun Ungu:

Asal Usul dan Nama DaerahTanaman Daun Ungu memiliki beberapa nama daerah, seperti:
- Daun Ungu - HandeleM
- Graptophyllum

Klasifikasi- Kingdom: Plantae
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Magnoliopsida
- Ordo: Lamiales
- Famili: Acanthaceae
- Genus: Graptophyllum
- Spesies: Graptophyllum pictum

Kandungan KimiaTanaman Daun Ungu mengandung beberapa senyawa kimia yang bermanfaat, seperti:
- Flavonoid
- Saponin
- Alkaloid

Daun Ungu memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan, seperti:
- Meringankan gejala wasir dengan sifat antiradang dan antinyeri
- Menekan pertumbuhan plak gigi dengan kandungan tanin dan flavonoid
- Menurunkan kadar kolesterol melalui senyawa fitosterol
- Mengatasi bisul dengan sifat antiradang
- Membantu mengontrol gula darah tinggi
- Memelihara kesehatan ginjal dengan sifat nefroprotektif
- Mencegah sembelit dengan efek laksatif ringan

Dengan demikian, Daun Ungu dapat menjadi salah satu pilihan alami untuk mendukung kesehatan tubuh.

Cara Konsumsi atau Pemakaian dan Dosis yang Dianjurkan- Daun Ungu dapat dibuat menjadi minuman herbal atau digunakan sebagai obat luar.
- Dosis yang dianjurkan bervariasi tergantung pada kondisi kesehatan dan tujuan penggunaan.

Efek Samping- Informasi tentang efek samping Daun Ungu tidak tersedia secara spesifik.
- Sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan Daun Ungu sebagai obat, terutama jika kamu memiliki kondisi kesehatan yang sudah ada atau sedang mengonsumsi obat-obatan.

Perlu diingat bahwa informasi tentang tanaman Daun Ungu dapat berbeda-beda tergantung pada sumber dan konteks penggunaannya. Jika kamu memiliki pertanyaan lebih lanjut atau ingin menggunakan Daun Ungu untuk tujuan kesehatan, sebaiknya konsultasikan dengan ahli kesehatan yang terpercaya.

DAUN SUJI (Dracaena angustifolia)

Kategori: Tanaman Obat

Tanaman Daun Suji (Dracaena angustifolia) adalah tanaman yang berasal dari Asia Tenggara. Berikut beberapa informasi tentang tanaman Daun Suji:

Asal Usul dan Nama DaerahTanaman Daun Suji memiliki beberapa nama daerah, seperti:
- Daun Suji
- Dracaena

Klasifikasi- Kingdom: Plantae
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Liliopsida
- Ordo: Asparagales
- Famili: Asparagaceae
- Genus: Dracaena
- Spesies: Dracaena angustifolia

Kandungan KimiaTanaman Daun Suji mengandung beberapa senyawa kimia yang bermanfaat, seperti:
- Flavonoid
- Saponin

Manfaat untuk KesehatanTanaman Daun Suji memiliki beberapa manfaat untuk kesehatan, seperti:
- Mengatasi masalah kesehatan kulit: Daun Suji dapat membantu mengatasi masalah kulit seperti jerawat dan luka ringan.
- Mengandung antioksidan: Daun Suji memiliki sifat antioksidan yang dapat membantu melindungi tubuh dari stres oksidatif.

Cara Konsumsi atau Pemakaian dan Dosis yang Dianjurkan- Daun Suji dapat dibuat menjadi minuman herbal atau digunakan sebagai obat luar.
- Dosis yang dianjurkan bervariasi tergantung pada kondisi kesehatan dan tujuan penggunaan.

Efek Samping- Informasi tentang efek samping Daun Suji tidak tersedia secara spesifik.
- Sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan Daun Suji sebagai obat, terutama jika kamu memiliki kondisi kesehatan yang sudah ada atau sedang mengonsumsi obat-obatan.

Perlu diingat bahwa informasi tentang tanaman Daun Suji dapat berbeda-beda tergantung pada sumber dan konteks penggunaannya. Jika kamu memiliki pertanyaan lebih lanjut atau ingin menggunakan Daun Suji untuk tujuan kesehatan, sebaiknya konsultasikan dengan ahli kesehatan yang terpercaya.

Tanaman Obat

DAUN SENDOK (Plantago mayor L)

Tanaman Daun Sendok (Plantago mayor L) adalah tanaman yang berasal dari Eropa dan Asia. Berikut beberapa informasi tentang tanaman Daun Sendok:

Asal Usul dan Nama DaerahTanaman Daun Sendok memiliki beberapa nama daerah, seperti:
- Daun Sendok
- Plantago
- Broadleaf Plantain

Klasifikasi- Kingdom: Plantae
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Magnoliopsida
- Ordo: Lamiales
- Famili: Plantaginaceae
- Genus: Plantago
- Spesies: Plantago mayor L

Kandungan KimiaTanaman Daun Sendok mengandung beberapa senyawa kimia yang bermanfaat, seperti:
- Flavonoid
- Saponin
- Tanin
- Glikosida

Manfaat untuk KesehatanTanaman Daun Sendok memiliki beberapa manfaat untuk kesehatan, seperti:
- Mengatasi masalah pencernaan: Daun Sendok dapat membantu mengatasi diare, sembelit, dan masalah pencernaan lainnya.
- Mengatasi batuk dan masalah pernapasan: Daun Sendok dapat membantu mengurangi batuk dan mengeluarkan dahak.
- Mengatasi luka dan peradangan: Daun Sendok dapat membantu mempercepat penyembuhan luka dan mengurangi peradangan.

Cara Konsumsi atau Pemakaian dan Dosis yang Dianjurkan- Daun Sendok dapat dibuat menjadi minuman herbal atau digunakan sebagai obat luar.
- Dosis yang dianjurkan bervariasi tergantung pada kondisi kesehatan dan tujuan penggunaan.

Efek Samping- Penggunaan Daun Sendok yang berlebihan dapat menyebabkan efek sampingan seperti mual dan muntah.
- Sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan Daun Sendok sebagai obat, terutama jika kamu memiliki kondisi kesehatan yang sudah ada atau sedang mengonsumsi obat-obatan.

Perlu diingat bahwa informasi tentang tanaman Daun Sendok dapat berbeda-beda tergantung pada sumber dan konteks penggunaannya. Jika kamu memiliki pertanyaan lebih lanjut atau ingin menggunakan Daun Sendok untuk tujuan kesehatan, sebaiknya konsultasikan dengan ahli kesehatan yang terpercaya.

DAUN PRASMAN (Eupatorium triplinerve V)

Tanaman Daun Prasman (Eupatorium triplinerve V) adalah tanaman yang berasal dari Maluku. Berikut beberapa informasi tentang tanaman Daun Prasman:

Asal Usul dan Nama DaerahTanaman Daun Prasman berasal dari Maluku dan dikenal dengan nama ilmiah Eupatorium triplinerve V.

Klasifikasi- Kingdom: Plantae
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Magnoliopsida

Kandungan KimiaTanaman Daun Prasman mengandung senyawa kimia seperti saponin dan flavonoid yang bermanfaat untuk kesehatan.

Manfaat untuk KesehatanManfaat Daun Prasman untuk kesehatan antara lain ¹:
- Mengandung anti-inflamasi dan antioksidan

Cara Konsumsi atau Pemakaian dan Dosis yang DianjurkanInformasi tentang cara konsumsi dan dosis Daun Prasman tidak tersedia secara spesifik. Sebaiknya konsultasikan dengan ahli kesehatan atau herbalis sebelum menggunakan tanaman ini sebagai obat.

Efek SampingInformasi tentang efek samping Daun Prasman tidak tersedia secara spesifik. Namun, sebagai tanaman herbal, Daun Prasman umumnya dianggap aman jika digunakan dengan benar. Sebaiknya konsultasikan dengan ahli kesehatan atau herbalis sebelum menggunakan tanaman ini sebagai obat ².

DAUN JINTEN (Plectranthus amboinicus)

Daun jinten (Plectranthus amboinicus) adalah tanaman herbal yang berasal dari Afrika Selatan dan Timur. Tanaman ini telah digunakan secara tradisional sebagai obat dan bumbu masakan di berbagai negara, termasuk Indonesia.

Asal Usul dan Nama DaerahDaun jinten memiliki beberapa nama daerah, seperti ¹ ²:
- Daun jinten
- Jintan
- Cuban oregano
- Indian mint
- Soup mint

Klasifikasi- Kingdom: Plantae
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Magnoliopsida
- Ordo: Lamiales
- Famili: Lamiaceae
- Genus: Plectranthus
- Spesies: Plectranthus amboinicus

Kandungan KimiaDaun jinten mengandung beberapa senyawa kimia yang bermanfaat, seperti ¹ ³:
- Minyak atsiri (karvakrol, timol, α-humulene, undecanal)
- Flavonoid
- Fenolik
- Vitamin (A dan C)
- Mineral (kalsium dan kalium)

Manfaat untuk KesehatanDaun jinten memiliki beberapa manfaat untuk kesehatan, seperti ² ⁴ ⁵:
- Mengatasi masalah pencernaan: Daun jinten dapat membantu mengatasi diare, mual, dan perut kembung.
- Mengurangi demam: Daun jinten dapat digunakan sebagai kompres untuk menurunkan demam.
- Mengatasi batuk dan masalah pernapasan: Daun jinten memiliki sifat ekspektoran yang dapat membantu mengencerkan dahak.
- Menjaga kesehatan kulit: Daun jinten memiliki sifat anti-inflamasi dan antibakteri yang dapat membantu mengatasi masalah kulit seperti jerawat dan luka ringan.
- Mengontrol gula darah: Daun jinten dapat membantu mengontrol gula darah pada penderita diabetes.

Cara Konsumsi atau Pemakaian dan Dosis yang DianjurkanDaun jinten dapat dikonsumsi dalam berbagai bentuk, seperti ² ⁴:
- Teh daun jinten: Rebus beberapa lembar daun jinten segar dalam air selama 10-15 menit.
- Kompres daun jinten: Hancurkan daun jinten segar dan tempelkan pada dahi atau bagian tubuh yang panas.
- Masker wajah: Haluskan daun jinten dan campurkan dengan sedikit air atau madu untuk membuat masker wajah alami.

Efek SampingPenggunaan daun jinten yang berlebihan dapat menyebabkan efek sampingan seperti ² ⁵:
- Gangguan pencernaan: Mual, diare, atau kembung.
- Alergi: Ruam kulit, gatal, atau sesak napas.
- Masalah hati: Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan masalah hati.

Perlu diingat bahwa sebelum menggunakan daun jinten sebagai obat, sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau ahli herbal terlebih dahulu.

DAUN ENCOK (Pluchea indica)

Tanaman Daun Encok (Pluchea indica) adalah tanaman yang berasal dari Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Berikut beberapa informasi tentang tanaman Daun Encok:

Asal Usul dan Nama DaerahTanaman Daun Encok memiliki beberapa nama daerah, seperti:
- Daun Encok
- Beluntas hutan
- Indian Pluchea

Klasifikasi- Kingdom: Plantae
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Magnoliopsida
- Ordo: Asterales
- Famili: Asteraceae
- Genus: Pluchea
- Spesies: Pluchea indica

Kandungan KimiaTanaman Daun Encok mengandung beberapa senyawa kimia yang bermanfaat, seperti:
- Flavonoid
- Saponin
- Tanin
- Minyak atsiri

Manfaat untuk KesehatanTanaman Daun Encok memiliki beberapa manfaat untuk kesehatan, seperti:
- Mengatasi nyeri: Daun Encok dapat membantu mengurangi nyeri dan peradangan.
- Mengatasi rematik: Daun Encok dapat membantu mengurangi gejala rematik.
- Mengatasi masalah pencernaan: Daun Encok dapat membantu mengatasi masalah pencernaan seperti diare dan sembelit.

Cara Konsumsi atau Pemakaian dan Dosis yang Dianjurkan- Daun Encok dapat dibuat menjadi minuman herbal atau digunakan sebagai obat luar.
- Dosis yang dianjurkan bervariasi tergantung pada kondisi kesehatan dan tujuan penggunaan.

Efek Samping- Penggunaan Daun Encok yang berlebihan dapat menyebabkan efek sampingan seperti mual dan muntah.
- Sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan Daun Encok sebagai obat, terutama jika kamu memiliki kondisi kesehatan yang sudah ada atau sedang mengonsumsi obat-obatan.

Perlu diingat bahwa informasi tentang tanaman Daun Encok dapat berbeda-beda tergantung pada sumber dan konteks penggunaannya. Jika kamu memiliki pertanyaan lebih lanjut atau ingin menggunakan Daun Encok untuk tujuan kesehatan, sebaiknya konsultasikan dengan ahli kesehatan yang terpercaya.

DAUN DEWA (Gynura procumbens)

Tanaman Daun Dewaadalah tanaman yang berasal dari Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Berikut beberapa informasi tentang tanaman Daun Dewa:

Asal Usul dan Nama DaerahTanaman Daun Dewa memiliki beberapa nama daerah, seperti:
- Daun Dewa
- Sambung nyawa
- Gynura

Klasifikasi- Kingdom: Plantae
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Magnoliopsida
- Ordo: Asterales
- Famili: Asteraceae
- Genus: Gynura
- Spesies: Gynura procumbens

Kandungan KimiaTanaman Daun Dewa mengandung beberapa senyawa kimia yang bermanfaat, seperti:
- Flavonoid
- Saponin
- Tanin
- Alkaloid

Manfaat untuk KesehatanTanaman Daun Dewa memiliki beberapa manfaat untuk kesehatan, seperti:
- Mengatasi diabetes: Daun Dewa dapat membantu menurunkan kadar gula darah.
- Mengatasi hipertensi: Daun Dewa dapat membantu menurunkan tekanan darah.
- Mengatasi peradangan: Daun Dewa memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat membantu mengurangi peradangan.

Cara Konsumsi atau Pemakaian dan Dosis yang Dianjurkan- Daun Dewa dapat dibuat menjadi minuman herbal atau digunakan sebagai obat luar.
- Dosis yang dianjurkan bervariasi tergantung pada kondisi kesehatan dan tujuan penggunaan.

Efek Samping- Penggunaan Daun Dewa yang berlebihan dapat menyebabkan efek sampingan seperti mual dan muntah.
- Sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan Daun Dewa sebagai obat, terutama jika kamu memiliki kondisi kesehatan yang sudah ada atau sedang mengonsumsi obat-obatan.

Perlu diingat bahwa informasi tentang tanaman Daun Dewa dapat berbeda-beda tergantung pada sumber dan konteks penggunaannya. Jika kamu memiliki pertanyaan lebih lanjut atau ingin menggunakan Daun Dewa untuk tujuan kesehatan, sebaiknya konsultasikan dengan ahli kesehatan yang terpercaya.

DARUJU (Artemisia vulgaris)

Tanaman Daruju (Artemisia vulgaris) atau yang lebih dikenal sebagai Daun Tapak Liman atau Mugwort dalam bahasa Inggris, adalah tanaman yang berasal dari Asia dan Eropa. Berikut beberapa informasi tentang tanaman Daruju:

Asal Usul dan Nama DaerahTanaman Daruju memiliki beberapa nama daerah, seperti:
- Daruju
- Tapak liman (untuk spesies yang berbeda, namun sering disebut sama)
- Mugwort

Klasifikasi- Kingdom: Plantae
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Magnoliopsida
- Ordo: Asterales
- Famili: Asteraceae
- Genus: Artemisia
- Spesies: Artemisia vulgaris

Kandungan KimiaTanaman Daruju mengandung beberapa senyawa kimia yang bermanfaat, seperti:
- Minyak atsiri
- Flavonoid
- Tanin
- Sesquiterpen

Manfaat untuk KesehatanTanaman Daruju memiliki beberapa manfaat untuk kesehatan, seperti:
- Mengatasi masalah menstruasi: Tanaman Daruju dapat membantu mengatasi masalah menstruasi seperti nyeri haid dan tidak teratur.
- Mengatasi insomnia: Tanaman Daruju dapat membantu mengatasi insomnia dan meningkatkan kualitas tidur.
- Mengatasi peradangan: Tanaman Daruju memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat membantu mengurangi peradangan.

Cara Konsumsi atau Pemakaian dan Dosis yang Dianjurkan- Daun Daruju dapat dibuat menjadi minuman herbal atau digunakan sebagai obat luar.
- Dosis yang dianjurkan bervariasi tergantung pada kondisi kesehatan dan tujuan penggunaan.

Efek Samping- Tanaman Daruju dapat menyebabkan reaksi alergi pada beberapa orang.
- Penggunaan tanaman Daruju yang berlebihan dapat menyebabkan efek sampingan seperti mual dan muntah.
- Sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan tanaman Daruju sebagai obat.

Perlu diingat bahwa informasi tentang tanaman Daruju dapat berbeda-beda tergantung pada sumber dan konteks penggunaannya. Jika kamu memiliki pertanyaan lebih lanjut atau ingin menggunakan tanaman Daruju untuk tujuan kesehatan, sebaiknya konsultasikan dengan ahli kesehatan yang terpercaya.

CIPLUKAN (Physalis angulata)

Tanaman ciplukan (Physalis angulata) merupakan tanaman yang berasal dari Amerika Selatan dan telah menyebar ke berbagai wilayah di dunia, termasuk Indonesia. Berikut beberapa informasi tentang tanaman ciplukan:

Asal Usul dan Nama DaerahTanaman ciplukan memiliki beberapa nama daerah, seperti:
- Ciplukan
- Ceplukan
- Physalis

Klasifikasi- Kingdom: Plantae
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Magnoliopsida
- Ordo: Solanales
- Famili: Solanaceae
- Genus: Physalis
- Spesies: Physalis angulata

Kandungan KimiaTanaman ciplukan mengandung beberapa senyawa kimia yang bermanfaat, seperti:
- Alkaloid
- Flavonoid
- Saponin
- Tanin
- Vitamin C

Manfaat untuk KesehatanTanaman ciplukan memiliki beberapa manfaat untuk kesehatan, seperti:

Meningkatkan imunitas tubuh berkat kandungan polifenol dan vitamin C yang membantu melawan infeksi dan mengatur sistem kekebalan tubuh.

Menjaga kesehatan tulang karena vitamin K yang penting dalam metabolisme tulang, pemeliharaan dan pergantian tulang.Berperan dalam penyembuhan penyakit kuning karena kandungan antioksidan yang dapat meredakan gejala penyakit ini.

Mendukung kesehatan mata melalui vitamin A, lutein, dan karotenoid yang membantu menurunkan risiko degenerasi makula.

Mencegah anemia defisiensi zat besi dengan kandungan zat besi yang membantu menjaga fungsi dan jumlah sel darah merah.

Mengurangi peradangan dan nyeri sendi atau rematik lewat efek antiinflamasi dari senyawa withanolides.

Membantu fungsi hati dan ginjal serta proses detoksifikasi alami tubuh.

Memperlancar buang air kecil dan menjaga kesehatan saluran kemih melalui khasiat diuretik alami.

Cara Konsumsi atau Pemakaian dan Dosis yang Dianjurkan

- Buah ciplukan dapat dikonsumsi langsung atau dibuat menjadi jus
- Dosis yang dianjurkan bervariasi tergantung pada kondisi kesehatan dan tujuan penggunaan

Efek Samping- Tanaman ciplukan umumnya aman digunakan, tetapi dapat menyebabkan reaksi alergi pada beberapa orang
- Penggunaan tanaman ciplukan yang berlebihan dapat menyebabkan efek sampingan seperti mual dan muntah
- Sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan tanaman ciplukan sebagai obat [1][2]

CINCAU RAMBAT (Tinospora crispa)

Tanaman cincau rambat (Tinospora crispa) merupakan tanaman yang berasal dari Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Berikut beberapa informasi tentang tanaman cincau rambat:

Asal Usul dan Nama DaerahTanaman cincau rambat memiliki beberapa nama daerah, seperti:
- Cincau rambat
- Brotowali rambat

Klasifikasi- Kingdom: Plantae
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Magnoliopsida
- Ordo: Ranunculales
- Famili: Menispermaceae
- Genus: Tinospora
- Spesies: Tinospora crispa

Kandungan KimiaTanaman cincau rambat mengandung beberapa senyawa kimia yang bermanfaat, seperti:
- Alkaloid
- Flavonoid
- Saponin
- Tanin

Manfaat untuk KesehatanTanaman cincau rambat memiliki beberapa manfaat untuk kesehatan, seperti:
- Mengatasi demam: Batang cincau rambat dapat digunakan untuk mengatasi demam
- Mengatasi batuk: Batang cincau rambat dapat digunakan untuk mengatasi batuk
- Mengatasi radang: Tanaman cincau rambat memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat membantu mengurangi radang
- Mengatasi masalah pencernaan: Batang cincau rambat dapat membantu mengatasi masalah pencernaan

Cara Konsumsi atau Pemakaian dan Dosis yang Dianjurkan- Batang cincau rambat dapat dibuat menjadi minuman herbal atau digunakan sebagai obat luar
- Dosis yang dianjurkan bervariasi tergantung pada kondisi kesehatan dan tujuan penggunaan

Efek Samping- Tanaman cincau rambat umumnya aman digunakan, tetapi dapat menyebabkan reaksi alergi pada beberapa orang
- Penggunaan tanaman cincau rambat yang berlebihan dapat menyebabkan efek sampingan seperti mual dan muntah
- Sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan tanaman cincau rambat sebagai obat [1][3]

CINCAU POHON (Cyclea barbata)

Tanaman cincau pohon (Cyclea barbata) merupakan tanaman yang berasal dari Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Berikut beberapa informasi tentang tanaman cincau pohon:

Asal Usul dan Nama DaerahTanaman cincau pohon memiliki beberapa nama daerah, seperti:
- Cincau hijau
- Cincau perdu
- Brotowali hijau

Klasifikasi- Kingdom: Plantae
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Magnoliopsida
- Ordo: Ranunculales
- Famili: Menispermaceae
- Genus: Cyclea
- Spesies: Cyclea barbata

Kandungan KimiaTanaman cincau pohon mengandung beberapa senyawa kimia yang bermanfaat, seperti:
- Alkaloid
- Flavonoid
- Saponin
- Tanin

Manfaat untuk KesehatanTanaman cincau pohon memiliki beberapa manfaat untuk kesehatan, seperti:
- Mengatasi demam: Daun cincau pohon dapat digunakan untuk mengatasi demam
- Mengatasi batuk: Daun cincau pohon dapat digunakan untuk mengatasi batuk
- Mengatasi radang: Tanaman cincau pohon memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat membantu mengurangi radang
- Mengatasi masalah pencernaan: Daun cincau pohon dapat membantu mengatasi masalah pencernaan

Cara Konsumsi atau Pemakaian dan Dosis yang Dianjurkan- Daun cincau pohon dapat dibuat menjadi minuman herbal atau digunakan sebagai obat luar
- Dosis yang dianjurkan bervariasi tergantung pada kondisi kesehatan dan tujuan penggunaan

Efek Samping- Tanaman cincau pohon umumnya aman digunakan, tetapi dapat menyebabkan reaksi alergi pada beberapa orang
- Penggunaan tanaman cincau pohon yang berlebihan dapat menyebabkan efek sampingan seperti mual dan muntah
- Sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan tanaman cincau pohon sebagai obat [1][3]

CEREMAI (Syzygium cumini)

Kategori: Tanaman Obat

Tanaman ceremai (Syzygium cumini) merupakan tanaman yang berasal dari Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Berikut beberapa informasi tentang tanaman ceremai:

Asal Usul dan Nama DaerahTanaman ceremai memiliki beberapa nama daerah, seperti:
- Ceremai
- Jamblang
- Jambulan
- Duhat

Klasifikasi- Kingdom: Plantae
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Magnoliopsida
- Ordo: Myrtales
- Famili: Myrtaceae
- Genus: Syzygium
- Spesies: Syzygium cumini

Kandungan KimiaTanaman ceremai mengandung beberapa senyawa kimia yang bermanfaat, seperti:
- Flavonoid
- Tanin
- Saponin
- Asam galat
- Vitamin C

Manfaat untuk KesehatanTanaman ceremai memiliki beberapa manfaat untuk kesehatan, seperti:
- Mengatasi diabetes: Buah ceremai dapat membantu menurunkan kadar gula darah
- Mengatasi diare: Buah ceremai dapat membantu mengatasi diare
- Mengatasi radang: Tanaman ceremai memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat membantu mengurangi radang
- Mengatasi stres: Buah ceremai dapat membantu mengurangi stres dan kecemasan

Cara Konsumsi atau Pemakaian dan Dosis yang Dianjurkan- Buah ceremai dapat dikonsumsi langsung atau dibuat menjadi jus
- Dosis yang dianjurkan bervariasi tergantung pada kondisi kesehatan dan tujuan penggunaan

Efek Samping- Tanaman ceremai umumnya aman digunakan, tetapi dapat menyebabkan reaksi alergi pada beberapa orang
- Penggunaan tanaman ceremai yang berlebihan dapat menyebabkan efek sampingan seperti mual dan muntah
- Sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan tanaman ceremai sebagai obat [1][2][3]

Tanaman Obat

CENDANA (Santalum album)

Kategori: Tanaman Obat

Tanaman cendana (Santalum album) merupakan tanaman yang berasal dari Asia Selatan dan Tenggara, termasuk Indonesia. Berikut beberapa informasi tentang tanaman cendana:

Asal Usul dan Nama DaerahTanaman cendana memiliki beberapa nama daerah, seperti:
- Cendana
- Sandalwood (nama internasional)

Klasifikasi- Kingdom: Plantae
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Magnoliopsida
- Ordo: Santalales
- Famili: Santalaceae
- Genus: Santalum
- Spesies: Santalum album

Kandungan KimiaTanaman cendana mengandung beberapa senyawa kimia yang bermanfaat, seperti:
- Minyak atsiri (santalol, santalen)
- Flavonoid
- Tanin

Manfaat untuk KesehatanTanaman cendana memiliki beberapa manfaat untuk kesehatan, seperti:
- Mengatasi stres dan kecemasan: Minyak cendana dapat digunakan untuk mengurangi stres dan kecemasan
- Mengatasi insomnia: Minyak cendana dapat digunakan untuk mengatasi insomnia
- Mengatasi nyeri: Minyak cendana memiliki sifat analgesik yang dapat membantu mengurangi nyeri
- Mengatasi radang: Tanaman cendana memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat membantu mengurangi radang

Cara Konsumsi atau Pemakaian dan Dosis yang Dianjurkan- Minyak cendana dapat digunakan sebagai aromaterapi atau dioleskan pada kulit
- Dosis yang dianjurkan bervariasi tergantung pada kondisi kesehatan dan tujuan penggunaan

Efek Samping- Minyak cendana dapat menyebabkan reaksi alergi pada beberapa orang
- Penggunaan minyak cendana yang berlebihan dapat menyebabkan iritasi kulit dan membran mukosa
- Sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan minyak cendana sebagai obat [1][2]

Tanaman Obat

CEMPLONAN (Coleus atropurpureus)

Tanaman cemplonan (Coleus atropurpureus) merupakan tanaman yang berasal dari Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Berikut beberapa informasi tentang tanaman cemplonan:

Asal Usul dan Nama DaerahTanaman cemplonan memiliki beberapa nama daerah, seperti:
- Cemplon
- Cemplon haji
- Mangkok-mangkok
- Coleus

Klasifikasi- Kingdom: Plantae
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Magnoliopsida
- Ordo: Lamiales
- Famili: Lamiaceae
- Genus: Coleus
- Spesies: Coleus atropurpureus

Kandungan KimiaTanaman cemplonan mengandung beberapa senyawa kimia yang bermanfaat, seperti:
- Flavonoid
- Saponin
- Tanin
- Minyak atsiri

Manfaat untuk KesehatanTanaman cemplonan memiliki beberapa manfaat untuk kesehatan, seperti:
- Mengatasi sakit kepala: Daun cemplonan dapat digunakan untuk mengatasi sakit kepala
- Mengatasi demam: Daun cemplonan dapat digunakan untuk mengatasi demam
- Mengatasi batuk: Daun cemplonan dapat digunakan untuk mengatasi batuk
- Mengatasi radang: Tanaman cemplonan memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat membantu mengurangi radang

Cara Konsumsi atau Pemakaian dan Dosis yang Dianjurkan- Daun cemplonan dapat digunakan sebagai obat herbal dengan cara direbus atau dibuat menjadi jus
- Dosis yang dianjurkan bervariasi tergantung pada kondisi kesehatan dan tujuan penggunaan

Efek Samping- Tanaman cemplonan umumnya aman digunakan, tetapi dapat menyebabkan reaksi alergi pada beberapa orang
- Sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan tanaman cemplonan sebagai obat [1][3]

CEMPAKA PUTIH (Michelia alba)

Tanaman cempaka putih merupakan tanaman yang berasal dari Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Berikut beberapa informasi tentang tanaman cempaka putih:

Asal Usul dan Nama DaerahTanaman cempaka putih memiliki beberapa nama daerah, seperti:
- Cempaka putih
- Kantil putih

Klasifikasi- Kingdom: Plantae
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Magnoliopsida
- Ordo: Magnoliales
- Famili: Magnoliaceae
- Genus: Michelia
- Spesies: Michelia alba

Kandungan KimiaTanaman cempaka putih mengandung beberapa senyawa kimia yang bermanfaat, seperti:
- Alkaloid
- Saponin
- Flavonoid
- Minyak atsiri

Manfaat untuk KesehatanTanaman cempaka putih memiliki beberapa manfaat untuk kesehatan, seperti:
- Mengatasi stres dan kecemasan: Bunga cempaka putih dapat digunakan untuk mengurangi stres dan kecemasan
- Mengatasi insomnia: Bunga cempaka putih dapat digunakan untuk mengatasi insomnia
- Mengatasi batuk: Bunga cempaka putih dapat digunakan untuk mengatasi batuk
- Mengatasi radang: Tanaman cempaka putih memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat membantu mengurangi radang

Cara Konsumsi atau Pemakaian dan Dosis yang Dianjurkan- Bunga cempaka putih dapat digunakan sebagai teh herbal atau dibuat menjadi minyak atsiri
- Dosis yang dianjurkan bervariasi tergantung pada kondisi kesehatan dan tujuan penggunaan

Efek Samping- Tanaman cempaka putih umumnya aman digunakan, tetapi dapat menyebabkan reaksi alergi pada beberapa orang
- Sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan tanaman cempaka putih sebagai obat [1][2]

CEMPAKA KUNING (Michelia champaca)

Tanaman cempaka kuning merupakan tanaman yang berasal dari Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Berikut beberapa informasi tentang tanaman cempaka kuning:

Asal Usul dan Nama DaerahTanaman cempaka kuning memiliki beberapa nama daerah, seperti:
- Cempaka kuning
- Cempaka wangi
- Kantil

Klasifikasi- Kingdom: Plantae
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Magnoliopsida
- Ordo: Magnoliales
- Famili: Magnoliaceae
- Genus: Michelia
- Spesies: Michelia champaca

Kandungan KimiaTanaman cempaka kuning mengandung beberapa senyawa kimia yang bermanfaat, seperti:
- Alkaloid
- Saponin
- Flavonoid
- Minyak atsiri

Manfaat untuk KesehatanTanaman cempaka kuning memiliki beberapa manfaat untuk kesehatan, seperti:
- Mengatasi demam: Bunga cempaka kuning dapat digunakan untuk mengatasi demam
- Mengatasi batuk: Bunga cempaka kuning dapat digunakan untuk mengatasi batuk
- Mengatasi radang: Tanaman cempaka kuning memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat membantu mengurangi radang
- Mengatasi stres: Bunga cempaka kuning dapat digunakan untuk mengurangi stres dan kecemasan

Cara Konsumsi atau Pemakaian dan Dosis yang Dianjurkan- Bunga cempaka kuning dapat digunakan sebagai teh herbal atau dibuat menjadi minyak atsiri
- Dosis yang dianjurkan bervariasi tergantung pada kondisi kesehatan dan tujuan penggunaan

Efek Samping- Tanaman cempaka kuning umumnya aman digunakan, tetapi dapat menyebabkan reaksi alergi pada beberapa orang
- Sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan tanaman cempaka kuning sebagai obat [1][2]

CEGUK (Quisqualis indica L.)

Tanaman ceguk

merupakan tanaman perdu merambat yang berasal dari daerah tropis Asia dan Afrika. Berikut beberapa informasi tentang tanaman ceguk:

Asal Usul dan Nama DaerahTanaman ceguk memiliki beberapa nama daerah, seperti:
- Wudani (Melayu)
- Bidani (Sunda)
- Rabet dani (Madura)
- Besi tikao (Bugis)
- Kunyi-rhabet, Rhabet besi, dan Sarandengan (Kangean)
- Kacekluk, Kaceklik, Cekluk, dan Wedani (Jawa)

Klasifikasi- Kingdom: Plantae
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Magnoliopsida
- Ordo: Myrtales
- Famili: Combretaceae
- Genus: Quisqualis
- Spesies: Quisqualis indica L.

Kandungan KimiaTanaman ceguk mengandung beberapa senyawa kimia yang bermanfaat, seperti:
- Trigonelline
- Minyak lemak
- Gom
- Resin
- Tanin
- Saponin
- Sulfur
- Kalsium oksalat
- Peroksidase
- Protein

Manfaat untuk KesehatanTanaman ceguk memiliki beberapa manfaat untuk kesehatan, seperti:
- Obat cacing: Mengobati infeksi cacing kremi, cacing gelang, dan cacing tambang
- Mengatasi masalah pencernaan: Membantu pencernaan dan memperkuat limpa
- Mengobati sakit kepala dan telinga: Meredakan nyeri kepala dan telinga
- Mengobati penyakit jamur di kulit: Mengatasi infeksi jamur pada kulit

Cara Konsumsi atau Pemakaian dan Dosis yang Dianjurkan- Untuk mengobati cacingan, dapat digunakan biji ceguk yang disangrai dan dikunyah, dengan dosis 3-15 butir/hari untuk anak kecil dan 15-30 butir/hari untuk dewasa, diminum 3 kali sehari selama 15 hari
- Untuk mengobati masalah pencernaan, dapat digunakan biji ceguk yang disangrai dan dikunyah, dengan dosis yang sama seperti di atas

Efek Samping- Konsumsi biji ceguk yang berlebihan dapat menyebabkan cegukan, pusing, dan mual ¹ ² ³

CAKAR AYAM

Tanaman cakar ayam atau Selaginella doederleinii Hieron memiliki beberapa nama daerah, seperti rumput solo atau cemara kipas gunung. Berikut beberapa informasi tentang tanaman ini:

Asal Usul Tanaman Cakar AyamTanaman cakar ayam ditemukan di India, China, Jepang, dan Malaysia. Di Indonesia, tanaman ini dibudidayakan di Sumatra, Jawa, Kepulauan Sunda Kecil, dan Maluku.

Klasifikasi dan Nama Daerah- Klasifikasi ilmiah:
- Divisi: Pteridophyta
- Kelas: Lycopodiinae
- Bangsa: Selaginellales
- Suku: Selaginellaceae
- Marga: Selaginella
- Jenis: Selaginella doederleinii Hieron
- Nama daerah: Rumput solo, Cemara kipas gunung

Kandungan KimiaTanaman cakar ayam mengandung beberapa senyawa kimia yang bermanfaat, seperti:
- Alkaloid
- Saponin
- Phytosterol
- Biflavonoid
- Fenilpropanon

Manfaat untuk KesehatanTanaman cakar ayam memiliki beberapa manfaat untuk kesehatan, seperti:
- Antipiretik: Menurunkan panas
- Antioksidan: Melindungi tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas
- Antitumor: Menghambat pertumbuhan tumor
- Antikanker: Menghambat pertumbuhan sel kanker
- Antibakteri: Menghambat pertumbuhan bakteri
- Antivirus: Menghambat pertumbuhan virus
- Hemostatik: Menghentikan pendarahan
- Antioedem: Mengurangi bengkak
- Mengobati batuk, infeksi saluran pernapasan, radang paru, hepatitis, diare, keputihan, tulang patah, dan pendarahan

Cara Konsumsi atau Pemakaian dan Dosis yang Dianjurkan- Rebus 15-30 gram tanaman cakar ayam kering dalam 5 gelas air selama 3-4 jam.
- Minum air rebusan tersebut beberapa kali sehari.
- Untuk pengobatan kanker, gunakan 50-100 gram tanaman cakar ayam kering.

Efek SampingTidak ada informasi yang jelas tentang efek samping tanaman cakar ayam. Namun, sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan tanaman ini sebagai obat ¹ ² ³.

CABE JAWA (Piper retrofractum Vahl)

Asal Usul Tanaman Cabe JawaCabe jawaadalah jenis rempah yang berasal dari Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Tanaman ini masih berkerabat dengan lada dan kemukus, dan termasuk dalam suku sirih-sirihan atau Piperaceae

Klasifikasi dan Nama Daerah- Klasifikasi ilmiah:
- Kingdom: Plantae
- Divisi: Spermatophyta
- Kelas: Angiospermae
- Ordo: Piperales
- Famili: Piperaceae
- Genus: Piper
- Spesies: Piper retrofractum Vahl
- Nama daerah:
- Cabai jamu
- Cabe jawa
- Cabai panjang (Sumatera)
- Cabe areuy atau cabe sula (Jawa)
- Cabai jamo (Madura)
- Cabia (Sulawesi)

Kandungan KimiaCabe jawa mengandung beberapa senyawa kimia yang bermanfaat, seperti:
- Piperin
- Minyak atsiri
- Alkaloid
- Saponin
- Polifenol
- Flavonoid
- Steroid
- Terpenoid
- Glikosida

Manfaat untuk KesehatanCabe jawa memiliki beberapa manfaat untuk kesehatan, seperti:
- Mengatasi nyeri dan peradangan: Cabe jawa memiliki efek analgesik dan anti-inflamasi yang dapat membantu mengurangi nyeri dan peradangan.
- Meningkatkan sistem pencernaan: Piperin dalam cabe jawa dapat membantu meningkatkan enzim pencernaan dan memperbaiki sistem pencernaan.
- Mengatasi diare: Cabe jawa dapat membantu mengatasi diare dan gejala lainnya seperti mual dan muntah.
- Mengurangi stres dan depresi: Cabe jawa memiliki efek antidepresan yang dapat membantu mengurangi stres dan depresi.
- Meningkatkan vitalitas dan stamina: Cabe jawa dapat membantu meningkatkan vitalitas dan stamina, serta mengatasi lemah syahwat.

Cara Konsumsi atau Pemakaian dan Dosis yang Dianjurkan- Cabe jawa dapat dikonsumsi dalam bentuk simplisia (buah kering) atau dibuat menjadi minuman herbal.
- Dosis yang dianjurkan:
- 2 kali sehari sebanyak 3-4 g buah cabe jawa kering
- 1 kali sehari sebanyak 2,5-5 g buah kering sebelum beraktivitas

Efek Samping- Cabe jawa umumnya aman dikonsumsi, tetapi dapat menyebabkan iritasi kulit dan membran mukosa jika digunakan secara berlebihan.
- Penggunaan cabe jawa juga dapat menyebabkan reaksi alergi pada beberapa orang.
- Cabe jawa tidak dianjurkan untuk ibu hamil, menyusui, atau penderita gangguan lambung kronis seperti maag akut ² ³ ⁴.

BIDARA ARAB (Ziziphus jujuba)

Tanaman Bidara Arab atau yang dikenal sebagai adalah tanaman yang berasal dari Asia. Berikut beberapa informasi tentang tanaman Bidara Arab:

Asal Usul dan Klasifikasi- Kingdom: Plantae
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Magnoliopsida
- Ordo: Rosales
- Famili: Rhamnaceae
- Genus: Ziziphus
- Spesies: Ziziphus jujuba

Nama Daerah- Bidara Arab (Indonesia)
- Jujube (Inggris)

Kandungan Kimia- Flavonoid
- Saponin
- Alkaloid
- Vitamin C

Manfaat untuk Kesehatan- Mengobati insomnia dan stres
- Meningkatkan sistem kekebalan tubuh
- Mengobati sakit perut dan diare
- Anti-inflamasi dan antioksidan

Cara Konsumsi dan Dosis- Buah bidara dapat dikonsumsi langsung atau dibuat jus
- Rebusan daun atau kulit kayu dapat diminum untuk mengobati berbagai penyakit
- Dosis yang dianjurkan bervariasi tergantung pada kondisi kesehatan dan tujuan pengobatan

Efek Samping- Belum ada informasi yang cukup tentang efek samping tanaman Bidara Arab
- Namun, perlu diingat bahwa konsumsi berlebihan dapat menyebabkan gangguan kesehatan
- Sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau ahli kesehatan lainnya sebelum mengonsumsi tanaman Bidara Arab sebagai obat [1].

BUNI (Antidesma bunius)

Tanaman Buni atau yang dikenal sebagai Antidesma bunius adalah tanaman yang berasal dari Asia Tenggara. Berikut beberapa informasi tentang tanaman Buni:

Asal Usul dan Klasifikasi- Kingdom: Plantae
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Magnoliopsida
- Ordo: Malpighiales
- Famili: Phyllanthaceae
- Genus: Antidesma
- Spesies: Antidesma bunius

Nama Daerah- Buni (Indonesia)
- Bignay (Filipina)

Kandungan Kimia- Flavonoid
- Alkaloid
- Saponin
- Tanin

Manfaat untuk Kesehatan- Mengobati diare dan disentri
- Mengobati sakit perut dan mual
- Anti-inflamasi dan antioksidan
- Mengobati batuk dan pilek

Cara Konsumsi dan Dosis- Buah buni dapat dikonsumsi langsung atau dibuat jus
- Rebusan daun atau kulit kayu dapat diminum untuk mengobati berbagai penyakit
- Dosis yang dianjurkan bervariasi tergantung pada kondisi kesehatan dan tujuan pengobatan

Efek Samping- Belum ada informasi yang cukup tentang efek samping tanaman Buni
- Namun, perlu diingat bahwa konsumsi berlebihan dapat menyebabkan gangguan kesehatan
- Sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau ahli kesehatan lainnya sebelum mengonsumsi tanaman Buni sebagai obat [1].

BUNGUR KECIL (Lagerstroemia indica)

Tanaman Bungur Kecil atau yang dikenal sebagai Lagerstroemia indica adalah tanaman yang berasal dari Asia. Berikut beberapa informasi tentang tanaman Bungur Kecil:

Asal Usul dan Klasifikasi- Kingdom: Plantae
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Magnoliopsida
- Ordo: Myrtales
- Famili: Lythraceae
- Genus: Lagerstroemia
- Spesies: Lagerstroemia indica

Nama Daerah- Bungur Kecil (Indonesia)

Kandungan Kimia- Flavonoid
- Tanin
- Saponin
- Alkaloid

Manfaat untuk Kesehatan- Mengobati diare dan disentri
- Mengobati sakit perut dan mual
- Anti-inflamasi dan antioksidan
- Mengobati luka dan infeksi

Cara Konsumsi dan Dosis- Rebusan daun atau kulit kayu dapat diminum untuk mengobati berbagai penyakit
- Dosis yang dianjurkan bervariasi tergantung pada kondisi kesehatan dan tujuan pengobatan

Efek Samping- Belum ada informasi yang cukup tentang efek samping tanaman Bungur Kecil
- Namun, perlu diingat bahwa konsumsi berlebihan dapat menyebabkan gangguan kesehatan
- Sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau ahli kesehatan lainnya sebelum mengonsumsi tanaman Bungur Kecil sebagai obat [1].

BUNGA TELANG (Clitoria ternatea)

Tanaman Bunga Telang atau yang dikenal sebagai Clitoria ternatea adalah tanaman merambat yang berasal dari Asia tropis. Berikut beberapa informasi tentang tanaman Bunga Telang:

Asal Usul dan Klasifikasi- Kingdom: Plantae
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Magnoliopsida
- Ordo: Fabales
- Famili: Fabaceae
- Genus: Clitoria
- Spesies: Clitoria ternatea

Nama Daerah- Bunga Telang (Indonesia)
- Butterfly Pea (Inggris)

Kandungan Kimia- Flavonoid
- Anthocyanin
- Saponin
- Fenolik

Manfaat untuk Kesehatan- Antioksidan
- Anti-inflamasi
- Meningkatkan memori dan kognitif
- Mengurangi stres dan kecemasan
- Mengobati sakit kepala dan demam

Cara Konsumsi dan Dosis- Bunga telang dapat dikonsumsi sebagai teh herbal
- Dosis yang dianjurkan: 1-2 cangkir per hari

Efek Samping- Belum ada informasi yang cukup tentang efek samping tanaman Bunga Telang
- Namun, perlu diingat bahwa konsumsi berlebihan dapat menyebabkan gangguan kesehatan
- Sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau ahli kesehatan lainnya sebelum mengonsumsi tanaman Bunga Telang sebagai obat [1].

BUNGA TASBIH (Canna indica L)

Tanaman Canna indica L., atau dikenal sebagai bunga tasbih, adalah spesies tanaman yang berasal dari Amerika Selatan. Berikut beberapa informasi tentang tanaman Canna indica L.:

Asal Usul dan Klasifikasi- Kingdom: Plantae
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Liliopsida
- Ordo: Zingiberales
- Famili: Cannaceae
- Genus: Canna
- Spesies: Canna indica L.

Nama Daerah- Bunga Canna (Indonesia)
- Canna Lily (Inggris)

Kandungan Kimia- Flavonoid
- Alkaloid
- Saponin
- Tanin

Manfaat untuk Kesehatan- Mengobati demam
- Mengobati sakit kepala
- Mengobati sakit perut
- Anti-inflamasi
- Antimikroba

Cara Konsumsi dan Dosis- Rebusan daun atau rimpang dapat diminum untuk mengobati berbagai penyakit
- Dosis yang dianjurkan bervariasi tergantung pada kondisi kesehatan dan tujuan pengobatan

Efek Samping- Belum ada informasi yang cukup tentang efek samping tanaman Canna indica L.
- Namun, perlu diingat bahwa konsumsi berlebihan dapat menyebabkan gangguan kesehatan
- Sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau ahli kesehatan lainnya sebelum mengonsumsi tanaman Canna indica L. sebagai obat [1].

BUNGA PAGODA (Clerodendrum japonicum (Thunb.))

Terima kasih atas informasinya tentang tanaman Clerodendrum japonicum (Thunb.) Sweet atau bunga pagoda. Berikut ringkasan informasi yang Anda berikan:

Klasifikasi- Kingdom: Plantae
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Magnoliopsida
- Ordo: Lamiales
- Familia: Verbenaceae

Nama Daerah- Bunga Pagoda (Indonesia)
- Bunga Panggil atau Bunga Pluin (Melayu)
- Senggugu atau Tumbak Raja (Bali)

Kandungan Kimia- Steroid
- Flavonoid
- Alkaloid
- Polifenol

Manfaat Kesehatan- Potensi antikanker
- Mengobati asam urat
- Mengobati wasir berdarah
- Mengobati luka dan bengkak
- Antiradang
- Peluruh air seni

Cara Konsumsi- Ekstrak etanol daun dengan dosis yang dianjurkan

Efek Samping- Sifat toksik dari ekstrak etanol daun
- Alkaloid beracun yang berpotensi menyebabkan nyeri perut dan diare
- Iritasi jika kontak langsung dengan tanaman

Penggunaan tanaman ini harus hati-hati dan dengan dosis yang tepat untuk menghindari efek samping toksik. Konsultasikan dengan ahli herbal sebelum menggunakannya.

BUNGAN MAWAR (Rosa spp.)

Bunga Mawar (Rosa spp.) adalah tanaman yang berasal dari famili Rosaceae. Berikut beberapa informasi tentang tanaman Bunga Mawar:

Asal Usul dan Klasifikasi- Kingdom: Plantae
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Magnoliopsida
- Ordo: Rosales
- Famili: Rosaceae
- Genus: Rosa
- Spesies: Rosa spp.

Nama Daerah- Mawar (Indonesia)

Kandungan Kimia- Minyak atsiri
- Flavonoid
- Tanin
- Vitamin C

Manfaat untuk Kesehatan- Mengobati sakit tenggorokan
- Mengobati batuk
- Mengobati demam
- Anti-inflamasi dan antioksidan
- Melembabkan kulit

Cara Konsumsi dan Dosis- Teh mawar dapat diminum untuk mengobati berbagai penyakit
- Minyak mawar dapat digunakan sebagai aromaterapi atau perawatan kulit
- Dosis yang dianjurkan:
- Teh mawar: 1-2 cangkir per hari
- Minyak mawar: sesuai dengan kebutuhan

Efek Samping- Belum ada informasi yang cukup tentang efek samping tanaman Bunga Mawar
- Namun, perlu diingat bahwa konsumsi berlebihan dapat menyebabkan gangguan pencernaan
- Sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau ahli kesehatan lainnya sebelum mengonsumsi tanaman Bunga Mawar sebagai obat, terutama untuk ibu hamil atau menyusui [1].

BUNGA MATAHARI (Helianthus annuus)

unga Matahari (Helianthus annuus) adalah tanaman yang berasal dari Amerika Utara. Berikut beberapa informasi tentang tanaman Bunga Matahari:

Asal Usul dan Klasifikasi- Kingdom: Plantae
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Magnoliopsida
- Ordo: Asterales
- Famili: Asteraceae
- Genus: Helianthus
- Spesies: Helianthus annuus

Nama Daerah- Bunga Matahari (Indonesia)

Kandungan Kimia- Minyak biji bunga matahari yang mengandung asam lemak tak jenuh
- Vitamin E
- Antioksidan

Manfaat untuk Kesehatan- Mengurangi kadar kolesterol
- Mencegah penyakit jantung
- Mengandung antioksidan yang dapat membantu melindungi tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas
- Dapat membantu menurunkan tekanan darah

Cara Konsumsi dan Dosis- Biji bunga matahari dapat dikonsumsi sebagai camilan sehat
- Minyak biji bunga matahari dapat digunakan sebagai bahan masakan
- Dosis yang dianjurkan:
- Biji bunga matahari: 1-2 ons per hari
- Minyak biji bunga matahari: sesuai dengan kebutuhan masakan

Efek Samping- Belum ada informasi yang cukup tentang efek samping tanaman Bunga Matahari
- Namun, perlu diingat bahwa konsumsi berlebihan dapat menyebabkan gangguan pencernaan
- Sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau ahli kesehatan lainnya sebelum mengonsumsi tanaman Bunga Matahari sebagai obat, terutama untuk ibu hamil atau menyusui [1].

BUNGA KENOP (Gomphrena globosa)

Bunga Kenop atau Gomphrena globosa adalah tanaman yang berasal dari famili Amaranthaceae. Berikut beberapa informasi tentang tanaman Bunga Kenop:

Asal Usul dan Klasifikasi- Kingdom: Plantae
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Magnoliopsida
- Ordo: Caryophyllales
- Famili: Amaranthaceae
- Genus: Gomphrena
- Spesies: Gomphrena globosa

Nama Daerah- Bunga Kenop (Indonesia)

Kandungan Kimia- Gomphrenin
- Amarathin

Manfaat untuk Kesehatan- Menambah nafsu makan
- Mengobati luka luar seperti koreng
- Mengobati penyakit disentri
- Mengatasi buang air kecil tidak lancar

Cara Konsumsi dan DosisBelum ada informasi detail tentang cara konsumsi dan dosis Bunga Kenop.

Efek SampingBelum ada informasi yang cukup tentang efek samping tanaman Bunga Kenop. Namun, perlu diingat bahwa konsumsi berlebihan dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau ahli kesehatan lainnya sebelum mengonsumsi tanaman Bunga Kenop sebagai obat ¹.

BUGENVIL (Bougainvillea galbra Choisy)

Tanaman bugenvi (Bougainvillea galbra Choisy) adalah spesies tanaman hias yang berasal dari Amerika Selatan. Berikut beberapa informasi tentang tanaman Bougenville:

Asal Usul dan Klasifikasi- Kingdom: Plantae
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Magnoliopsida
- Ordo: Caryophyllales
- Famili: Nyctaginaceae
- Genus: Bougainvillea
- Spesies: Bougainvillea spectabilis

Nama Daerah- Bougenville (Indonesia)
- Paper Flower (Inggris)

Kandungan Kimia- Betacyanin
- Pectin
- D-pinitol

Manfaat untuk Kesehatan- Mengobati batuk
- Mengobati demam
- Mengobati diare
- Mengobati sakit kepala
- Anti-inflamasi dan antioksidan

Cara Konsumsi dan Dosis- Rebusan daun atau bunga Bougenville dapat diminum untuk mengobati berbagai penyakit
- Dosis yang dianjurkan:
- Rebusan daun atau bunga Bougenville: 1-2 cangkir per hari

Efek Samping- Belum ada informasi yang cukup tentang efek samping tanaman Bougenville
- Namun, perlu diingat bahwa konsumsi berlebihan dapat menyebabkan gangguan pencernaan
- Sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau ahli kesehatan lainnya sebelum mengonsumsi tanaman Bougenville sebagai obat, terutama untuk ibu hamil atau menyusui [1].

BUAH MAKASAR (Brucea javanica)

Tanaman Brucea javanica, atau dikenal sebagai Buah Makassar, memiliki berbagai manfaat kesehatan dan kandungan kimia yang bermanfaat. Berikut beberapa informasinya:

Asal Usul dan KlasifikasiTanaman ini berasal dari Asia Tenggara, termasuk Indonesia, dan diklasifikasikan sebagai berikut:
- Kingdom: Plantae
- Tidak ada informasi detail tentang klasifikasi lebih lanjut

Nama Daerah- Buah Makassar

Kandungan Kimia- Alkaloid (Brucamarine, yatanine)
- Glukoside (Brucealin, yatanoside)
- Fenol (Bruceno, bruceolic acid)
- Minyak lemak
- Asam oleat
- Asam linoleat
- Asam stearat
- Asam palmitoleat

Manfaat untuk Kesehatan- Mengobati keputihan dengan cara menyemprotkan air rebusan ke daerah vital wanita
- Mengobati disentri amuba dengan cara merebus biji buah Makassar dan meminumnya
- Mengobati kanker serviks dan rahim dengan menggunakan biji buah Makassar

Cara Konsumsi dan Dosis- Untuk keputihan: menyemprotkan 20-40 cc air rebusan ke daerah vital wanita, 1-3 kali sehari
- Untuk disentri amuba: merebus 20 biji buah Makassar dengan 400 cc air hingga tersisa 100 cc, minum 3 kali sehari dengan dosis 2 sendok makan
- Untuk kanker serviks dan rahim: menggunakan biji buah Makassar, namun dosis dan cara konsumsi tidak spesifik

Efek SampingBelum ada informasi yang cukup tentang efek samping tanaman Buah Makassar. Namun, perlu diingat bahwa konsumsi berlebihan dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau ahli kesehatan lainnya sebelum mengonsumsi tanaman ini sebagai obat ¹.

BROTOWALI (Tinospora crispa)

Tanaman Brotowali (Tinospora crispa) adalah spesies tanaman yang berasal dari famili Menispermaceae. Berikut beberapa informasi tentang tanaman Brotowali:

Asal UsulTanaman Brotowali berasal dari Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Klasifikasi- Kingdom: Plantae
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Magnoliopsida
- Ordo: Ranunculales
- Famili: Menispermaceae
- Genus: Tinospora
- Spesies: Tinospora crispa

Nama Daerah- Brotowali (Jawa)
- Bratawali, Batrawali (Sunda)
- Borotawali, Brotowali (Madura)

Kandungan Kimia- Alkaloid
- Flavonoid
- Saponin
- Tanin

Manfaat untuk Kesehatan- Mengobati demam
- Mengobati malaria
- Mengobati diare
- Mengobati disentri
- Mengobati sakit kuning
- Mengobati radang mata
- Mengobati sakit gigi
- Mengobati luka

Cara Konsumsi dan Dosis- Rebusan akar Brotowali dapat diminum untuk mengobati berbagai penyakit
- Dosis yang dianjurkan:
- Rebusan akar Brotowali: 1-2 cangkir per hari

Efek Samping- Belum ada informasi yang cukup tentang efek samping tanaman Brotowali
- Namun, perlu diingat bahwa konsumsi berlebihan dapat menyebabkan gangguan pencernaan
- Sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau ahli kesehatan lainnya sebelum mengonsumsi tanaman Brotowali sebagai obat, terutama untuk ibu hamil atau menyusui [1].

BOROCO (Celosia argentea L.)

Tanaman Boroco (Celosia argentea L.) merupakan tanaman semak liar yang tumbuh di sekitar kita. Berikut beberapa informasi tentang tanaman Boroco:

Asal UsulTanaman Boroco berasal dari Amerika, kemudian menyebar ke China, Sri Lanka, India, dan Afrika.

Klasifikasi- Kingdom: Plantae
- Subkingdom: Tracheobionta
- Super Divisi: Spermatophyta
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Magnoliopsida
- Sub Kelas: Hamamelidae
- Ordo: Caryophyllales
- Famili: Amaranthaceae
- Genus: Celosia
- Spesies: Celosia argentea L.

Nama Daerah- Jawa: Boroco, Sangsri, Cuca
- Sunda: Sangsri
- Melayu: Bayam Ekor Belanda
- Maluku: Kucing
- Kangean: Kuntha
- Ternate: Baya Kasubiki

Kandungan KimiaTanaman Boroco mengandung polifenol dan flavonoid.

Manfaat untuk Kesehatan- Mengobati penyakit pada mata seperti pendarahan pada retina mata, radang mata merah, radang kornea mata, dan radang kronis uvea
- Mengobati tekanan darah tinggi (hipertensi)
- Mengobati hepatitis
- Mengobati keputihan
- Mengobati muntah darah (hematemisis)
- Mengobati disentri
- Mengobati sakit haid terlalu banyak
- Mengobati infeksi saluran kencing

Cara Konsumsi dan Dosis- Untuk mengobati tekanan darah tinggi: Siapkan 30 gram biji Boroco dalam segelas air mendidih. Diamkan hingga tersisa 1/2 gelas. Biarkan dingin dan minum saat pagi dan sebelum tidur.

Efek SampingBelum ada informasi yang cukup tentang efek samping tanaman Boroco. Namun, perlu diingat bahwa konsumsi berlebihan dapat menyebabkan gangguan pencernaan. Sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau ahli kesehatan lainnya sebelum mengonsumsi tanaman Boroco sebagai obat ¹.

BLUSTRU (Luffa aegyptica Mill., Luffa cylindrica)

Tanaman Blustru (Luffa aegyptica Mill., Luffa cylindrica) merupakan tanaman yang berasal dari famili labu-labuan dan telah dibudidayakan di berbagai wilayah tropis, termasuk Indonesia.

Klasifikasi dan Nama Daerah- Kingdom: Plantae
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Magnoliopsida
- Ordo: Cucurbitales
- Famili: Cucurbitaceae
- Genus: Luffa
- Spesies: Luffa aegyptica Mill., Luffa cylindrica

Nama daerah Blustru berbeda-beda di setiap wilayah, seperti:
- Bestru, Blestru, Blustru (Jawa)
- Lopang, Oyang (Sunda)
- Blustru (Betawi)
- Ketela Manis (Melayu)
- Hurung Jawa (Palembang)
- Dodahala (Halmahera)

Kandungan Kimia Belum ada informasi detail tentang kandungan kimia tanaman Blustru, namun beberapa sumber menyebutkan bahwa tanaman ini memiliki sifat anti-inflamasi dan antioksidan.

Manfaat untuk Kesehatan- Mengobati batuk disertai sesak napas
- Mengobati bisul yang tidak kunjung pecah
- Meningkatkan kesehatan kulit dan rambut

Cara Konsumsi dan Dosis- Batuk disertai sesak napas: Rebus 10-15g bunga Blustru dengan 3 gelas air hingga tersisa 1 gelas. Saring, tambahkan 1 sendok makan madu, dan minum 3 kali sehari.

Efek SampingBelum ada informasi yang cukup tentang efek samping tanaman Blustru. Namun, perlu diingat bahwa konsumsi berlebihan dapat menyebabkan gangguan pencernaan. Sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau ahli kesehatan lainnya sebelum mengonsumsi tanaman Blustru sebagai obat ¹.

BINAHONG MERAH(Anredera cordifolia)

Tanaman Binahong Merah (Anredera cordifolia) adalah spesies tanaman yang memiliki beberapa varietas, termasuk yang berwarna merah. Berikut beberapa informasi tentang tanaman Binahong Merah:

Klasifikasi dan Nama Daerah- Kingdom: Plantae
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Magnoliopsida
- Ordo: Caryophyllales
- Famili: Basellaceae
- Genus: Anredera
- Spesies: Anredera cordifolia

Nama daerah Binahong Merah berbeda-beda di setiap wilayah, seperti:
- Binahong Merah (Indonesia)

Kandungan Kimia- Flavonoid
- Saponin
- Tanin
- Asam oksalat
- Vitamin A dan C

Manfaat untuk Kesehatan- Mengatasi masalah kesehatan seperti batuk, demam, dan sakit kepala
- Anti-inflamasi dan antioksidan
- Mengatasi masalah pencernaan, seperti diare dan sembelit
- Meningkatkan sistem kekebalan tubuh
- Mengatasi luka dan infeksi
- Mengatasi masalah kulit, seperti jerawat dan eksim

Cara Konsumsi dan Dosis- Daun Binahong Merah dapat dikonsumsi sebagai lalapan atau dibuat menjadi jus
- Rebusan daun Binahong Merah dapat diminum sebagai teh herbal
- Dosis yang dianjurkan:
- Rebusan daun Binahong Merah: 1-2 cangkir per hari
- Jus Binahong Merah: 1-2 gelas per hari

Efek Samping- Belum ada informasi yang cukup tentang efek samping tanaman Binahong Merah
- Namun, perlu diingat bahwa konsumsi berlebihan dapat menyebabkan gangguan pencernaan
- Sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau ahli kesehatan lainnya sebelum mengonsumsi tanaman Binahong Merah sebagai obat, terutama untuk ibu hamil atau menyusui [1].

BINAHONG HIJAU (Anredera cordifolia)

Tanaman Binahong Hijau (Anredera cordifolia) adalah spesies tanaman yang berasal dari Amerika Selatan, namun telah dibudidayakan di berbagai wilayah tropis, termasuk Indonesia. Berikut beberapa informasi tentang tanaman Binahong Hijau:

Klasifikasi dan Nama Daerah- Kingdom: Plantae
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Magnoliopsida
- Ordo: Caryophyllales
- Famili: Basellaceae
- Genus: Anredera
- Spesies: Anredera cordifolia

Nama daerah Binahong Hijau berbeda-beda di setiap wilayah, seperti:
- Binahong (Indonesia)
- Dây tía tô (Vietnam)

Kandungan Kimia- Flavonoid
- Saponin
- Tanin
- Asam oksalat
- Vitamin A dan C

Manfaat untuk Kesehatan- Mengatasi masalah kesehatan seperti batuk, demam, dan sakit kepala
- Anti-inflamasi dan antioksidan
- Mengatasi masalah pencernaan, seperti diare dan sembelit
- Meningkatkan sistem kekebalan tubuh
- Mengatasi luka dan infeksi

Cara Konsumsi dan Dosis- Daun Binahong Hijau dapat dikonsumsi sebagai lalapan atau dibuat menjadi jus
- Rebusan daun Binahong Hijau dapat diminum sebagai teh herbal
- Dosis yang dianjurkan:
- Rebusan daun Binahong Hijau: 1-2 cangkir per hari
- Jus Binahong Hijau: 1-2 gelas per hari

Efek Samping- Belum ada informasi yang cukup tentang efek samping tanaman Binahong Hijau
- Namun, perlu diingat bahwa konsumsi berlebihan dapat menyebabkan gangguan pencernaan
- Sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau ahli kesehatan lainnya sebelum mengonsumsi tanaman Binahong Hijau sebagai obat, terutama untuk ibu hamil atau menyusui [1].

BIDARA UPAS (Merremia mammosa)

Bidara Upas (Merremia mammosa) adalah tanaman obat yang berasal dari wilayah India, Pulau Andaman, dan Indo-Cina, namun telah dibudidayakan di Indonesia sebagai tanaman obat dan sumber makanan. Berikut beberapa informasi tentang tanaman Bidara Upas:

Klasifikasi dan Nama Daerah- Kingdom: Plantae
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Magnoliopsida
- Ordo: Solanales
- Famili: Convolvulaceae
- Genus: Merremia
- Spesies: Merremia mammosa

Nama daerah Bidara Upas berbeda-beda di setiap wilayah, seperti:
- Blanar atau Widara Upas (Jawa)
- Hailale (Ambon)

Kandungan Kimia- Zat oxydase (getahnya)
- Flavonoid
- Kuinon
- Senyawa fenolik
- Triterpenoid dan steroid
- Damar, resin, pati, dan zat pahit

Manfaat untuk Kesehatan- Mengobati demam, batuk, dan radang tenggorokan
- Mengatasi masalah pencernaan, seperti diare dan sembelit
- Anti-inflamasi dan analgesik (menghilangkan rasa sakit)
- Menghilangkan bengkak dan racun
- Mengobati luka bakar, gigitan ular, dan kusta
- Mencegah penggandaan virus HIV

Cara Konsumsi dan Dosis- Rebusan akar Bidara Upas dapat diminum untuk mengobati berbagai penyakit
- Parutan umbi Bidara Upas dapat digunakan untuk memperbanyak ASI
- Dosis yang dianjurkan:
- Rebusan akar Bidara Upas: 1-2 cangkir per hari
- Parutan umbi Bidara Upas: sesuai dengan kebutuhan

Efek Samping- Belum ada informasi yang cukup tentang efek samping tanaman Bidara Upas
- Namun, perlu diingat bahwa konsumsi berlebihan dapat menyebabkan gangguan pencernaan
- Sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau ahli kesehatan lainnya sebelum mengonsumsi tanaman Bidara Upas sebagai obat, terutama untuk ibu hamil atau menyusui ¹ ².

BELUNTAS (Pluchea indica)

Tanaman Beluntas (Pluchea indica) adalah spesies tanaman yang berasal dari Asia Tenggara dan Australia. Berikut beberapa informasi tentang tanaman Beluntas:

Klasifikasi dan Nama Daerah- Kingdom: Plantae
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Magnoliopsida
- Ordo: Asterales
- Famili: Asteraceae
- Genus: Pluchea
- Spesies: Pluchea indica

Nama daerah Beluntas berbeda-beda di setiap wilayah, seperti:
- Beluntas (Melayu)
- Baluntas, Baruntas (Sunda)
- Luntas (Jawa)
- Lamutasa (Makasar)
- Lenabou (Timor)

Kandungan Kimia- Alkaloid
- Tanin
- Flavonoid
- Fenol hidrokuinon
- Minyak atsiri
- Kalsium
- Fosfor
- Magnesium

Manfaat untuk Kesehatan- Mengatasi masalah pencernaan (diare, sembelit)
- Mengurangi demam
- Anti-inflamasi dan antioksidan
- Mengatasi masalah kulit (jerawat, eksim)
- Meningkatkan nafsu makan
- Membantu melancarkan pencernaan
- Menghilangkan bau badan dan bau mulut
- Meredakan nyeri tulang dan pinggang

Cara Konsumsi dan Dosis- Daun Beluntas dapat dikonsumsi sebagai lalapan atau dikukus
- Rebusan daun Beluntas dapat diminum sebagai teh herbal
- Dosis yang dianjurkan:
- Rebusan daun Beluntas: 1-2 cangkir per hari

Efek Samping- Belum ada informasi yang cukup tentang efek samping tanaman Beluntas
- Namun, perlu diingat bahwa konsumsi berlebihan dapat menyebabkan gangguan pencernaan
- Sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau ahli kesehatan lainnya sebelum mengonsumsi tanaman Beluntas sebagai obat, terutama untuk ibu hamil atau menyusui ¹ ².

BAYAM DURI (Amaranthus spinosus)

Tanaman Bayam Duri (Amaranthus spinosus) adalah spesies tanaman yang berasal dari famili Amaranthaceae. Berikut beberapa informasi tentang tanaman Bayam Duri:

Klasifikasi dan Nama Daerah- Kingdom: Plantae
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Magnoliopsida
- Ordo: Caryophyllales
- Famili: Amaranthaceae
- Genus: Amaranthus
- Spesies: Amaranthus spinosus

Nama daerah Bayam Duri berbeda-beda di setiap wilayah, seperti:
- Bayam Duri (Indonesia)
- Amaranth (Inggris)

Kandungan Kimia- Flavonoid
- Saponin
- Tanin
- Alkaloid
- Vitamin A, C, dan K
- Mineral (kalsium, fosfor, besi)

Manfaat untuk Kesehatan- Mengatasi masalah pencernaan (diare, sembelit)
- Mengurangi demam
- Mengatasi masalah kulit (jerawat, eksim)
- Anti-inflamasi dan antioksidan
- Meningkatkan sistem kekebalan tubuh
- Mengatasi anemia

Cara Konsumsi dan Dosis- Bayam Duri dapat dikonsumsi sebagai sayuran atau dibuat menjadi jus
- Rebusan daun Bayam Duri dapat diminum sebagai teh herbal
- Dosis yang dianjurkan:
- Rebusan daun Bayam Duri: 1-2 cangkir per hari
- Jus Bayam Duri: 1-2 gelas per hari

Efek Samping- Bayam Duri umumnya aman dikonsumsi, namun perlu diingat bahwa konsumsi berlebihan dapat menyebabkan gangguan pencernaan.
- Sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau ahli kesehatan lainnya sebelum mengonsumsi Bayam Duri sebagai obat, terutama untuk ibu hamil atau menyusui.

Perlu diingat bahwa informasi tentang tanaman Bayam Duri dapat bervariasi tergantung pada sumber dan wilayah. Pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli kesehatan lainnya sebelum menggunakan tanaman Bayam Duri sebagai obat.

BLIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi)

Tanaman Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi) adalah spesies tanaman yang berasal dari Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Berikut beberapa informasi tentang tanaman Belimbing Wuluh:

Klasifikasi dan Nama Daerah- Kingdom: Plantae
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Magnoliopsida
- Ordo: Oxalidales
- Famili: Oxalidaceae
- Genus: Averrhoa
- Spesies: Averrhoa bilimbi

Nama daerah Belimbing Wuluh berbeda-beda di setiap wilayah, seperti:
- Belimbing Wuluh (Indonesia)
- Belimbing Buluh (Malaysia)
- Bilimbi (Filipina)

Kandungan Kimia- Vitamin C
- Flavonoid
- Alkaloid
- Saponin
- Tanin
- Asam oksalat
- Kalium

Manfaat untuk Kesehatan- Mengatasi masalah pencernaan (diare, sembelit)
- Mengurangi demam
- Anti-inflamasi dan antioksidan
- Mengatasi masalah kulit (jerawat, eksim)
- Meningkatkan sistem kekebalan tubuh
- Mengatasi batuk dan pilek

Cara Konsumsi dan Dosis- Buah Belimbing Wuluh dapat dikonsumsi langsung atau dibuat menjadi jus
- Rebusan daun atau buah Belimbing Wuluh dapat diminum sebagai teh herbal
- Dosis yang dianjurkan:
- Rebusan daun atau buah Belimbing Wuluh: 1-2 cangkir per hari
- Jus Belimbing Wuluh: 1-2 gelas per hari

Efek Samping- Konsumsi berlebihan dapat menyebabkan gangguan pencernaan dan interaksi dengan obat-obatan tertentu
- Orang yang memiliki masalah ginjal sebaiknya menghindari konsumsi Belimbing Wuluh karena kandungan asam oksalat yang tinggi
- Sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau ahli kesehatan lainnya sebelum mengonsumsi Belimbing Wuluh sebagai obat, terutama untuk ibu hamil atau menyusui.

Perlu diingat bahwa informasi tentang tanaman Belimbing Wuluh dapat bervariasi tergantung pada sumber dan wilayah. Pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli kesehatan lainnya sebelum menggunakan tanaman Belimbing Wuluh sebagai obat.

BELIMBING MANIS (Averrhoa carambola)

Tanaman Belimbing Manis (Averrhoa carambola) berasal dari Asia Tenggara, khususnya dari wilayah yang mencakup Indonesia, Malaysia, dan Sri Lanka. Sekarang, tanaman ini telah tersebar luas di berbagai wilayah tropis dan subtropis di seluruh dunia.

Klasifikasi dan Nama Daerah- Kingdom: Plantae
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Magnoliopsida
- Ordo: Geraniales
- Famili: Oxalidaceae
- Genus: Averrhoa
- Spesies: Averrhoa carambola

Kandungan Kimia- Vitamin C
- Flavonoid
- Polifenol
- Serat
- Mineral seperti kalium, magnesium, dan kalsium

Manfaat untuk Kesehatan- Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh: Vitamin C dalam belimbing manis membantu meningkatkan daya tahan tubuh.
- Mengatasi Masalah Pencernaan: Serat dalam belimbing manis membantu melancarkan pencernaan dan mencegah sembelit.
- Mengurangi Risiko Penyakit Jantung: Kalium dan magnesium dalam belimbing manis membantu menjaga tekanan darah dan detak jantung yang normal.
- Mengatasi Kanker: Antioksidan dan flavonoid dalam belimbing manis membantu melawan radikal bebas dan mengurangi risiko kanker.
- Mengatasi Masalah Kulit: Vitamin C dan antioksidan dalam belimbing manis membantu menjaga kesehatan kulit dan mengurangi peradangan.

Cara Konsumsi dan Dosis- Belimbing manis dapat dikonsumsi langsung sebagai buah atau dibuat menjadi jus.
- Tidak ada dosis spesifik untuk konsumsi belimbing manis, namun pastikan untuk mengonsumsinya dalam jumlah moderat.

Efek Samping- Orang yang memiliki masalah ginjal sebaiknya menghindari konsumsi belimbing manis karena kandungan asam oksalat yang tinggi.
- Konsumsi berlebihan dapat menyebabkan gangguan pencernaan dan interaksi dengan obat-obatan tertentu ¹.

BAYAM DURI (Amaranthus spinosus)

Tanaman Bayam Duri (Amaranthus spinosus) adalah spesies tanaman yang berasal dari famili Amaranthaceae. Berikut beberapa informasi tentang tanaman Bayam Duri:

Klasifikasi dan Nama Daerah- Kingdom: Plantae
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Magnoliopsida
- Ordo: Caryophyllales
- Famili: Amaranthaceae
- Genus: Amaranthus
- Spesies: Amaranthus spinosus

Nama daerah Bayam Duri berbeda-beda di setiap wilayah, seperti:
- Bayam Duri (Indonesia)
- Amaranth (Inggris)

Kandungan Kimia- Flavonoid
- Saponin
- Tanin
- Alkaloid
- Vitamin A, C, dan K
- Mineral (kalsium, fosfor, besi)

Manfaat untuk Kesehatan- Mengatasi masalah pencernaan (diare, sembelit)
- Mengurangi demam
- Mengatasi masalah kulit (jerawat, eksim)
- Anti-inflamasi dan antioksidan
- Meningkatkan sistem kekebalan tubuh
- Mengatasi anemia

Cara Konsumsi dan Dosis- Bayam Duri dapat dikonsumsi sebagai sayuran atau dibuat menjadi jus
- Rebusan daun Bayam Duri dapat diminum sebagai teh herbal
- Dosis yang dianjurkan:
- Rebusan daun Bayam Duri: 1-2 cangkir per hari
- Jus Bayam Duri: 1-2 gelas per hari

Efek Samping- Bayam Duri umumnya aman dikonsumsi, namun perlu diingat bahwa konsumsi berlebihan dapat menyebabkan gangguan pencernaan.
- Sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau ahli kesehatan lainnya sebelum mengonsumsi Bayam Duri sebagai obat, terutama untuk ibu hamil atau menyusui.

Perlu diingat bahwa informasi tentang tanaman Bayam Duri dapat bervariasi tergantung pada sumber dan wilayah. Pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli kesehatan lainnya sebelum menggunakan tanaman Bayam Duri sebagai obat.

BARU CINA (Artemisia vulgaris L)

Tanaman Baru Cina,, juga dikenal sebagai Artemisia vulgaris atau Mugwort, adalah spesies tanaman yang berasal dari Asia, Eropa, dan Afrika Utara. Tanaman ini telah digunakan dalam pengobatan tradisional selama ribuan tahun, terutama dalam pengobatan Cina.

Daun Baru Cina (Artemisia vulgaris L), memiliki beberapa nama daerah seperti ¹ ²:
- Nama Daerah
- Daun Baru Cina
- Daun Sundamala (Melayu)
- Beungkar Kucicing (Sunda)
- Suket Gajahan (Jawa)
- Kolo (Halmahera)
- Goro-goro Cina (Ternate)

Klasifikasi- Kingdom: Plantae
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Magnoliopsida
- Ordo: Asterales
- Famili: Asteraceae
- Genus: Artemisia
- Spesies: Artemisia vulgaris L.

Kandungan Kimia- Minyak atsiri (cadinene, cineole, terpineol)
- Tanin
- Flavonoid
- Alkaloid
- Saponin
- Triterpenoid
- Seskuiterpenoid
- Fenol

Manfaat untuk Kesehatan- Gangguan Haid: Mengatasi darah haid terlalu banyak, nyeri haid, datang bulan tidak teratur
- Kehamilan: Mengatasi pendarahan saat hamil, mencegah keguguran
- Meningkatkan Nafsu Makan: Menghangatkan badan, menghilangkan nyeri
- Mengobati Luka: Menghentikan pendarahan, mempercepat penyembuhan luka
- Anti-inflamasi: Mengurangi peradangan, demam
- Antibakteri: Mengatasi infeksi bakteri
- Kanker: Mengandung senyawa yang berpotensi menghambat pertumbuhan sel kanker

Cara Konsumsi dan Dosis

- Rebusan Daun: 1-2 sendok teh daun kering dalam 1 gelas air, diminum 1-2 kali sehari
- Simplisia: Sesuai dengan petunjuk penggunaan

Efek Samping- Ibu Hamil: Dapat menyebabkan kontraksi rahim dan keguguran
- Alergi: Dapat menyebabkan reaksi alergi pada beberapa orang
- Interaksi Obat: Dapat berinteraksi dengan obat-obatan lain, sehingga perlu konsultasi dengan dokter sebelum menggunakannya ³.

BANGLE (Zingiber purpureum)

Tanaman Bangle (Zingiber purpureum) adalah spesies tanaman yang berasal dari Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Berikut beberapa informasi tentang tanaman Bangle:

Klasifikasi dan Nama Daerah- Kingdom: Plantae
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Liliopsida
- Ordo: Zingiberales
- Famili: Zingiberaceae
- Genus: Zingiber
- Spesies: Zingiber purpureum

Nama daerah Bangle berbeda-beda di setiap wilayah, seperti:
- Bangle (Jawa)
- Bonggol bangle (Sunda)

Kandungan Kimia- Minyak atsiri
- Flavonoid
- Saponin
- Tanin

Manfaat untuk Kesehatan- Mengatasi masalah pencernaan (mual, muntah, diare)
- Anti-inflamasi dan antioksidan
- Mengurangi demam
- Mengatasi masalah kulit (jerawat, eksim)
- Meningkatkan sistem kekebalan tubuh

Cara Konsumsi dan Dosis- Rebusan rimpang Bangle dapat diminum sebagai teh herbal
- Simplisia Bangle dapat digunakan sebagai obat tradisional
- Dosis yang dianjurkan:
- Rebusan rimpang Bangle: 1-2 cangkir per hari
- Simplisia Bangle: sesuai dengan petunjuk penggunaan

Efek Samping- Penggunaan berlebihan dapat menyebabkan iritasi pada lambung
- Sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau ahli herbal sebelum mengonsumsi tanaman Bangle, terutama untuk ibu hamil atau menyusui.

Perlu diingat bahwa informasi tentang tanaman Bangle dapat bervariasi tergantung pada sumber dan wilayah. Pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli kesehatan lainnya sebelum menggunakan tanaman Bangle sebagai obat.

BANGKUANG (Pachyrhizus erosus)

Tanaman Bangkuang (Pachyrhizus erosus) adalah spesies tanaman yang berasal dari Amerika Tengah dan Selatan, namun telah menyebar ke berbagai wilayah tropis, termasuk Indonesia. Berikut beberapa informasi tentang tanaman Bangkuang:

Klasifikasi dan Nama Daerah- Kingdom: Plantae
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Magnoliopsida
- Ordo: Fabales
- Famili: Fabaceae
- Genus: Pachyrhizus
- Spesies: Pachyrhizus erosus

Nama daerah Bangkuang berbeda-beda di setiap wilayah, seperti:
- Bangkuang (Indonesia)
- Yam bean (Inggris)
- Jícama (Meksiko)

Kandungan Kimia- Karbohidrat
- Serat
- Vitamin C
- Mineral (kalium, fosfor)

Manfaat untuk Kesehatan- Mengatasi masalah pencernaan (sembelit, diare)
- Menjaga kesehatan jantung
- Mengurangi demam
- Anti-inflamasi
- Antioksidan
- Membantu menurunkan berat badan

Cara Konsumsi dan Dosis- Bangkuang dapat dikonsumsi langsung sebagai sayuran atau buah
- Dapat juga diolah menjadi jus atau salad
- Tidak ada dosis spesifik untuk konsumsi Bangkuang, namun pastikan untuk mengonsumsinya dalam jumlah moderat.

Efek Samping- Tidak ada efek samping yang signifikan dilaporkan, namun perlu diingat bahwa konsumsi berlebihan dapat menyebabkan gangguan pencernaan.
- Pastikan untuk membersihkan Bangkuang dengan baik sebelum dikonsumsi untuk menghindari risiko kontaminasi bakteri.

Perlu diingat bahwa informasi tentang tanaman Bangkuang dapat bervariasi tergantung pada sumber dan wilayah. Pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli kesehatan lainnya sebelum menggunakan tanaman Bangkuang sebagai obat.

BAMBU TALI (Gigantochloa apus)

Tanaman Bambu Tali (Gigantochloa apus) adalah spesies tanaman bambu yang tersebar luas di Indonesia dan Asia tropis. Berikut beberapa informasi tentang tanaman Bambu Tali:

Klasifikasi dan Nama Daerah- Kingdom: Plantae
- Kelas: Liliopsida
- Ordo: Poales
- Famili: Poaceae
- Genus: Gigantochloa
- Spesies: Gigantochloa apus

Nama daerah Bambu Tali berbeda-beda di setiap wilayah, seperti:
- Awi tali (Sunda)
- Pring tali, pring apus, pring apes, deling apus, deling tangsul (Jawa)
- Perreng tale (Madura)
- Tiying tali, tiying tlantan (Bali)

Kandungan Kimia- Asam lemak jenuh dan tidak jenuh (asam palmitat, asam stearat, asam oleat)
- Saponin
- Asparagine
- Glukosa
- Fruktosa
- 5-methoxymethylfurfural
- β-sitosterol

Manfaat untuk Kesehatan- Mengobati batuk dan batuk darah TBC paru
- Mengatasi sakit tenggorokan
- Mengurangi demam
- Mengobati kanker payudara, kanker limpa, dan kanker darah
- Membersihkan paru-paru
- Mengatasi kencing manis

Cara Konsumsi dan Dosis- Rebusan umbi Bambu Tali: 6-12 gram umbi kering direbus dengan 2 gelas air hingga tersisa 1 gelas. Minum air rebusannya saat hangat, 1-2 kali sehari.
- Untuk mengobati kanker payudara, kanker limpa, dan kanker darah: 20-40 gram umbi Bambu Tali kering direbus dengan 2 gelas air hingga tersisa 1 gelas. Minum air rebusannya sekaligus 1 gelas sehari.

Efek Samping- Penderita batuk karena flu sebaiknya tidak menggunakan ramuan dari Bambu Tali
- Penggunaan berlebihan dapat menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan, sehingga perlu konsultasi dengan dokter atau ahli herbal sebelum menggunakannya ¹.

BALSEM (Clausena anisata)

Akar wangi (Senega paniculata) - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Balsem (Clausena anisata) adalah spesies tanaman yang berasal dari Afrika dan Asia Tropis. Berikut beberapa informasi tentang tanaman Balsem:

Klasifikasi:

- Kingdom: Plantae
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Magnoliopsida
- Ordo: Rutales
- Famili: Rutaceae
- Genus: Clausena
- Spesies: Clausena anisata

Nama Daerah:

- Balsem (Indonesia)
- Wansem (Jawa)

Kandungan Kimia:

- Minyak atsiri
- Alkaloid
- Flavonoid
- Saponin
- Tanin

Manfaat untuk Kesehatan:

- Mengatasi masalah kesehatan kulit (luka, jerawat)
- Anti-inflamasi dan antioksidan
- Mengatasi masalah saluran pernapasan (batuk, pilek)
- Mengurangi demam
- Meningkatkan sistem kekebalan tubuh
- Mengatasi nyeri otot dan sendi

Cara Konsumsi:

- Daun Balsem dapat digunakan sebagai obat luar untuk mengatasi masalah kulit
- Rebusan daun Balsem dapat diminum sebagai teh herbal
- Ekstrak tanaman dapat digunakan sebagai obat herbal

Dosis yang Dianjurkan:

- Rebusan daun Balsem: 1-2 cangkir per hari
- Ekstrak tanaman: sesuai dengan petunjuk penggunaan

Efek Samping:

- Penggunaan berlebihan dapat menyebabkan iritasi pada kulit dan mata
- Sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau ahli herbal sebelum mengonsumsi tanaman Balsem.

Perlu diingat bahwa informasi tentang tanaman Balsem dapat bervariasi tergantung pada sumber dan wilayah. Pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli kesehatan lainnya sebelum menggunakan tanaman Balsem sebagai obat.

BAKUNG (Crinum asiaticum)

Tanaman Bakung (Crinum asiaticum) adalah spesies tanaman yang berasal dari Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Berikut beberapa informasi tentang tanaman Bakung:

Klasifikasi:

- Kingdom: Plantae
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Liliopsida
- Ordo: Amaryllidales
- Famili: Amaryllidaceae
- Genus: Crinum
- Spesies: Crinum asiaticum

Nama Daerah:

- Bakung (Indonesia)
- Bawang bakung (Melayu)
- Bawang hutan (Sunda)

Kandungan Kimia:

- Alkaloid (likorin, krinamin)
- Flavonoid
- Saponin
- Tanin

Manfaat untuk Kesehatan:

- Mengatasi masalah kesehatan kulit (luka, jerawat)
- Anti-inflamasi dan antioksidan
- Mengatasi masalah saluran pernapasan (batuk, pilek)
- Mengurangi demam
- Meningkatkan sistem kekebalan tubuh

Cara Konsumsi:

- Rebusan umbi Bakung dapat diminum sebagai teh herbal
- Ekstrak tanaman dapat digunakan sebagai obat herbal
- Simplisia dapat digunakan sebagai obat tradisional
- Penggunaan luar: mengoleskan getah Bakung pada luka atau kulit yang terkena penyakit

Dosis yang Dianjurkan:

- Rebusan umbi Bakung: 1-2 cangkir per hari
- Ekstrak tanaman: sesuai dengan petunjuk penggunaan

Efek Samping:

- Getah Bakung dapat menyebabkan iritasi pada kulit dan mata
- Penggunaan berlebihan dapat menyebabkan mual, muntah, dan diare
- Sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau ahli herbal sebelum mengonsumsi tanaman Bakung.

Perlu diingat bahwa informasi tentang tanaman Bakung dapat bervariasi tergantung pada sumber dan wilayah. Pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli kesehatan lainnya sebelum menggunakan tanaman Bakung sebagai obat.

BABADOTAN (Ageratum conyzoides)

Tanaman Babadotan (Ageratum conyzoides) adalah spesies tanaman yang berasal dari wilayah tropis Amerika, terutama Brasil, dan telah menyebar ke berbagai wilayah di Indonesia. Berikut beberapa informasi tentang tanaman Babadotan:

Klasifikasi:

- Kingdom: Plantae
- Ordo: Asterales
- Familia: Asteraceae
- Genus: Ageratum
- Spesies: Ageratum conyzoides

Nama Daerah:

- Babadotan (Sunda)
- Bandotan (Jawa)
- Dus bedusan (Madura)
- Daun tombak, siangit, tombak jantan, siangik kahwa, rumput tahi ayam (Sumatra)
- Berokan, tempuyak, lawet, rukut manooe, rukut weru sopi (Sulawesi)

Kandungan Kimia:

- Flavonoid
- Alkaloid
- Saponin
- Tanin
- Minyak atsiri
- Kumarin
- Eugenol
- Polifenol

Manfaat untuk Kesehatan:

- Mengatasi asam lambung dengan menetralisir asam lambung dan melindungi lapisan lambung
- Meredakan nyeri ulu hati dan peradangan pada lambung
- Mengatasi diare dan disentri
- Anti-inflamasi dan antioksidan
- Meningkatkan sistem kekebalan tubuh
- Membantu menyembuhkan luka pada kulit
- Mengatasi rematik dan bengkak akibat keseleo

Cara Konsumsi:

- Rebusan daun Babadotan dapat diminum sebagai teh herbal
- Ekstrak tanaman dapat digunakan sebagai obat herbal
- Simplisia dapat digunakan sebagai obat tradisional
- Penggunaan luar: menumbuk daun segar dan mengoleskannya pada luka

Dosis yang Dianjurkan:

- 1-2 gram daun Babadotan kering atau setara dengan 1-2 cangkir teh daun Babadotan per hari

Efek Samping:

- Tanaman Babadotan mengandung pyrrolizidine alkaloid (PA) yang bersifat hepatotoksik atau beracun bagi hati
- Penggunaan jangka panjang atau dosis tinggi dapat menyebabkan kerusakan hati dan ginjal
- Sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau ahli herbal sebelum mengonsumsi tanaman Babadotan ¹.

ASAM JAWA (Tamarindus indica)

Tanaman Asam Jawa (Tamarindus indica) adalah spesies tanaman yang berasal dari Afrika dan Asia Tropis. Berikut beberapa informasi tentang tanaman Asam Jawa:

Klasifikasi:

- Kingdom: Plantae
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Magnoliopsida
- Ordo: Fabales
- Famili: Fabaceae
- Genus: Tamarindus
- Spesies: Tamarindus indica

Nama Daerah:

- Asam Jawa (Indonesia)
- Asem (Jawa)
- Tamarind (Inggris)

Kandungan Kimia:

- Asam tartarat
- Asam sitrat
- Flavonoid
- Saponin
- Tanin

Manfaat untuk Kesehatan:

- Mengatasi masalah pencernaan (sembelit, dyspepsia)
- Mengurangi demam
- Mengatasi infeksi
- Anti-inflamasi
- Antioksidan
- Menjaga kesehatan jantung

Cara Konsumsi:

- Buah Asam Jawa dapat dimakan langsung atau digunakan sebagai bumbu masakan
- Rebusan buah Asam Jawa dapat diminum sebagai teh herbal
- Ekstrak tanaman dapat digunakan sebagai obat herbal

Dosis yang Dianjurkan:

- Rebusan buah Asam Jawa: 1-2 cangkir per hari
- Ekstrak tanaman: sesuai dengan petunjuk penggunaan

Efek Samping:

- Asam Jawa dapat menyebabkan reaksi alergi pada beberapa orang
- Konsumsi Asam Jawa dalam jumlah besar dapat menyebabkan gangguan pencernaan
- Perlu diingat bahwa Asam Jawa dapat berinteraksi dengan beberapa obat-obatan, seperti obat pengencer darah.

Perlu diingat bahwa informasi tentang tanaman Asam Jawa dapat bervariasi tergantung pada sumber dan wilayah. Pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli kesehatan lainnya sebelum menggunakan tanaman Asam Jawa sebagai obat.

ANYANG ANYANG (Eleusine indica)

Tanaman Anyang-Anyang (Eleusine indica) adalah spesies tanaman yang berasal dari Afrika dan Asia Tropis. Berikut beberapa informasi tentang tanaman Anyang-Anyang:

Klasifikasi:

- Kingdom: Plantae
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Liliopsida
- Ordo: Poales
- Famili: Poaceae
- Genus: Eleusine
- Spesies: Eleusine indica

Nama Daerah:

- Anyang-Anyang (Indonesia)
- Jukut jukutan (Sunda)
- Rumput belulang (Melayu)

Kandungan Kimia:

- Flavonoid
- Saponin
- Tanin
- Asam fenolik

Manfaat untuk Kesehatan:

- Mengatasi masalah ginjal dan saluran kemih
- Mengurangi demam
- Mengatasi infeksi
- Anti-inflamasi
- Antioksidan

Cara Konsumsi:

- Rebusan akar Anyang-Anyang dapat diminum sebagai teh herbal
- Ekstrak tanaman dapat digunakan sebagai obat herbal
- Tanaman Anyang-Anyang dapat digunakan sebagai obat luar untuk mengatasi luka dan infeksi

Dosis yang Dianjurkan:

- Rebusan akar Anyang-Anyang: 1-2 cangkir per hari
- Ekstrak tanaman: sesuai dengan petunjuk penggunaan

Efek Samping:

- Tidak ada efek samping yang signifikan dilaporkan, namun perlu diingat bahwa penggunaan tanaman herbal harus dengan pengawasan dokter atau ahli kesehatan lainnya, terutama untuk ibu hamil, menyusui, atau memiliki kondisi medis tertentu.

Perlu diingat bahwa informasi tentang tanaman Anyang-Anyang dapat bervariasi tergantung pada sumber dan wilayah. Pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli kesehatan lainnya sebelum menggunakan tanaman Anyang-Anyang sebagai obat.

ANTING ANTING (Acalypha indica)

Tanaman Anting-Anting (Acalypha indica) adalah spesies tanaman yang berasal dari Asia Tropis. Berikut beberapa informasi tentang tanaman Anting-Anting:

Klasifikasi:

- Kingdom: Plantae
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Magnoliopsida
- Ordo: Malpighiales
- Famili: Euphorbiaceae
- Genus: Acalypha
- Spesies: Acalypha indica

Nama Daerah:

- Anting-Anting (Indonesia)
- Kucing-kucingan (Jawa)
- Kuping tikus (Sunda)

Kandungan Kimia:

- Flavonoid
- Alkaloid
- Saponin
- Tanin

Manfaat untuk Kesehatan:

- Mengatasi masalah kulit (jerawat, eksim)
- Mengurangi peradangan dan nyeri
- Mengatasi masalah pencernaan
- Antioksidan
- Mengatasi masalah saluran kemih

Cara Konsumsi:

- Daun Anting-Anting dapat digunakan sebagai obat luar untuk mengatasi masalah kulit
- Rebusan daun Anting-Anting dapat diminum sebagai teh herbal
- Ekstrak tanaman dapat digunakan sebagai obat herbal

Dosis yang Dianjurkan:

- Rebusan daun Anting-Anting: 1-2 cangkir per hari
- Ekstrak tanaman: sesuai dengan petunjuk penggunaan

Efek Samping:

- Tidak ada efek samping yang signifikan dilaporkan, namun perlu diingat bahwa penggunaan tanaman herbal harus dengan pengawasan dokter atau ahli kesehatan lainnya, terutama untuk ibu hamil, menyusui, atau memiliki kondisi medis tertentu.

Perlu diingat bahwa informasi tentang tanaman Anting-Anting dapat bervariasi tergantung pada sumber dan wilayah. Pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli kesehatan lainnya sebelum menggunakan tanaman Anting-Anting sebagai obat.

ANGGRUNG (Heliconia psittacorum)

Tanaman Anggrung (Heliconia psittacorum) adalah spesies tanaman yang berasal dari Amerika Selatan. Berikut beberapa informasi tentang tanaman Anggrung:

Klasifikasi:

- Kingdom: Plantae
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Liliopsida
- Ordo: Zingiberales
- Famili: Heliconiaceae
- Genus: Heliconia
- Spesies: Heliconia psittacorum

Nama Daerah:

- Anggrung (Indonesia)
- Heliconia (Inggris)
- Parrot's Beak (Inggris)

Kandungan Kimia:

- Flavonoid
- Saponin
- Tanin
- Alkaloid

Manfaat untuk Kesehatan:

- Mengatasi masalah kesehatan kulit (luka, jerawat)
- Mengurangi peradangan dan nyeri
- Mengatasi masalah pencernaan
- Antioksidan

Cara Konsumsi:

- Bunga Anggrung dapat digunakan sebagai obat luar untuk mengatasi luka dan jerawat
- Rebusan daun Anggrung dapat diminum sebagai teh herbal
- Ekstrak tanaman dapat digunakan sebagai obat herbal

Dosis yang Dianjurkan:

- Rebusan daun Anggrung: 1-2 cangkir per hari
- Ekstrak tanaman: sesuai dengan petunjuk penggunaan

Efek Samping:

- Tidak ada efek samping yang signifikan dilaporkan, namun perlu diingat bahwa penggunaan tanaman herbal harus dengan pengawasan dokter atau ahli kesehatan lainnya, terutama untuk ibu hamil, menyusui, atau memiliki kondisi medis tertentu.

Perlu diingat bahwa informasi tentang tanaman Anggrung dapat bervariasi tergantung pada sumber dan wilayah. Pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli kesehatan lainnya sebelum menggunakan tanaman Anggrung sebagai obat.

Namun, perlu diingat bahwa tanaman Anggrung lebih umum digunakan sebagai tanaman hias daripada sebagai obat. Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut atau ingin mengetahui lebih banyak tentang tanaman ini, silakan bertanya!

ANDONG (Cordyline fruticosa)

Tanaman Andong (Cordyline fruticosa) adalah spesies tanaman yang berasal dari Asia Tenggara dan Pasifik. Berikut beberapa informasi tentang tanaman Andong:

Klasifikasi:

- Kingdom: Plantae
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Liliopsida
- Ordo: Asparagales
- Famili: Asparagaceae
- Genus: Cordyline
- Spesies: Cordyline fruticosa

Nama Daerah:

- Andong (Indonesia)
- Hanjuang (Sunda)
- Ti (Jawa)

Kandungan Kimia:

- Flavonoid
- Saponin
- Tanin
- Alkaloid

Manfaat untuk Kesehatan:

- Mengatasi masalah kesehatan kulit (luka, jerawat)
- Mengurangi peradangan dan nyeri
- Mengatasi masalah pencernaan
- Antioksidan

Cara Konsumsi:

- Daun Andong dapat digunakan sebagai obat luar untuk mengatasi luka dan jerawat
- Rebusan akar Andong dapat diminum sebagai teh herbal
- Ekstrak tanaman dapat digunakan sebagai obat herbal

Dosis yang Dianjurkan:

- Rebusan akar Andong: 1-2 cangkir per hari
- Ekstrak tanaman: sesuai dengan petunjuk penggunaan

Efek Samping:

- Tidak ada efek samping yang signifikan dilaporkan, namun perlu diingat bahwa penggunaan tanaman herbal harus dengan pengawasan dokter atau ahli kesehatan lainnya, terutama untuk ibu hamil, menyusui, atau memiliki kondisi medis tertentu.

Perlu diingat bahwa informasi tentang tanaman Andong dapat bervariasi tergantung pada sumber dan wilayah. Pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli kesehatan lainnya sebelum menggunakan tanaman Andong sebagai obat.

AVOKAD (Persea americana)

Tanaman Avokad (Persea americana) adalah spesies tanaman yang berasal dari Amerika Tengah dan Selatan. Berikut beberapa informasi tentang tanaman Avokad:

Klasifikasi:

- Kingdom: Plantae
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Magnoliopsida
- Ordo: Laurales
- Famili: Lauraceae
- Genus: Persea
- Spesies: Persea americana

Nama Daerah:

- Avokad (Indonesia)
- Alpukat (Jawa)
- Avocado (Inggris)

Kandungan Kimia:

- Lemak sehat (asam oleat, asam linoleat)
- Vitamin (C, E, K, B6)
- Mineral (kalium, magnesium, fosfor)
- Antioksidan (polifenol, karotenoid)

Manfaat untuk Kesehatan:

- Menjaga kesehatan jantung dengan menurunkan kadar kolesterol jahat
- Mengurangi inflamasi dan meningkatkan fungsi otak
- Mendukung kesehatan kulit dan rambut
- Membantu menurunkan berat badan dengan meningkatkan rasa kenyang
- Mengandung antioksidan yang dapat melindungi dari kerusakan sel - - Bijinya dapat dikeringkan sebagai obat diabetes

Cara Konsumsi:

- Buah avokad dapat dimakan langsung atau digunakan sebagai bahan masakan
- Jus avokad dapat diminum sebagai minuman sehat
- Minyak avokad dapat digunakan sebagai minyak goreng atau perawatan kulit

Dosis yang Dianjurkan:

- Tidak ada dosis spesifik yang dianjurkan, namun konsumsi 1-2 buah avokad per hari dapat memberikan manfaat kesehatan.

Efek Samping:

- Avokad umumnya aman untuk dikonsumsi, namun dapat menyebabkan reaksi alergi pada beberapa orang.
- Konsumsi avokad dalam jumlah besar dapat menyebabkan peningkatan kalori dan berat badan.
- Perlu diingat bahwa avokad dapat berinteraksi dengan beberapa obat-obatan, seperti obat pengencer darah.

Perlu diingat bahwa informasi tentang tanaman Avokad dapat bervariasi tergantung pada sumber dan wilayah. Pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli kesehatan lainnya sebelum menggunakan avokad sebagai obat atau suplemen.

ALANG ALANG (Imperata cylindrica)

Tanaman Alang-Alang (Imperata cylindrica) adalah spesies tanaman yang berasal dari Asia Tenggara dan telah menyebar ke berbagai wilayah tropis dan subtropis di dunia. Berikut beberapa informasi tentang tanaman Alang-Alang:

Klasifikasi:

- Kingdom: Plantae
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Liliopsida
- Ordo: Poales
- Famili: Poaceae
- Genus: Imperata
- Spesies: Imperata cylindrica

Nama Daerah:

- Alang-Alang (Indonesia)
- Ilalang (Jawa)
- Kunai (Papua)
- Cogon Grass (Inggris)

Kandungan Kimia:

- Flavonoid
- Saponin
- Tanin
- Asam fenolik
- Polisakarida

Manfaat untuk Kesehatan:

- Mengatasi masalah ginjal dan saluran kemih
- Mengurangi demam
- Mengatasi infeksi
- Anti-inflamasi
- Antioksidan
- Mengurangi perdarahan

Cara Konsumsi:

- Rebusan akar Alang-Alang dapat diminum sebagai teh herbal
- Ekstrak tanaman dapat digunakan sebagai obat herbal
- Akar Alang-Alang dapat digunakan sebagai obat luar untuk mengatasi luka dan perdarahan

Dosis yang Dianjurkan:

- Rebusan akar Alang-Alang: 1-2 cangkir per hari
- Ekstrak tanaman: sesuai dengan petunjuk penggunaan

Efek Samping:

- Tidak ada efek samping yang signifikan dilaporkan, namun perlu diingat bahwa penggunaan tanaman herbal harus dengan pengawasan dokter atau ahli kesehatan lainnya, terutama untuk ibu hamil, menyusui, atau memiliki kondisi medis tertentu.

Perlu diingat bahwa informasi tentang tanaman Alang-Alang dapat bervariasi tergantung pada sumber dan wilayah. Pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli kesehatan lainnya sebelum menggunakan tanaman Alang-Alang sebagai obat.

AJERAN (Bidens Pilosa)

Tanaman Ketul (Bidens pilosa) adalah spesies tanaman yang berasal dari Amerika Selatan dan telah menyebar ke berbagai wilayah tropis dan subtropis di dunia. Berikut beberapa informasi tentang tanaman Ketul:

Klasifikasi:

- Kingdom: Plantae
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Magnoliopsida
- Ordo: Asterales
- Famili: Asteraceae
- Genus: Bidens
- Spesies: Bidens pilosa

Nama Daerah:

- Ketul (Indonesia)
- Ajiran (Jawa)
- Hareuga (Sunda)
- Spanish Needle (Inggris)

Kandungan Kimia:

- Flavonoid
- Saponin
- Tanin
- Alkaloid
- Polifenol

Manfaat untuk Kesehatan:

- Mengatasi masalah pencernaan (diare, sembelit, sakit perut)
- Mengurangi demam
- Mengatasi infeksi (batuk, sakit gigi)
- Mengurangi peradangan dan nyeri
- Antioksidan

Cara Konsumsi:

- Daun muda dapat dikonsumsi sebagai sayuran atau salad
- Rebusan daun dan batang dapat diminum sebagai teh herbal
- Ekstrak tanaman dapat digunakan sebagai obat herbal

Dosis yang Dianjurkan:

- Rebusan daun dan batang: 1-2 cangkir per hari
- Ekstrak tanaman: sesuai dengan petunjuk penggunaan

Efek Samping:

- Tidak ada efek samping yang signifikan dilaporkan, namun perlu diingat bahwa penggunaan tanaman herbal harus dengan pengawasan dokter atau ahli kesehatan lainnya, terutama untuk ibu hamil, menyusui, atau memiliki kondisi medis tertentu.

Perlu diingat bahwa informasi tentang tanaman Ketul dapat bervariasi tergantung pada sumber dan wilayah. Pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli kesehatan lainnya sebelum menggunakan tanaman Ketul sebagai obat.

ADAS (Foeniculum Vulgare Mill)

Kategori: Tanaman Obat

Adas (Foeniculum Vulgare Mill)

Asal Usul Tanaman Adas
Tanaman adas (Foeniculum vulgare) berasal dari wilayah Mediterania dan telah dibudidayakan selama ribuan tahun di berbagai wilayah dunia. Tanaman ini dikenal karena biji dan daunnya yang memiliki aroma dan rasa yang khas.

Klasifikasi dan Nama Lain
- Nama ilmiah: Foeniculum vulgare
- Famili: Apiaceae
- Nama lain: Adas, fennel, atau fenel

Kandungan Kimia dan Manfaatnya
Tanaman adas mengandung senyawa aktif seperti: - Minyak atsiri (anethol)
- Flavonoid
- Fenol
- Vitamin C
- Vitamin A
- Mangan

Manfaatnya meliputi:
1. Menyehatkan jantung dengan menurunkan risiko penyakit jantung
2. Mencegah kanker dengan kandungan antikanker
3. Menyehatkan tulang dengan kandungan kalsium, magnesium, dan fosfor
4. Memperlancar produksi ASI
5. Meningkatkan kekebalan tubuh dengan kandungan antioksidan 6. Membantu menurunkan berat badan dengan kandungan serat 7. Mengobati anemia dengan kandungan zat besi
8. Mengatasi gangguan pernapasan seperti batuk dan bronkitis
9. Mencerahkan kulit dan meningkatkan kesehatan kulit
10. Mengandung antioksidan yang membantu melindungi tubuh dari stres oksidatif
11. Meningkatkan fungsi otak dengan kandungan kalium

Cara Konsumsi atau Pemakaian
- Teh herbal: Rebus adas dengan air panas dan tambahkan bahan lain seperti jahe, kayu manis, dan lada hitam.
- Bumbu masakan: Gunakan adas sebagai bumbu untuk berbagai masakan.
- Obat tradisional: Gunakan adas sebagai obat tradisional untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan.

Efek Samping
- Efek samping adas umumnya ringan, namun konsumsi berlebihan dapat menyebabkan reaksi alergi atau interaksi dengan obat-obatan tertentu.
- Sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau ahli herbal sebelum menggunakan adas sebagai pengobatan, terutama jika Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu atau sedang mengonsumsi obat-obatan.

Tanaman Obat

Temukan Kekuatan Alam

Solusi Herbal untuk Kehidupan

Tentang HERBANUS

Pengetahuan Mendalam

Resep Teruji

Panduan Lengkap

Komitmen Kami untuk Masa Depan yang Berkelanjutan

Visi

Misi

Tujuan

Melestarikan Tanaman Herbal

Pengembangan Obat-obatan Alami

Edukasi dan Pelatihan

Kegiatan Yayasan Herbal Nusantara

Penelitian dan Pengembangan

Konservasi Alam

Edukasi dan Pelatihan

Pengembangan Produk Herbal

Kerja Sama dengan Pemerintah dan Lembaga

Pengembangan Komunitas

Pengawasan dan Pengendalian

Struktur Organisasi

PEMBINA

KETUA

WAKIL KETUA

SEKRETARIS

BENDAHARA

SEKSI KEGIATAN

Keterangan Struktur Organisasi

Info Kegiatan

Kegiatan 1

Resep Herbal

Daftar Resep

PELANCAR DARAH

PEMULIHAN SEL YANG RUSAK

ANTI BIOTIK

OBAT TIDUR

HERBAL ANTI RADANG

HERBAL PENGHILANG NYERI (ANALGESIK)

PELANCAR DARAH

PEMULIHAN SEL YANG RUSAK

ANTI BIOTIK

OBAT TIDUR

HERBAL ANTI RADANG

HERBAL PENGHILANG NYERI (ANALGESIK)

Referensi

Daftar Referensi

LINK JURNAL PENELITIAN KHASIAT GENJE

LINK JURNAL PENELITIAN KHASIAT GENTEL PEUJIT

LINK JURNAL PENELITIAN KHASIAT GENDOLA

LINK JURNAL PENELITIAN KHASIAT GEMPUR BATU

LINK JURNAL PENELITIAN KHASIAT GATEP PAHIT

LINK JURNAL PENELITIAN KHASIAT GARUT

LINK JURNAL PENELITIAN KHASIAT GENJE

Antimikroba & Antifungi

Penyembuh Luka & Antioksidan

LINK JURNAL PENELITIAN KHASIAT GENTEL PEUJIT

Khasiat Farmakologis

Pemanfaatan Tradisional

LINK JURNAL PENELITIAN KHASIAT GENDOLA

Antidiabetik & Hipolipidemik

Antibakteri & Penyembuh Luka

Lainnya

LINK JURNAL PENELITIAN KHASIAT GEMPUR BATU

Peluruh Batu Ginjal

Anti-inflamasi & Antioksidan

Pemanfaatan Tradisional

LINK JURNAL PENELITIAN KHASIAT GATEP PAHIT

Senyawa Bioaktif & Toksisitas

Aktivitas Farmakologis

Pemanfaatan Lokal

LINK JURNAL PENELITIAN KHASIAT GARUT

Manfaat Diabetes & Nutrisi

Antioksidan & Aplikasi Kosmetik

Pengolahan Pangan

Kerjasama

Daftar Kerjasama

Belum Ada Kerjasama

Identifikasi Herbal

Daftar Identifikasi

YURE (Nerium indicum Mill /sinonim Nerium odorum Ait)

TOMAT (Solanum lycopersicum L.)

TERONG SAYUR (Solanum melongena L.)